Mengapa hutan bakau disebut juga hutan mangrove

Hutan bakau atau hutan mangrove adalah formasi tumbuhan spesifik dan biasanya tumbuh serta berkembang di kawasan berpasir daerah tropis dan subtropis. Berdasarkan penjelasan di jurnal Oseana Vol. XXVI No. 4, kata mangrove berasal dari perpaduan Bahasa Portugis “mangue” dan Bahasa Inggris “grove”.

Menurut data di kkp.go.id, luas hutan mangrove dunia 16.530.000 hektare dan 20% atau sekitar 3.490.000 hektare ada di Indonesia. Luas hutan bakau yang statusnya kritis seluas 637.624 hektare dan seluas 2.673.548 hektare dalam kondisi yang baik.

Hutan mangrove memiliki fungsi yang besar bagi kehidupan manusia. Mengutip dari dlhk.bantenprov.go.id, beberapa fungsi hutan bakau sebagai berikut:

  1. Dapat menahan arus air laut yang dapat mengikis daratan pantai.
  2. Penyerap gas karbon dioksida dan penghasil oksigen.
  3. Tempat hidup biota laut seperti ikan kecil untuk berlindung dan mencari makan.

Penjelasan tentang fungsi ekologis hutan mangrove juga terdapat di Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera 12(24). Dalam jurnal tersebut fungsi hutan bakau dikelompokan menjadi tiga yaitu fungsi fisik, biologis, dan ekonomis.

Fungsi Fisik

  1. Menjaga garis pantai agar tetap stabil.
  2. Melindungi pantai dan sungai daerah erosi dan abrasi.
  3. Menahan angin kencang dari laut.
  4. Menahan proses penimbunan lumpur.
  5. Menjaga wilayah penyangga dan menyaring air laut menjadi air tawar di daratan.
  6. Mengolah limbah beracun, menghasilkan oksigen, dan menyerap karbon dioksida.

Baca Juga

  1. Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan bagi plankton sehingga dapat menunjang rantai makanan.
  2. Tempat memijah dan berkembang biak ikan, kerang, kepiting, dan udang.
  3. Tempat berlindung, bersarang, dan berkembang biak burung atau satwa lain.
  4. Sumber plasma nutfah dan sumber genetik.
  5. Habitat alami bagi berbagai jenis biota.
  1. Menghasilkan kayu untuk bahan bakar, arang, dan bahan bangunan.
  2. Menghasilkan bahan baku industri seperti pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, dan lain sebagainya.
  3. Menghasilkan bibit ikan, nener, kerang, kepiting, dan berbagai biota lain.
  4. Tempat wisata, penelitian, dan pendidikan.

Tumbuhan yang hidup di hutan ini memiliki sifat unik karena terdiri atas tumbuhan yang hidup di darat dan laut. Tanaman di area ini memiliki sistem perakaran yang menonjol yang dikenal dengan nama akar nafas atau pneumatofor. Sistem perakaran tersebut merupakan cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen.

Ekosistem hutan mangrove memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan. Mengutip dari Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera 12(24), berikut ini manfaat dari hutan mangrove.

Advertising

Advertising

Sistem perakaran mangrove yang kompleks, rapat, dan lebat dapat menangkap sisa bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari daratan. Proses ini akan membuat air laut menjadi bersih serta memelihara kehidupan padang lamun dan terumbu karang.

Mangrove seringkali disebut sebagai pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahan akan menumbuhkan perkembangan garis pantai. Akar mangrove juga dapat menjaga daerah pinggir pantai dari bahaya erosi.

Buah vivipar yang jatuh dan terbawa ke dasar yang dangkal dapat berkembang menjadi mangrove baru. Dalam waktu tertentu, mangrove baru tersebut dapat membentuk pulau sendiri.

Baca Juga

Akar tanaman mangrove berperan tidak hanya sebagai alat bernafas tanaman saja. Namun berfungsi akar tersebut juga bisa menangkap endapan dan membersihkan kandungan zat kimia dalam air yang berasal dari daratan menuju laut.

Air yang mengalir dari sungai biasanya membawa zat kimia atau polutan. Saat air tersebut melalui akar tanaman mangrove, maka zat kimia menjadi terlepas. Sehingga ketika air sampai ke laut, kualitasnya sudah lebih bagus dan lebih bersih.

3. Berperan dalam rantai makanan

Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke air akan terurai oleh mikoorganisme. Hasilnya akan menjadi makanan bagi larva dan hewan kecil. Lalu berlanjut ke sistem rantai makanan di laut. Sehingga dengan kata lain hutan mangrove memberikan manfaat untuk membuat rantai makanan di ekosistem laut dan sekitarnya.

4. Melindungi dan memberikan nutrisi

Akar tanaman mangrove yang lebat dan rapat dapat menjadi tempat berlindung ikan, udang, dan hewan kecil lainnya. Akar tersebut juga berperan dalam menyediakan makanan untuk hewan laut tersebut.

5. Bermanfaat bagi manusia

Pohon mangrove memiliki kayu yang kuat dan kokoh sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

6. Tempat tambat kapal

Daerah pesisir yang terlindungi menjadi terbaik untuk berlabuh perahu. Jika cuaca kurang baik, pohon mangrove dapat menjadi tempat berlindung. Kapal-kapal biasanya diikatkan pada batang pohon ini sehingga tidak hanyut ke laut. Namun cara menambat kapal seperti ini tidak boleh dilakukan terlalu sering sebab dapat merusak batang pohon tersebut.

Baca Juga

Beberapa bagian tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai obat. Kulit batang pohon ini dapat digunakan sebagai pengawet, obat gatal, dan obat radang. Tanaman mangrove juga dipercaya bisa mengobati gigitan ular, rematik, gangguan pencernaan, dan masalah kesehatan lainnya.

Getah tanaman ini juga bermanfaat untuk mengobati sakit akibat sengatan hewan laut. Namun ketika getah tanaman tersebut juga bisa menyebabkan kebutaan sementara apabila terkena mata. Sehingga penggunaan sebagai obat harus hati-hati.

Air buah dan kulit akar mangrove muda dapat digunakan untuk mengusir nyamuk. Air buah tancang dapat digunakan untuk membersihkan mata sedangkan kulitnya dapat digunakan untuk obat sakit perut dan menurunkan demam. Daun mangrove apabila dimasukkan dalam air juga bisa menjadi bahan pembius ikan.

8. Pengawet

Pohon buah bisa dimanfaatkan sebagai pewarna dan pengawet kain dan jaring. Pewarnaan ini juga biasa digunakan untuk mewarnai batik. Air rebusan kulit pohon ini juga bisa mengawetkan bahan jaring payang oleh nelayan.

9. Pakan dan makanan

Daun tanaman yang ada di hutan mangrove ternyata mengandung banyak protein. Sehingga biasa digunakan untuk tambahan pakan ternak. Bunga mangrove jenis api-api juga mengantung nektar yang bisa dikonversi menjadi madu dengan bantuan tawon. Buahnya pahit namun jika memasaknya dengan benar dapat menjadi makanan.

10. Bahan bakar dan bangunan

Batang pohon mangrove biasanya digunakan sebagai bahan bakar dengan diolah menjadi arang untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri kecil. Selain itu, batang pohonnya juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

Apabila ukurannya sudah cukup besar, tanaman tersebut juga bisa digunakan sebagai tiang utama atau lunas kapal. Batang kayu ini kuat dan tahan air sehingga cocok untuk bahan bangunan dan penguat tanah.

Baca Juga

Di awal sudah dijelaskan bahwa 20% lahan mangrove dunia ada di Indonesia. Namun ternyata luasan hutan mangrove di Indonesia mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Mengutip dari Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera 12(24), berikut ini rangkuman kondisi hutan mangrove di negara kita.

Sekitar 15 sampai 20 tahun lalu luas hutan bakau di negara kita masih 8 juta hektar. Sebaran mangrove ada di pesisir Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Luas lahan tersebut terus mengalami menurunan seiring berkembangnya waktu.

  • Tahun 1982: terjadi penurunan luasan 4,25 juta hektare.
  • Tahun 1987: mengalami penurunan 3,24 juta hektare.
  • Tahun 1990: tersisa 2,50 juta hektare.

Dalam jurnal tersebut juga diterangkan bahwa kondisi hutan mangrove di Sulawesi Selatan hanya sekitar 97.900 hektare. Terdiri atas kawasan fungsi lindung seluas 49.397 hektare dan fungsi produksi seluas 48.503 hektare tersebar di Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Wajo, Bone, dan Sinjai.

Kondisi hutan di Sulawesi Selatan diketahui dalam kondisi kritis jumlahnya relatif sedikit. Kerusakan hutan mangrove juga terjadi di daerah lain, seperti Sumatera Utara. Kerusakan hutan bakau di daerah tersebut mencapai 6000 hektare.

Penurunan luasan tersebut disebabkan adanya kegiatan konversi menjadi lahan tambak, pemukiman, pelabuhan, jalan, hotel, apartemen, penerbangan liar, dan lain sebagainya. Penurunan luasan hutan mangrove memberikan dampak yang merugikan bagi lingkungan khususnya masyarakat yang tinggal di daerah di pesisir.

Baca Juga

Untuk melestarikan hutan mangrove perlu beberapa hal yang harus dilakukan. Mengutip dari dlh.semarangkota.go.id, berikut ini beberapa upaya melestarikan hutan mangrove.

1. Pengadaan bibit

Sejauh ini bibit yang ditanam berasal dari alam. Namun jika hal tersebut terus dilakukan bisa menyebabkan kelangkaan bibit pohon mangrove. Maka dari itu perlu untuk melakukan pengadaan bibit untuk mencegah kelangkaan bibit alami.

2. Menjaga kesehatan bibit

Selain ketersediaan bibit mangrove, kualitas dari bibit tersebut juga harus diperhatikan. Bibit yang sehat akan tumbuh menjadi pohon yang berkualitas.

3. Reboisasi

Penenaman kembali atau reboisasi hutan bakau yang sudah rusak juga sangat penting dilakukan. Proses reboisasi ini akan semakin baik jika dilakukan bersama dengan masyarakat. Agar masyarakat turut merasa memiliki sehingga bisa bersama-sama merawat hutan bakau tersebut.

4. Mengatur tata ruang

Upaya pelestarian selanjutnya yaitu dengan mengatur kembali atau menata pesisir pantai, wilayah pemukiman, dan vegetasi yang ada di daerah tersebut. Selain bermanfaat untuk menjaga kelestarian alam, penataan hutan mangrove juga berpotensi menjadi tempat wisata.

Baca Juga

Hutan mangrobe dapat menjadi ekowisata yang menarik bagi wisatawan. Ekowisata yang dapat dilakukan misalnya menanam bibit bakau bersama. Sehingga semakin banyak wisatawan yang datang, maka semakin banyak pohon mangrove yang ditanam. Ekowisata tersebut sudah dilakukan di hutan mangrove Kulon Progo Yogyakarta.

Itulah beberapa hal tentang hutan mangrove yang bisa kita ketahui. Karena memiliki beragam fungsi dan manfaat, maka sudah sepatutnya kita saling bahu membahu untuk melestarikan ekosistem pinggir pantai tersebut.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA