Orang yang menemukan Nabi Musa ketika masih kecil yang tersimpan di dalam peti adalah

Asked by wiki @ 23/08/2021 in Sejarah viewed by 8581 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in Sejarah viewed by 3650 persons

Asked by wiki @ 23/08/2021 in Sejarah viewed by 3346 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in Sejarah viewed by 1812 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in Sejarah viewed by 1761 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in Sejarah viewed by 1512 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in Sejarah viewed by 1476 persons

Asked by wiki @ 31/07/2021 in Sejarah viewed by 1241 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in Sejarah viewed by 1150 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in Sejarah viewed by 1108 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in Sejarah viewed by 1050 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in Sejarah viewed by 1037 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in Sejarah viewed by 1036 persons

Asked by wiki @ 08/08/2021 in Sejarah viewed by 1032 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in Sejarah viewed by 1011 persons

AKURAT.CO, Di balik perjalanan hidupnya yang dikenal sebagai seburuk-buruknya manusia, siapa sangka Firaun mempunyai seorang istri yang beriman kepada Allah Azza wa Jalla.

Dialah Asiyah binti Muzahim yang menurut Rasulullah dalam hadisnya menjadi salah satu dari empat perempuan mulia.

Dalam riwayat tersebut dikatakan, "Pemuka wanita ahli surga ada empat. Ia adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulullah, Khadijah binti Khawailid dan Asiyah (istri Firaun)." (HR. Hakim dan Muslim).

Meski suaminya adalah orang yang kejam dan bengis, Asiyah dikenal sebagai sosok perempuan yang sabar, santun berbudi pekerti luhur, penyayang, dan penuh keteguhan untuk senantiasa berada di jalan Allah.

Mulanya, Asiyah di merasa bahagia setelah menikah dengan Firaun. Namun ketika raja kejam itu mengaku sebagai Tuhan, Asiyah mulai merasa resah dan perlahan kebahagiaannya luntur.

Ia dipaksa mengakui bahwa suaminya itu adalah Tuhan. Tetapi karena keimanan yang ada di hati Asiyah, ia tetap menolak hingga rela mendapat perlakuan yang tidak sepantasnya dari Firaun.

Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Firaun mengikat istrinya dengan besi sebanyak 4 ikatan, pada kedua tangan dan kedua kakinya. Jika ia telah meninggalkan Asiyah terbelenggu maka para malikat menaunginya." (HR. Abu Ya’la).

Selain itu, Asiyah merupakan perempuan yang menyelamatkan Nabi Musa as ketika masih bayi dari tangan kejam Firaun.

Saat itu, Asiyah menemukan bayi Nabi Musa di dalam sebuah keranjang. Hampir saja Nabi Musa akan dibunuh oleh Firaun karena sang raja takut jika takhtanya akan direbut Nabi Musa kelak di kemudian hari. Namun, Asiyah berhasil merayu Firaun sehingga Nabi Musa tidak jadi dibunuh oleh Firaun.

Kisah ini diabadikan Allah dalam Surah Al-Qashash ayat 9:

"Dan berkatalah istri Firaun; "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak." Sedang mereka tiada menyadari." (QS. Al-Qashash: 9).

Karena ketegarannya menghadapi seorang suami yang selalu menyiksanya, Asiyah pernah berdoa kepada Allah sebagaimana yang termaktub dalam Surah At-Tahrim ayat 11.

Asiyah berdoa, "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.' (Q.S. At-Tahrim: 11).

Wallahu a'lam.[]

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Firaun di dalam tidurnya bermimpi tentang datangnya api dari arah Baitul Muqaddas, lalu membakar seluruh rumah di Mesir dan semua rumah milik bangsa Qibthi. Tetapi api tersebut tidak membahayakan bani Israil.

Para dukun lalu menafsirkan mimpi itu. Mereka mengatakan akan ada seorang anak yang dilahirkan di kalangan bani Israil, anak itu akan menjadi penyebab hancurnya bangsa Mesir. Kisah ini diceritakan Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam bukunya Al-Bidayah Wan-Nihayah yang diringkas Ahmad Al Khani.

Firaun kemudian memerintahkan pasukannya untuk membunuh seluruh bayi laki-laki. Firaun memerintahkan untuk melakukan pembunuhan bayi laki-laki dalam jangka waktu setahun. Setahun kemudian berhenti, dan satu tahun selanjutnya melakukan pembunuhan bayi laki-laki lagi.

Nabi Harun dilahirkan pada tahun saat pembunuhan bayi laki-laki sedang dihentikan. Sedangkan Nabi Musa dilahirkan pada tahun pembunuhan bayi laki-laki harus dijalankan.

Kemudian Allah memberikan kata-kata penghibur di dalam hati ibu Nabi Musa. "Janganlah engkau takut dan bersedih, karena jika anak laki-laki kamu hilang, Allah akan mengembalikannya kepadamu. Allah akan menjadikannya seorang Nabi dan Rasul."

Lalu, Nabi Musa yang masih bayi dimasukan dalam peti kayu dan dihanyutkan ke sungai Nil oleh ibunya. Nabi Musa yang hanyut ditemukan oleh para dayang dalam keadaan tersimpan di dalam peti kayu yang tertutup.

Ketika istri Firaun melihat bayi Nabi Musa, ia sangat mencintainya. Namun ketika Firaun melihatnya, ia langsung memerintahkan untuk membunuh bayi tersebut. Akan tetapi istrinya memintanya dari Firaun dan melindunginya dengan berkata, "ia adalah penyejuk mata hati bagi aku dan bagi kamu."

وَقَالَتِ امْرَاَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّيْ وَلَكَۗ لَا تَقْتُلُوْهُ ۖعَسٰٓى اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

Dan istri Firaun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari. (QS Al-Qasas: 9).

Baik istri Firaun maupun Firaun, tidak menyadari bayi tersebut akan menjadi Nabi dan Rasul.

Firaun berkata, "Bagi kamu, ia (bayi Nabi Musa) sangat baik, namun bagi aku tidak."

Ketika Nabi Musa telah berada di rumah Firaun, mereka hendak memberinya makan dengan susu, namun bayi Nabi Musa tidak mau menyusu dan makan. Maka bayi Nabi Musa dibawa ke pasar dengan para pengawal dan para wanita.

Saudara perempuan Nabi Musa menyaksikannya. Ia langsung memberitahu tentang adanya seorang ibu asuh dan penyusu bayi, maka mereka pergi bersama gadis itu menuju rumahnya.

Sang bayi (Nabi Musa) lalu diambil oleh ibunya, ketika diasuhnya, sang bayi langsung mau menyusu. Keluarganya sangat gembira dengan kejadian itu.

Selanjutnya, istri Firaun menggaji ibu Nabi Musa dan memberinya nafkah. Nabi Musa pun tumbuh menjadi remaja yang sanggup berusaha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Semasa hidupnya, Asiyah juga dipercaya Allah untuk menjaga takdir peradaban Islam. Suatu ketika, Firaun Ramses II didatangi oleh seorang peramal. Peramal itu mengatakan bahwa kelak dia akan dibunuh oleh seorang lelaki dari Bani Israel. Namun, lelaki tersebut saat ini masih bayi.

Mendengar hal itu, Sang Firaun langsung memerintahkan bala tentaranya untuk membunuh seluruh bayi lelaki Bani Israel sehingga menutup kemungkinan bayi itu tumbuh dewasa dan membunuh Sang Penguasa Mesir. Bahkan, seorang ibu Bani Israil yang sedang hamil pun ditunggui oleh tentara Firaun. Jika ia melahirkan seorang bayi lelaki, tentara itu akan langsung membunuhnya.

Namun, Allah punya ske na rio yang lebih baik. Allah menyelamatkan salah satu bayi dari ke turunan Bani Israel. Dia adalah Mu sa. Musa kecil ditemukan Asiyah se waktu sedang mandi di sungai dekat istana. Asiyah tiba-tiba melihat peti berisi bayi lelaki. Bayi itu diambil dan dibawanya pulang ke istana. Asiyah pun berusaha meyakinkan Firaun agar tidak membunuh anak tersebut.

Seperti dikutip dalam surah al-Qashash ayat 9, ‘’(Ia) biji mata bagiku dan bagimu. Janganlah ka mu membunuhnya. Mudahmu dahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut menjadi anak sedangkan mereka tidak menyadari,’’ kata Asiyah.

Sang Firaun menyetujuinya. Bayi itu bahkan diangkat menjadi putra Firaun Ramses II. Asiyah pun menjaga bayi tersebut dengan seluruh cinta yang dimilikinya. Berkali-kali Asiyah menyelamatkan Musa dari kemurkaan Firaun. Seperti saat Musa kecil, tiba-tiba sang bayi mencabut jenggotnya. Firaun yang kesakitan menjadi sangat marah dan memerintahkan pengawalnya untuk membunuh Musa. Namun, Asiyah segera mencegahnya. Dia meyakinkan Firaun bahwa Musa kecil belum mengerti atas apa yang dilakukannya.

Asiyah berhasil membesarkan tokoh kunci dalam takdir hidup Firaun di bawah batang hidung raja zalim itu sendiri hingga dewasa. Musa tumbuh menjadi pemuda yang gagah berani. Meskipun bukan anak kandungnya, rasa cinta Asiyah tak kurang terhadap Musa. Dia mengkhawatirkan keadaan Musa selayaknya seorang ibu kandung. Dia selalu mendoakan Musa agar bisa mendapatkan kemenangan atas Firaun.

Asiyah tidak hanya telah membuk tikan diri sebagai hamba Tuha n yang baik, namun juga sebagai ibu yang baik dan pengasih. Asiyah termasuk sedikit di antara manusia yang namanya terukir dalam Alquran. Kepadanya, Allah berikan tempat yang mulia di sisinya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA