Keutamaan bulan ramadhan yang menanamkan sikap peduli antar sesama untuk saling membantu adalah

Program Jumat Sedekah yang digelar Polsek Jetis

Jamilludin, S.Sos.I (Sekretaris LDNU DIY/PAI Non-PNS KUA Kec. Sewon) (ist)

Oleh : Jamilludin, S.Sos.I (Sekretaris LDNU DIY/PAI Non-PNS KUA Kec. Sewon)

Dalam kehidupan seluruh makhluk ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mendapatkan ketentuan dari-Nya termasuk bagi umat manusia.

Bentuk ketentuan yang akan diberikan kepada manusia diantaranya mendapat ujian dan mjusibah dalam kehidupannya sebagaimana terkandung dalam Al-Qur’an Q.S Al-Baqarah Ayat 155 “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.

Semua musibah yang datang tentunya perlu disikapi dengan bijaksana dan kesabaran, agar dapat dijadikan sebagai ibroh (pelajaran) dalam hidup sehingga manusia semakin sadar bahwa Allah adalah zat yang Maha Kuasa. 

Ketika musibah datang dan terjadi cara mensikapinya tentu tidak cukup hanya berdo’a dan pasrah agar musibah itu bisa segera dilalui. Disaat kondisi Wabah Covid 19 yang terjadi, dampak ekonomi mulai dirasakan.

Dikarenakan sektor kegiatan ekonomi seperti perdagangan, pariwisata, produksi dan jasa harus berhenti sementara karena terdampak seiring dengan penerapan kebijakan pencegahan penyebaran wabah.

Tentu kemungkinan dampak lain terjadi juga muncul yaitu kerugian dan masalah kesenjangan sosial. Hal tersebut bisa diantisipasi dengan cara menumbuhkan sikap saling berbagi dan saling membantu.

Pentingnya Sikap Peduli

Puasa merupakan waktu yang sangat tepat untuk melatih dan menjaga sikap peduli karena kepedulian pun termasuk ibadah yang  pastinya akan mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Oleh karenanya dari sikap kepedulian itu dapat niliai-nilai positif, yang pertama nilai menumbuhkan kesetiakawanan sosial karena dengan sikap peduli merupakan wujud saling memberi kemudahan antar sesama.

Dalam hadits H.R. Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah bersabada “Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Siapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan, maka Allah memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.”

Oleh karena itu sangat jelas dalam ajaran Islam agar saling apabila terjadi musibah hendaknya dapat memberikan bantuan sebagai wujud kepedulian.

Nilai kedua, dari sikap peduli akan menumbuhkan kekuatan diantara sesama. Sehingga apabila di maknai lebih dalam, setidaknya  kondisi pandemi wabah Covid 19 menyampaikan pesan agar manusia mampu membangun rasa kebersamaan dan meringankan atas musibah yang datang.

Selanjutnya tentu banyak cara yang bisa dilakukan sebagai wujud kepedulian tersebut dari mulai membuka posko bantuan, mengumpulkan donasi bahkan terjun langsung di lokasi sebagai relawan dengan semangat menguatkan persaudaraan karena mampu menunjukkan semangat solidaritas dalam kehidupan. Semoga. (*)

Sumber: Tribun Jogja

Tags:

Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)

Jakarta -

Hikmah puasa dan manfaatnya sangat berhubungan erat dengan amalan puasa yang dijalani oleh umat muslim. Amalan puasa bukan hanya menahan rasa lapar dan dahaga saja, melainkan juga dalam melaksanakan ibadah Ramadhan lainnya seperti bersedekah, iktikaf, silahturahmi, menjauhi dari perbuatan haram, dan sebagainya.

Agar dapat menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan tahun 2021 ini terdapat beberapa hikmah puasa dan manfaatnya, yang dirangkum berikut ini.

1. Melatih Disiplin Waktu

Hal ini dilakukan agar puasa tetap fit dan kuat di siang hari. Maka tubuh memerlukan istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup membuat seseorang yang menjalani puasanya lebih teratur dan lancar dalam berpuasa. Selain itu melakukan sahur juga bermanfaat untuk melatih kebiasaan bangun lebih pagi dan mendapatkan rejeki.

2. Keseimbangan dalam Hidup

Keseimbangan dalam hidup dapat diraih dengan beribadah. Pada bulan puasa ini, manusia dilatih agar kembali mengingat dan melaksanakan semua kewajiban tersebut dengan jaminan pahala yang dilipatgandakan.

3. Mempererat Silahturahmi

Suasana menjalin silahturahmi sangat terasa erat saat Ramadhan. Hal ini terlihat dari masjid/ orang yang memberikan tajil buka puasa gratis. Selain itu juga dapat dilakukan dengan sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam, dan mendengarkan ceramah maupun diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid.

4. Peduli Terhadap Sesama

Dalam Islam rasa persaudaraan akan lebih terasa saat bulan Ramadhan. Banyak orang yang bersedekah dengan memberikan tajil berbuka puasa secara gratis. Selain itu sholat bersama di masjid dan saling bahu membahu dalam melaksanakan kegiatan keagamaan.

5. Ibadah Memiliki Tujuan

Hikmah puasa dan manfaatnya yang kelima adalah mengetahui bahwa berpuasa memiliki tujuan. Tujuan puasa adalah melatih diri manusia agar dapat menghindari dosa-dosa di hari lain saat di luar bulan Ramadhan. Jika tujuan tersebut tercapai maka puasa dapat berhasil. Tetapi jika tujuan tersebut gagal maka puasa tersebut tidak memiliki arti apa-apa. Jika beribadah dengan berorientasi pada tujuan maka akan mudah dalam melakukan segala macam ibadah.

6. Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah

Pergi ke Masjid untuk beribadah, menolong orang, berbuat adil kepada manusia, tersenyum kepada saudara, hingga tidurnya orang puasa merupakan ibadah. Segala sesuatu yang dilakukan dengan kebaikan adalah ibadah. Semua kebaikan dapat bernilai ibadah.

7. Berhati-hati dalam Berbuat

Hikmah puasa dan manfaatnya selanjutnya adalah melatih agar berhati-hati dalam berbuat. Puasa Ramadhan akan menjadi sempurna apabila manusia menjauhi perbuatan haram yang dapat dilihat, didengar, dan diucapkan. Latihan ini dapat menimbulkan kemajuan positif bagi manusia yang menjalaninya saat Ramadhan. Juga dapat berguna diterapkan saat diluar Ramadhan. Dengan itu kita akan terbiasa menghindari dosa seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.

8. Melatih Manusia Agar Lebih Tabah

Dalam berpuasa manusia dilatih untuk menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, suudzon, dan dianjurkan untuk melatih kesabaran atas segala perbuatan orang lain kepada kita.

9. Melatih Hidup Sederhana

Saat berbuka puasa, manusia dianjurkan untuk sedikit makan dan perbanyak minum. Dengan pola makan hanya memakan tiga butir kurma dan minum air putih dapat bermanfaat untuk kesehatan.

10. Menjadi Banyak Bersyukur

dengan makan yang dilakukan saat berbuka, umat muslim dilatih untuk mensyukuri nikmat yang dimiliki saat tidak berpuasa. Sehingga manusia dapat menjadi pribadi yang lebih baik setelah mensyukuri nikmat Allah SWT.

Penjelasan di atas adalah 10 hikmah puasa dan manfaatnya yang bisa dipetik saat Ramadhan. Perhatikan baik-baik ya Sahabat Hikmah, agar berpuasa dapat menghasilkan pahala yang baik.

Tonton juga Video "Ma'ruf Ucapkan Selamat Ramadhan: Semoga Kita Bangkit dari Pandemi!":

[Gambas:Video 20detik]

(erd/erd)

Allah memerintahkan kepada manusia untuk saling peduli dan tolong menolong.

Jumat , 03 Apr 2020, 12:14 WIB

Antara/Suwandi

Islam Mengajarkan Saling Peduli dan Tolong Menolong Sesama. Foto: Relawan organisasi Pelmas BPD Bekasi GBI bersama Tagana Rajawali membagi-bagikan makan siang gratis kepada pengemudi ojek online (ojol) di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Pembagian makan gratis sebagai bentuk kepedulian terkait pendapatan dan orderan pengemudi ojol yang menurun akibat wabah COVID-19.

Rep: Imas Damayanti Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sikap saling peduli dan tolong-menolong menjadi salah satu ciri khas dalam budaya Islam. Hal ini lantaran Allah secara langsung mengamanatkannya dalam dalil Alquran kepada seluruh umat manusia.

Misalnya, dalam Surat Al-Maidah ayat 2, Allah SWT berfirman:

Baca Juga


 وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

”Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat."

Tak ayal, perintah tolong-menolong dalam agama ini kerap direpresentasikan dalam aksi kepedulian. Tak sedikit misalnya, di Indonesia, hadirnya lembaga-lembaga filantropi juga diusung oleh semangat kepedulian dan sikap tolong-menolong yang tinggi.

Budaya gotong-royong dan turut serta mengulurkan bantuan dalam Islam diterapkan di banyak lini. Tak terkecuali dalam unsur aspek ekonomi syariah. Di mana kepedulian dalam perkara perekonomian juga ditonjolkan dengan berhati-hati dalam mengambil langkah ekonomi agar tak merugikan atau menzhalimi ekosistem dan masyarakatnya.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat dalam bukunya berjudul Ungkapan Hikmah mengatakan, membantu sahabat atau orang sekitar sama saja sebagai tindakan menebar vibrasi syukur kepada Allah SWT. Energi ketulusan dalam bantuan itu akan menebar kepada orang-orang yang dibantu.

Dia menjelaskan, sudah sepatutnya manusia bersyukur karena Allah SWT dapat memberikan kesempatan kepadanya untuk memberikan bantuan kepada orang lain. Bukan justru meminta kepada orang lain untuk bersyukur dan berterima kasih kepada kita.

Lebih lanjut dia menjelaskan, memberikan sesuatu kepada orang lain bukan berarti kita menjadi rugi. Jika manusia mengukurnya dengan materi dan hitungan matematis, kata dia, mungkin saja manusia akan memberi pada orang lain lalu berkata apa yang dimiliki akan berkurang.

Padahal sejatinya sikap memberi itu tak sama sekali merugi. Asalkan nilai pemberian itu dilandasi dengan ketulusan, keikhlasan, dan juga keimanan. Membantu dalam kebaikan—seberapapun besar dan kecil nilainya—akan terasa ringan apabila dilakukan dengan tulus dan ikhlas.

Toh, umat Islam juga kerap dikenalkan sejak dini mengenai filosofi kepemilikan. Bahwa sejatinya apa-apa yang kita miliki di dunia, baik itu yang berbentuk wujud jasmani hingga materi, semata-mata adalah titipan Allah SWT. Dengan titipan itu, manusia dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat.

Dengan menyadari bahwa apa yang kita miliki hanyalah titipan Allah semata, maka budaya saling berbagi dan peduli dalam Islam pun begitu kuat. Bahkan dalam hadis, Rasulullah berkata bahwa siapa yang melapangkan suatu kesusahan dunia dari seorang Muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan dirinya di hari kiamat.

Semangat berbagi dan peduli ini memang sangat kental bagi umat Islam. Salah satu driver ojek online (ojol), Ahmad Tarmizi (25 tahun) menceritakan pengalamannya saat diberikan sejumlah sembako oleh seorang customer.

Sejak pemerintah menerapkan kebijakan social distancing, Ahmad mengaku pendapatannya sebagai driver ojol semakin merosot. Maka ketika ia mendapatkan pesanan untuk membelikan sembako lewat aplikasinya, ia segera menerima. Siapa sangka, kata dia, customernya tersebut justru memberikan sembako itu kepadanya sambil mengirimkan pesan.

“Saya di chat, customer saya bilang begini ‘Pak Ahmad, ini sembako buat Bapak dan keluarga. Jaga kesehatan, di rumah saja, dan jangan lupa shalat zuhur di rumah’,” kenang Ahmad.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA