Mengapa ilmuwan teknik industri perlu melakukan perencanaan eksperimen

Pekerjaan Teknik Industri Dalam Proses Desain Dan Pengembangan Produk pada Teknik industri adalah disiplin teknik yang berkembang pesat berkaitan dengan optimalisasi sistem, proses, atau organisasi yang kompleks dengan mengembangkan, meningkatkan, dan memelihara jaringan kerja orang, mesin, sumber daya, informasi, dan uang. Ini mencakup desain dan pembuatan peralatan dan sistem yang kompleks dan pengelolaan kegiatan industri. Tulisan ini mensurvei berbagai pekerjaan teknik industri yang tersedia di Australia.

Industri Manufaktur Industri manufaktur sangat bergantung pada sistem yang inovatif dan hemat biaya. Oleh karena itu, insinyur industri harus mampu merancang dan membangun sistem manufaktur yang efektif. Mereka mungkin bekerja di departemen manufaktur atau kontrol kualitas dari perusahaan manufaktur skala besar, mengembangkan mesin dan metode baru untuk memproduksi barang dalam jumlah besar.

Teknik Administrasi Bisnis Sekarang sudah umum bagi insinyur industri untuk memasuki posisi administrasi bisnis, terutama setelah lulus dengan gelar di bidang teknik industri. Administrasi bisnis berkaitan dengan aspek keuangan dan manajerial dari operasi bisnis perusahaan. Posisi ini tidak hanya membutuhkan keterampilan menulis yang luar biasa tetapi juga pengetahuan tentang sisi hukum menjalankan bisnis.

Pekerjaan Administrasi Bisnis Serta Industri Manufaktur Ada beberapa pekerjaan lain dalam aliran administrasi bisnis yang juga membutuhkan keterampilan teknik industri yang baik. Banyak lulusan kemudian menjadi direktur atau manajer senior perusahaan besar, bertanggung jawab atas strategi dan rencana masa depan perusahaan. Yang lain memilih untuk menjadi konsultan, manajer pelatihan atau pemasok produk atau layanan kepada klien. Posisi ini memerlukan pelatihan tambahan setelah menyelesaikan gelar teknik industri empat tahun.

Ilmuwan Riset Banyak insinyur industri nantinya akan mendapatkan pekerjaan di departemen riset perusahaan besar atau di bidang terkait seperti bioteknologi, nanoteknologi, atau genetika. Mereka mungkin merancang sistem yang efisien untuk mengurangi limbah, mengembangkan bahan baru atau alat uji untuk mencegah efek berbahaya dari paparan bahan kimia. Lainnya terlibat dalam pengujian peralatan baru atau proses manufaktur. Beberapa ilmuwan riset industri bekerja pada sistem pengelasan robot untuk mengelas bersama potongan fabrikasi logam, sementara yang lain melakukan eksperimen yang menghasilkan energi, elektronik, atau senjata nuklir.

Pengembangan dan Desain Produk Banyak insinyur industri bekerja di departemen pengembangan produk dan desain di perusahaan manufaktur besar. Mereka mencoba meningkatkan produk yang sudah ada, menghasilkan produk baru yang lebih baik, lebih cepat, lebih kuat, dan lebih aman. Mereka dapat mengembangkan produk baru dengan menguji, menyempurnakan, dan mendesain ulang produk yang sudah ada. Terkadang mereka membuat prototipe yang dapat digunakan untuk tujuan pengujian. Insinyur juga dapat membuat desain baru untuk produk yang dapat digunakan di industri tertentu atau di pasar dalam negeri. Insinyur ini dapat bekerja di pabrik pembuatan produk, produsen peralatan, firma desain, distributor, dan bahkan di lembaga pemerintah.

Pekerjaan Teknik Industri Dalam Proses Pengembangan Dan Desain Produk Banyak insinyur industri dapat menemukan pekerjaan sebagai desainer produk untuk perusahaan besar. Mereka menggunakan pengetahuan mereka tentang desain industri dan keterampilan merancang untuk menciptakan produk yang lebih baik bagi konsumen. Mereka memperbaiki desain yang ada dan membantu mengubahnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Desainer industri dapat bekerja di departemen pemasaran, periklanan, atau riset konsumen di perusahaan besar.

Insinyur industri dapat memutuskan untuk bekerja pada proyek independen, baik untuk diri mereka sendiri atau sebagai bagian dari tim yang lebih besar. Mereka mungkin bekerja di lingkungan perusahaan untuk sebuah perusahaan atau di laboratorium untuk yang lain. Either way, insinyur industri bekerja baik di dalam maupun di luar dinding pabrik atau pabrik produksi yang sebenarnya. Mereka harus mencari cara untuk mengintegrasikan pekerja di dalam pabrik sehingga semua bagian pabrik bekerja secara keseluruhan. Mereka juga harus mencari cara untuk membuat pabrik lebih efisien sehingga produksi secara keseluruhan dapat ditingkatkan.

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1       Sejarah Eksperimen

Penelitian eksperimen semula diambil dari Ilmu Alam dan dimulai dalam studi ilmu psikologi. Wilhelm M. Wundt, seorang psikolog dari Jerman, memperkenalkan metode eksperimen ke dalam studi psikologi. Wundt mendirikan sebuah laboratorium eksperimen dan dijadikan sebagai contoh oleh para ilmuwan sosial. Akhir abad 18, Jerman sebagai pusat pengetahuan berhasil mengundang para ilmuwan sosial dari seluruh dunia untuk mempelajari metode tersebut. Menjelang tahun 1900, peneliti dari Amerika dan berbagai universitas di dunia mendirikan laboratorium psikologi untuk melakukan penelitian eksperimen. Kelahiran penelitian eksperimen dalam ilmu sosial telah mengubah pendekatan ilmu sosial yang filosofis, introspektif, dan integratif menjadi interpretif. Pada masa Perang Dunia II, penelitian eksperimen mulai banyak digunakan dalam bidang sosial untuk menjelaskan studi mengenai mental manusia dan kehidupan sosial secara objektif dan tidak bias.

Perluasan penggunaan metode eksperimen pada era ini ditandai dengan:

  • Behaviorisme, yang menekankan pada studi mengenai pengukuran tingkah laku sebagai ekspresi mental seseorang.
  • Kuantifikasi, yang menekankan penghitungan fenomena sosial dengan angka-angka. Dalam ilmu sosial, penghitungan berbasis angka banyak diterapkan dalam statistika social.
  • Perubahan dalam subjek penelitian. Penelitian eksperimen pada awalnya menekankan peneliti professional sebagai subjek dari penelitian tersebut. Namun dalam perkembangannya, subjek penelitian eksperimen berupa orang-orang awam yang belum dikenalnya, sehingga obyektifitas dari hasil penelitian tersebut lebih terjamin.
  • Aplikasi praktis. Penelitian eksperimen diterapkan secara praktis dalam berbagai hal untuk menguji hubungan sebab akibat.

Tahun 1950 dan 1960, metode penelitian eksperimental ini sudah banyak digunakan dalam peneliti sebagai cara untuk menguji hipotesa dengan standar error yang kecil. Memasuki tahun 1970, penelitian eksperimen semakin banyak digunakan untuk mengevaluasi penelitian dan sampai saat ini, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang banyak digunakan karena sifatnya yang logis, sederhana, konsisten, memerlukan sedikit biaya, dan secara jelas menggambarkan hubungan sebab akibat antar gejala.

2.2       Pengertian Eksperimen

Perancangan percobaan atau rancangan percobaan (Design of Experiment) adalah kajian mengenai penentuan kerangka dasar kegiatan pengumpulan informasi terhadap objek yang memiliki variasi (stokastik), berdasarkan prinsip-prinsip statistika. Bidang ini merupakan salah satu cabang penting dalam statistika inferensial dan diajarkan di banyak cabang ilmu pengetahuan di perguruan tinggi karena berkaitan erat dengan pelaksanaan percobaan (eksperimen). Perancangan percobaan dapat dikatakan sebagai “jembatan” bagi peneliti untuk bergerak dari hipotesis menuju pada eksperimen agar memberikan hasil yang valid secara ilmiah. Dengan demikian, perancangan percobaan dapat dikatakan sebagai salah satu instrumen dalam metode ilmiah. Tujuan dari Perancangan Eksperimen adalah merencanakan dan melakukan ekperimen, menganalisa data yang dihasilkan,
dan menarik konklusi yang valid dan obyektif.

Kajian perancangan percobaan adalah pelaksanaan percobaan (eksperimen) terkendali. Dalam percobaan semacam ini, peneliti memberikan sejumlah tindakan (dapat juga “pelabelan” sesuai dengan ciri-ciri objeknya, diistilahkan sebagai perlakuan atau (treatment) pada sejumlah objek yang memiliki variasi pada derajat tertentu. Objek ini diistilahkan sebagai satuan percobaan atau experimental unit, yang dapat berwujud hewan, tumbuhan, manusia, atau barang. Apabila perlakuan yang sama dikenakan terhadap sejumlah objek, objek-objek ini merupakan ulangan (replicate) dari perlakuan tadi. Pengamatan dilakukan terhadap sejumlah karakteristik yang diminati sang peneliti terhadap objek-objek tadi. Hipotesis statistis ditentukan (“hipotesis nol“) untuk memaknai pengaruh perlakuan-perlakuan yang diberikan terhadap hasil pengamatan (data) yang ada.

Beberapa pustaka menggunakan istilah experimental design bagi untuk rancangan-rancangan yang dibuat untuk kegiatan pengumpulan informasi tidak terkendali, seperti survei, jajak pendapat (polling), penelitian pengamatan (natural experiment), dan quasi-experiment. Meskipun hal ini memiliki dasar statistika, kajian klasik perancangan percobaan tidak mencakup tipe-tipe penelitian semacam itu.

2.3       Tujuan Suatu Percobaan

Dalam merancang suatu percobaan, tuliskan tujuan secara jelas, dapat juga dalam bentuk pertanyaan yang harus diperoleh jawabanya, hipotesis yang hendak diuji, dan pengaruh yang hendak diuji. Adapun tujuan secara umum dari suatu perancangan percobaan ini adalah:

  • Memilih perubah terkendali (X) yang paling berpengaruh terhadap respon (Y)
  • Memilih gugus perubah X yang paling mendekati nilai harapan Y
  • Memilih gugus perubah X yang menyebabkan keragaman respon ( σ ) paling kecil
  • Memilih gugus peubah X yang mengakibatkan pengaruh perubah tak terkendali paling kecil.

Secara umum tujuan perancangan eksperimen adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan variabel input (faktor) yang berpengaruh terhadap respon.
  2. Menentukan variabel input yang membuat respon mendekati nilai yang diinginkan.
  3. Menentukan variabel input yang menyebabkan variasi respon kecil.

2.4       Prinsip Dasar Percobaan

Prinsip utama dari perancangan percobaan merupakan gagasan dasar dari R.A.Fisher dan F.Yates dari statsiun percobaan Rothamsted. Prinsip-prinsip tersebut adalah pengacakan (randomization), Prinsip-prinsip pengulangan (replication) dan pengendalian lokal (local control). Perinsip itu dibutuhkan untuk pendugaan yang sahih (valid) dari galat percobaan (experimental error) dan usaha meminimumkan galat percobaan guna meningkatkan ketelitian percobaan. Ketelitian (precision), kepekaan (sensitivity) dan banyaknya keterangan (amount of information) dari suatu percobaan diukur sebagai berbanding terbalik dari ragam (Variance) dan nilai tengah (mean).

Dalam suatu perancangan percobaan, data yang dianalisis statistika dikatakan sah atau valid apabila data tersebut diperoleh dari suatu percobaan yang memenuhi tiga prinsip dasar yaitu:

  1. Pengacakan (Randomization)

Pengacakan yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu. Pengacakan perlakuan pada unit-unit percobaan dapat menggunakan tabel bilangan acak, sistem lotere secara manual atau dapat juga menggunakan komputer. Fungsi dari pengacakan adalah menjamin sahihnya atas dugaan

takbias galat percobaan dan nilai tengah perlakuan serat perbedaan di antara mereka. Pengacakan salah satu dari beberapa ciri modern pengacakan percobaan yang muncul atas gagasan R.A. Fisher. Acak (random) berbeda dengan sembarang (haphazard). Dimana sembarang akan merusak atau melemahkan teknik percobaan sedangkan acak mengandung pengertian memberikan kesempatan yang sama kepadamasing-masing satuan percobaan untuk dikenakan perlakuan. Cochran dan Cox (1957) menyatakan ”pengacakan adalah suatu yang analogi dengan asuransi, yaitu semacam tindakan pencegahan melawan gangguan yang mungkin terjadi dan dapat berakibat serius jiak mereka terjadi”. mana salah satu asumsi dalam analisis data bahwa galat bersifat bebas

dapat dipenuhi. Kadang-kadang konsep pengacakan dipernalkan sebagai suatu cara untuk ”menghilangkan” bias. Dengan demikian konsep pengacakan memainkan peranan penting dalam perancangan percobaan yang sahih. Melalui pengacakan maka uji-uji statistika menjadi sahih.

  1. Pengulangan (Replication), yaitu pengalokasian suatu perlakuan tertentu terhadap beberapa seragam. Pengulangan bertujuan untuk:
  2. Menduga ragam (variansi) dari galat percobaan
  3. Menduga galat baku (standard error) dari rataan perlakuan
  4. Meningkatkan ketetapan percobaan
  5. Memperluas pemilihan dan penggunaan satuan-satuan percobaan yang lebih bervariasi.

Unit percobaan pada kondisi yang presisi kesimpulan percobaan yaitu melaluipemilihan dan penggunaan satuan-satuan percobaan yang lebih bervariasi. Jika jumlah ulangan meningkat (bertambah) maka dugaan nilai tengah populasi (Population means) melalui titik tengah perlakuan yang diamati menjadi lebih teliti. Dalam batas-batas tertentu penggunaan satuan satuan percobaan yang kurang homogen atau teknik-teknik yang kurang teliti, dapat diatasi dengan menambah jumlah ulangan. Hal ini akan memberikan populsi induk yang baru dengan galat percobaan yang lebih besar. Bagaimanapun, menambah jumlah ulangan biasanya meningkatkan ketelitian, mengurangi panjang selang kepercayaan, dan meningkatkan kuasa kuasa uji statistika. Pengulangan juga memungkinkan kita untuk mengelompokkan satuan-satuan percobaan memaksimumkan keragaman antar kelompok dan meminimumkan keragaman menurut respon yang diharapkan. Tujuannya adalah memaksimumkan keragaman antar kelompok dan meminimumkan keragamandalam kelompok. Dengan cara ini membuat satuan-satuan percobaan dalam kelompok relatif lebbih homogen sehingga usaha mempelajari perbedaan di antara perlakuan-perlakuan dapat lebih teliti. Melalui cara ini ragam galat dapat dikendalikan.

  1. Mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan. Usaha-usaha pengendalian linkungan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengelompokan (blocking) satu arah, maupun multi arah. Pengelompokan dikatakan baik jika keragaman didalam kelompok lebih kecil dibangkan dengan keragaman antar kelompok. Untuk mengcapai kondisi tersebut maka kelompok yang dibentuk harus tegak lurus dengan arah keragaman unit percobaan.

2.5       Istilah Dalam Suatu Percobaan

Ada beberapa istilah dalam perancangan percobaan yang harus dikenal antara lain:

  1. Perlakuan (Treatment) Perlakuan merupakan suatu prosedur atau metode yang diharapkan pada unit percobaan. Prosedur atau metode yang diterapkan dapat berupa pemberian jenis pupuk yang berbeda, dosis pemupukan yang berbeda, jenis varietas yang digunakan berbeda, pemberian jenis pakan yang berbeda, kombinasi dari semua taraf-taraf beberapa faktor dan lain-lain.
  2. Unit Percobaan

Unit percobaan adalah unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberi suatu perlakuan. Unit terkecil ini bisa berupa petak lahan, individu, sekandang ternak dll tergantung pada bidang penelitian yang sedang dipelajari.

Satuan amatan adalah anak gugus dari dari unit percobaan tempat dimana respon perlakuan diukur.

Faktor adalah peubah bebas yang dicobakan dalam percobaan sebagai penyusun struktur perlakuan dicobakan dapat berupa peubah kualitatif maupun peubah kuantitatif.

Taraf adalah nilai-nilai dari peubah bebas (faktor) yang dicobakan dibedakan menjadi 3 taraf yaitu varietas A, varietas B dan varietas C.

2.6       Klasifikasi Dalam Perancangan Percobaan

Suatu rancangan perlakuan, rancangan lingkungan dan rancangan pengukuran. Rancangan perlakuan adalah merupakan rancangan yang berkaitan dengan bagaimana perlakuan-perlakuan tersebut perlakuan dapat dibentuk dari satu faktor, dua faktor, atau lebih, ini sangat tergantung pada fokus penelitian. Rancangan lingkungan adalah suatu rancangan yang berkaitan dengan bagaimana perlakuan-perlakuan tersebut ditempatkan pada unit percobaan. Penempatan perlakuan pada unit percobaan dilakukan secara acak yang didasarkan pada kondisi unit-unit percobaan yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan rancangan pengukuran adalah merupakan rancangan yang membicarakan bagaimana respon percobaan diambil unit-unit yang diteliti. Sebagai misal pengukuran luas permukaan daun dari suatu tanaman, untuk memperoleh ukuran luas permukaan daun diperlukan suatu teknik pengukuran yang biasa dipertahankan secara umum.

Secara garis besar rancangan percobaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Rancangan Perlakuan

v  Faktorial

v  Split plot (Petak terbagi)

v  Split Blok (Blok terpisah)

v  Faktorial

  • Bersilang
  • Tersarang
  • Campuran (bersilang sebagian dan tersarang sebagian)

v  Split-split plot (petak terbagi bagi)

v  Split-split blok (blok terpisah-pisah)

v  Rancangan acak lengkap (RAL)

v  Rancangan acak kelompok lengkap (RAKL)

v  Rancangan bujur sangkar latin (RBSL)

v  Rancangan Lattice

  • Lattice seimbang
  • Triple Lattices
  • Quadruple lattices

Disamping rancangan tersebut di atas masih terdapat rancangan–rancangan lain seperti rancangan tidak lengkap ataupun berbagai rancangan lainnya.

2.7       Keuntungan Perancangan Eksperimen

Beberapa keuntungan melakukan perancangan eksperimen antara lain adalah:

  1. Perancangan eksperimen dapat digunakan dalam mengidentifikasi kunci keputusan tidak hanya dalam pengendalian proses tetapi juga untuk peningkatan atau perbaikan proses.
  2. Pada pengembangan proses baru di mana data historis tidak tersedia, perancangan eksperimen digunakan pada fase pengembangan karena dapat menunjukkan faktor-faktor yang penting yang akan memaksimumkan hasil dan mengurangi biaya secara keseluruhan.
  3. Perancangan eksperimen dapat membantu mengurangi lead time antara desain dan manufacturing dan menghasilkan desain yang robust (kokoh) terhadap faktor-faktor yang tidak terkontrol.

2.8       Berbagai Jenis-Jenis Rancangan Percobaan

Jenis-jenis rancangan dapat digolongkan/dikelompokkan berdasarkan rancangan dasar atau lingkungan dengan berbagai kombinasi pola percobaan: keseimbangan jumlah ulangan, jumlah faktor yang diujikan dan pengacakan di lapangan.

  1. Jenis Rancangan Eksperimen

 Rancangan dasar atau yang dapat juga disebut rancangan lingkungan adalah pembagian jenis rancangan percobaan itu dilaksanakan.

v  Rancangan acak lengkap (RAL)

Diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan homogen atau dapat dianggap homogen. Perlu dijelaskan disini bahwa yang disebut “lingkungan” adalah faktor-faktor lain diluar faktor yang sedang diteliti. Dalam percobaan RAL setiap unit percobaan di acak secara sempurna, tanpa dibatasi oleh blok dan sebagainya.

v  Rancangan acak kelompok (RAK)

Diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan tidak homogen (heterogen), misalnya percobaan-percobaan yang dilaksanakan di lapangan, dimana tempat satu sumber keragaman diluar faktor penelitian. Dalam percabaan RAK setiap unit percobaan ditempatkan secara acak pada setiap kelompok.

v  Rancangan bujur sangkar latin (RBSL)

Diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan tidak homogeny, dimana terdapat dua sumber keragaman di luar faktor penelitian. Percobaan RBSL setiap unit percobaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak ada perlakuan yang sama dalam satu baris atau kolom. Cirri khas RBSL adalah jumlah ulangan yang sama dengan jumlah perlakuan. Disarankan RBSL diterapkan pada percobaan yang emiliki 4 sampai 8 perlakuan.

  1. Pola Percabaan Berdasar Keseimbangan Jumlah Ulangan

v  Seimbang (complete)

Merupakan suatu percobaan dikatakan seimbang jika setiap perlakuannya memiliki jumlah ulangan yang sama.

v  Tidak seimbang (incomplete)

Suatu percobaan dikatakan tidak seimbang jika ada perlakuan yang memiliki jumlah ulangan tidak sama dengan perlakuan lainnya.

  1. Pola Percobaan Berdasarkan Jumlah Fakor Yang Diujikan

v  Tunggal

Percobaan tunggal adalah suatu percobaan dimana hanya ada satu faktor yang dicobakan, sedangkan faktor lainnya (perlakuan dasar) dibuat sama. Percobaan tunggal, perlakuan hanya terdiri atar perbedaan taraf (level) dari faktor peubah tunggal yang diteliti, sedangkan semua faktor lain sebagai perlakuan dasar yang diberikan secara seragam bagi semua petak. Dengan hanya menyelidiki satu faktor saja, maka keterangan /hasil yang diperoleh hanya ditentukan oleh perlakuan yang dicabakan saja.

v  Factorial

Percobaan factorial adalah suatu percobaan dimana dalam satu keadaan (unit percobaan) dicobakan secara bersamaan daribeberapa (2 atau lebih) percobaan-percobaan tunggal. Dari percobaan faktorial,selain dapat diketahui pengaruh-pengaruh tunggal faktor yang diujikan, dapat diketahui pula pengaruh gabungan (interaksi) dari masing-masing faktor yang diujikan.

  1. Pola Perancangan Berdasarkan Pola Pengacakan

Pola pengacakan suatu percobaan erat kaitannya dengan tujuan dilaksanakannya percobaan itu sendiri.

v  Sederhana

Percobaan sederhana adalah suatu percobaan yang dirancang sedemikian rupa sehingga setiap perlakuan dikenakan pada masing-masing rancangan dasar yang sesuai (RAL,RAK,RBSL). Pola sederhana dapat diterapkan baik pada percobaan tunggal maupun percobaan faktorial.

v  Nested (Terserang)

Sebenarnya percobaan faktorial tersarang bukan disebabkan oleh pola pengacakan, melainkan sebagai akibat dari sifat-sifat faktor yang dicobakan. Pola tersarang lazim ditemukan pada percobaan dengan faktor kualitatif yang dikombinasikan dengan faktor kuantitatif, diman faktor kuantitatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari faktor kuantitatif. Sebagai ilustrasi adalah suatu percobaan jenis pupuk N (kualitatif) yang dikombinasikan dengan dosis masing-masing pupuk tersebut (kuantitatif). Rancangan dasar yang dipergunakan dapat berupa RAL,RAK ataupun RBSL.

v  Split Plot (Petak Retbaik)

Satu faktor yang lebih dipentingkan dari faktor lainnya.

v  Strip Plot = Split Blok

2.9       Macam-macam Perancangan Eksperimen

Menurut Emzir (2011), terdapat dua kelas utama desain eksperimental;

  1. Desain variabel tunggal yang melibatkan satuvariabel bebas.
  2. Desain factorial yang melibatkan dua atau lebihvariabel bebas.
  3. Desain variabel bebas diklasifikasikan sebagai berikut:
  4. Pre-Experimental Design (Desain Pra-Eksperimental)

Mengikuti langkah-langkah dasar eksperimental, tetapi gagalmemasukkan kelompok kontrol. Kelompok tunggal sering diteliti, tetapitidak ada perlakuan dengan kelompokn onperlakuan dibuat. Memilikistruktur yang lemah, dan dapat menimbulkan bias dan menurunkanvaliditas internal, merupakan desain yang dianggap tidak memadaidan cacat. Ada tiga desain yang termasuk dalam pre-experimental design, yaitu:

v  One-shot experimental case study (Studi Kasus Satu Tembakan)

Subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan, sepertisuatu semester pengalaman kerja akademik. Tujuannya adalahuntuk menentukan apakah perlakuan mempunyai efek pada hasilbelajar. Tanpa kelompok pembanding, tidak mungkin untukmenentukan jika skor hasil lebih tinggi dari yang tanpa perlakuan.Dan tanpa skor prates, tidak mungkin untuk menentukan jikaperubahan dalam kelompok tersebut telah terjadi.

v  One group pretest-posttest (Satu Kelompok Prates-Postes)

Kelebihan desain ini dari desain sebelumnya adalahmemasukkan prates untuk menentukan garis belakang. Suatupendekatan yang menyediakan ukuran atas perubahan namunhasilnya dapat tidak konklusif.

v  Static group comparison (Perbandingan Kelompok Statis)

Desain ini berupaya melengkapi kekurangan kelompokcontrol, tetapi gagal dalamhubungan memperlihatkan bahwa suatuperubahan telah muncul. Dalam studi perbandingan kelompokstatis, dua kelompok dipilih, satu di antaranya memperolehperlakuan dan satu yang lain tidak menerima perlakuan. Suatuskor postes ditentukan untuk mengukur perbedaan setelah perlakuan antara dua kelompok.

  1. Quasi-Experimental and Special Design I (Eksperimental Semu)

 Disebut kuasi karena merupakan varian dari desain pra-eksperimental. Agak lebih baik dari desain pra-eksperimental, karenamelakukan suatu cara untuk membandingkan kelompok. Namunlemah dalam hal randomisasi. Desain Eksperimental Semu adalahsebagai berikut:

v  Nonequivalent Control Group Design 

Baik kelompok eksperimental maupun kontroldibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkantanpa melalui randomisasi. Desain ini mirip desain kelompok control prates-postes hanya tidak melibatkan penempatan subjekke dalam kelompok secara random. Dua kelompok yang ada diberiprates, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberi postes.Keuntungan desain ini adalah bahwa kelas-kelas yang digunakansebagaimana adanya, pengaruh dari penyelenggaraan reaktifdapat dikurangi. Subjek penelitian mungkin sama sekali tidakmenyadari bahwa mereka dilibatkan dalam studi.

v  Time Series Design (Desain Rangkaian Waktu)

Desain rangkaian waktu secara actual merupakan suatuketelitian/elaborasi dari desain satu kelompok prates-postes.Satu kelompok diberi prates berulangkali, diberi perlakuan,kemudian diberikan postes berulangkali. Jika skor satu kelompoksecara esensial sama pada sejumlah prates dan kemudian secarasignifikan meningkat mengikuti perlakuan, peneliti akan lebih yakintentang kefektifan perlakuan, peneliti akan lebih yakin tentangkefektifan perlakuan daripada hanya diberikan satu prates dansatu postes.

v  Conterbalanced Design (Desain Berimbang)

Semua kelompok menerima semua perlakuan, tetapidalam urutan yang berbeda. Dalam desain untuk tiga kelompokdan tiga perlakuan, jumlah kelompok dapat dilibatkan (dua ataulebih); pembatasannya hanyalah jumlah kelompok sama dengan jumlah perlakuan. Urutan kelompok dalam menerima perlakuanditentukan secara random. Sementara subjek mungkin mendapatprates, desain ini biasanya dilakukan bila kelompok yang adaharus digunakan dan bila pelaksanaan prates tidak mungkin ataumungkin dilakukan. Satu kelemahan unik dari desain ini adalah interferensi perlakuan ganda yang potensial yang dapat timbul bilakelompok yang sama menerima lebih dari satu perlakuan.

  1. True Experimental Design (Eksperimental Sebenarnya)

 Desain eksperimental yang sebenarnya melaksanakankelompok kontrol maupun cara mengukur perubahan yang munculdalam kedua kelompok. Dalam arti ini, kita berusaha mengontrolsemua variabel yang mencampuri, atau paling tidak memerhatikan pengaruhnya, sementara berusaha menentukan jika perlakuanlahyang benar-benar menyebabkan perubahan. Eksperimen ini dianggapdapat secara tepat mengukur hubungan sebab-akibat.

v  Pretest-Posttest Control Group Design (Desain Kelompok KontrolPrates-Postes)

Paling efektif dalam istilah penunjukan hubungan sebabakibat, tetapi yang juga paling sulit dilakukan. Desain ini tidakhanya melengkapi kelompok kontrol maupun pengukuranperubahan, tetapi juga menambahkan suatu prates untuk menilaiperbedaan antara kedua kelompok sebelum studi dilakukan.

v  Posttest-Only Control Group Design 

Randomisasi dan perbandingan kedua kelompok controldan kelompok eksperimental digunakan dalam jenis desain ini.Setiap kelompok yang dipilih dan ditempatkan secara randomdiberi perlakuan atau beberapa jenis control. Postes kemudiandiberikan kepada setiap subjek untuk menentukan jika adaperbedaan antara kedua kelompok tersebut. Desain ini mendekatimetode yang paling baik, tetapi memiliki kelemahan sedikit padapengukuran prates.

v  Solomon Four Group Design (Desain Solomon Empat Kelompok)

Melibatkan penempatan subjek secara random pada salahsatu dari empat kelompok. Dua kelompok diberi prates dan duakelompok tidak; satu dari kelompok prates dan satu dari kelompoknonprates diberi perlakuan eksperimental. Keempat kelompokdiberi postes. Desain ini memerlukan dua kali lebih banyak subjekuntuk desain eksperimental yang yang sebenarnya, dan subjektersebut sering sukar di dapat.

Desain factorial melibatkan dua atau lebih variable bebas,dan sekurangnya satu yang dimanipulasi oleh peneliti. Pada dasarnyadesain ini merupakan elaborasi dari desain true-exerimental danmengizinkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secaraindividual dan dalam interaksi satu sama lain. Istilah faktorial mengacupada fakta bahwa desain ini melibatkan faktor.

Daftar Pustaka

www.geocities.ws/rizkylp/eksperimen.pdf

//id.wikipedia.org/wiki/Perancangan_percobaan

//docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:Q4uMiLbpxQUJ:www.unhas.ac.id/lkpp/mipa/Drs.%2520Raupong,M.Si%2520Perancangan%2520Perbaan.pdf+perancangan+eksperimen&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESj4zsNop9YT24Ttm4ayfqFfK4g9NPpndgSop7quyhJU0wkAa_8llf0xyVDrAeNYzgaoW8pe7_AmbE54wkJ8imMGcSJPYDS5q8xip0vimpcto6imV1RpMtX3WVc_53b0NwilR5X4&sig=AHIEtbR_4JAfoV0e9wvL_mFrMU1nrGRjjQ

//qualityengineering.wordpress.com/tag/perancangan-eksperimen/

//id.scribd.com/doc/91900936/Macam-Desain-Eksperimen

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA