KOMPAS.com - Beberapa orang mengeluhkan susahnya tidur terlelap di malam hari. Show
Melansir Mayo Clinic, susah tidur dapat berupa mata sulit terpejam, tidur tak lelap, atau mudah terbangun dan sulit tidur kembali. Beberapa gangguan susah tidur itu disebut insomnia. Insomnia dapat membuat Anda merasa lelah, mengganggu suasana hati, dan bisa memengaruhi kesehatan. Baca juga: 5 Lagu Manjur Atasi Susah Tidur, dari Mozart sampai Chopin Wajar, jika Anda sesekali mengalami susah tidur. Bisa jadi Anda sedang stres, jam tidur terganggu, atau jadwal makan malam terlambat. Selain dipengaruhi faktor psikis dan gaya hidup, penyebab susah tidur juga bisa jadi tanda masalah kesehatan. Melansir berbagai sumber, berikut beberapa penyakit yang menyebabkan seseorang mengalami susah tidur: 1. SinusitisMelansir laman resmi Sleep Foundation, alergi atau sinusitis bisa membuat seseorang susah tidur di malam hari. Sinusitis adalah infeksi dan pembengkakan di saluran hidung (sinus) karena tersumbat. Gangguan ini menimbulkan rasa tidak nyaman saat bernapas karena hidung tersumbat. Penderita sinus atau alergi yang memicu pilek pun jadi susah tidur karena pernapasannya tak lancar. Baca juga: 5 Cara Menidurkan Bayi yang Susah Tidur 2. GERDGastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan kondisi saat asam lambung dari perut kembali naik ke kerongkongan. Melansir SehatQ, penderita GERD umumnya mengalami bagian dadanya terasa panas (heartburn) saat berbaring di tempat tidur. Sensasi panas tersebut dipicu naiknya asam lambung dari perut ke kerongkongan. 3. HipertiroidMasalah endokrin seperti hipertiroid atau kelenjar tiroid terlalu aktif juga bisa menyebabkan seseorang susah tidur di malam hari. Pasalnya, kelenjar tiroid yang terlalu aktif dapat menstimulasi sistem saraf. Dampaknya, penderitanya jadi merasa gelisah dan berkeringat di malam hari. Kombinasi antara gelisah dan keringat berlebihan di malam hari membuat tidur tak nyaman. Baca juga: Susah Tidur Saat Haid, Begini Posisi Tidur untuk Kurangi Nyeri Haid 4. Artritis dan fibromialgiaGangguan otot dan tulang seperti artritis dan fibromialgia dapat menjadi biang susah tidur. Konsumsi obat steroid yang dikonsumsi oleh penderita artrtis bisa memicu insomnia. Konsultasikan ke dokter untuk solusinya. Rasa sakit saat mencoba menggerakkan tubuh di atas tempat tidur juga membuat penderita artritis semakin susah memejamkan mata. Sementara bagi penderita fibromialgia, nyeri di ligamen dan tendon dapat menyebabkan penderita terbangun dan sulit tidur kembali karena merasakan sakit dan tubuhnya kaku. 5. Masalah sleep apneaGangguan tidur apnea (sleep apnea) adalah terhalangnya jalur pernapasan saat tidur yang membuat seseorang berhenti bernapas secara berkala. Akibatnya, kadar oksigen dalam tubuh penderitanya turun. Penurunan kadar oksigen tersebut membuat penderita jadi terbangun berkali-kali dan susah untuk tidur nyenyak. Baca juga: Susah Tidur di Malam Hari Terasa Mengganggu, Coba 7 Tips Mudah Berikut 6. DiabetesKadar gula darah yang tidak terkontrol pada penderita diabetes bisa menjadi penyebab susah tidur. Umumnya, para penderita diabetes mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil dan keringatnya berlebihan di malam hari. Bolak-balik ke kamar mandi ditambah keringat berlebih mengganggu kenyamanan tidur. 7. DemensiaDemensia adalah gangguan yang membuat penderitanya tidak mampu berpikir, berinteraksi, mengingat, dan kemampuan motoriknya berangsur-angsur menurun. Demensia tak hanya memengaruhi fungsi otak tetapi bisa menimbulkan insomnia. Sindrom sundowning yang dialami penderita demensia membuat penderita sulit tidur. Sindrom sundowning ditandai dengan kegelisahan, kekacauan pikiran (disorientasi), serta keinginan berkeliaran di sore dan malam hari. Baca juga: Bikin Susah Tidur, Begini 7 Cara Alami Mengatasi Batuk di Malam Hari 8. Gagal jantungPenyakit gagal jantung membuat cairan tubuh menumpuk dalam paru-paru dan jaringan tubuh. Penumpukan tersebut memicu sesak napas saat penderita berbaring di tempat tidur. Sehingga, penderitanya jadi susah tidur. Jika Anda mengalami gejala susah tidur karena penyakit di atas, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Masalah Tidur dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, 06 Maret 2022 Insomnia (susah tidur) adalah gangguan yang ditandai kesulitan untuk memulai atau menjaga tidur. Ini penyebab, gejala, pengobatan insomnia.
PengertianKeadaan sulit tidur atau insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur. Jumlah durasi waktu tidur yang dibutuhkan setiap orang memang berlainan. Akan tetapi, kebutuhan tidur orang dewasa rata-rata adalah 7- 8 jam per hari. Simak penjelasan lengkap soal apa itu insomnia di sini. PenyebabPenyebab sulit tidur/insomnia dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
Artikel Lainnya: Kondisi Medis yang Membuat Anda Susah Tidur GejalaTerdapat beberapa gejala sulit tidur yang umum dirasakan penderitanya, seperti:
Coba konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di atas via Tanya Dokter. Faktor RisikoBerikut adalah beberapa faktor risiko yang membuat seseorang sangat mungkin mengidap penyakit insomnia:
Orang yang berusia di atas 60-65 tahun lebih mungkin mengalami insomnia daripada orang yang lebih muda.
Penyakit kronis tertentu, khususnya yang melibatkan nyeri kronis derajat sedang hingga berat, dapat meningkatkan risiko terjadinya insomnia.
Obat-obatan seperti dekongestan, obat pelangsing, steroid, obat tekanan darah, teofilin, fenitoin dan levodopa dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan tidur.
Insomnia lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Kehamilan dan perubahan hormonal seperti sindrom pramenstruasi (PMS) atau menopause juga dapat mengganggu tidur.
Gangguan cemas, depresi, dan bipolar sangat berpotensi menimbulkan insomnia.
Perubahan waktu tidur yang tak teratur, merokok, dan peminum alkohol berat akan sangat mungkin mengalami insomnia.
Pekerja shift malam akan memaksa ritme biologis seseorang menjadi sedikit berantakan. Hal ini akan mengganggu siklus bangun dan tidur seseorang.
Jetlag adalah ketidakmampuan untuk tidur akibat melintasi banyak zona waktu dalam waktu singkat. Kondisi ini dapat mengganggu ritme biologis. Anda pun jadi tidak bisa tidur nyenyak sampai tubuh dapat menyesuaikan diri dengan zona waktu yang baru. Artikel Lainnya: Ini Alasannya Wanita Lebih Rentan Insomnia Dibanding Pria DiagnosisPenentuan diagnosis pada sulit tidur/ insomnia dapat dilakukan melalui serangkaian wawancara medis. Melalui wawancara ini dapat diketahui riwayat penyakit, riwayat pengobatan, dan pola tidur. Dokter mungkin akan meminta Anda mencatat jadwal tidur selama dua minggu atau lebih untuk melihat pola tidur. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium juga mungkin akan dilakukan jika Anda dicurigai menderita hipertiroid. PengobatanUntuk mengatasi sulit tidur, harus diketahui dulu penyebab agar pengobatan tepat sasaran. Secara umum penanganan terhadap insomnia dibagi menjadi beberapa cara, yaitu: 1. Perubahan Perilaku (Behaviour Therapy)Behaviour therapy merupakan terapi lini pertama untuk mengatasi insomnia. Terapi ini terdiri bisa dilakukan dengan membuat kebiasaan tidur yang baik. Misalnya, dengan membuat jadwal tidur yang teratur, menghindari aktivitas yang dapat membuat Anda tetap terbangun, dan membuat lingkungan yang nyaman untuk tidur. 2. Cognitive Behavioural TherapyTerapi ini membantu Anda mengontrol atau mengeliminasi pikiran negatif dan rasa khawatir yang membuat Anda tetap terjaga. 3. Teknik RelaksasiRelaksasi otot dan latihan pernapasan dapat mengurangi gangguan cemas. 4. Stimulus Control TherapyTerapi ini bertujuan untuk membatasi aktivitas di tempat tidur yang membuat Anda tetap terbangun. Selain itu, Anda juga akan diminta untuk menjadikan tempat tidur hanya untuk tidur dan melakukan aktivitas seksual. Bukan untuk membaca, bekerja, menonton TV, atau makan. 5. Pemberian Obat-obatanObat-obatan diberikan jika insomnia tidak berhasil diatasi dengan terapi. Obat tidur hanya boleh diberikan oleh dokter spesialis kejiwaan (psikiater) dan tetap berada dalam pengawasan dokter. Dokter biasanya tidak merekomendasikan penggunaan obat tidur dalam jangka waktu lama. Berikut adalah beberapa obat dari gangguan tidur yang mungkin diresepkan dokter:
Artikel Lainnya: Cara Alami Mengatasi Insomnia Tanpa Obat-obatan PencegahanPenyakit insomnia dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
KomplikasiBerikut adalah komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit susah tidur:
Kapan Harus ke Dokter?Setelah melakukan pencegahan atau pengobatan di rumah, Anda harus meminta pertolongan medis ke dokter apabila secara konsisten:
(HNS/AYU) Terakhir Diperbaharui: 18 Februari 2022 Diperbaharui: dr. Muhammad Iqbal Ramadhan Ditinjau Oleh: dr. Muhammad Iqbal Ramadhan Referensi:
Apa sebutan untuk orang yang susah tidur?Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk tidur. Kondisi ini membuat pengidapnya tidak memiliki waktu tidur yang dibutuhkan tubuh. Hal tersebut menyebabkan kondisi fisik pengidap insomnia menjadi tidak cukup fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.
Apa bedanya insomnia dan susah tidur?Susah Tidur Malam Tidak Selalu Berarti Insomnia
Namun sebenarnya susah tidur ketika malam hari tidak selalu berarti kita mengalami insomnia, lo, teman-teman. Insomnia merupakan gangguan tidur di mana kita merasa sangat sulit untuk tidur, sulit untuk tidur nyenyak, atau mengalami keduanya.
Insomnia bisa tidur jam berapa?penderitanya sering kali membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk bisa tidur. penderita hanya bisa tidur selama 6 jam atau kurang, setidaknya 3 hari berturut-turut dalam 1 bulan atau lebih. tidak merasa bugar setelah tidur dan/atau merasa lelah di siang hari meskipun memiliki waktu tidur yang cukup.
Tidak bisa tidur gejala penyakit apa?Kecemasan, stres, dan depresi adalah beberapa penyebab paling umum dari insomnia kronis. Memiliki kesulitan tidur juga dapat membuat kecemasan, stres, dan gejala depresi bertambah buruk. Penyebab emosional dan psikologis umum lainnya termasuk kemarahan, kekhawatiran, kesedihan, gangguan bipolar, dan trauma.
|