Mengapa dalam sebuah cerita harus ada tokoh utama

Bagaimana pun hebatnya sebuah buku fiksi, tokoh protagonis adalah cara pembaca mengingatnya. Ada banyak alasan para pembaca kembali pada sebuah buku. Akan tetapi yang paling umum dari alasan manusia mengingat sebuah buku kemudian kembali mengulang ceritanya adalah karena tokoh protagonis.

Tokoh protagonis umumnya adalah tokoh utama dalam cerita, namun tokoh utama cerita belum tentu adalah tokoh protagonis.

Memahami peran tokoh protagonis dengan baik dalam membangun sebuah cerita akan memberi kamu kesempatan untuk mengembangkannya serta mengikatnya ke dalam benak pembaca.

Berikut Penulis Gunung akan mengajak kamu mempelajari caranya.

Kamu punya kisah hidup menarik untuk dijadikan buku namun bingung cara menuliskannya?

COBA KONSULTASIKAN DISINI

Photo by Henry Muljadi on Pexels.com

Tokoh protagonis adalah tokoh utama dalam cerita yang biasanya menjadi titik pusat dari cerita. Tokoh protagonis menjadi tokoh sentral dimana semua penokohan cerita berkembang. Tokoh utama bisa berjumlah lebih dari satu orang,  namun tokoh protagonis hanya ada satu dalam cerita.

Tujuan yang ingin dicapai oleh tokoh protagonis biasanya adalah plot utama cerita yang sebenarnya. Dalam perjalanannya, upaya tokoh protagonis untuk mencapai tujuan ini akan mendapat tentangan dari tokoh antagonis atau tokoh lawan dari protagonis.

Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi lawan, musuh, atau oposisi dari tokoh protagonis.

Pembaca akan selalu berpihak pada tokoh protagonis dan ingin mereka mencapai tujuannya sepanjang cerita. Nah, dalam penulisan cerita genre apa pun siapa tokoh yang berperan sebagai protagonis harus mendapat perhatian ekstra untuk mendapatkan penampilan yang ekstra di mata para pembaca.

BACA JUGA:

Perbedaan antara Tokoh Protagonis dan Tokoh Utama dalam Cerita

Photo by Happy Pixels on Pexels.com

Sekali lagi yang harus dipahami adalah; bahwa tokoh protagonis bisa saja sama dengan karakter utama, namun karakter utama cerita belum tentu atau tidak harus seorang protagonis.

Tokoh utama adalah seorang yang memiliki peran penting dalam sebuah cerita, baik ia protagonis atau pun ia antagonis. Sementara protagonis selalu menjadi tokoh cerita yang mewakili nilai-nilai kebaikan, budi luhur dan perspektif ideal pandangan manusia.

Untuk lebih memahami bagaimana perbedaan antara lebih mendalam antara tokoh protagonis dan tokoh utama dalam penulisan cerita, kamu dapat melihat praktiknya dalam beberapa contoh berikut ini.

Tokoh Protagonis (juga Tokoh Utama)Tokoh Utama tapi bukan protagonis
Puteri SaljuPenyihir (Puteri Salju)
Harry PotterRon Weasley (Harry Potter)
Zainuddin (Tenggelamnya Kapal Van der Wijck)Hayati (Tenggelamnya Kapal Van der Wijck)
Katnis Everdeen (Hunger Games)Peeta Mellark (Hunger Games)
Frodo (The Lord of the Ring)Sauron (The Lord of the Ring)

Dapat kamu lihat pada tabel di atas bahwa tokoh-tokoh yang berperan sebagai tokoh utama sekaligus juga protagonis adalah tokoh dimana cerita utama berpusat pada mereka.

Harry Potter, Puteri Salju, Zainuddin, Katnis Everdeen dan Frodo adalah pusat cerita dalam kisah mereka sendiri-sendiri. Kemana pun alur cerita bergerak, semuanya tidak akan menjauhi mereka sebagai titik sentral penceritaan.

Kemudian bandingkan dengan nama-nama di sebelahnya;

Sosok penyihir, Ron Weasley, Hayati, Peeta Mellark dan Sauron. Mereka semua adalah tokoh penting yang membuat jalan cerita semakin menarik dengan kehadirannya. Tapi mereka bukan tokoh protagonis utama, mereka hanya menjadi pendukung protagonis untuk menjalankan perannya dengan baik.

Apa yang Menyebabkan Satu Karakter Dianggap Sebagai Tokoh Utama dalam Cerita?

Photo by cottonbro on Pexels.com

Biasanya dalam satu cerita atau satu novel, hanya ada satu protagonis.

Ini adalah satu hal yang perlu kamu ketahui karena beberapa penulis pemula kadang memiliki persepsi bahwa protagonis dalam cerita adalah dia yang berada pada sisi kebaikan atau sisi putih. Ini memang benar, tapi tidak tepat. Persepsi ini juga terlalu luas untuk menggambarkan tokoh protagonis yang sebenarnya.

Jika tokoh protagonis biasanya hanya ada satu dalam satu novel, maka tidak demikian dengan tokoh utama.

Tokoh utama dalam cerita bisa berjumlah banyak dan ia bisa menjadi peran yang bermacam-macam. Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peran aktif dalam perkembangan alur cerita terlepas apakah ia adalah protagonis, antagonis, tritagonis atau apa pun sebutannya.

Kamu dapat melihat peran utama dalam banyak contoh. Malin Kundang adalah contoh antagonis sekaligus tokoh central cerita. Joker juga adalah contoh antagonis dimana ia berubah menjadi jahat pada akhir cerita.

Baik Joker mau pun Maling Kundang, adalah tokoh utama sekaligus juga menjadi pengertian unik dari sebuah karakter antagonis. Pastinya mereka bukanlah tokoh protagonis dimana nilai-nilai luhur dan kebaikan bisa menjadi pedoman bagi pembaca untuk diikuti.

BACA JUGA:

Protagonis Melawan Antagonis

Photo by KoolShooters on Pexels.com

“Antagonis adalah protagonis dalam cerita versi mereka sendiri”

A Wan Bong

Bagaimana tokoh antagonis digambarkan dalam cerita seringkali mempengaruhi pembaca untuk membangun persepsi mereka sendiri mengenai pengertian antagonis. Hal yang kemudian menarik adalah anggapan umum yang mempersepsikan bahwa antagonis adalah karakter jahat, buruk, kejam dan penuh rasa iri dengki.

Ini jelas tidak tepat, meskipun mayoritas cerita menggambarkan kesan semacam itu.

Jika memaknai bahwa tokoh protagonis adalah tokoh yang berusaha mencapai tujuan utama dalam satu alur cerita, maka antagonis adalah tokoh yang berusaha menghalanginya. Sederhananya, lawan dari tokoh protagonis adalah tokoh antagonis yang aplikasinya bisa saja dalam banyak bentuk.

Dalam artikel sebelumnya mengenai tokoh antagonis, Penulis Gunung telah menyebutkan antagonis dalam cerita bisa saja berwujud sesuatu yang tidak harus mahkluk hidup berupa manusia atau binatang.

Alam dan bencana, kondisi lingkungan yang memaksa tokoh protagonis untuk menyerah, atau bahkan kondisi kejiwaan tokoh protagonis sendiri yang membuat ia tidak dapat mencapai tujuannya, bisa pula dikategorikan sebagai bagian dari pemaknaan antagonis.

Jadi, memaknai antagonis protagonis baik atau jahat saja adalah sudut pandang yang terlalu sempit. Kamu dapat membuatnya lebih luas lagi berdasarkan sudut pandang yang lebih luas pula.

Photo by cottonbro on Pexels.com

Setelah kamu memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan tokoh protagonis dan apa pula perbedaannya dengan tokoh utama cerita. Sekarang Penulis Gunung akan mengajak kamu pada pembahasan sebenarnya yaitu bagaimana membuat tokoh protagonis yang hebat dalam cerita.

Berangkat dari pengertian dan persepsi umum yang mengatakan bahwa tokoh protagonis adalah tokoh yang berwatak mewakili kebajikan dan nilai luhur. Maka aplikasinya dalam cerita dapat disederhanakan dalam 6 tips yang paling penting berikut ini.

BACA PULA:

Buat Tokoh Protagonis Lebih Manusiawi

Photo by cottonbro on Pexels.com

Tips pertama untuk membuat tokoh protagonis yang menarik dalam sebuah novel fiksi adalah dengan menjadikannya sosok yang manusiawi. Keharusan untuk manusiawi bahkan berlaku untuk tokoh protagonis yang tidak menggunakan manusia sebagai karakternya.

Mengapa demikian?

Sifat manusiawi adalah sifat yang memiliki cacat, memiliki kelemahan dan memiliki sisi negatif. Tokoh protagonis yang digambarkan dalam karakter yang manusiawi dan memiliki kelemahan akan memiliki kedekatan pada pembaca. Sementara tokoh protagonis yang terlalu sempurna lebih identik dengan karakter malaikat, dan dalam cerita agak sulit membangun ikatannya dengan pembaca.

Jadi ketika kamu membangun satu karakter protagonis dalam novel fiksimu, biarkan ia memiliki kelemahan. Biarkan tokoh protagonis memiliki rasa iri, memiliki dendam, memiliki rasa ingin menuntut balas dan lain sebagainya.

Kelemahan-kelemahan tokoh protagonis ini dapat pula kamu hadirkan dalam bentuk kemiskinan, keterbelakangan mental, kurang berpendidikan, kurang pintar dan lain sebagainya.

Intinya adalah, beri tokoh protagonismu kelemahan supaya ia terlihat manusiawi.

Bangun Latar Belakang Tokoh Protagonis

Photo by cottonbro on Pexels.com

Setiap orang memiliki kisah dan begitu juga dengan protagonis dalam novel atau cerita. Jadi, tips yang kedua untuk membuat tokoh protagonis dalam novel yang kamu tulis lebih dekat kepada pembaca adalah dengan memberi mereka kisah hidup dan latar belakang.

Semakin bagus kamu menggambarkan latar belakang yang dimiliki oleh tokoh protagonis, itu semakin bagus.

Latar belakang bagi karakter protagonis akan menjadi semacam cara bagi pembaca untuk mengenalnya. Jadi, ketika pembaca mulai membaca halaman demi halaman novelmu yang berbicara tentang karakter protagonis, mereka akan mengerti mengapa tokoh protagonis adalah tokoh yang memiliki watak seperti yang kamu tuliskan.

Beberapa pertanyaan yang bisa kamu ajukan untuk memberikan latar belakang dan kisah pada tokoh protagonis adalah sebagai berikut;

  • Bagaimana gambaran masa kecil tokoh protagonis?
  • Apakah ia pernah mengalami trauma?
  • Di mana tokoh protagonis tinggal dan dilahirkan?
  • Apakah tokoh protagonis memiliki hubungan di masa lalu yang sangat mempengaruhi dirinya?
  • Apa saja pekerjaan yang pernah dilakukan oleh karakter protagonis?
  • Dan lain sebagainya.

Photo by cottonbro on Pexels.com

Semakin baik kamu membayangkan bagaimana sosok protagonis secara komprehensif, itu semakin bagus.

Walaupun demikian, kamu tidak harus menceritakan semua kisah dan latar belakang tokoh protagonis itu di dalam novel. Kamu hanya perlu menyisipkan secara bertahap pada bagian-bagian yang dianggap penting saja dari latar belakang protagonis seiring perkembangan cerita.

Intinya adalah, ketika pembaca mengetahui latar belakang kisah hidup protagonis, akan terbangun rasa simpati terhadap aksinya pada cerita. Ini juga sangat efektif sebagai upaya membangun kedekatan mereka.

BACA JUGA:

Buatlah Profil Lengkap Tokoh Protagonis

Photo by luizclas on Pexels.com

Setelah kamu memberikan tokoh protagonis latar belakang kisah yang lengkap, sekarang saatnya untuk membuatnya menjadi lebih spesifik.

Tokoh protagonis akan lebih hidup dan masuk dalam imajinasi pembaca jika kamu juga bisa membuatnya nyata dalam imajinasi kamu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan ciri-ciri fisik tokoh protagonis tersebut.

Nah, untuk membuatnya lebih mudah, kamu bisa memulainya dengan mengisi biodata tokoh protagonis tersebut melalui daftar pertanyaan di bawah ini;

  • Siapa namanya?
  • Berapa usianya?
  • Apa pekerjaannya?
  • Bagaimana latar belakang ekonominya?
  • Bagaimana latar belakang keluarganya?
  • Bagaimana cara berpakaiannya?
  • Apa yang disukainya?
  • Apa yang tidak disukai dan dibencinya?
  • Apa kualitas terbaik dalam karakternya?
  • Apa kelemahan terbesarnya?
  • Bagaimana ia melihat dirinya sendiri?
  • Apakah ia memiliki ambisi?
  • Apakah ia tipe yang temperamental?
  • Bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain?
  • Dan lain sebagainya

Daftar ini bisa terus kamu perpanjang dengan memberikan tokoh protagonis dalam ceritamu untuk tampil semakin unik dan khas.

Semakin ia unik, akan semakin mudah pembaca untuk akrab dengannya.

Berikan Tokoh Protagonis Motivasi untuk Mencapai Tujuan

Photo by Anna Shvets on Pexels.com

Pembaca harus mengetahui apa alasan bagi tokoh protagonis untuk bertindak dan bersedia menghadapi segala bentuk rintangan yang menghalanginya. Nah, untuk mencapai tujuan ini kamu harus memberikan tokoh protagonismu motivasi yang kuat.

Lalu bagaimana membuat motivasi yang kuat?

Motivasi tokoh protagonis tidaklah harus selalu menyelamatkan dunia seperti dalam film super hero. Dalam cerita yang lebih universal dan mudah diterima, motivasi tokoh protagonis tidak jauh berbeda dengan motivasi manusia pada umumnya.

Kamu bisa menciptakan motivasi tokoh protagonis karena misalnya ia ingin diakui, ia ingin kaya, ia ingin cinta sejati, ia ingin merasa lebih aman dan lain sebagainya.

Sekali lagi, buatlah motivasi yang dimiliki oleh tokoh protagonis relevan dengan motivasi manusia pada umumnya.

Namun yang harus kamu ingat pula adalah kadar motivasi yang dimiliki oleh watak tokoh protagonis haruslah kuat dan lebih baik daripada kadar rata-rata. Motivasi ini harus cukup untuk membuat ia melakukan aksi heroik, melintasi rintangan, melangkahi keterbatasan untuk meraih tujuannya.

BACA JUGA:

Biarkan Tokoh Protagonis Mengalami Kegagalan, Kalah atau Kehilangan Sesuatu

Photo by Nathan Cowley on Pexels.com

Ini mungkin agak rahasia dan jarang disampaikan di kelas-kelas menulis yang lain. Namun dalam kelas menulis yang saya bimbing, saya meminta penulis untuk membuat tokoh protagonis mereka kalah, kehilangan sesuatu atau bahkan gagal.

Mengapa harus seperti itu?

Harus ada sebuah risiko yang dihadapi tokoh protagonis ketika mereka gagal mencapai tujuan mereka. Dan pada beberapa bagian novel, biarkan tokoh protagonis menghadapi risiko itu.

Dalam kasus yang lebih spesifik, buatlah kesulitan dan tantangan yang dihadapi oleh tokoh protagonis tidak hanya terlihat nyata dan rill, namun juga lebih besar dari diri mereka sendiri. Dengan cara ini, pembaca akan mampu membayangkan risiko apa yang akan tokoh protagonis hadapi jika kemudian ia gagal dalam upayanya.

Biarkan Tokoh Protagonis Berkembang

Photo by KoolShooters on Pexels.com

Nah, tips terakhir yang bisa dibagikan oleh Penulis Gunung untuk kamu dalam membangun karakter protagonis atau tokoh protagonis dalam cerita adalah dengan membiarkan ia tumbuh dan berkembang.

Bagaimana maksudnya?

Setelah pembaca mengetahui latar belakang tokoh protagonis dan motivasi yang ia miliki dalam cerita, pembaca juga ingin tahu bagaimana ia kemuidan beradaptasi. Proses inilah yang disebut dengan pengembangan karakter penokohan pada protagonis.

Tantangan yang besar, rintangan yang tidak henti dari tokoh antagonis, dan juga batasan manusiawi yang dimiliki olah tokoh protagonis harus membuat mereka bisa berkembang dan menemukan solusi. Cara protagonis mencari solusi ini kemudian yang menjadi titik perkembangan cerita yang dinginkan pembaca.

Untuk tujuan ini, sebagai penulis kamu tidak boleh (atau tidak seharusnya) membuat karakter protagonis terlalu sempurna.

Buat mereka memiliki kekurangan yang kekurangan itu pula kemudian yang harus mereka hadapi untuk menemukan solusi bagi tantangan yang ia hadapi. Kekurangan pada tokoh protagonis adalah ruang dimana pengembangan cerita terjadi. Dan ini harus kamu rencanakan sejak awal.

Di samping itu pula, ruang kosong yang menjadi kelemahan protagonis dan tempat karakternya akan berevolusi, seringkali menjadi titik balik cerita. Titik balik inilah kemudian yang menjadi kunci dimana tokoh protagonis dalam novelmu menemukan kekurangan dalam dirinya dan memperbaikinya.

Pada banyak skenario cerita, titik balik ini juga yang berhasil mengantarkan tokoh protagonis pada tujuan utama alur cerita.

BACA JUGA:

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 15 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau  mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA