Jelaskan tiga tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah

Jelaskan tiga tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah

BincangSyariah.Com – Haji dan umrah merupakan ibadah yang memerlukan banyak persiapan baik secara lahir dan batin, karena itu tak jarang umat Islam yang berhaji akan melakukan umrah juga, mumpung sedang berada di tanah haram. Namun untuk melakukan haji dan umrah ada tata caranya. Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebutkan bahwa cara-cara menunaikan ibadah haji dan umrah itu ada tiga;

Pertama adalah haji ifrad dan ini yang paling utama. Caranya, dengan berniat melakukan haji saja. begitu selesai dari rangkaian pelaksanaannya, diakhiri dengan melakukan tahallul. Setelah itu, berihram kembali dengan niat untuk melakukan umrah. Tempat (mifat) yang paling utama untuk berihram menunaikan umra adalah dari Ji’ranah, Ta’nim atau Hudaibah. Orang yang mengerjakan haji ifrat tidak dikenakan dam (denda). Kecuali jika ia menyembelih kurban dengan sukarela.

Kedua adalah haji qiran. yakni, berniat menggabungkan antara pelaksanaan ibadah haji dengan umrah secara bersamaan atau beriringan. Yaitu dengan mengucapkan niat “Labbaika bi hajjin wa ‘umratin”. Setelah melakukan ihram pada miqat yang sudah ditentukan, dilanjutkan dengan mengerjakan amalan-amalan haji dan umrah. Jika melakukan thawaf dan sa’yi sebelum wukuf maka sa’yi-nya terhitung ke dalam ibadah itu tapi thawafnya tidak. Karena syarat thawaf fardhu dalam haji dilakukan setelah wukuf. Orang yang melakukan haji qiran diknakan dam atau denda menyembelih seekor kambing.

Ketiga adalah haji tamattu’. Yakni melewati miqat dengan berniat umrah terlebih dahulu. Lalu dilanjutkan sampai pada tahallul di Makkah dan diperbolehkan menikmati apa yang tadinya dilarang, sampai memasuki waktu haji.

Haji tamattu’ diperbolehkan jika memenuhi lima syarat; (1) bukan termasuk orang yang menetap di dekat Masjidil Haram, yaitu orang yang tinggal dalam jarak yang tidak diperbolehkan mengqashar shalat. (2) mendahulukan pelaksanaan rangkaian rangkaian ibadah umrah sebelum haji. (3) Umrahnya dilakukan di bulan-bulan haji. (4) tidak diperbolehkan kembali ke miqat haji maupun jarak yang  seperti yang ditempuhnya untuk untuk ihram haji. (5) haji dan umrahnya hanya berlaku untuk satu orang.

Jika memenuhi syarat-syarat ini maka diperbolehkan menunaikan ibadah haji tamattu’. Akan tetapi ia diharuskan untuk menyembelih seekor kambing. Jika tidak mampu, maka boleh diganti dengan puasa tiga hari saat di tanah suci dan dilanjutkan tujuh hari ketika ia sudah pulang ke tanah air.

IBADAH haji merupakan salah satu rukum islam yang ke-lima. Tata cara pelaksanaan ibadah haji terbagi menjadi tiga, yaitu Tamattu, Qiran dan Ifrad.

Haji Tamattu’ ialah berihram untuk umrah pada bulan-bulan haji (Syawwal, Dzulqaidah dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah), dan diselesaikan umrahnya pada waktu-waktu itu. Kemudian berihram untuk haji dari Mekkah atau sekitarnya pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijjah) pada tahun umrahnya tersebut.

Haji Qiran ialah, berihram untuk umrah dan haji sekaligus, dan terus berihram (tidak tahallul) kecuali pada
hari nahr (tanggal 10 Dzulhijjah). Atau berihram untuk umrah terlebih dahulu, kemudian sebelum melakukan thawaf umrah memasukkan niat haji.

Haji Ifrad ialah, berihram untuk haji dari miqat atau dari Mekkah bagi penduduk Mekkah, atau dari tempat lain di daerah miqat bagi yang tinggal disitu, kemudian tetap dalam keadaan ihramnya sampai hari nahr, selanjutnya melakukan thawaf, sa’i, mencukur rambut dan bertahallul.

Ibadah haji yang lebih utama ialah haji Tamattu’, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan hal itu dan menekankannya kepada para shahabat. Wallahu’alam []

Sumber: Disadurulang oleh Erwandi Tarmizi. 1431 H – 2010M. Petunjuk Haji dan Umrah (Bahasa Indonesia). Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah.

Jelaskan tiga tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah
ilustrasi Haji di mekah. Ilustrasi shutterstock.com

TRENDING | 28 April 2021 07:32 Reporter : Tantiya Nimas Nuraini

Merdeka.com - Tata cara haji dan umrah yang benar penting untuk dipahami. Haji dan umrah merupakan salah satu ibadah mulia bagi umat Islam. Seperti diketahui, haji masuk ke dalam rukun Islam yang kelima. Sedangkan, umrah adalah salah satu ibadah yang sunnah untuk dilakukan namun tetap memiliki banyak keistimewaan.

Tata cara haji dan umrah dilakukan sesuai dengan rukun dan sunnah yang telah ditetapkan. Ibadah haji hanya bisa dilakukan antara tanggal 1 Syawal hingga 13 Zulhijah. Berbeda dengan haji, ibadah umrah bisa dilakukan sewaktu-waktu. Kecuali pada hari tertentu yakni hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik pada tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.

Lantas bagaimana tata cara haji dan umrah yang tepat? Melansir dari Liputan6.com, Rabu (28/4), simak ulasan informasinya berikut ini.

2 dari 3 halaman

Adapun tata cara haji yang sesuai dengan rukun dan sunnah adalah sebagai berikut:

1. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, semua jamaah haji mulai untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjidil Haram (Makkah).

2. Tanggal 8 Dzulhijjah, disebut dengan hari tarwiyah. Para jama’ah haji menyiapkan bekal secukupnya untuk menuju mina dan padang arafah. Karena kedua tempat tersebut tidak ada sumber air.

3. Jamaah haji melakukan ihram untuk ibadah haji, dimulai dengan mandi, memakai wewangian serta mengenakan pakaian ihram, sambil ber-talbiyah mengucapkan.

Jelaskan tiga tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah

©Saudi Press Agency/Handout via REUTERS

4. Berangkat menuju Mina dan setelah di Mina, mereka mendirikan salat zuhur, asar, maghrib dan isya serta salat subuh. Setiap salat dikerjakan pada waktunya, namun salat yang jumlah rakaatnya empat diqashar sehingga menjadi dua rakaat. Para jamaah tetap berada di Mina hingga matahari terbit pada tanggal 9 Dzulhijjah.

5. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji menuju ke padang Arafah untuk melakukan wukuf. Tata cara wukuf yaitu dimulai dengan mendengarkan khotbah wukuf, dilakukan dengan shalat jama’ taqdim. Di mana dapat dilakukan berjamaah atau sendirian. Saat wukuf juga disarankan memperbanyak istighfar, zikir, dan doa.

6. Waktu wukuf di arafah mulai dari terbit fajar 9 dzulhijah hingga terbit fajar tanggal 10 dzulhijah. Wukuf adalah salah satu rukun Haji yang wajib untuk dilakukan. Barang siapa yang melakukan wukuf pada waktu tersebut meski sebentar, maka ia dianggap telah mengerjakan wukuf dan hajinya sah.

7. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, semua jamaah haji menuju ke Muzdalifah untuk mabit (bermalam di muzdalifah) dan mengambil batu untuk melontar jumroh secukupnya.

3 dari 3 halaman

Sementara itu, berikut tata cara umrah yang bisa dilakukan:Menuju Masjidil Haram1. Dalam perjalanan, memperbanyak bacaan kalimat talbiyah yang selalu diucapkan Rasulullah SAW ketika umrah dan haji.

Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaik Laa Syarika Laka Labbaik. Innal Hamda Wan Ni'mata Laka Wal Mulk Laa Syarika Lak

2. Akhir waktu membaca talbiyah untuk umrah adalah saat akan memulai thawaf.Thawaf3. Sebelum masuk Masjidil Haram, jamaah dianjurkan berwudhu terlebih dahulu. Jamaah boleh masuk Masjidil Haram melalui pintu mana saja, tetapi dianjurkan mengikuti contoh Rasulullah SAW yang masuk melalui pintu Babus Salam atau Bani Syaibah.4. Saat masuk Masjidil Haram, disarankan untuk mengucap doa

Bismillah Wash Sholatu Was Salamu 'Ala Rasulullah. Allahummaftahli Abwaba Rahmatika

Artinya: "Dengan nama Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah. Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu."5. Setelah itu turun dan terus menuju tempat thawaf (mataf). Jamaah mulai thawaf dari garis lurus (area dekat Hajar Aswad) antara pintu Kabah dan tanda lampu hijau di lantai atas Masjidil Haram.

Jelaskan tiga tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah
©Saudi Press Agency/Handout via REUTERS

6. Di sini jamaah diberi pilihan antara lain sebagai berikut:- Taqbil yaitu mencium Hajar Aswad- Istilam dan Taqbil yakni mengusap, meraba, dan mencium Hajar Aswad- Istilam adalah mengusap Hajar Aswad dengan tangan atau sesuatu benda yang kita pegang, kemudian benda tersebut dicium- Melambaikan tangan atau benda yang kita pegang 3 kali, tidak dicium tetapi mengucapkan Bismillah, Allahu Akbar (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar)- Salah satu pilihan ritual ini dilakukan setiap kali melewati Hajar Aswad dan Rukun Yamani pada putaran satu hingga tujuh.- Pada putaran 1-3 jamaah pria dianjurkan untuk lari-lari kecil. Sedangkan pada putaran 4-7 dengan jalan biasa. Sementara untuk tata cara umrah wanita tidak ada lari-lari kecil saat melakukan thawaf.- Sepanjang thawaf, membaca doa saat berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Doa saat thawaf yang selalu dibaca oleh Rasulullah SAW adalah doa sapu jagad:

Rabbana Atina Fiddunya Hasanatan Wa Fil Akhirati Hasanata Wa Qina 'Adzabanar

Artinya:"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka."

(mdk/tan)