Mengapa sikap dan tingkah laku bisa menjadi penyebab kecelakaan di laboratorium jelaskan

Selain Training K3 PT. Kualitas Indonesia Sistem ( KIS ) juga mempunyai Layanan Konsultan Sertifikasi SMK3 ( Sistem Manajemen Keselamatan Kerja ) , Sertifikasi ISO non-akreditasi dan Akreditasi ( Nasional dan Internasional ) dan BIMTEK SMKK PUPR (Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi - Petugas Keselamatan Konstruksi ) Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan alat kerja, bahan & proses pengolahannya, tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga & tidak diharapkan yang terjadi pada waktu bekerja pada perusahaan/instansi. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Laboratorium memiliki banyak potensi sumber bahaya, namun orang-orang yang bekerja disana banyak yang tidak tahu, tidak paham, meremehkan ataupun tidak perduli terhadap resikonya. Kebanyakan mengandalkan naluri untuk menghindari bahaya. Pada dasarnya bekerja di Laboratorium dibutuhkan ilmu safety. Itulah hal pertama yang disampaikan oleh Prof.Dr.Soemanto Imamkhasani.

Prof. Soemanto mengibaratkan orang yang bekerja di laboratorium harus mempunyai motto aerobic yaitu “Jagalah paru-paru Anda maka dia akan menjaga kesehatan Anda”. Paru-paru merupakan organ paling vital dan mahal untuk kesehatan tubuh. Sebuah ungkapan yang disampaikan oleh narasumber untuk menggugah kesadaran bahwa selain bahaya yang tampak seperti kebakaran, ternyata terdapat bahaya besar yang tidak tampak disebabkan oleh gas korosif seperti gas dari senyawa kimia di Laboratorium, debu-debu seperti asbes, silica, glasswall yang sangat jarang mendapat perhatian. Bayangkan jika senyawa-senyawa tersebut masuk kedalam tubuh kita dan terakumulasi selama puluhan tahun.

Sumber-sumber kecelakaan dalam laboratorium dari Bahan kimia berbahaya (bahan beracun & korosif, mudah terbakar, reaktif dan eksplosif), Teknik percobaan (suhu tinggi/pemanasan, interaksi antar bahan, reaksi tekanan tinggi, penggunaan radiasi), Ketidak hati-hatian pekerja (tergesa-gesa, meremehkan bahaya, tidak disiplin), dan dari Fasilitas Laboratorium (air, gas, listrik).
Selain didalam laboratorium, sumber kecelakaan kerja bisa berasal dari Gudang penyimpanan reagen kimia. Oleh sebab itu penyimpanan reagen harus dipisahkan sesuai dengan sifat-sifat dari reagen tersebut. Jangan menyimpan reagen berdasarkan urutan abjad tetapi berdasarkan pemisahan bahan yang inkompatibel. Sifat-sifat bahan bisa dilihat didalam MSDS atau Lembar Data Keselamatan Bahan.

Takes :
One minute to write a safety rule, One hour to hold a safety meeting, One week to plan a safety program, One month to put it in operating, One year to win a safety award, One life time to make a safe worker.
But it takes only :
One second to destroy it all with an accident

Acara ditutup oleh Dra.Woro Puji Hastuti, M.Kes dengan menekankan bahwa pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja adalah bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri, rekan, dan lingkungan kerja kita.
Rajin menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) untuk masa depan kita. Tidak ada gunanya harta dan apapun yang kita miliki selama kita tidak mendapatkan jaminan keselamatan kerja.

Balai Besar POM di Semarang


Mungkin juga bisa disharing beberapa kesalahan yang telah terjadi untuk pelajaran. Jangan lupa menambahkan humor ketika  berbicara tentang keamanan di laboratoriun, sehingga tercipta suasana yang lebih baik.

Laboratorium merupakan sebuah unit penunjang lembaga pendidikan yang berupa ruangan baik bersifat permanen maupun bergerak yang dikelola secara sistematis untuk kegiatan pelaksanaan penelitian, pendidikan maupun pengabdian masyarakat dengan menggunakan peralatan dan bahan tertentu serta dalam pelaksanaannya berdasarkan metode keilmuan tertentu. Pekerjaan di laboratorium seperti praktikum mahasiswa tidak terlepas dari penggunaan bahan dan peralatan yang memerlukan perlakuan secara khusus. 

Sikap dalam berperilaku terutama terkait keselamatan dan kesehatan pengguna laboratorium sangat diperlukan untuk upaya awal pencegahan kecelakaan kerja di laboratorium. Sikap dalam berperilaku khususnya bagi pengguna laboratorium juga sangat diperlukan untuk dapat menjamin pengguna khususnya mahasiswa tetap aman dalam menjalankan kegiatan praktikum di Laboratorium. Sikap untuk berperilaku dengan sehat dan aman saat di laboratorium oleh pengguna laboratorium harus tertanam dan dibangun sejak awal. Berbagai prosedur yang ada di laboratorium seperti ketentuan penggunaan peralatan, pemakaian alat pelindung diri semacam jas laboratorium dan lainnya harus sudah mampu dipahami bahkan dilaksanakan dengan benar oleh pengguna laboratorium.

Kecelakaan kerja di laboratorium tidak terlepas juga dari faktor manusia serta faktor lingkungan. Faktor manusia yang menyebabkan kecelakaan kerja di Laboratorium pada umumnya yaitu tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri seperti melanggar peraturan yang telah ada di Laboratorium. Sikap untuk berperilaku sehat dan aman perlu diterapkan pada pelaksanaan kerja maupun praktikum yang dilakukan oleh pengguna laboratorium khususnya mahasiswa saat di laboratorium, salah satunya yaitu pada laboratorium di bidang epidemiologi. Sikap dalam berperilaku yang sehat dan aman pada mahasiswa digunakan untuk mengantisipasi serta mencegah potensi bahaya agar tidak sampai terjadi kecelakaan kerja saat berada di laboratorium.

Kami menemukan fakta di lapangan bahwa pengguna laboratorium yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi juga memiliki sikap dalam berperilaku sehat dan selamat yang tinggi saat berada di Laboratorium. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang sudah mampu melakukan perilaku yang sehat dan selamat saat bekerja di dalam laboratorium, didukung oleh pengetahuannya yang sudah tinggi. Fakta lain di lapangan menunjukkan bahwa pengguna laboratorium yang menilai bahwa ketersediaan alat pelindung diri di laboratorium tersebut sudah tinggi juga melakukan sikap yang tinggi dalam berperilaku sehat dan selamat. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang sudah mampu melakukan perilaku yang sehat dan selamat saat bekerja di dalam laboratorium, didukung oleh ketersediaan alat pelindung diri yang sudah bagus yang dilakukan oleh pengelola laboratorium. Ketersediaan alat pelindung diri di laboratorium didukung penuh oleh pengelola dan pihak manajemen laboratorium.

Namun ketersediaan alat pelindung diri semisal jas laboratorium tidak menjamin semua individu, pengguna laboratorium untuk memiliki sikap berperilaku yang sehat dan aman. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti salah satunya rasa acuh terhadap ketersediaan alat pelindung diri. Alasan lain yang dimungkinkan yaitu pengguna laboratorium tidak memikirkan dampak yang akan terjadi pada keselamatan diri sendiri maupun orang lain yang berada di dalam laboratorium sehingga individu tersebut tidak memiliki sikap untuk berperilaku sehat dan selamat. Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk merespon baik secara positif maupun negatif terhadap orang, obyek, maupun kondisi tertentu. Sikap dan respon positif seseorang akan mendorong seseorang tersebut untuk berperilaku seperti yang diharapkan. Sikap dan respon negatif seseorang akan mendorong seseorang tersebut untuk berperilaku seperti yang tidak diharapkan salah satunya seperti berperilaku sehat dan selamat. Sebuah perilaku tidak mudah untuk dilakukan sesuai dengan harapan kita. Butuh proses agar seseorang bisa berperilaku positif terhadap apa yang kita harapkan. Pengetahuan untuk berperilaku selamat sudah diberikan, alat pelindung diri juga sudah disediakan, namun jika pengguna laboratorium tidak berkenan untuk berperilaku dengan sehat dan aman maka dia tidak akan berperilaku sehat dan aman. 

Segala upaya yang telah kita lakukan agar seseorang bisa berperilaku seperti yang kita harapkan. Butuh banyak hal untuk mengubah perilaku seseorang agar menjadi perilaku yang kita inginkan. Namun dengan adanya dorongan dari pengelola laboratorium berupa ketersediaan alat pelindung diri dan peraturan terkait penggunaan alat pelindung diri tersebut, maka diharapkan dapat memancing perubahan perilaku dari pengguna laboratorium. 

Penulis: Putri Ayuni Alayyannur, S.KM., M.KKK

Judul artikel scopus: 

Relationship Between Knowledge and Availability of Personal Protective Equipment with the Attitudes Toward Occupational Safety and Health of the Students in Laboratory X

Link terkait artikel di atas: http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijfmt&volume=13&issue=3&article=087

Hal hal apa saja yang menjadi penyebab timbulnya kecelakaan dalam laboratorium?

Sumber-sumber kecelakaan dalam laboratorium dari Bahan kimia berbahaya (bahan beracun & korosif, mudah terbakar, reaktif dan eksplosif), Teknik percobaan (suhu tinggi/pemanasan, interaksi antar bahan, reaksi tekanan tinggi, penggunaan radiasi), Ketidak hati-hatian pekerja (tergesa-gesa, meremehkan bahaya, tidak ...

Apa saja penyebab dari kecelakaan kerja dan jelaskan?

Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja.
Perilaku Manusia. Perilaku manusia ini menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja yang paling utama. ... .
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. ... .
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ... .
Prosedur atau SOP..

Perilaku tingkah laku yang tidak diperbolehkan di laboratorium adalah?

Dilarang makan maupun minum waktu berada di ruang laboratorium. Dilarang merokok di dalam ruang laboratorium. Jangan berlarian di dalam ruang laboratorium. Jangan meletakkan tas & barang lainnya di lantai laboratorium & di tempat berjalan.

Sikap Sikap apa yang dilakukan jika kita berada di laboratorium?

Sikap yang harus dilakukan selama berada di laboratorium diantaranya menjaga ketertiban, mengerjakan dengan serius, menjaga kebersihan, dan fokus pada praktikum.