Mengapa karya-karya sastra pada angkatan Balai Pustaka banyak mengangkat persoalan adat kedaerahan

Dec 25, 2014

ReportDownload

Category:

Education

Description:

Periodisasi sastra angkatan balai pustaka ( 20 )

Transcript:

  • 1. Peridiosasi Sastra Angkatan Balai Pustaka Di susun oleh: Anton Hidayat Cahya Dinata Fitri Emalia Susanti Gina Nurul Azhar Ika Kartika Intan Nursyifa Sandy Kurniawan XII IPA 4 SMAN1 CILILIN
  • 2. PERIODI SASI SASTRA INDONES IA KESUSASTR AAN LAMA KESUSASTR AAN BARU Purba Masa Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi Lama Angkatan20/Balai Pustaka/Siti Nurbaya Angkatan33 / Pujangga Baru Angkatan45 / Kemerdekaan Angkatan66 / The young dead Soldier Angkatan70 /Keimin Bunka Shidosa AngkatanKontemporer STA
  • 3. ANGKATAN20 / BALAI PUSTAKA / ANGKATAN SITI NURBAYA
  • 4. #PADA TAHUN 1908 PEMERINTAH BELANDA MENDIRIKAN LEMBAGA BACAAN RAKYAT YANG BERNAMA VOLKSLECTUR DENGAN DR. G.A.J HAZEU SEBAGAI KETUANYA DI JAKARTA. # LEMBAGA INI BERTUGAS MEMILIH KARANGAN-KARANGAN DAN KEMUDIAN MENERBITKANNYA SEBAGAI BACAAN UMUM (RAKYAT), UNTUK ANAK-ANAK DAN ORANG DEWASA, GUNA MENGISI WAKTU SENGGANG DAN MENAMBAH PENGETAHUAN. # PADA TAHUN 1917 VOLKSLEKTUR ITU DIUBAH NAMANYA MENJADI BALAI PUSTAKA SERTA PARA REDAKTURNYA TERDIRI ATAS PARA PENULIS DAN AHLI BAHASA MELAYU. Sejarah Berdirinya Balai Pustaka
  • 5. pada dua pengertian: 1. Sebagai nama penerbit 2. Sebagai nama suatu angkatan dalam sastra Indonesia Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.
  • 6. Ciri-ciri Periode Balai Pustaka a. Para penyairnya masih banyak yang mempergunakan bentuk-bentuk puisi lama, pantun dan syair, seperti terlihat pada karya Tulis Sutan Ati, Abas, Sutan Pamunjtak. b. Bentuk puisi barat yang tidak terlalu terikat oleh syarat-syarat, seperti puisi lama, mulai dipergunakan oleh para penyair muda. Para penyair baru ini dipelopori oleh Moh. Yamin, yang mempergunakan bentuk sonata dalam kesusastraan Indonesia. c. Bentuk prosa yang memegang peranan pada masa kesusastraan angkatan Balai Pustaka adalah Roman. Roman angkatan ini bertema perjuangan atau perlawanan terhadap adat istiadat lama, misalnya kawin paksa. d. Menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh bahasa melayu e. Persoalan yang diangkat persoalan adat kedaerahan dan kawin paksa f. Cerita yang di angkat seputar romantisme Konsep Pemikiran Periode Balai Pustaka 1. Agak dinamis. 2. Bercorak pasif-romantik. Ini berarti bahwa cita-cita baru senantiasa terkalahkan oleh adat lama yang membeku, sehingga merupakan angan-angan belaka. Itulah sebabnya dalam mencapai cita-citanya, pelaku utama senantiasa kandas, misalnya dimatikan oleh pengarangnya. 3. Mempergunakan bahasa Melayu baru, yang tetap dihiasi ungkapan-unngkapan klise serta uraian-uraian panjang.
  • 7. Sastrawan Angkatan Balai Pustaka Tulis Sultan SatiMarah Roesli Merari Siregar AbdoelMoeis Muhamad Yamin Djamaluddin Adinegoro
  • 8. Merari Siregar (lahir di Sipirok, Sumatera Utara pada 13 Juli 1896 dan wafat di Kalianget, Madura, Jawa Timur pada 23 April 1941) Novel Azab dan Sengsara karangannya merupakan roman yang pertama diterbitkan oleh Balai Pustaka. Beberapa Novel karyanya antara lain Adzab dan sengsara Binasa Karena Gadis Priangan Cinta Dan Hawa Nafsu
  • 9. Marah Roesli (lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Agustus 1889 meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Januari 1968 pada umur 78 tahun) Keterkenalannya karena karyanya Siti Nurbaya (roman) yang diterbitkan pada tahun 1920 sangat banyak dibicarakan orang, bahkan sampai kini. Siti Nurbaya telah melegenda, wanita yang dipaksa kawin oleh orang tuanya, dengan lelaki yang tidak diinginkannya. Siti Nurbaya La Hami Anak Kemenakan
  • 10. Muhamad Yamin Dilahirkan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Yamin memulai karier sebagai seorang penulis pada dekade 1920-an semasa dunia sastra Indonesia mengalami perkembangan. TANAH AIR (1922) Indonesia , Tumpah Darahku ( 1928 ) Kalau Dewi Tara Sudah Berkata Ken Arok dan Ken Dedes ( 1934 )
  • 11. Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Salah Asuhan (1928) Pertemuan Jodoh (1933)
  • 12. Djamaluddin Adinegoro (lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, 14 Agustus 1904 meninggal di Jakarta, 8 Januari 1967 pada umur 62 tahun) adalah sastrawan Indonesia dan wartawan kawakan. Asmara jaya (1928) Darah Muda (1927)
  • 13. Tulis Sultan Sati lahir pada tahun 1898 di Bukittinggi dan meninggal paad zaman Jepang. Karya-karyanya terdiri atas asli dan saduran, baik roman maupun syair. Sengsara Membawa Nikmat (1928) Tak di sangka (1923) Tak Membalas Guna (1932) Memutuskan Pertalian (1932)
  • 14. Siti Nurbaya (Karya Marah Rusli)-1922 Tema: Kasih tak sampai dan kawin paksa Tokoh: Sitti Nurbaya, Samsul Bahri, Datuk Meringgih Sitti Nurbaya menceritakan cinta remaja antara Samsulbahri dan Sitti Nurbaya, yang hendak menjalin cinta tetapi terpisah ketika Samsu dipaksa pergi ke Batavia. Belum lama kemudian, Nurbaya menawarkan diri untuk menikah dengan Datuk Meringgih (yang kaya tapi kasar) sebagai cara untuk ayahnya hidup bebas dari utang; Nurbaya kemudian dibunuh oleh Meringgih. Pada akhir cerita Samsu, yang menjadi anggota tentara kolonial Belanda, membunuh Meringgih dalam suatu revolusi lalu meninggal akibat lukanya.
  • 15. Mariamin yang hidup sengsara karena harus mengurus ibunya yang sakit-sakitan. Mariamin mempunyai kekasih yang berasal dari keluarga kaya dan baik-baik yang bernama Aminuddin berjanji akan menikahinya setelah dia mendapat pekerjaan tapi Aminuddin tidak menikahinya karena ayahnya tidak setuju dengan hubungan mereka, Aminuddin hanya meminta maaf lewat surat .2 tahun berlalu , mariamin pun menikah dengan pria yang tidak ia kenal bernama kasibun yang setelah sekian lama mengidap penyakit yang dapat menular pada pasangannya. Suatu ketika Aminuddin datang ke rumah mariamin dan karena suaminya cemburu suaminya malah menyiksa dan memukul Aminuddin, karena tidak tahan mariamin pun melaporkannya ke polisi Sampai akhirnya mereka bercerai. Kesudahannya Mariamin terpaksa Pulang ke negrinya membawa nama yang kurang baik, membawa malu, menambah azab dan sengsara yang bersarang di rumah kecil yang di pinggir sungai Sipirok.
  • 16. TANAH AIR Pada batasan bukit barisan Memandang Aku, ke bawah memandang Tampaklah hutan rimba dan ngarai Lagipun sawah, sungai yang permai Serta gerangan lihatlah pula Langit yang hijau bertukar warna Oleh pucuk daun kelapa Itulah tanah, tanah airku Sumatera namanya, tumpah darahku
  • 17. Sengsara Membawa Nikmat Roman karya Tulis Sutan Sati ini berkisah tentang dua orang pemuda, Midun dan Kacak yang saling bermusuhan. Midun anak miskin, berbudi baik, sopan, sabar, dan taat menjalankan perintah agama Sementara Kacak adalah anak seorang kaya, mamaknya menjadi penghulu Laras di daerah itu sehingga tak heran jika Kacak menjadi sombong dan bangga dengan kekayaan yang dimiliki oleh keluarganya. Karena Midun lebih disukai orang, Kacak menjadi sangat iri. Pangkal dari permusuhan di antara mereka, adalah karena Midun sangat disukai masyarakat sedangkan Kacak tidak. Sebaliknya, Kacak justru beranggapan bahwa penyebab ia tidak disukai dirinya oleh masyarakat adalah akibat hasutan Midun kepada masyarakat supaya membenci dirinya Kacak selalu mencelakai Midun tapi karena midun men


URBANBOGOR.COM-Periodisasi sastra merupakan perkembangan kesusastraan Indonesia dari awal hingga saat ini. Babak dan pembagian sesuai zamannya untuk mempermudah dalam memahami periodisasi sastra dalam sejarah dan pembabakan.Ketentuan dan syarat sesuai dengan pertimbangan atas unsur penerbitan karya sastranya, unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, perbedaan norma serta pengaruh zaman pada saat itu dan saat sekarang.Beberapa pakar dalam bidang sastra memberikan sumbangsih yang baik dalam kesusastraan Indonesia khususnya dalam pembagian periodisasi sastra yang sangat dibutuhkan untuk memberikan pengelompokan yang jelas dalam perkembangan sastra di Indonesia.Siswa harus mengenal ciri, karakteristik, dan kekhasan pada angkatan balai pustaka ini. Balai Pustaka adalah angkatan pertama sastra yang dibagi oleh kritikus sastra H.B. Jassin yang dikenal juga dengan angkatan 20-an.

Ciri dan karakteristik dalam angkatan balai pustaka ini akan berbeda dengan angkatan selanjutnya yang terus berkembang dalam kesusastraan Indonesia.

Baca Juga: Shadow Beauty : Korban Bully Yang Menjadi Influencer, Synopsis, Review & Para Pemain nya

Ada karya yang bahkan telah difilmkan pada angkatan Balai Pustaka ini seperti roman Siti Nurbaya, yang telah didokumentasikan sebagai karya sastra yang baik pada zamannya dengan memberikan gambaran kejadian dan suasana saat itu.

Berikut ciri-ciri angkatan Balai Pustaka yabg harus diketahui dan dikenal oleh siswa:

1. menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh bahasa melayu

Dalam penulisan prosa di angkatan Balai Pustaka ini pengaruh bahasa melayu masih begitu kuat. Bahasa melayu sebagai bahasa awal yang menjadi pengantar dalam penulisan prosa saat itu.

Bahasa melayu lahir karena angkatan Balai Pustaka cenderung pengarangnya dari daerah Sumatera. Daerah sumatera menggunakan bahasa melayu sebagai komunikasi serta percakapan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga maupun pemerintahan setempat.

Penulisan roman yang dilakukan oleh pengarang memberikan kekhasan dari kata-kata yang dimunculkan dalam roman tersebut.

Jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia pada saat itu memiliki kesulitan yang sama sebab bahasa Indonesia masih menggunakan ejaan lama.Pembaca yang membaca karya sastra roman pada angkatan Balai Pustaka ini tentu agak sulit untuk memahami secara menyeluruh, kecuali sebelumnya pembaca memiliki latar yang sama dari daerah Sumatera yang sedikitnya paham dengan bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan maksud dari cerita yang dituliskan.

2. persoalan yang diangkat seputar adat daerah saat itu serta adanya kawin paksa

Ciri kedua ini merupakan ciri yang menarik yang digambarkan oleh pengarang dalam cerita bahwa pengisahan cerita seputar adat daerah yang terjadi saat itu.Adat daerah ini berkaitan dengan adanya pernikahan yang ditentukan oleh orang tua atau dapat dikatakan orang tua menjodohkan anaknya dengan orang lain walaupun satu sisi anak tidak senang atau suka dengan orang yang menjadi pilihan orang tuanya. 

Persoalan adat kedaerahan menjadi tema yang sangat kuat di angkatan balai pustaka ini. Adat merupakan ketentuan yang telah disepakati dan dipertahankan secara turun temurun agar dapat dipahami secara menyeluruh oleh anggota masyarakat setempat.

Setiap wilayah di Indonesia memiliki adat kedaerahan yang tentu berbeda. Kisah pada roman Siti Nurbaya digambarkan adat kedaerahan yang sangat kuat.

Tokoh Siti Nurbaya ini harus menikah dengan Datuk Maringgih. Roman ini memberikan kisah saat itu kawin paksa terjadi dan memang sebagian masyarakat tunduk dengan adat kedaerahan yang diketahuinya.

Adat ini cukup sulit untuk dihilangkan walaupun mungkin saat ini mulai memudar tidak terlalu kental saat sebelumnya. Akan tetapi, tetap dilestarikan dan dijaga serta dipertahankan agar tidak pudar yang telah dipertahankan sebelumnya secara turun temurun.

Baca Juga: Tujuh Tren Desain Grafis yang akan Populer di Tahun 2022, Kamu Jangan Sampai Ketinggalan

3. kehidupan dipengaruhi dengan tradisi daerah (lokal) yang begitu kental

Tradisi lokal adalah kebiasaan yang dilakukan kesehariannya di suatu wilayah atau tempat.

Harus dipahami juga oleh siswa bahwa tradisi sastra daerah ini adalah roman atau cerita yang terdapat di daerah tersebut dan begitu kuat kisah atau cerita ini dalam sastra daerah. Dalam sastra juga dapat kita pahami ada secara lisan maupun tertulis.

Kehidupan sastra di masyarakat begitu banyak. Cerita yang dapat diambil di masyarakat tidak terlepas pada tradisi sastra di tempat tersebut.

Intinya bahwa sastra lokal ini memiliki peran yang dapat mengangkat daerah tersebut dan dapat menjadi ciri pada sastra bersifat lokal/daerah yang ada di suatu wilayah.

4. penceritaan berkaitan dengan romantisme

Terakhir, ciri dan karakteristik pada angkatan balai pustaka ini berkaitan dengan tema seputar romantisme.Kata romantis adalah cerita yang berkaitan dengan percintaan, bersifat mesra. Jadi tema yang dimunculkan berkaitan dengan percintaan yang menjadi pokok dalam kisah dan cerita yang diangkat oleh pengarang. Cerita yang dikisahkan berkaitan dengan perasaan dan pikiran.Cerita yang dimunculkan pada angkatan Balai Pustaka ini memiliki kelebihan dalam hal romantis (percintaan antara dua sosok manusia).

Jadi, seolah ada pembatasan tema yang diangkat pada angkatan balai pustaka ini yaitu seputar romantisme yang terjadi dilingkungan masyarakat saat itu.

Page 2

Amalan Sunnah di Malam Nisfu Sya’ban

Kamis, 17 Maret 2022 | 07:06 WIB

Page 3


URBANBOGOR.COM-Periodisasi sastra merupakan perkembangan kesusastraan Indonesia dari awal hingga saat ini. Babak dan pembagian sesuai zamannya untuk mempermudah dalam memahami periodisasi sastra dalam sejarah dan pembabakan.Ketentuan dan syarat sesuai dengan pertimbangan atas unsur penerbitan karya sastranya, unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, perbedaan norma serta pengaruh zaman pada saat itu dan saat sekarang.

Beberapa pakar dalam bidang sastra memberikan sumbangsih yang baik dalam kesusastraan Indonesia khususnya dalam pembagian periodisasi sastra yang sangat dibutuhkan untuk memberikan pengelompokan yang jelas dalam perkembangan sastra di Indonesia.

Siswa harus mengenal ciri, karakteristik, dan kekhasan pada angkatan balai pustaka ini. Balai Pustaka adalah angkatan pertama sastra yang dibagi oleh kritikus sastra H.B. Jassin yang dikenal juga dengan angkatan 20-an.

Ciri dan karakteristik dalam angkatan balai pustaka ini akan berbeda dengan angkatan selanjutnya yang terus berkembang dalam kesusastraan Indonesia.

Baca Juga: Shadow Beauty : Korban Bully Yang Menjadi Influencer, Synopsis, Review & Para Pemain nya

Ada karya yang bahkan telah difilmkan pada angkatan Balai Pustaka ini seperti roman Siti Nurbaya, yang telah didokumentasikan sebagai karya sastra yang baik pada zamannya dengan memberikan gambaran kejadian dan suasana saat itu.

Berikut ciri-ciri angkatan Balai Pustaka yabg harus diketahui dan dikenal oleh siswa:

1. menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh bahasa melayu

Dalam penulisan prosa di angkatan Balai Pustaka ini pengaruh bahasa melayu masih begitu kuat. Bahasa melayu sebagai bahasa awal yang menjadi pengantar dalam penulisan prosa saat itu.

Bahasa melayu lahir karena angkatan Balai Pustaka cenderung pengarangnya dari daerah Sumatera. Daerah sumatera menggunakan bahasa melayu sebagai komunikasi serta percakapan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga maupun pemerintahan setempat.

Penulisan roman yang dilakukan oleh pengarang memberikan kekhasan dari kata-kata yang dimunculkan dalam roman tersebut.

Jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia pada saat itu memiliki kesulitan yang sama sebab bahasa Indonesia masih menggunakan ejaan lama.Pembaca yang membaca karya sastra roman pada angkatan Balai Pustaka ini tentu agak sulit untuk memahami secara menyeluruh, kecuali sebelumnya pembaca memiliki latar yang sama dari daerah Sumatera yang sedikitnya paham dengan bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan maksud dari cerita yang dituliskan.

2. persoalan yang diangkat seputar adat daerah saat itu serta adanya kawin paksa

Ciri kedua ini merupakan ciri yang menarik yang digambarkan oleh pengarang dalam cerita bahwa pengisahan cerita seputar adat daerah yang terjadi saat itu.Adat daerah ini berkaitan dengan adanya pernikahan yang ditentukan oleh orang tua atau dapat dikatakan orang tua menjodohkan anaknya dengan orang lain walaupun satu sisi anak tidak senang atau suka dengan orang yang menjadi pilihan orang tuanya. 

Persoalan adat kedaerahan menjadi tema yang sangat kuat di angkatan balai pustaka ini. Adat merupakan ketentuan yang telah disepakati dan dipertahankan secara turun temurun agar dapat dipahami secara menyeluruh oleh anggota masyarakat setempat.

Setiap wilayah di Indonesia memiliki adat kedaerahan yang tentu berbeda. Kisah pada roman Siti Nurbaya digambarkan adat kedaerahan yang sangat kuat.

Tokoh Siti Nurbaya ini harus menikah dengan Datuk Maringgih. Roman ini memberikan kisah saat itu kawin paksa terjadi dan memang sebagian masyarakat tunduk dengan adat kedaerahan yang diketahuinya.

Adat ini cukup sulit untuk dihilangkan walaupun mungkin saat ini mulai memudar tidak terlalu kental saat sebelumnya. Akan tetapi, tetap dilestarikan dan dijaga serta dipertahankan agar tidak pudar yang telah dipertahankan sebelumnya secara turun temurun.

Baca Juga: Tujuh Tren Desain Grafis yang akan Populer di Tahun 2022, Kamu Jangan Sampai Ketinggalan

3. kehidupan dipengaruhi dengan tradisi daerah (lokal) yang begitu kental

Tradisi lokal adalah kebiasaan yang dilakukan kesehariannya di suatu wilayah atau tempat.

Harus dipahami juga oleh siswa bahwa tradisi sastra daerah ini adalah roman atau cerita yang terdapat di daerah tersebut dan begitu kuat kisah atau cerita ini dalam sastra daerah. Dalam sastra juga dapat kita pahami ada secara lisan maupun tertulis.

Kehidupan sastra di masyarakat begitu banyak. Cerita yang dapat diambil di masyarakat tidak terlepas pada tradisi sastra di tempat tersebut.

Intinya bahwa sastra lokal ini memiliki peran yang dapat mengangkat daerah tersebut dan dapat menjadi ciri pada sastra bersifat lokal/daerah yang ada di suatu wilayah.

4. penceritaan berkaitan dengan romantisme

Terakhir, ciri dan karakteristik pada angkatan balai pustaka ini berkaitan dengan tema seputar romantisme.

Kata romantis adalah cerita yang berkaitan dengan percintaan, bersifat mesra. Jadi tema yang dimunculkan berkaitan dengan percintaan yang menjadi pokok dalam kisah dan cerita yang diangkat oleh pengarang. Cerita yang dikisahkan berkaitan dengan perasaan dan pikiran.Cerita yang dimunculkan pada angkatan Balai Pustaka ini memiliki kelebihan dalam hal romantis (percintaan antara dua sosok manusia).

Jadi, seolah ada pembatasan tema yang diangkat pada angkatan balai pustaka ini yaitu seputar romantisme yang terjadi dilingkungan masyarakat saat itu.

Sumber: Pikiran Rakyat.com, UPI, SCRIBD

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA