Mengapa menurut teori arus balik masyarakat Indonesia turut berperan dalam penyebaran agama Hindu Buddha di Indonesia?

Candi Prambanan, peninggalan Hindu Buddha di Indonesia. Dok. PT TWC

Agama Hindu Buddha telah lama ada di Indonesia. Agama yang berkembang di India ini juga cukup berhasil membangun peradaban yang maju di Nusantara. Lihat saja candi-candi megah seperti Borobudur dan Prambanan, serta kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang termahsyur di seantero Asia Tenggara.

Tidak ada kejelasan pasti kapan agama Hindu dan Buddha masuk ke Nusantara. Namun para ahli sejarah mengajukan beberapa teori yang menjelaskan bagaimana bangsa India memperkenalkan kebudayaannya kepada bangsa Indonesia.

Berikut ini adalah penjelasan teori-teori tersebut:

Teori ini dikemukakan oleh C.C. Berg dan Mookerji. Para pendukung teori ksatria beranggapan bahwa agama Hindu dibawa ke Indonesia oleh para ksatria, yakni golongan bangsawan dan prajurit perang.

Saat itu persoalan politik terus berlangsung di India sehingga mengakibatkan beberapa pihak yang kalah dalam peperangan terdesak. Para ksatria yang kalah akhirnya mencari tempat lain sebagai pelarian, salah satunya ke wilayah nusantara.

Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Buddha. Mereka-lah yang kemudian menjadi nenek moyang dinasti-dinasti Hindu-Buddha di Indonesia.

Ilustrasi sejarah masuknya HIndu Buddha ke nusantara melalui perdagangan. Foto: Mariamichelle via Pixabay

Teori ini dicetuskan oleh N.J. Krom. Menurutnya kebudayaan India masuk ke Indonesia dibawa oleh kasta Waisya, terutama para pedagang. Kaum Waisya yang berdagang ke Nusantara berlayar mengikuti angin. Jika angin tidak memungkinkan untuk kembali, mereka akan menetap sementara waktu.

Para pedagang juga menjalin hubungan baik dengan para penguasa pribumi agar perdagangan berjalan lancar. Dalam proses itulah terjadi komunikasi dan secara perlahan para pedagang turut menyebarkan budaya dan agama Hindu ke tengah-tengah masyarakat.

Menurut teori ini para brahmana seperti ahli ulama, ahli hukum, ahli kitab suci, serta sarjana sastra dan filsafat berperan membawa kebudayaan India ke Indonesia.

Menurut Van Leur, para penguasa mengundang para brahmana dari India untuk dapat bertemu dengan orang-orang India yang memiliki taraf yang sama dan untuk meningkatkan kondisi negerinya. Dalam proses interaksi tersebut, para brahmana memperkenalkan kebudayaan yang berasal dari golongan mereka (brahmana).

Ini didasarkan pada peninggalan kerajaan bercorak Hindu-Buddha, terutama prasasti-prasasti yang menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Palawa. Di India, bahasa Sansakerta hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Hanya golongan Brahmana yang menguasai penggunaan bahasa tersebut.

Teori ini dikemukakan oleh van Faber. Teori Sudra beranggapan bahwa agama dan kebudayaan Hindu dibawa oleh golongan Sudra atau budak yang datang ke Indonesia untuk memperbaiki taraf hidupnya.

Mereka menetap dan terjadilah asimilasi dan akulturasi dengan penduduk sekitar. Lambat laun masyarakat yang pada awalnya memeluk Animisme dan Dinamisme berganti memeluk agama Hindu atau Buddha.

Umat Hindu mengikuti upacara Melasti di Pura Agung Jagat Karana. Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Menurut F.D.K. Bosch, masyarakat Indonesia tidak hanya menerima pengetahuan agama dari orang asing yang datang. Kebudayaan Hindu yang masuk ke Indonesia itu adalah atas inisiatif dari bangsa Indonesia sendiri.

Sebab banyak orang dari Nusantara yang sengaja datang ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Buddha. Setelah kembali ke Nusantara mereka lalu menyebarkan ajaran yang mereka dapatkan. Prof. Dr. Sutjipto Wiljo Suparto mengemukakan bahwa raja-raja yang tercantum dalam prasasti bukanlah orang India, melainkan orang Indonesia sendiri.

Page 2

Jakarta -

Proses masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara didukung oleh beragam teori. Sejumlah teori mengusung latar belakang perdagangan ke nusantara, sebagian lainnya mengemukakan latar peperangan di India sebagai faktor pendorong. Apa saja teori masuknya Hindu-Buddha ke nusantara? nusantara detik.com/tag/nusantara

Penduduk India merintis perdagangan dengan bangsa-bangsa lain di Asia sejak sebelum Masehi. Perdagangan saat itu menggunakan celah sempit di antara Pegunungan Himalaya, yang disebut celah Kaibar. Celah Kaibar juga digunakan pedagang luar India untuk keluar masuk wilayah tersebut.

Perdagangan tersebut diyakini berperan dalam perkembangan peradaban Hindu-Buddha di India, seperti Sungai Indus, Sungai Brahmaputra, hingga ke nusantara, seperti dikutip dari Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara, Masa Hindu Budha, dan Masa Islam oleh Tri Worosetyaningsih.

Teori Brahmana menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke nusantara dibawa oleh golongan Brahmana yang diundang para penguasa di nusantara. Teori ini dikemukakan olehs orientalis J.C. Van Leur.

Teori ini menegaskan kembali bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Hal ini didukung oleh beberapa prasasti di Indonesia menggunakan bahasa Sansekerta.

Bahasa dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan merupakan bahasa yang dikuasai oleh golongan Brahmana. Golongan kasta Brahmana juga memahami ajaran Hindu secara utuh. Di sisi lain, teori Brahmana tidak menepis kontak penguasa di nusantara dan di India terjadi berkat hubungan dagang.

Teori Ksatria

Teori Ksatria menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa orang-orang India dari kasta Ksatria. Teori yang dikemukakan Prof. Dr. J.L. Moens ini berargumen bahwa sekitar abad 4-6 M kerap terjadi peperangan sehingga kasta Ksatria, yang terdiri dari kaum bangsawan dan prajurit mengalami kekalahan.

Kekalahan sebagian kasta Ksatria dalam peperangan, menurut teori Ksatria, mendorong orang Ksatria melarikan diri dan mencari daerah baru hingga ke nusantara.

Teori Waisya

Teori Waisya menyatakan bahwa golongan Waisya yang punya peran besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Orientalis Prof. Dr. N.J. Krom, pengusung teori Waisya berpendapat, golongan yang terdiri dari pedagang, petani, dan pemilik tanah tersebut sudah mengenal agama Hindu-Buddha.

Kedatangan golongan Waisya ke Indonesia, kata Krom, juga memperkenalkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha pada rakyat Indonesia di samping berdagang. Golongan ini diyakini menetap sementara waktu dan tidak jarang juga menetap permanen di nusantara, lalu menikah dengan penduduk setempat.

Teori Arus Balik

Teori Arus Balik dikemukakan oleh peneliti iF.D.K. Bosch. Teori ini menyatakan bahwa golongan Brahmana semula menyebar ke penjuru dunia melalui jalur yang digunakan pedagang. Di beberapa tempat, golongan Brahmana berupaya menjalin hubungan dengan warga lokal dan memperkenalkan ajaran agamanya.

Pada perkembangan selanjutnya, orang-orang dari nusantara sendiri yang datang ke India untuk mempelajari Hindu-Buddha. Orang-orang nusantara ini lalu kembali ke tanah air untuk menyebarkan ajaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.

Nah, itu dia empat teori masuknya Hindu-Buddha ke nusantara. Teori mana yang kamu yakini?

Simak Video "Warga Tengger Bromo Jalani Tapa Brata Penyepian dengan Khidmat"



(twu/pal)

Page 2

Jakarta - Proses masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara didukung oleh beragam teori. Sejumlah teori mengusung latar belakang perdagangan ke nusantara, sebagian lainnya mengemukakan latar peperangan di India sebagai faktor pendorong. Apa saja teori masuknya Hindu-Buddha ke nusantara? nusantara detik.com/tag/nusantara

Penduduk India merintis perdagangan dengan bangsa-bangsa lain di Asia sejak sebelum Masehi. Perdagangan saat itu menggunakan celah sempit di antara Pegunungan Himalaya, yang disebut celah Kaibar. Celah Kaibar juga digunakan pedagang luar India untuk keluar masuk wilayah tersebut.

Perdagangan tersebut diyakini berperan dalam perkembangan peradaban Hindu-Buddha di India, seperti Sungai Indus, Sungai Brahmaputra, hingga ke nusantara, seperti dikutip dari Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara, Masa Hindu Budha, dan Masa Islam oleh Tri Worosetyaningsih.

Teori Brahmana menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke nusantara dibawa oleh golongan Brahmana yang diundang para penguasa di nusantara. Teori ini dikemukakan olehs orientalis J.C. Van Leur.

Teori ini menegaskan kembali bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Hal ini didukung oleh beberapa prasasti di Indonesia menggunakan bahasa Sansekerta.

Bahasa dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan merupakan bahasa yang dikuasai oleh golongan Brahmana. Golongan kasta Brahmana juga memahami ajaran Hindu secara utuh. Di sisi lain, teori Brahmana tidak menepis kontak penguasa di nusantara dan di India terjadi berkat hubungan dagang.

Teori Ksatria

Teori Ksatria menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa orang-orang India dari kasta Ksatria. Teori yang dikemukakan Prof. Dr. J.L. Moens ini berargumen bahwa sekitar abad 4-6 M kerap terjadi peperangan sehingga kasta Ksatria, yang terdiri dari kaum bangsawan dan prajurit mengalami kekalahan.

Kekalahan sebagian kasta Ksatria dalam peperangan, menurut teori Ksatria, mendorong orang Ksatria melarikan diri dan mencari daerah baru hingga ke nusantara.

Teori Waisya

Teori Waisya menyatakan bahwa golongan Waisya yang punya peran besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Orientalis Prof. Dr. N.J. Krom, pengusung teori Waisya berpendapat, golongan yang terdiri dari pedagang, petani, dan pemilik tanah tersebut sudah mengenal agama Hindu-Buddha.

Kedatangan golongan Waisya ke Indonesia, kata Krom, juga memperkenalkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha pada rakyat Indonesia di samping berdagang. Golongan ini diyakini menetap sementara waktu dan tidak jarang juga menetap permanen di nusantara, lalu menikah dengan penduduk setempat.

Teori Arus Balik

Teori Arus Balik dikemukakan oleh peneliti iF.D.K. Bosch. Teori ini menyatakan bahwa golongan Brahmana semula menyebar ke penjuru dunia melalui jalur yang digunakan pedagang. Di beberapa tempat, golongan Brahmana berupaya menjalin hubungan dengan warga lokal dan memperkenalkan ajaran agamanya.

Pada perkembangan selanjutnya, orang-orang dari nusantara sendiri yang datang ke India untuk mempelajari Hindu-Buddha. Orang-orang nusantara ini lalu kembali ke tanah air untuk menyebarkan ajaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.

Nah, itu dia empat teori masuknya Hindu-Buddha ke nusantara. Teori mana yang kamu yakini?

Simak Video "Warga Tengger Bromo Jalani Tapa Brata Penyepian dengan Khidmat"


[Gambas:Video 20detik]
(twu/pal)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA