Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

Advertisement

Setiap kendaraan baik mobil atau motor apapun jenisnya, harus dilengkapi dengan komponen kopling. Tapi bagaimana dengan mobil atau motor matic ? Kendaraan ini kan tidak memiliki kopling ?. Anggapan itu salah, karena mobil atau motor matic juga memiliki kopling. Namun jenis kopling kendaraan matic, berbeda dengan mobil atau motor manual. Untuk lebih jelas, simak jenis kopling berdasarkan cara kerjanya dibawah ini.


Kopling adalah komponen automotive yang berfungsi untuk memutuskan dan menyambungkan putaran mesin ke transmisi. Tenaga mesin harus diputus agar proses pemindahan gigi transmisi berlangsung lebih baik. Selengkapnya bisa anda simak pada artikel Cara kerja kopling pada mobil.

Fungsi kopling diantara lain adalah ;

  • Untuk membantu pemindahan gigi transmisi lebih mudah.
  • Menghentikan Mobil tanpa memposisikan tuas transmisi ke posisi netral.
  • Untuk membuat Mobil bergerak bebas tanpa tahanan dari engine brake.
  • Agar Mobil dapat bergerak mulus saat awal berjalan.


Untuk menemukan kenyamanan saat berkendara, tentu sistem kopling juga harus memiliki beberapa syarat. Antara lain ;
  • Kopling harus bisa memutuskan dan menghubungkan tenaga mesin ke transmisi secara halus.
  • Kopling juga harus mampu mendistribusikan tenaga mesin ke transmisi 100% tanpa selip. Hal ini berhubungan dengan tingkat output mesin.
  • Selain harus lembut dan tanpa selip, kopling juga harus melakukan pekerjaanya secara cepat. Sistem ini harus mampu menghubungkan dan menyambungkan putaran mesin dengan tepat dan cepat agar akselerasi mobil terjaga.



Berdasarkan cara kerjanya, sistem kopling memiliki tiga macam tipe yaitu, 

1. Kopling Gesek


Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi


Kopling gesek adalah jenis kopling yang paling mudah ditemui pada kendaraan. Karena mobil atau motor yang mengusung manual transmission umumnya menggunakan jenis kopling gesek. Sesuai dengan namanya, sistem ini bekerja memanfaatkan material yang bergesekan. Gesekan ini diperoleh dari tiga komponen, yaitu fly wheel, clutch disc (kampas kopling) dan pressure plate. Clutch disc akan menerima gaya gesek dari dua komponen lain.

Kopling gesek juga biasa disebut kopling manual, karena dikendalikan secara manual. Jenis kopling gesek juga memiliki beberapa tipe lagi antara lain ;

Kopling plat tunggal
Kopling ini hanya memiliki satu clutch disc sebagai media gesek. Banyak diaplikasikan pada mobil.

Kopling multi plate
Kopling jenis multi plate memiliki susunan plate yang lebih banyak. Tipe ini banyak digunakan pada sepeda motor.

2. Kopling Otomatis


Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi


Sesuai namaya, kopling otomatis adalah sebuah komponen yang berfungsi memutuskan dan menghubungkan putaran mesin secara otomatis. Jenis ini biasa disebut dengan Torque Converter, anda akan menemukan torque converter pada mobil bertransmisi otomatis.

Konstruksi pada torque converter berbeda dengan kopling gesek. Jenis ini tidak lagi menggunakan gesekan antar material, namun menggunakan tekanan hidrolik. Prinsip kerja torque converter mirip dua buah kipas yang saling berdekatan. Jika salah satu kipas berputar, maka akan ada aliran udara yang bersirkulasi mengenai kipas yang diam. Sehingga kipas yang diam ikut berputar.

Pada sistem kopling otomatis, kipas tersebut digantikan dengan dua buah turbine yang masing-masing terhubung dengan mesin dan transmisi. Sementara media untuk sirkulasi adalah cairan hidrolik, karena benda ini tidak memiliki sifat kompresi. Sehingga efisien bila digunakan untuk melakukan skema ini.

3. Kopling Magnet

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi


Untuk jenis ketiga, masuk dalam semi otomatis. Karena pengguna tidak secara langsung terlibat dalam cara kerja jenis ini. Kopling magnet memanfaatkan gaya tarik magnet untuk melakukan pemutusan dan penghubungan arus.

Prinsip kerja kopling magnet adalah saat ada arus listrik mengalir ke field coil, maka akan menimbulkan kemagnetan. Kemagnetan itu akan menarik pelat untuk menempel pada pulley utama. Sehingga saat pulley berputar, pelat itu juga ikut berputar. Jika arus listrik dihentikan maka hubungan antara pelat dan pulley akan renggang.

Umumnya, sistem ini tidak dipakai untuk untuk transfer energi mesin ke transmisi. Tapi lebih ke sistem yang lebih sederhana. Contohnya pada sistem AC, anda akan menemui magnetic clutch pada kompressor AC.


Sementara berdasarkan konstruksinya, kopling dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain ;

1. Kopling Mekanis

Jenis kopling mekanis masih banyak digunakan pada sepeda motor. Cirinya, sistem mekanis menggunakan kabel kawat untuk menghubungkan pedal menuju kopling. Keuntungan dari sistem mekanis ini adalah tidak perlu memikirkan kebocoran fluida atau masuk angin. Namun kekurangan sistem ini, kawat merupakan jenis logam yang bisa memuai. Sehingga perlu dilakukan penyetelan agar pengoeprasian berlangsung lebih nyaman.

2. Kopling Hidrolis

Jenis kedua, sudah menggunakan sistem hidrolik atau hidrolis seperti pada sistem rem. Cara kerjanya pun mirip cara kerja sistem rem hidrolik. Kelebihan dari sistem ini adalah lebih efektif dan responsif karena tidak perlu mengkhawatirkan pemuaian seperti kawat. Namun sistem hidrolis lebih sensitif khusunya saat ada udara didalam sistem. Sehingga perawatan juga tidak boleh ketinggalan.

3. Kopling Sentrifugal

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi


Kopling sentrifugal tidak dioperasikan lewat pedal atau tuas kopling. Namun tipe ini dikendalikan melalui RPM mesin. Cara kerjanya, semakin tinggi RPM mesin, semakin erat pula hubungan kopling ini. Tipe kopling sentrifugal menggunakan gaya sentrifugal untuk menghubungkan input dari mesin ke output yang terhubung dengan transmisi. Jenis ini bisa kita lihat pada sistem power train sepeda motor bebek.


Sementara untuk area pelumasan, kopling juga memiliki dua macam, ada kopling yang terendam bersama pelumas mesin, ada pula kopling yang tidak boleh terkena pelumas sedikitpun.

1. Kopling kering

Sesuai namanya, jenis ini tidak menggunakan pelumas dalam bagian komponenya. Malah, jika ada pelumas pada jenis ini berpotensi menyebabkan selip pada kopling. Jenis kopling basah akan kita temui pada kopling manual mobil dimana jenis ini memiliki potensi selip yang kecil. Karena tidak terendam oli mesin, maka kinerja kopling kering bersifat independent atau tidak terikat kualitas oli mesin.

2. Kopling basah

Sementara untuk tipe basah, bisa kita temui pada kopling sepeda motor pada umumnya. Kopling ini disebut tipe basah karena terendam dalam oli mesin. Kelebihanya, karena terendam pelumas maka kampas kopling akan lebih awet dibandingkan tipe kering.

Baca pula  ; Animasi kopling basah pada sepeda motor

Apakah tipe ini tidak mengalami selip ? Keunikan lainya juga walau terendam oli mesin jenis kopling mengalami selip ketika digunakan. Hal ini karena pada tipe kopling basah menggunakan pelat ganda. Sehingga daya rekat bisa lebih kuat. Namun, kinerja kopling ini dipengaruhi kualitas oli mesin yang digunakan.

Demikian artikel tentang jenis kopling berdasarkan cara kerjanya, baca juga tips perawatan kopling agar kopling motor atau mobil anda bisa lebi awet. Semoga dapat bermanfaat.

Sistem kopling manual adalah sebuah mekanikal powertrain mobil yang berfungsi untuk memutuskan aliran tenaga dari mesin ke transmisi secara manual (kita yang mengontrol sepenuhnya). Saat kita menekan pedal kopling, itu artinya kita mengaktifkan fungsi kopling manual.

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

Saat ini dilakukan tenaga putar dari mesin akan terputus, sehingga meski kita gas setinggi mungkin walau posisi gigi masuk itu tetap mobil tidak akan bergerak.Lalu, bagaimana cara kerja sistem kopling manual? mengapa tenaga mesin bisa terputus dengan halus hanya dengan injakan pedal?

Sistem Kerja Kopling Manual

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

Perlu diketahui, sistem kopling tidak hanya memutuskan serta menyambungkan kembali tenaga mesin sekedarnya. Tapi sistem kopling juga harus mampu melakukan kinerja seperti itu secara halus, cepat, dan efisien.

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

Oleh sebab itu, rangkaian pemutus tenaga mesin ini dibuat sedemikian rupa hingga komponennya terlihat begitu kompleks. Prinsip kerja kopling manual adalah dengan memanfaatkan gesekan antara dua jenis plat, namun kedua jenis plat ini memiliki permukaan yang sama sekali tidak licin. Sehingga ketika dua plat itu ditempelkan tidak terjadi gesekan justru putaran dari plat A dapat berpindah ke plat B.

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

Kedua plat ini adalah plat logam (flywheel dan pressure plate) sebagai plat A atau plat pemutar dan plat B adalah plat kopling (kampas kopling).

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

Plat logam bertindak sebagai pemberi putaran, plat ini umumnya terbuat dari baja tuang yang keras dan kuat. Sementara plat kopling dilapisi bahan keramik yang membuat teksturnya kasar bertindak sebagai penerima putaran, sehingga ketika plat logam ini ditempelkan pada plat kopling, maka putaran pada plat logam akan tersalur ke plat kopling. Untuk memutuskan putaran, maka antara plat logam dan plat kopling cukup dipisahkan hingga timbul jarak.

Komponen-komponen sistem kopling manual pada mobil

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

Pertama anda perlu setidaknya mengenali beberapa komponen utama pada sistem kopling agar dapat dengan mudah memahami bagaimana sistem kopling mekanis ini bekerja.

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

  • Flywheel, sebagai plat yang memberikan putaran input dari mesin.
  • Pressure plate, berperan untuk mengatur jarak antara plat logam dan plat kopling.
  • Plat kopling, sebagai plat penerima putaran dari fywheel. Plat ini terhubung ke poros transmisi.
  • Clutch cover, merupakan cover yang digunakan untuk meletakan komponen seperti pressure plate, pegas kopling, dan release lever. Cover ini dibaut ke flywheel sehingga semua komponen didalam clutch cover akan ikut berputar sesuai putaran flywheel.
  • Pegas kopling, berfungsi menekan pressure plat agar tetap menempel pada plat kopling (saat pedal tidak ditekan). Beberapa mobil menggunakan pegas tipe diafragma, namun pada penjelasan ini menggunakan tipe coil spring.
  • Release lever, merupakan plat untuk mengungkit pressure plate agar bisa terbebas degan plat kopling.
  • Release bearing, komponen untuk mendorong release lever berdasarkan gaya pada master silinder/aktuator hidrolik kopling.

Lalu bagaimana mekanismenya ?

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

Dalam penjelasan ini, kita menggunakan sistem kopling manual dengan kontrol hidrolik. Jadi, dari pedal kopling itu langsung terhubung ke master silinder dan tidak menggunakan kawat kopling.

1. Saat pedal kopling ditekan

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

Ketika kita tekan pedal kopling, maka akan timbul aliran fluida ke arah aktuator hidrolis kopling. Aliran fluida itu akan memberi tekanan pada release bearing, sehingga release bearing menekan release lever. Saat release lever tertekan maka pressure plate akan terungkit sehingga plat kopling yang awalnya terjepit diantara flywheel dan pressure plate menjadi terbebas hingga menimbulkan sedikit celah.

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

Meski celahnya cukup kecil namun ini mampu untuk membuat putaran dari flywheel tidak teralirkan ke plat kopling. Dalam proses ini, flywheel tetap berputar beserta semua komponen didalam clutch cover juga ikut berputar namun karena plat kopling terbebas maka plat kopling beserta poros transmisi tidak ikut berputar.

2. Saat pedal kopling dilepas

Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke input transmisi

Ketika kita melepas kembali pedal kopling, maka tekanan fluida pada aktuator hidrolis kopling akan hilang. Ini membuat release bearing kembali ke posisinya (tidak menekan release lever), saat kondisi ini pegas kopling akan memainkan perannya, yakni menekan kembali pressure plate agar menempel ke plat kopling sehingga plat kopling kembali terjepit dan putaran dari flywheel bisa tersalurkan ke plat kopling dan ke poros transmisi.