Ketika berdagang nabi bersama pamannya Abu Thalib bertemu dengan seorang pendeta siapa nama pendeta tersebut dan apa yang dikatakannya?

Muhammad SAW bertemu dengan pendeta Buhaira saat pergi ke Syam.

REPUBLIKA.CO.ID, Saat berusia 12 tahun, Muhammad SAW mendampingi pamannya, Abu Thalib, berdagang ke Syam. Dalam perjalanan ke Syam ini, Muhammad bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang bernama Bahira (Buhaira). Siapakah pendeta tersebut?

Dalam kitab Adab Bizantium disebutkan, Buhaira adalah seorang rahib yang menganut aliran Airus Nasthuri, dan ia mengingkari Lahut al-Masih (Ketuhanan al-Masih, dan menyatakan bahwa penamaannya dengan sebutan tuhan tidak diperbolehkan.

Menurut sejumlah peneliti, pertemuan antara Abu Thalib dan Muhammad dengan rahib atau pendeta Buhaira itu terjadi di dalam kuil pendeta Buhaira yang ada di Busra. Di tempat ini, terdapat sebuah tempat ibadah (gereja) yang diyakini banyak orang sebagai gereja Buhaira. Tempat tersebut berada di dekat kawasan Roman Theatre, yang dibangun pada masa pemerintah Romawi (Rum), oleh kaisar Julianus pada tahun 513-512 sebelum Masehi (SM).

Hanafi al-Mahlawi dalam bukunya Al-Amakin Al-Masyhurah Fi hayati Muhammad SAW (Harum Semerbak Tempat-tempat yang Dikunjungi Rasulullah SAW), menjelaskan, Rasul SAW pernah dua kali mengunjungi Syam, pertama saat bertemu dengan pendeta Buhaira, dan kedua ketika mengabarkan kemenangan Islam kepada penduduk setempat, sekitar tahun kelima kenabian.

Dalam Sirah Nabawiyah karya Ibn Ishaq diceritakan, Abu Thalib pergi menuju Syam dalam rangka berdagang, dan tatkala telah siap melakukan perjalanan, tiba-tiba ia merasa rindu dengan keponakannya dan ia ingin membawanya ke Syam.

Abu Thalib pun berkata, ''Sungguh aku ingin sekali mengajaknya pergi, ia tidak boleh terpisah dariku, dan aku tidak akan pernah meninggalkannya.'' Lalu mereka pergi bersama. Dan tatkala sampai di Bushra, mereka bertemu dengan seorang rahib Nasrani yang sedang berada di kuilnya, ia bernama Buhairi (tapi dalam kitab lain disebutkan bahwa namanya adalah Buhaira).

Sebelumnya, para kafilah dagang kerap bertemu dengannya, namun ia tidak pernah berkata sesuatu yang spesial kepada mereka. Akan tetapi, pada tahun itu, tatkala kafilah Abu Thalib berhenti di dekat kuilnya, sang rahib segera membuatkan banyak makanan untuk mereka. Hal ini dikarenakan ada sesuatu yang ia terawang (lihat) dari dalam kuilnya. Mereka mengatakan, bahwa ia melihat utusan Allah sedang berada diatas tunggangan dan terdapat awan yang terus menaunginya dari panas matahari, padahal ia berada di antara banyak orang.

Kemudian mereka tiba dan turun di dekat sebuah pohon serta melihat ke arah awan yang juga menaungi pohon, bahkan ranting-ranting pohon itu pun condong seolah menunduk pada Rasulullah SAW, hingga ia bisa berteduh di bawahnya. Dan ketika Buhaira melihat fenomena itu, ia pun turun dari kuilnya dan mengutus seseorang untuk menemui mereka.

Ia berkata, ''Aku telah membuatkan untuk kalian makanan dan minuman, wahai orang-orang Quraisy, dan aku sangat suka jika kalian semua bisa hadir dalam jamuan ini, baik yang besar, kecil, atau pun dari kalangan hamba sahaya dan orang-orang merdeka.''

Setelah berbasa-basi, kafilah Abu Thalib akhirnya menerima tawaran itu, dan bersedia menghadiri jamuan makanan dan minuman yang disediakan.

sumber : Harian Republika

JAKARTA – Pendeta Yahudi, Buhaira takjub melihat Nabi Muhammad SAW saat usianya masih sangat belia yakni 12 tahun. Ketika itu, Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun ikut bersama pamannya, Abu Thalib berdagang ke Bushra, wilayah antara Syam dengan Hijaz.

Saat itu, beliau bertemu dengan seorang pendeta Yahudi bernama Buhaira. Nah saat bertemu itulah Buhaira merasa takjub melihat Nabi Muhammad SAW dan mengatakan melihat kenabian di dalam diri Rasulullah.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Bermuka Masam di Depan Seorang Buta

Dilansir dari video milik akun YouTube Kisah Islami, Sabtu (20/2/2021), pada musim panas di tahun 582 Masehi, Abu Thalib berencana melakukan perjalanan dagang ke Syam. Muhammad kecil saat itu meminta untuk ikut serta bersama pamannya tersebut.

Bagi para kafilah, Bushra merupakan pusat perdagangan yang ramai sebelum tiba di Syam. Di daerah ini pula ada seorang pendeta terkenal bernama Buhaira. Kafilah Abu Thalib memutuskan untuk beristirahat sebentar tak jauh dari rumah ibadah milik Buhaira.

Sementara itu, dikediaman Buhaira, dia merasa bingung karena awan selalu mengikuti kafilah Abu Thalib, seakan-akan melindunginya. Karena penasaran, ia mengundang kafilah Abu Thalib ke rumahnya.

Baca Juga: Peristiwa Isra Miraj, Saat Malaikat Jibril Ajarkan Nabi Muhammad SAW Sholat 5 Waktu

Semua orang dari kafilah itu masuk ke dalam rumah Buhaira, kecuali Nabi Muhammad SAW. Hal ini karena beliau bertugas menjaga perbekalan kafilah. Namun, setelah itu, Muhammad diajak masuk dan menikmati makanan yang dihidangkan Buhaira.

Setelah selesai makan, Buhaira bertanya banyak hal kepada Muhammad. Mulai dari postur tubuh hingga posisi tidurnya. Setelah melihat tanda kenabian di punggung Muhammad, Buhaira menghampiri Abu Thalib.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: //muslim.okezone.com/alquran

Buhaira mengatakan kepada Abu Thalib bahwa keponakannya itu merupakan nabi terakhir penerus Nabi Isa AS, ialah utusan Allah SWT bagi penduduk bumi. Lantas Buhaira meminta Abu Thalib untuk kembali ke Mekkah, karena Syam dirasa tidak aman. Buhaira khawatir, kaum Yahudi yang telah mendengar kabar ini, sedang mengincar Muhammad.

Benar saja, tak lama setelah itu tiga pemuda Yahudi datang menghampiri Buhaira. Mereka menanyakan keberadaan pria yang ciri-cirinya mengacu pada Nabi Muhammad SAW. Namun, Buhaira mengatakan bahwa pria itu memiliki Tuhan Allah SWT, yang tidak akan mampu dikalahkan siapapun. 

Dalam perjalanan berdagang ke Syam bersama dengan pamannya Abu Thalib bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang melihat tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad saw nama pendeta tersebut adalah?

  1. Bushra
  2. Bukhara
  3. Waraqah
  4. Buhaira
  5. Semua jawaban benar

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: B. Bukhara.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban B benar, dan 0 orang setuju jawaban B salah.

Dalam perjalanan berdagang ke Syam bersama dengan pamannya Abu Thalib bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang melihat tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad saw nama pendeta tersebut adalah bukhara.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. Bushra menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali.

Jawaban B. Bukhara menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban C. Waraqah menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan.

Jawaban D. Buhaira menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Semua jawaban benar menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah B. Bukhara

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Dalam perjalanan berdagang ke Syam bersama dengan pamannya Abu Thalib bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang melihat tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad saw. nama pendeta tersebut adalah?

  1. Bushra
  2. Bukhara
  3. Waraqah
  4. Buhaira
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: B. Bukhara

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, dalam perjalanan berdagang ke syam bersama dengan pamannya abu thalib bertemu dengan seorang pendeta nasrani yang melihat tanda-tanda kenabian pada diri nabi muhammad saw. nama pendeta tersebut adalah bukhara.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu pada usia 25 tahun Nabi Muhammad saw. pergi berdagang ke negeri Syam dengan membawa dagangan seorang janda kaya yang kelak akan menjadi istri pertama beliau adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

2. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Dari Abdullah bin 'Amru dia berkata; Seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw.; 'Saya hendak ikut berjihad' Beliau … lalu bersabda: "Apakah kamu masih memiliki kedua orang tua?' Dia menjawab: "Ya, masih' Beliau bersabda: Kepada keduanya lah kamu berjihad." (H.R. al-Bukhari) Apakah perintah yang terkandung dalam hadis tersebut? Jawab: ​

sedekah yang dilakukan dengan ikhlas dapat mencegah berbagai macam keburukan.Apa yang kamu ketahui tentang hal tersebut?​

30. Nabi Yahya as seseorang yang cerdik pandai, berfikiran tajam sejak ia berusia muda karena ia rajin .... ​

Apa saja hikmah iman kepada malaikat dan makhluk ghaib lainya? TOLONG DI JAWAB​

ada yg bisa translet ke bahasa Indonesia gakk??yang bener ya​

14. Adanya dalil mengenai salat jamak, salat gashar, dan salat jamak qashar merupakan ... dari Allah Swt. dalam beribadah a. sah b. tidak sah C. risal … ah d. rukhsah​

Bagaimana cara bersikap sederhana dalam perbuatan​

huruf Alif lam (al) apabila bertemu dengan salah satu huruf qamariyyah disebuta. idgam c. ikhfab. izhar d. iqlab​

Sebutkan yang termasuk sedekah mubah​

sebutkan syarat sedekah​

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA