Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan yang beragam di masing-masing daerah, dari Sabang sampai Merauke. Salah satu kebudayaan yang melegenda di masyarakat adalah karya sastra khususnya puisi rakyat. Puisi rakyat merupakan kesusastraan rakyat warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Seperti halnya sebuah puisi, puisi rakyat memiliki aspek kebahasaan yang disusun sedemikian rupa hingga menghasilkan susunan kata yang indah dan berirama. Berikut beberapa aspek kebahasaan yang ditemukan pada puisi rakyat antara lain;
Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bermaksud memberi suruhan. Kalimat ini dalam pantun biasanya menggunakan kata “segeralah, bergegaslah, dan lain-lain”.
Contoh :
Jalan-jalan ke Malaysia
Di jalan banyak pohonan rumpun
Banyak dosa hidup di dunia
Segeralah kita meminta ampun
Kalimat Saran
Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk melakukan suatu kebaikan. Kalimat saran dalam pantun biasanya menggunakan kata “sebaiknya, hendaklah, dan sebagainya”.
Contoh :
Angin bertiup kembangkan layar
Haluan menuju ke pekan
Hendaklah hidup berikhtiar
Lalu serahkan kepada Tuhan
Kalimat Ajakan
Kalimat ajakan adalah kalimat yang bertujuan untuk memengaruhi orang lain agar melakukan suatu perbuatan. Kalimat ajakan dalam pantun biasanya menggunakan kata “ayolah atau marilah”.
Contoh :
Beras di tanak menjadi nasi
Ayam bakar harum wanginya
Tinggal siapkan piring sebiji
Marilah kita makan bersama
Baca juga: Mengidentifikasi Karakter Puisi
Kalimat Seru
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan seperti senang, sedih, heran, dan kagum. Kalimat seru pada pantun biasanya ditandai dengan adanya kata “alangkah, betapa, dan sebagainya”.
Contoh :
Ramai orang bersorak-sorak
Menepuk gendang dengan rebana
Alangkah besar hati awak
Mendapat baju dan celana
Kalimat Larangan
Kalimat larangan adalah kalimat yang bertujuan melarang orang lain agar tidak melakukan sesuatu. Kalimat larangan dalam pantun biasanya ditandai dengan kata “janganlah atau hindarilah”.
Contoh :
Anak katak melompat-lompat
Hatinya riang di tepi telaga
Janganlah kita suka mengumpat
Kelak hilang seluruh pahala
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu. Kalimat majemuk yang banyak digunakan pada puisi rakyat adalah :
- Kalimat majemuk hubungan syarat yang ditandai dengan kata “jika, seandainya, asalkan, dan andaikan”.
Contoh :
Sungguh elok emas permata
Lagi elok intan baiduri
Sungguh elok budi bahasa
Jika dihias aqhlak terpuji
- Kalimat majemuk hubungan tujuan ditandai dengan adanya kata “agar, supaya, atau biar”.
Contoh :
Hari rabu memetik salak
Buahnya segar hilang dahaga
Hormati ibu dan juga bapak
Agar kelak masuk surga
- Kalimat majemuk konsensif dalam pantun biasanya ditandai dengan adanya kata “walaupun, meskipun, biarpun, kendalipun, dan sungguhpun”.
Contoh :
Walau banyak bunga ditaman
Bunga mawar masih dikenang
Walau banyak kupunya teman
Dalam hatiku dinda seorang
- Kalimat majemuk hubungan sebab dalam pantun biasanya ditandai dengan kata “sebab atau karena”.
Contoh :
Tanam ubi di halaman rumah
Bunga melati daunnya merah
Janganlah benci janganlah marah
Karena benci jadi masalah
- Kalimat majemuk hubungan perbandingan dalam pantun biasanya ditandai dengan kata “ibarat, seperti, bagaikan, bak, laksana, sebagaimana, atau lebih baik”.
Contoh :
Tumbuh merata si pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding
- Kalimat majemuk hubungan akibat dalam pantun biasanya ditandai dengan adanya kata “sehingga atau maka”.
Contoh :
Sungguh besar pohon gaharu
Batangnya kuat daunnya lebat
Dengar selalu nasihat guru
Maka ilmu akan kau dapat
- Kalimat majemuk hubungan cara dalam pantun biasanya ditandai dengan kata “dengan”.
Contoh :
Dengan apa membeli madu
Dengan uang dalam lemari
Dengan apa menuntut ilmu
Dengan semangat di dalam hati
Kata Hubung (Konjungsi)
Kata penghubung atau konjungsi adalah kata yang menggabungkan klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, serta paragraf dengan paragraf. Kata penghubung yang biasa digunakan pada puisi rakyat adalah :
- Kata penghubung yang menyatakan tujuan seperti “supaya, untuk, agar, dan guna”.
- Kata penghubung yang menyatakan sebab atau kausal seperti “sebab dan karena”.
- Kata penghubung yang menyatakan akibat seperti “sehingga, sampai, dan akibatnya”.
- Kata penghubung yang menyatakan syarat seperti “jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana”.
Contoh :
Sungguh indah syair setanggi
Menyusun kata bagai hiasan
Menuntut ilmu mestilah tinggi
Jangan dunia sebagai batasan
Puisi Rakyat merupakan karya sastra yang di dalamnya terdapat beberapa jenis bait dan juga baris. Dengan menggunakan kata yang indah yang diambil dari tema yang dibahas oleh penulis puisi tersebut. Di dalam puisi rakyat biasanya berisi amanat atau pesan sehingga sering kali ditemukan kalimat perintah, kalimat larangan, dan konjungsi.
- Kalimat perintah ialah kalimat yang mengandung makna memerintah atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai apa yang diinginkan oleh penutur atau penulisnya. Partikel lah digunakan sebagai kalimat perintah. Contoh: Buanglah sampah pada tempataya
- kalimat larangan ialah
Kalimat larangan adalah kalimat bermakna meminta atau memerintah seseorang untuk tidak melakukan atau melarang orang lain berbuat sesuatu. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Unsur Bahasa Puisi Rakyat", Klik untuk baca: //www.kompas.com/skola/read/2020/02/04/210000969/unsur-bahasa-puisi-rakyat?page=all. Penulis : Arum Sutrisni Putri Editor : Arum Sutrisni Putri Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: //bit.ly/3g85pkA
iOS: //apple.co/3hXWJ0L
kalimat bermakna meminta atau memerintah seseorang untuk tidak melakukan atau melarang orang lain berbuat sesuatu. Kalimat larangan biasanya ditandai kata larangan seperti kata jangan. Contoh: Jangan membuang di tengah jalan - Konjungsi dalam puisi rakyat ialah konjungsi subordinotif. Konjungsi subordinatif yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya. konjungsi subordinotif seperti kalau, jika, agar dan karena. Contoh: Kalau kita tidak mau bertanya.
Jadi, kaidah kebahasaan puisi rakyat di atas terdiri dari kalimat perintah, kalimat larangan, dan konjungsi.
03 April 2020 02:34
Pertanyaan
Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!
24
1
Jawaban terverifikasiMahasiswa/Alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
23 Januari 2022 06:55
Hai, Evelyne C. Kakak bantu jawab ya. Tiga kalimat yang digunakan dalam puisi rakyat ialah kalimat perintah yang digunakan untuk memerintah atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu, kalimat larangan yang digunakan untuk memerintah atau meminta seseorang untuk tidak melakukan sesuatu, dan kalimat ajakan yang digunakan untuk mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu. Cermati pembahasan berikut. Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Puisi rakyat dikenal juga sebagai puisi lama atau puisi tradisional. Puisi rakyat memiliki kaidah kebahasaan dalam penyusunannya, yaitu: 1. Kalimat perintah Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna memerintah atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai apa yang diinginkan oleh penutur atau penulisnya. 2. Menggunakan kalimat saran Kaliman saran bermakna menyuruh atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara memberikan saran. Kalimat ini ditandai dengan kata-kata seperti seharusnya, sebaiknya. 3. Menggunakan kalimat ajakan Kalimat ajakan adalah kalimat yang mengandung kata ajakan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Biasanya ditandai dengan kata-kata seperti ayo, ayolah, mari, marilah. 4. Menggunakan kalimat larangan Kalimat larangan adalah kalimat bermakna meminta atau memerintah seseorang untuk tidak melakukan atau melarang orang lain berbuat sesuatu. Biasanya kalimat ini ditandai denan kata-kata larangan seperti jangan. 5. Menggunakan pernyataan sopan Kalimat pernyataan sopan ini seperti kalimat perintah biasa namun terdengar lebih sopan. Agar menjadi kalimat yang sopan kalimat perlu ditambah dengan menggunakan kata-kata permohonan seperti mohon, tolong. 6. Menggunakan konjungsi Konjungsi merupakan kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat Berdasarkan pemaparan tersebut, tiga kalimat yang digunakan dalam puisi rakyat ialah kalimat perintah yang digunakan untuk memerintah atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu, kalimat larangan yang digunakan untuk memerintah atau meminta seseorang untuk tidak melakukan sesuatu, dan kalimat ajakan yang digunakan untuk mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tiga kalimat yang digunakan dalam puisi rakyat ialah kalimat perintah, kalimat larangan, kalimat ajakan. Semoga membantu :)
Balas