Kata main berasal dari kata main yang artinya

JANGAN LEWATKAN

Marcel Radhival atau Pesulap Merah menanggapi somasi Rara Pawang Hujan terkait pernyataan yang dianggap merendahkan pekerjaannya. Ditemui di kawasan Pluit,…

Meski Jakarta terbagi menjadi beberapa bagian, Jakarta Timur merupakan daerah terpadat lho yang ada di Jakarta. Sebagai daerah terpadat yang…

Mbak Rarara ditantang untuk menurunkan salju secara sengaja oleh Richard Lee. Siapa sangka jika ia menolk tantangan itu meski diiming-imingi…

Salah satu kabupaten yang ada di Bali ini memang begitu terkenal dengan kulinernya yang khas. Namun bukan hanya kulinernya saja…

Kini, lebih mudah mengatur kembali nama dan membuat STNK). Biasanya nama kendaraan bermotor berubah karena adanya pergantian nama pemiliknya. Misalnya,…

Sebelum masuk pembahasan cara membuat daftar pustaka baik untuk Jurnal, Buku, Makalah maupun Skripsi ada beberapa hal yang harus anda…

Ayu Ting Ting Mendadak Muncul di Unggahan Raffi Ahmad, Terbongkar Alasan Ayah Rafathar, Hancur Hati Nagita Slavina? Memang, beberapa waktu…

Razia kendaraan memang sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia. Pada umumnya, pengendara bisa terjaring razia jika melakukan sejumlah pelanggaran.…

Hebohnya Ashanty dihujat imbas video sikapnya ke sosok Fuji sampai ke telinga Thariq Halilintar. Ya, video yang perlihatkan sikap Ashanty…

Anda mungkin sudah tau tentang Kabupaten Nganjuk dan perannya sebagai sentra penghasil bawang merah di Jawa Timur. Namun Kabupaten Nganjuk…

Beksi merupakan seni bela diri tradisional khas Betawi. Mereka kerap menggunakan istilah main pukulan untuk bela diri. Kata main menunjukkan bahwa bela diri ini merupakan permainan (salah satu genre dalam tradisi lisan), sedangkan kata pukulan dipakai karena bela diri ini ternyata lebih mengutamakan pukulan ketimbang tendangan. Di Betawi pun ada juga yang lebih akrab menggunakan kata jurus atau maen jurus untuk bela dirinya.

Betawi sendiri memang memiliki beragam aliran main pukulan, sebut saja Cingkrik, Sabeni, Pengasinan, dan masih banyak lagi. Setiap perguruan dan aliran memiliki ciri khas masing-masing. Pada beksi, jurusnya sangat mudah diciri dari gerakan pukulannya. Beksi memiliki pukulan keras, cepat, dan posisi tangan yang terbalik atau yang dalam bahasa Betawi disebut sebagai pukulan celentang.

Lantas, bagaimana asal-usul beksi? Konon beksi merupakan bela diri yang diajarkan pertama kali oleh seorang pria keturunan Tionghoa bernama Lie Cheng Oek. Alkisah, Lie Cheng Oek memiliki sawah yang bertetangga dengan Saiman. Pada satu hari, mereka cekcok mengenai irigasi sawah. Saiman menyalahkan Lie Cheng Oek karena sawahnya tidak mendapatkan air. Pertarungan pun terjadi.

Diperkirakan peristiwa tersebut terjadi pada pertengahan atau akhir abad ke-17. Pada masa itu, terdapat peraturan tidak tertulis, bagi orang yang kalah berkelahi, ia harus belajar pada orang mengalahkannya. Ternyata Saiman kalah. Karena merasa sudah tua, Saiman mengirimkan putranya yang bernama Marhali sebagai pengganti untuk belajar maen pukulan pada Lie Cheng Oek.

Ketika Marhali berguru kepada Lie Cheng Oek, ia tidak pernah diajarkan jurus, tetapi hanya disuruh membantu mengairi sawah dan melakukan beberapa pekerjaan lainnya. Saiman protes. Ternyata menurut Lie Cheng Oek pekerjaan yang diberikan kepada Marhali tersebut ialah cara melatih kekuatan fisik, sebagaimana pukulan beksi yang mengutamakan kekuatan fisik dan kecepatan. Kisah ini mengingatkan pada salah satu scene film lawas Hollywood, yaitu Karate Kid.

Di kemudian hari, Beksi juga dikembangkan oleh Gozali setelah selesai belajar pada Marhali dan Lie Cheng Oek. Disusul Kong Simin, Muhammad Nur, dan Hasbullah.

Asal muasal nama


Menurut guru beksi, Basir Bustomi, beksi berasal dari kata bie/bhi dan si/shi. Namun, lidah Betawi yang ‘lentur’ menyebabkan kata bisi berubah menjadi beksi. Penelusuran yang dilakukan G.J. Nawi (2016:63) menunjukkan ada pendapat kata beksi berasal dari kata bhe si, yang berasal dari kosakata Hokkian yang secara harfiah berarti kuda-kuda.

Guru Besar Beksi Tradisional, Sabenuh Masir dan Muali Yahya, menyebutka beksi berasal dari kata bek dan si. Kata bek berarti ‘pertahanan’, sedangkan kata si berarti ‘empat (penjuru)’. Jika dimaknai, kata beksi berarti pertahanan dari 4 penjuru mata angin. Makna pertahanan dari empat penjuru mata angin sangat sesuai dengan jurus-jurus/kuda-kuda Beksi yang bergerak keempat arah, yaitu kanan, ke kiri, ke depan, dan ke belakang.

Versi lainnya, dari hasil penelitian yang dilakukan Rido (2019), bahwa pada era penjajahan orang Belanda menggunakan kata bek (wijk) sebagai arti kepala suatu kampung, kemudian dalam pengucapan orang Betawi menjadi bek. Dalam praktiknya, ketika orang mencari kepala kampung, “Mana si Bek?” Lama-lama panggilan ‘si bek’ menjadi ‘bek si (beksi)’.

Ada lagi yang berpendapat, pada 1980-an, kata Beksi ialah singkatan dari ‘berbaktilah engkau kepada sesama insan’. Dalam makna tersebut diharapkan seorang pendekar beksi selalu mengamalkan ilmunya demi kemanusiaan.

Nilai-nilai beksi


Bagi pesilat beksi (pebeksi) sejati, keterampilan main pukulan bukanlah untuk gaya-gayaan. Beksi dan agama ibarat golok dan sarungnya. Golok haruslah selalu diberi sarung dan di­simpan. Begitu juga beksi. Ia haruslah disimpan baik-baik dan digunakan hanya pada saat dibutuhkan. Sarung beksi ialah agama. Dengan agama, segala hawa nafsu, sifat congkak, rakus, dan lainnya bisa dikendalikan.

Muali Yahya menyatakan, jika kita berjalan- jalan membawa golok tanpa disarung, akan timbul niat iseng, entah batang pohon ditebas, petantang-petenteng, atau keisengan lain yang bisa saja berakibat mencelakakan. Namun, jika golok diberi sarung dan disimpan di pinggang, itu akan memperkecil kemungkinan niat berbuat iseng.

Agama Islam memang menjadi fondasi Beksi. Latihan-latihan beksi diawali dan diakhiri dengan doa secara Islam. Ritual yang ada dalam beksi pun kental dengan ajaran Islam. Pakar budaya Betawi, Abdul Chaer, menyatakan seorang anak (laki-laki) Betawi diwajibkan menguasai dua hal, yaitu ‘bisa ngaji’ dan ‘bisa maen pukulan’ atau anak Betawi ‘kudu bisa silat dan salat’ Dinyatakan juga ‘di atas bale bace Alquran, turun dari bale maen pukulan’. Artinya, seorang (laki-laki) Betawi harus menguasai ilmu agama dan bela diri. Kedua hal tersebutlah yang direkatkan sebagai ciri identitas (laki-laki) Betawi.

Maen pukulan atau silat menurut Oong Maryono, praktisi sekaligus peneliti silat, memang memiliki empat aspek yaitu (1) beladiri, (2) olahraga, (3) spiritual/akhlak/rohani, dan (4) seni budaya. Maen pukulan hadir pada berbagai seni budaya Betawi, seperti lenong, komedi Betawi, teater topeng, dan lainnya. Menurut Bang Bahtiar, pebeksi sekaligus seorang pemain lenong, kehadiran beksi dalam lenong tak lepas dari keinginan penonton.

Ternyata, adegan perkelahian di lenong tidak seperti adegan kung fu pada film-film Bruce Lee ataupun Jackie Chan. Unsur keindahan gerak, kecepatan, dan ketepatan para pemain lenong memang membuat mata sulit berkedip. Perkelahian baik tangan kosong maupun menggunakan jurus golok sangat terampil ditampilkan. Jurus-jurus beksi menggunakan kuda-kuda rendah dan bertarung dalam jarak dekat. Pukulan, tangkisan, dan sikutan menjadi andalan.

Tidak ada tendangan kaki yang tinggi sebagaimana pada beladiri karate atau taekwondo. Tidak ada petarung yang melayang-layang seperti pada bela diri wushu. Selidik punya selidik, tidak ada tendangan yang diarahkan ke kepala ternyata ialah local wisdom lain yang dimiliki beksi. Sebagaimana budaya Timur, kepala merupakan bagian tubuh yang terhormat sehingga tak selayaknya kaki menyentuh kepala. Mungkin inilah mengapa bela diri Betawi disebut main pukulan alih-alih main tendangan. (M-4)

Kata main berasal dari kata main yang artinya

Kata Verbia (kata kerja)

  1. 1) melakukan permainan untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alat-alat tertentu atau tidak)
    contoh: 'main bola main kelereng main cari-carian'
  2. 2) melakukan perbuatan untuk bersenang-senang (dengan alat-alat tertentu atau tidak) (Kata percakapan)
    contoh: 'anak-anak sedang main di halaman'
  3. 3) berjudi
    contoh: 'sepanjang hari kerjanya hanya main domino'
  4. 4) dalam keadaan berlangsung atau mempertunjukkan (tontonan dan sebagainya)
    contoh: 'filmnya sudah main'
  5. 5) bertindak sebagai pelaku dalam sandiwara (film, musik, dan sebagainya)
    contoh: 'dia sering ikut main dalam pementasan drama di sekolah'
  6. 6) berbuat serong
    contoh: 'saya benci kepada laki-laki yang suka main dengan perempuan lain'
  7. 7) bekerja, bergerak, berputar, dan sebagainya secara sepatutnya (tentang mesin dan sebagainya)
    contoh: 'jarum jamnya sudah tidak main lagi'
  8. 8) berbuat sesuatu dengan sesuka hati; berbuat asal berbuat saja (Kata percakapan)
    contoh: 'jangan main pinjam saja, pikirkan juga bagaimana cara mengembalikannya kalau sudah marah, ia suka main pukul saja'
  9. 9) menjalankan usaha (taksi, becak, dsb); mencari nafkah dengan (Kata percakapan)
    contoh: 'dulu main becak, sekarang main taksi'
  10. 10) selalu menggunakan (memakai) (Kata percakapan)
    contoh: 'sekarang dia sudah tidak mau naik bus, main taksi melulu'
  • bukan buatan; berlebih-lebihan (tentang keadaan sesuatu);

  • main lotre;

  • selalu berubah ucapannya (pendiriannya dsb);

  • jenis tarian anak-anak (di Kalimantan);

  • berjudi;

  • main silat;

  • berbuat kurang sopan; bertindak semau-maunya;

  • menghakimi orang lain tanpa mempedulikan hukum yang ada (biasanya dilakukan dengan pemukulan, penyiksaan, pembakaran, dan sebagainya)
    contoh: ia menjadi korban pengeroyokan belasan pemuda mata gelap yang main hakim sendiri hakim sendiri

  • bermain (judi) dengan menggunakan kartu;

    1. 1) berbuat yang keji-keji; berbuat mesum;
    2. 2) berbuat curang (dalam permainan dsb);
    3. 3) main keras yang menjurus menyakiti lawan (dalam permainan olahraga dsb); main kasar;
  • main judi dengan memutar uang lalu ditutup dengan telapak tangan; pusing lerap;

    1. 1) mengerling-ngerlingkan mata;
    2. 2) memberi isyarat dengan mata;
    3. 3) mengadakan kontak dengan pihak lain untuk tujuan yang menguntungkan pihak tertentu
      contoh: terdakwa itu main mata mata dengan hakim main mata (Kata kiasan)
    4. 4) bersuka-sukaan dengan perempuan; (Kata percakapan)
  • bermukah dengan perempuan;

  • bermain dengan porok yang diputar dengan kaki dan diarahkan ke suatu lingkaran;

  • berlomba berebut barang hadiah yang digantungkan pada tiang yang dilicinkan; coko;

    1. 1) menggosok-gosok kelamin dengan sabun untuk merangsang syahwat; onani (bagi laki-laki);
    2. 2) makan suap; (Kata kiasan)
    3. 3) bertindak tidak jujur (dalam permainan karena ada suap);
  • istirahat di antara setengah permainan atau pertandingan (dalam sepak bola, basket, dsb);

  • main cari-carian;

  • berbuat tidak menurut aturan; melanggar hak dan sebagainya;

  • menyeleweng; berselingkuh
    contoh: dia dituduh main serong serong dengan istri orang

    1. 1) menyinggung-nyinggung (mendesak-desak) dengan sikut;
    2. 2) main curang; merebut milik (tempat, kedudukan) orang dengan curang; menipu;
  • memukul dengan tangan;

  • menutup-nutupi kejahatan (kesalahan);

  • berbuat sesuatu dengan sembunyi-sembunyi (dengan berkedok dsb);

  • berkelahi memakai tongkat untuk memukul dan menangkis dalam pencak Cina;

  • mencari keuntungan (minta perhitungan dan sebagainya) dengan mendekati orang yang berkuasa (berpengaruh dsb);

  • bermain judi;

  • asal tangkap (terka, tuduh, tabrak, dsb);

  • permainan;

  • mitra tanding;

  • beristirahat (tentang anak-anak sekolah); ikut bermain (sepak bola dsb);

Kata-kata dari kata dasar main

Kata-kata di KBBI yang dekat dari main

  • macan
  • mahang
  • mahkota
  • main
  • makam
  • makna
  • malakama

[main] Arti main di KBBI adalah: melakukan permainan untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alat-alat.... Contoh: main bola main kelereng main cari-carian. Lihat arti dan definisi di jagokata.

Database utama KBBI merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa)