Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup menurut pendapat

Ilustrasi ibadah yang sejati. Foto: Shutter Stock

Melakukan ibadah yang sejati adalah salah satu hal yang diajarkan dalam Alkitab, tepatnya pada Roma 12 ayat 1 yang ditulis oleh Paulus kepada Jemaat di Roma. Adapun bunyi ayat Alkitab Roma 12 ayat 1 sebagai berikut:

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

Dalam ayat Alkitab di atas, dijelaskan bahwa umat Nasrani perlu mewujudkan ibadah yang sejati dalam kehidupan keseharian. Mengutip buku Pendidikan Agama Guru: Cermin Remaja 1, ibadah tersebut dapat dilakukan secara pribadi atau komunitas.

Beribadah secara pribadi artinya menyatakan bakti kepada Tuhan Yesus Kristus melalui kehidupan pribadi. Sedangkan beribadah dalam komunitas adalah ibadah yang dilakukan dalam bentuk persekutuan bersama sesama orang percaya. Misalnya, kebaktian remaja, Sekolah Minggu, kebaktian keluarga, dan lain-lain.

Lantas, apa arti ibadah yang sejati? Ketahui penjelasan berikut agar tidak salah memaknainya.

Ilustrasi ibadah yang sejati. Foto: Unsplash

Apa Itu Ibadah yang Sejati?

Menurut KBBI, ibadah artinya perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Ibadah juga berarti segala usaha lahir dan batin sesuai perintah Tuhan untuk meraih kebahagiaan serta keselarasan hidup untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat ataupun alam semesta.

Sementara itu, ibadah sejati merupakan ungkapan dari bahasa Yunani, yaitu logiken latreian humon yang artinya ibadah yang logis, pantas, dan dapat dilakukan. Hal ini seperti tercatat dalam buku 123 Oke Outline Khotbah Ekspositori (2021).

Jika dilihat dalam arti luas, ibadah yang sejati sebenarnya memiliki beberapa makna berbeda. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari buku Livin Good & Healthy oleh Dr. Iskandar Junaidi:

1. Ibadah yang sejati adalah ketika umat Nasrani mampu bertahan menghadapi tantangan hidup dan mengucap syukur dalam segala keadaan, baik sukacita ataupun susah.

2. Ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, khusus, dan berkenan kepada Allah.

3. Ibadah yang sejati adalah ibadah yang dilakukan dalam keseharian hidup kita secara total dalam hal apa pun. Bukan hanya ketika bersembahyang, namun juga ketika umat mempersembahkan hidup seutuhnya kepada Tuhan.

Ilustrasi ibadah yang sejati. Foto: Unsplash

Dengan kata lain, apa pun yang dilakukan umat Kristen harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, bukan setengah hati. Selain itu, umat Kristen juga harus menyangkal diri dengan berusaha hidup sesuai kehendak Tuhan Yesus Kristus.

Ibadah dengan penyangkalan diri akan menghasilkan kekudusan hidup yang memampukan umat untuk mengendalikan lidah, sehingga tidak mengucapkan kata-kata yang tidak sopan, tidak berguna, dan tidak munafik.

Kemudian, kalimat “mempersembahkan tubuh” dalam Roma 12 ayat 1 Alkitab bukan berarti menyerahkan tubuh secara jasmaniah. Namun, kalimat itu mengandung makna bahwa umat harus memisahkan keinginan tubuh dan keinginan daging; atau mengkhususkan hidup sepenuhnya kepada Allah dan memisahkan diri dari dosa.

Kamis, 05 Desember 2013

PERSEMBAHAN YANG HIDUP

Bacaan Firman
Bacalah Roma 12:1; 6:11-12 dengan hati yang berdoa untuk menerima pencerahan dari Allah dalam saat teduh hari ini.

Pertanyaan Renungan 1. Mengapa kita harus mempersembahkan tubuh kita? Sebagai apakah kita harus mempersembahkan tubuh kita? (Roma 12:1) “… mempersembahkan tubuhmu sebagai ……………………………………………, yang kudus …”

2. Seperti apakah hendaknya kita memandang diri kita? (Roma 6:11). Apakah yang akan terjadi bila kita memiliki pandangan di atas? (Roma 6:12).

Marilah kita melihat alasan yang pertama, mengapa kita harus mempersembahkan tubuh kita di dalam ibadah yang sejati. Mengapa yang dipersembahkan adalah tubuh dan bukan roh atau jiwa kita? Allah adalah Allah yang praktis. Bila kita mempersembahkan roh atau jiwa, maka di dalamnya tidak ada tubuh. Tetapi, bila kita mempersembahkan tubuh kita, maka di dalam tubuh kita ada roh, jiwa, akal budi, dan seluruh unsur-unsur lainnya. Jadi, mempersembahkan tubuh artinya adalah mempersembahkan seluruh kehidupan kita. Sebagai apakah kita harus mempersembahkan tubuh kita? Kita harus mempersembahkannya sebagai “persembahan yang hidup.” Di dalam perjanjian lama, “persembahan yang hidup” seringkali dijelaskan sebagai binatang-binatang korban yang telah diseleksi di belakang bait Allah, yang ditaruh dalam sebuah kandang. Binatang-binatang korban ini telah dipisahkan bagi Tuhan. Itulah artinya dikuduskan bagi Tuhan. Mereka tidak boleh lagi dipergunakan untuk tujuan lain, misalnya untuk dijadikan makanan atau untuk dijual. Binatang-binatang yang masih hidup itu hanya memiliki satu tujuan hidup, yaitu menjadi korban yang dipersembahkan bagi Tuhan. Dalam perjanjian baru, Paulus menjelaskan bahwa kita telah mati bagi dosa dan hidup untuk Allah. Tubuh kita dan segala isinya adalah milik Allah dan yang telah dipisahkan (dikuduskan) bagi Allah. Pencerahan tentang hal inilah yang membuat kita menang atas kuasa dosa yang menguasai tubuh kita.

Praktek 1. Teruskan praktek mempersembahkan tubuh dengan pengertian seperti yang telah dijelaskan di atas.

2. Renungkan berulang-ulang Roma 6:11-12. Doakanlah agar ayat ini terjadi di dalam kehidupan Anda.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA