Kapan menggunakan statistik parametrik dan nonparametrik

Penjelasan tentang statistik parametrik bisa dibaca di artikel Statistik Parametrik.
Penjelasan tentang statistik nonparametrik bisa dibaca di artikel Statistik Nonparametrik. Berikut ini ditampilkan secara sederhana perbedaan statistik parametrik dan nonparametrik.

No

Statistik Paramerik

Statistik Nonparametrik

(1)

(2)

(3)

1

Memerlukan asumsi distribusi dari data yang digunakan. Biasanya distribusi data yang diperlukan adalah distribusi normal. Tidak memerlukan asumsi distribusi sehingga sebaran data bebas.

2

Memerlukan jenis data bersifat metrik (kuantitatif). Bisa dikatakan juga bahwa data yang digunakan hanya data dalam bentuk data interval atau rasio. Memerlukan data metrik (kuantitaif) dan nonmetrik (kualitatif). Atau bisa dikatakan bahwa data yang digunakan bisa dalam bentuk data nominal, ordinal, interval atau rasio.

3

Biasanya jumlah data yang digunakan lebih atau sama dengan 30 (data berukuran besar), sebab data yang lebih atau sama dengan 30 diasumsikan mengikuti teorema limit pusat (central limit teorema). Biasanya jumlah data yang digunakan kurang dari 30.

Diharapkan dengan mengetahui perbedaan statistik parametrik dan non parametrik di atas, maka kita dengan mudah bisa menentukan dengan tepat alat uji statistik apa yang akan digunakan dalam pengujian suatu kelompok data.

Salah satu fungsi penelitian adalah untuk menemukan jawaban atas suatu pertanyaan mendasar atas suatu phenomena yang diamati. Dalam statistik phenomena yang diamati tersebut tidak hanya dinikmati hanya dengan kepuasan visual atau rasa saja, akan tetapi dituangkan ke dalam suatu bentuk berupa pencatatan terdokumentasi atas phenomena tersebut. Output pencatatan terdokumentasikan tersebut yang disebut dengan Data. Kebutuhan atas suatu penelitian adalah dihasilkannya suatu bentuk informasi handal atas dasar pengolahan data yang diperoleh melalui serangkaian pengujian secara statistik, sehingga informasi yang dihasilkan tidak hanya handal melainkan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Dalam statistika proses pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian dibedakan menjadi 2 jenis tipe pengujian data diantaranya pengujian data secara Statistik Parametrik atau Statistik Non-Parametrik. Sebelum melangkah lebih jauh kepada tools statistik spesifik pada data, ada baiknya kita pahami ke 2 jenis tipe pengujian data yang telah disebutkan agar pemilihan tools statistik yang akan diterapkan kepada data penelitian tidak menjadi keliru.

Pengujian data melalui statistik parametrik disyarati dengan adanya sejumlah anggapan-anggapan yang kuat yang mendasari penggunaanya. Manakala anggapan-anggapan itu terpenuhi, pengujian-pengujian parametrik inilah yang paling besar kemungkinannya untuk menolak H0 ketika H0 salah. Artinya, kalau data penelitian dianalisis secara tepat dengan pengujian parametrik, pengujian tersebut akan lebih kuat dari pengujian mana pun dalam hal penolakan terhadap H0 jika H0 salah. Oleh karenanya dalam penggunaan pengujian statistik parametrik perlu dipenuhi beberapa unsur-unsur dari model pengujian dengan statistik parametrik, diantaranya :

  • Objek pengamatan harus saling independen. Artinya pemilihan sembarang kasus dari populasi untuk dimasukan dalam sampel tidak boleh menimbulkan bias pada kemungkinan-kemungkinan bahwa kasus yang lain akan termasuk juga dalam sampel tersebut dan juga skor yang diberikan pada suatu kasus tidak boleh mempengaruhi skor yang diberikan kepada kasus lainnya.
  • Objek pengamatan harus ditarik dari populasi yang berdistribusi normal.
  • Populasi-populasi di mana objek pengamatan ditarik harus memiliki varians yang sama.
  • Variabel-variabel yang terlibat harus setidaknya dalam skala interval, sehingga memungkinkan digunakannya penanganan secara ilmu hitung terhadap skor-skornya (menambah, membagi, menemukan rata-rata, dst)
  • Rata-rata populasi normal dan bervarians sama itu harus juga merupakan kombinasi linier dari efek-efek yang ditimbulkan. Artinya, efek-efek itu harus bersifat penjumlahan. (khusus dalam analisis varians atau uji F)

Kalau kita cukup mempunyai alasan untuk percaya bahwa persyaratan tersebut terpenuhi oleh data yang sedang dianalisis, tentu kita akan memilih suatu tes statistik parametrik, untuk menganalisis data. Pemilihan ini adalah paling baik, sebab tes parametrik akan merupakan tes paling kuat untuk menolak H0 manakala H0 memang harus ditolak.

Contoh penggunaan statistik parametrik seperti pada uji t dan F, yang aplikasinya banyak diterapkan semisal pada analisi regresi, path analisis, rancangan percobaan, analisis faktor (CFA), struktural equation modeling (SEM), dll.

Tes statistik non parametrik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya. Tes non parametrik tidak menuntut pengukuran sekuat yang dituntut tes statistik parametrik. Sebagian besar tes non parametrik dapat diterapkan untuk data dalam skala ukur ordinal dan beberapa yang lain dapat diterapkan untuk data dalam skala ukur nominal.

Meskipun semua anggapan tes parametrik mengenai populasi dan syarat-syarat mengenai kekuatan pengukuran dipenuhi (5 poin syarat parametrik), kita ketahui bahwa dengan memperbesar ukuran sampel dengan banyak elemen yang sesuai dapat menggunakan suatu tes non parametrik sebagai ganti tes parametrik dengan masih mempertahankan kekuatan yang sama untuk menolak H0.

Keuntungan Tes Statistik Non Parametrik

  • Pernyataan kemungkinan yang diperoleh dari sebagian besar tes statistik non parametrik adalah kemungkinan-kemungkinan yang eksak, tidak peduli bagaimana bentuk distribusi populasi yang merupakan induk sampel-sampel yang kita tarik.
  • Jika sampelnya sekecil N = 6, hanya tes statistik non parametrik yang dapat digunakan kecuali kalau sifat distribusi populasinya diketahui secara pasti.
  • Terdapat tes statistik non parametrik untuk menggarap sampel-sampel yang terdiri dari observasi-observasi dari beberapa populasi yang berlainan. Tidak ada satupun di antara tes parametrik dapat digunakan untuk data semacam itu tanpa menuntut kita untuk membuat anggapan-anggapan yang nampak tidak realistis.
  • Tes statistik non parametrik dapat untuk menggarap data yang pada dasarnya merupakan ranking dan juga untuk data yang skor-skor keangkaanya secara sepintas kelihatan memiliki kekuatan ranking. Jika data pada dasarnya berupa ranking atau bahkan data itu hanya bisa diikategorikan sebagai plus (+) atau minus (-), data tersebut dapat digarap dengan menggunakan statistik non parametrik.
  • Metode statistik non parametrik dapat digunakan untuk menggarap data yang hanya merupakan klasifikasi semata, yakni yang diukur dalam skala nominal.

Kelemahan Tes Statistik Non Parametrik

  • Jika data telah memenuhi semua anggapan model statistik parametrik, dan jika pengukurannya mempunyai kekuatan seperti yang dituntut, maka penggunaan tes statistik non parametrik akan merupakan penghamburan data. Misal : kita ingat bahwa bila suatu tes statistik non parametrik memiliki kekuatan efisiensi besar, katakanlah 90%, ini berarti bahwa kalau semua syarat tes statistik parametrik dipenuhi, maka tes statistik parametrik yang sesuai akan efektif dengan sampel yang 10% lebih kecil daripada yang digunakan dalam tes statistik non parametrik.
  • Belum ada satupun metode statistik non parametrik untuk menguji interaksi-interaksi dalam model analisis varian (ANOVA), kecuali kita berani membuat anggapan-anggapan khusus tentang aditivitas.

Contoh penggunaan statistik non parametrik seperti pada uji t pada parametrik digantikan menjadi uji Mannn Whitney ataupun Wilcoxon pada non parametrik dan uji F pada parametrik digantikan oleh uji Kruskal Wallis pada non parametrik, dll.

Dengan pengetahuan kita akan klasifikasi metoda statistik yang sudah dijelaskan di atas, diharapkan ada kehati-hatian dalam diri peneliti untuk menentukan dan menetapkan suatu alat uji statistik pada data hasil penelitiannya. Kata kuncinya adalah “mengoptimalkan penolakan H0 (asumsi dasar penelitian) yang memang seharusnya di tolak”. Sehingga perlakuan awal terhadap data penelitian yang telah didapatkan menjadi lebih teliti dan spesifik guna mengoptimalkan penggunaan alat atau metode statistik yang tepat agar dihasilkan suatu simpulan yang optimal atas suatu penelitian.

———————————————————————————————————————————————————-

  1. Jika rekan peneliti memerlukan bantuan survey lapangan, data entry ataupun olahdata dapat menghubungi mobilestatistik.com :
  • Phone/WA/Line : 0813 2170 9749
  • Email :
  1. Klik “Konsultasi Gratis” untuk mendapatkan informasi atau solusi terkait dengan pertanyaan-pertanyaan seputar metodologi penelitian, aplikasi software statistik ataupun olahdata.
  • “1st Kirim Pertanyaan, Pasti Kami Jawab . . . InsyaAllah”

———————————————————————————————————————————————————-

Untuk membuat suatu kesimpulan mengenai sampel dari sebuah populasi, kita bisa menggunakan uji statistik. Uji statistik adalah teknik formal yang menggunakan distribusi probabilitas untuk mencapai kesimpulan mengenai sebuah hipotesis. Pengujian hipotesis yang yang berkaitan dengan uji beda diklasifikasikan menjadi dua, yaitu uji statistik parametrik dan uji statistik non parametrik. Statistik parametrik adalah pengujian yang memanfaatkan  informasi mengenai parameter populasi. Sedangkan statistik non parametrik adalah sebuah metode pengujian dimana kita tidak mengetahui parameter dalam populasi.

Statistik parametrik digunakan jika distribusi suatu populasi sudah diketahui. Dalam pengujian ini, tendency central yang digunakan adalah mean atau rata-rata. Pengujian ini merupakan pengujian yang paling umum digunakan dan tidak memakan waktu yang relatif lama. Statistik non parametrik tidak membutuhkan asumsi dan central tendency yang digunakan adalah median atau nilai tengah. Beberapa contoh metode statistik non parametrik adalah Kruskal-Wallis, Mann-Whitney, dan lain sebagainya. Pada artikel kali ini kita akan membahas apa yang dimaksud dengan statistik parametrik dan non parametrik, apa perbedaannya, dan metode-metode uji statistik ini secara mendalam. Jadi tunggu apa lagi? Yuk simak artikel ini sampai akhir!

1. Apa Itu Statistik Parametrik?

Statistik parametrik adalah uji hipotesis yang menguji perbedaan rata-rata pada populasi. Metode yang sering digunakan dalam statistik parametrik adalah uji-t yang didasarkan pada nilai student-t statistics. Uji t bertumpu pada asumsi bahwa data berdistribusi normal dan rata-rata data diketahui. Pada uji ini, varians populasi dihitung untuk mencari sampel dari populasi tersebut. Populasi diperkirakan dengan bantuan skala interval dan variabel yang yang akan diuji hipotesisnya.

Baca juga : Pengolahan Data Statistik Parametrik dan Non-Parametrik

2. Apa itu Statistik Non Parametrik?

Statistik non parametrik adalah uji yang tidak membutuhkan asumsi parameter apapun untuk populasi yang diuji atau dalam bahasa sederhana uji ini tidak bergantung pada populasi. Dalam uji statistik non parametrik, tidak ada parameter yang digunakan dan tidak ada distribusi yang harus diketahui. Hal ini menyebabkan uji statistik non parametrik juga disebut sebagai metode bebas distribusi.

3. Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik

Jika sebuah uji memerlukan asumsi spesifik mengenai parameter populasi, maka uji tersebut dikenal dengan uji statistik parametrik sedangkan jika uji tersebut tidak membutuhkan asumsi spesifik seperti distribusi data, maka uji tersebut dikenal dengan uji statistik non parametrik. Dalam uji parametrik, diasumsikan bahwa pengukuran variabel dilakukan pada tingkat internal dan rasio, sedangkan pada uji non parametrik variabel diukur dengan skala nominal dan ordinal. Secara umum, ukuran central tendency dalam uji parametrik adalah rata-rata, sedangkan dalam uji statistik non parametrik adalah median. Terakhir, dalam uji statistik parametrik terdapat informasi lengkap mengenai populasi sedangkan pada uji statistik non parametrik tidak ada informasi mengenai populasi.

4. Kelebihan Uji Statistik Parametrik dan Non Parametrik

Dalam ilmu statistik, uji statistik parametrik dan non parametrik memiliki beberapa metode yang dibedakan berdasarkan tujuan penelitian. Beberapa metode uji statistik parametrik adalah paired t-test, unpaired t-test, pearson correlation, dan ANOVA. Sedangkan beberapa metode dalam uji statistik non parametrik adalah wilcoxon rank sum test, mann whitney u-test, spearman correlation, dan kruskal wallis test. 

Baca juga : Yuk Pelajari Macam-Macam Metode Analisis Statistika

5. Belajar Statistik Parametrik dan Non Parametrik di Era Big Data

Di era big data, pengujian statistik parametrik maupun non parametrik membutuhkan tools yang mumpuni seperti bahasa pemrograman. Tools yang banyak digunakan di dunia big data adalah R dan Python. Kedua bahasa pemrograman ini sangat multifungsi sehingga tidak hanya digunakan untuk olah data saja, tetapi juga bisa digunakan untuk web developing, game developing, machine learning, artificial intelligence, dan lain sebagainya. Yuk mulai belajar bahasa pemrograman bersama DQLab! Klik button di bawah ini untuk bergabung bersama DQLab dan nikmati berbagai modul pembelajaran bahasa pemrograman untuk mempersiapkan diri sebelum melangkah ke industri big data. 

Penulis: Galuh Nurvinda K

Editor: Annissa Widya Davita

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA