Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat


berita 16 April 2021

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat
Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat
Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat
Bagikan

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Juru pelihara dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta membersihkan bagian atap Candi Sari (Foto: Dok. BPCB DIY 2021)

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Kondisi Candi Sari sebelum dibersihkan. (Foto: Dok. BPCB DIY 2021)

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Kondisi Candi Sari sebelum dibersihkan. (Foto: Dok. BPCB DIY 2021)

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Pembersihan Candi Sari. (Foto: Dok. BPCB DIY 2021)

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Pembersihan Candi Sari. (Foto: Dok. BPCB DIY 2021)

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Setelah dibersihkan Candi Sari tampak “cantik” kembali. (Foto: Dok. BPCB DIY 2021)

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Setelah dibersihkan Candi Sari tampak “cantik” kembali. (Foto: Dok. BPCB DIY 2021)

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Setelah dibersihkan Candi Sari tampak “cantik” kembali. (Foto: Dok. BPCB DIY 2021)

Paras cantik harus dirawat dengan baik, agar tidak lekas memudar. Begitu pula dengan Candi Candi Sari yang berada di Dusun Bendan, Desa Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi berusia lebih dari satu milenium dan memiliki ornamen begitu indah ini, kecantikannya digerus beberapa faktor antara lain  terpapar kotoran, ditumbuhi lumut dan algae, serta tumbuhan liar lainnya. Jika semua parasit itu tidak lekas dibersihkan, kecantikan Candi Sari akan terancam.

Tumbuhnya lumut dan algae pada permukaan batu-batu candi disebabkan karena lingkungan lembap dan kurang mendapat cahaya matahari. Jika pertumbuhannya dibiarkan, maka dapat merusak batu-batu candi. Oleh karena itu, tumbuhan pengganggu tersebut perlu dihilangkan guna menjaga kelestarian candi.

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selaku unit pelaksana teknis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggung jawab melestarikan cagar budaya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, rutin membersihkan Candi Sari setiap tahun. Pada 15 s.d. 22 Februari 2021, sembilan orang juru pelihara dari BPCB DIY melakukan pembersihan mekanis kering pada bagian tubuh dan atap candi yang dibangun sekitar abad 8 Masehi ini.

Pembersihan mekanis kering bertujuan untuk membersihkan candi dari kotoran dan tumbuhan pengganggu yang dapat mengancam kelestariannya. Pembersihan ini dilakukan dengan menggunakan alat sederhana berupa sikat ijuk dan sapu lidi.

Juru pelihara menaiki tangga yang disandarkan ke candi untuk bisa mencapai ke bagian tubuh dan atap candi. Tidak lupa, setiap juru pelihara memakai helm untuk menjaga keselamatan diri. Mereka juga menambatkan tali pada batu bagian atap candi, sebagai pegangan pada saat membersihkan bagian dinding candi yang sulit dijangkau.

Sikat ijuk dan sapu lidi menjadi “senjata utama” juru pelihara dalam membersihkan candi. Sikat ijuk digunakan untuk membersihkan kotoran dan lumut yang menempel pada permukaan batu-batu candi. Untuk menjangkau batu-batu yang letaknya jauh dari jangkauan tangan, juru pelihara mengikat sikat ijuknya pada ujung tongkat sehingga menjadi sikat ijuk yang bertangkai panjang. Sedangkan sapu lidi digunakan untuk menghilangkan kotoran yang terperangkap di bagian sela atau celah batu-batu candi. Pembersihan tumbuhan liar lainnya yang letaknya tidak  sulit dan mudah dijangkau cukup dilakukan dengan mencabutnya menggunakan tangan.

Pembersihan Candi Sari mesti dilakukan secara berkelanjutan. Tujuannya agar candi yang dahulu berfungsi sebagai wihara bagi para pendeta Buddha (biksu) ini terjaga kelestariannya. Dan yang tidak kalah penting, tentu saja untuk merawat “kecantikannya”. Sesuai dengan nama candi yang memiliki keindahan ornamen dan arsitektur ini, yakni “Sari” berarti cantik atau elok...

Teks: Ferry Ardiyanto - BPCB DIY

Foto: Totok Yhuni L. - Dok. BPCB DIY. 2021

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Gelar Wicara Cagar Budaya yang disiarkan oleh Radio Sonora Yogyakarta pada Rabu 15 September 2021  membahas penemuan ODCB (Objek Diduga...

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Direktur Jenderal  Kebudayaan, Hilmar Farid melakukan kunjungan ke Candi Kedulan pada hari Selasa, 28 September 2021. Kegiatan ini ...

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

 Halo, Sobat Cagar Budaya! Piye kabare? Setelah sekian purnama, akhirnya bersua kembali dengan Selingan Seru, Ayee!! Semoga Sobat Cagar...

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Eksistensi cagar budaya yang ada di Yogyakarta telah melewati berbagai tantangan selama perjalanannya melintasi zaman. Ada berbagai faktor yang...

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY) mengadakan kegiatan Ekskavasi Penyelamatan Candi Morangan pada 22...

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Pameran Sejarah Arung Samudra & Warisan Budaya Rempah Nusantara*"PENUNGGANG GELOMBANG"*Gedung CenderawasihTeras Malioboro 1Jl. Margomulyo,...

Indonesia merupakan negara yang kaya raya. Bukan saja kaya akan sumber daya alam, tetapi juga kaya akan budaya yang turun-temurun diwariskan oleh nenek moyang kita. Bahkan dari sekian banyak warisan budaya yang ada terdapat beberapa yang diakui oleh UNESCO sebagai situs warisan budaya dunia. Seperti candi Borobudur misalnya. Bahkan candi Budha terbesar di Indonesia tersebut pernah dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Tentu saja sebagai warga negara Indonesia kita wajib menjaga dan melestarikan keberadaan situs-situs warisan dunia tersebut agar jangan sampai rusak atau bahkan punah sehingga keberadaannya tetap bisa menjadi kebanggaan kita dan terus bisa dinikmati oleh anak-cucu kita nantinya.

[caption id="attachment_281555" align="aligncenter" width="448" caption="Borobudur situs warisan dunia (dokumen pribadi)"][/caption]

Menjaga kelestarian Borobudur dan candi-candi lain yang ada di Indonesia memang menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah. Namun, sebagai warga negara yang baik, kita juga bisa turut andil dalam usaha pelestarian candi-candi tersebut dengan tindakan nyata saat kita mengunjunginya misalnya. Kerusakan beberapa candi di Indonesia memang disebabkan oleh beberapa faktor seperti iklim, lumut, bencana alam dan faktor manusia. Indonesia yang merupakan negara tropis memiliki musim hujan dan musim kemarau. Guyuran hujan yang berkesinambungan akan bisa mengikis permukaan batuan candi, dan menimbulkan kelembapan sehingga memicu tumbuhnya lumut yang jika dibiarkan akan merusak batuan candi. Bencana alam seperti gunung meletus, atau gempa yang sering terjadi di Indonesia juga bisa mengancam kelestarian candi-candi kita. Tentu kita masih ingat beberapa tahun lalu saat DIY dan Jawa Tengah terjadi gempa atau gunung meletus (merapi). Goncangan gempa bumi memang menimbulkan beberapa kerusakan pada candi-candi di DIY dan Jawa Tengah sehingga pemerintah menutup sementara Candi Prambanan dan Borobudur untuk dilakukan beberapa perbaikan. Demikian juga saat gunung Merapi meletus. Borobudur yang demikian megah nyaris tertutup debu vulkanik yang bisa merusak candi. Pemerintah juga sempat menutup candi kebanggaan kita ini untuk sementara sampai proses pembersihan selesai.

[caption id="attachment_281565" align="aligncenter" width="448" caption="Peringatan yang wajib kita taati (dok. pribadi)"]

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

1385982344254713629

[/caption]

Faktor lain yang menyebabkan kerusakan yakni manusia. Manusia yang memiliki sifat yang berbeda-beda sudah pasti memiliki perilaku yang berbeda pula. Padahal jika kita mau, kita bisa melakukan hal-hal terpuji untuk tetap menjaga kelestarian dan keberadaan candi-candi tersebut. Misalnya dengan menaati peraturan yang ada. Di berbagai candi pasti kita akan mendapati papan peringatan ataupun larangan-larangan tertentu seperti tidak boleh menginjak relief yang ada di Candi Cetho misalnya. Salah satu relief yang terhampar di tanah ini memang sangat rentan rusak, sebab jika sering diinjak bebatuan candi bisa saja bergeser atau bahkan hilang.

[caption id="attachment_281567" align="aligncenter" width="448" caption="Peringatan dilarang menginjak relief di Candi Cetho (dok, pribadi)"]

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

1385982925939134265

[/caption] [caption id="attachment_281568" align="aligncenter" width="448" caption="Jangan diinjak ya! (dok. pribadi)"]

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

13859829721636456069

[/caption]

Ada juga peringatan yang menganjurkan kita untuk tetap berlaku sopan baik dalam perkataan dan perbuatan selama di areal candi. Peringatan seperti ini bisa kita lihat di bangunan utama Candi Cetho. Sebab bagaimanapun candi merupakan bangunan suci bagi pemeluk agama tertentu, sehingga kita juga wajib menjaga kesuciannya dengan tidak berlaku dan berkata kotor selama kita mengunjunginya.

[caption id="attachment_281569" align="aligncenter" width="448" caption="Himbauan untuk berlaku sopan (dok. pribadi)"]

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

1385983527425641651

[/caption] [caption id="attachment_281570" align="aligncenter" width="448" caption="Kita wajib mengikuti himbauan yang ada (dok. pribadi)"]

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

1385983566314663440

[/caption]

Usaha lain yang bisa kita lakukan untuk ikut serta dalam melestarikan keberadaan candi-candi di Indonesia yakni dengan tidak mengambil atau menjarah batu-batuan ataupun arca-arca yang banyak terdapat pada candi. Tentu saja benda-benda purbakala tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga banyak tangan jahil yang berusaha mengambilnya untuk keuntungan pribadi.

[caption id="attachment_281572" align="aligncenter" width="448" caption="kemana bagian arca yang hilang? (dok. pribadi)"]

Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

1385983925493702534

[/caption]

Usaha berikutnya yakni dengan memakai alas kaki yang ringan saat kita mengunjungi candi. Kita semua tahu jika candi-candi di Indonesia terdiri atas susunan batu-batu andesit dengan sistem dry masonry (tanpa perekat). Batu yang satu menindis batu yang lain sehingga lama-lama akan berat. Jadi guna mengurangi beban yang lebih berat lagi, ada baiknya jika kita memakai alas kaki yang ringan saat naik ke candi. Terakhir yang bisa kita lakukan yakni dengan membuang sampah pada tempatnya. Ini memang sepele tapi masih banyak dari kita yang justru masih belum membiasakan diri dengan membuang sampah pada tempatnya.


Mengapa candi-candi di indonesia harus dirawat

Lihat Travel Story Selengkapnya