Orang tua menjadi figur yang membangun kesadaran anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik

Siedoo, Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dikenal oleh anak. Sehingga dalam lingkungan keluargalah watak dan kepribadian anak akan dibentuk yang sekaligus akan mempengaruhi perkembangannya di masa depan.

Bagi anak, orang tua merupakan figur atau contoh yang akan selalu ditiru oleh anak. Untuk itu, orang tua harus mampu memberi contoh yang baik pada anak-anaknya, memberi pengasuhan yang benar serta mencukupi kebutuhan-kebutuhannya dalam batasan yang wajar.

Anak-anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal apabila orang tua memainkan peranan yang benar dalam mendidik dan mengasuh anak. Demikian pula dengan karakter anak akan tumbuh dengan baik dengan campur tangan orang tua.

Anak-anak yang berkarakter tidak mudah larut oleh budaya buruk dari luar. Juga akan menjadi anak yang berkepribadian baik, dan mereka sebagai aset generasi penerus bangsa di masa depan.

Perhatian Lebih

Era globalisasi memang telah mengubah segalanya. Beratnya persaingan hidup telah menyebabkan orang lupa memperhatikan kebutuhan anak karena sibuk mencari nafkah. Sementara perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan budaya luar baik atau buruk mengalir bagitu derasnya.

Majunya informasi dan komunikasi beriringan denga kemajuan teknologi tentu membawa dampak signifikas dalam sendi-sendi kehidupan. Hal itu membawa dampak pula dalam pengawasan dan bimbingan kepada anak-anak. Oleh karena itu anak-anak harus mendapat perhatian lebih dari orang tua.

Sejak dini pada anak perlu ditanamkan nilai-nilai moral. Di mana nilai-nilai moral sebagai pengatur sikap dan perilaku individu dalam melakukan interaksi sosial di lingkungan keluarga, masyarakat maupun bangsa.

Pahami Tiga Teori Perkembangan

Orang tua harus memahami berbagai teori perkembangan dalam mendidik anak-anaknya. Paling tidak memahami tiga teori perkembangan yang diyakini menentukan hasil akhir pendidikan seorang anak.

Pertama, teori tabula rasa. Teori ini menyatakan bahwa hasil jadi seorang anak sangat ditentukan seperti apa dia dididik. Teori ini mengibaratkan anak sebagai kertas putih yang kosong, tergantung siapa yang menulis dan melukisnya.

Menulis dengan rapi atau dengan mencoret-coret bahkan diremas hingga kumal. Semua tergantung yang memegang kandali atas kertas putih tersebut.

Kedua, teori genotype. Teori tersebut menyatakan bahwa hasil akhir seorang anak sangat ditentukan oleh gen (sifat, karakter, biologis) orang tuanya. Teori ini menegaskan bahwa sifat dan karakter anak tidak akan jauh berbeda dengan orang tuanya.

Ketiga, teori gabungan yang menggabungkan dua teori terdahulu di atas ditambah dengan faktor mileu atau lingkungan. Teori ini disebut teori konvergen, dan banyak dipakai oleh para psikolog maupun pengembang pendidikan.

Teori ketiga ini meyakini bahwa hasil akhir seorang anak ditentukan oleh tiga hal: faktor orang tua, faktor pendidkan dan faktor lingkungan. Banyak faktor lingkungan yakni dengan siapa dia bergaul, bergaul, pengaruh orang-orang dekat, paling diyakini sangat efektif mempengaruhi perkembangan anak.

Anak adalah Pribadi Unik

Dalam membangun karakter anak dengan demikian dibutuhkan upaya serius dari berbagai pihak terutama keluarga untuk mengkondidikan ketiga faktor di atas agar kondusif untuk tumbuh kembang anak.

Pendidikan karakter pada anak harus siarahkan agar anak memiliki jiwa mandiri, bertanggung jawab dan mengenal sejak dini untuk dapat membedakan hal yang baik dan buruk, benar-salah, hak-batil, angkara murka-bijaksana, perilaku hewani dan manusiawi.

Anak adalah individu yang unik. Banyak yang mengatakan bahwa anak adalah miniatur dari orang dewasa. Padahal itu kurang tepat, sebab anak-anak itu betul-betul unik. Mereka belum banyak memiliki sejarah masa lalu, pengalaman mereka sangat terbatas.

Di sinilah peran orang tua yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak sangat dibutuhkan membimbing dan mendidik anaknya.

Harus disadari, tugas dan tanggung jawab orang tua antara lain:

1) sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang;

2) memelihara kesehatan anak ;

3) memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain;

4) menyekolahkan anak sesuai dengan keinginan anak;

5) memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial, mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindak kekerasan dari luar;

6) memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan berpendapat sesuai dengan usia anak. (*)

Narwan Siedoo



Materi UTS Tingkat XI 14 15 Genap

Di dalam Alkitab memuat tentang pendidikan. Pendidikan menurut Alkitab adalah upaya pengajaran yang menjadikan orang-orang Yahudi hidup kudus dan menerapkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Hidup ini adalah pendidikan (Amsal 1:2,7).

Hal-hal yang diajarkan dalam pendidikan di dalam Alkitab:

a.       Pendidikan itu setara dengan ibadah

b.      Moral dipandang sebagai ekpresi atau buah pendidikan

c.       Keluarga adalah awal dari pendidikan

d.      Pendidikan terhadap anak dilakukan secara teratur

e.       Pendidikan diberikan terbuka terhadap perkembangan dunia luar

f.       Pendidikan adalah sarana bagi manusia untuk mengenal Allah yang disembah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempengaruhi kehidupan anak. Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah:

a.       Mendidik dan mengajar anak dengan ilmu pengetahuan yang bersifat akademis dan umum

b.      Ikut membentuk kepribadian anak agar menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri

c.       Mengembangkan potensi manusia secara berencana, terarah dan tersistematis

d.      Meneruskan, mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan suatu masyarakat

e.       Mengembangkan keahlian siswa untuk kemandiriannya menghadapi tantangan zaman dan kebutuhannya sendiri

f.       Membantu keluarga untuk mendidik dan memperhalus tingkah laku anak yang dibawa dari lingkungan keluarga

Orang tua merupakan pendidik yang utama dan pertama. Tanggung jawab orang sebagai pendidik adalah:

a.       Teladan: menjadi figur yang di contoh anak

b.      Motivator: menjadi pemberi semangat bagi anak

c.       Teman/sahabat: menjadi teman berbagi dan sahabat untuk mendengar cerita anak

d.      Inspirator: menjadi figur membangun kesadaran anak agar menjadi pribadi yang lebih baik

e.       Konselor: menjadi pendengar dan pembimbing anak

f.       Pengawas: mengingatkan apabila anak mengarah kepda hal-hal yang buruk

Pola pendidikan dalam keluarga yang tepat diterapkan adalah: Pola didik otoriatif yakni pola didik yang wajar dan tepat untuk menolong perkembangan diri dan potensi anak. Orang tua memberi motivasi agar anak mengembangkan dirinya sehingga ia bertumbuh dan memiliki karakter yang kuat, penuh percaya diri, dan dapat menghargai kehidupan bersama orang lain. Contoh: Orang tua mengadakan percakapan/komunikasi kepada anak tentang kelanjutan dari studynya, orang tua memberi kebebasan anak untuk memilih dan mendukung jika pilihan anak tersebut tepat.

Contoh orang tua di dalam Alkitab yang berhasil mendidik anak:

a.       Yosua mengambil keputusan memimpin seluruh keluarganya untuk menyembah Tuhan

b.      Hana, menyerahkan Samuel ke dalam asuhan Imam Eli, sesuai dengan nazarnya kepada Tuhan. Hana ingin anaknya bertumbuh dalam kerohanian yang baik.

c.       Maria dan Yusuf mendidik Yesus dalam tradisi dan hukum Yahudi dengan baik.

d.      Naomi berhasil memberi teladan kepada Rut sehingga Rut menjadi bagian dari bangsa Israel dan termasuk silsilah keturunan yang melahirkan Rut.

e.       Eunike, ibu yang membesarkan Timotius dalam Iman kepada Kristus.

Keluarga dan sekolah memiliki hubungan yang penting dalam pendidikan. Hubungan antara keluarga dan sekolah dalam pendidikan digambarkan sebagai berikut:

a.       Orang tua di rumah adalah pendidik pertama, tetapi guru di sekolah juga adalah pendidik utama di sekolah. Orang tua dan guru berada dalam satu bidang singgung dalam pendidikan anak.

b.      Orang tua dan guru, keluarga dan sekolah, bekerja sama mendidik anak dengan memperhatikan aspek apa saja yang diperlukan demi perkembangan anak. Orang tua mendukung program dan kegiatan sekolah melalui sarana dan prasarana, pendanaan dan tenaga, maupun dukungan moril, sedangkan sekolah dalam hal ini guru memperhatikan motivasi belajar dan perilaku anak.

Eunike dan Lois telah berhasil mendidik Timotius, hal ini tertulis di dalam kitab 2 Timotius. Bunyi dari kitab 2 Timotius 1:5 adalah “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus iklas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.”

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang paling sering menanamkan nilai-nilai kepada anaknya. Contoh kegiatan atau perilaku dalam keluarga yang menanamkan nilai-nilai:

a.       Agama: Orang tua mengajarkan dan mengajak anak untuk berdoa sebelum makan, tidur dan kalu memerlukan sesuatu memohon kepada Tuhan.

b.      Moral: Orang tua mengajarkan mana yang baik dan mana yang jahat, kemudian orang tua memberikan teladan seperti mengatakan permisi ketika lewat ditengah-tengah banyak orang.

c.       Sosial: Orang tua mengajarkan dan memberikan teladan bagaimana bergaul yang baik, misalnya bersikap ramah terhadap siapa saja.

Salah satu prinsip yang perlu dipegang supaya mengalami keberhasilan adalah di dalam kitab Yosua 1:8: “Janganlah engkaugkau bertindak lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”



Page 2