Jelaskan perubahan yang dialami masyarakat dengan Adanya modernisasi

Ilustrasi Modernisasi foto: Unsplash

Modernisasi menjadi bentuk nyata dari perubahan sosial yang tidak bisa dihindari. Fenomena ini melibatkan masyarakat dan menimbulkan sejumlah perubahan dalam kehidupan.

Mengutip Jurnal Pengaruh Modernisasi dan Globalisasi Terhadap Perubahan Sosial Budaya di Indonesia karya Robby Darwis Nasution, modernisasi meliputi proses yang luas dan bersifat relatif, tergantung dengan dimensi ruang dan waktu.

Mengutip buku Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat tulisan Janu Murdiyatmoko (2007:13), istilah modernisasi diambil dari kata dasar modern yang berasal dari bahasa latin, modernus.

Modernus berasal dari dua kata, yakni modo yang berarti akhir-akhir ini dan ernus artinya periode waktu masa kini. Dengan kata lain, modernisasi adalah proses yang ditempuh untuk sampai pada periode waktu "masa kini".

Kata modernisasi menandakan ada perubahan sosial besar yang mampu membentuk kembali perkembangan sejarah serta kebudayaan umat manusia dalam kurun waktu yang berlainan.

Syarat Terjadinya Modernisasi

Modernisasi dapat terjadi jika memenuhi beberapa syarat, di antaranya:

  • Sistem administrasi negara baik dan mewujudkan birokrasi.

  • Adanya sistem pengumpulan data yang terpusat dan teratur.

  • Penguasa dan masyarakat memiliki cara berpikir ilmiah.

  • Tingkat organisasi yang tinggi.

Ilustrasi Modernisasi foto: Unsplash

Modernisasi akan mendatangkan sejumlah dampak di lingkungan masyarakat, baik secara positif atau negatif. Berikut adalah dampak positif dan negatif modernisasi yang dikutip dari Skripsi Pengaruh Modernisasi Terhadap Sikap Keberagaman Santri di Pondok Pesantren Ihya'ul Ulum DDI Baruga Kab. Majene karya Aswad (2013:11-13):

1. Memperkuat Integrasi dalam Masyarakat

Pemikiran masyarakat akan semakin terbuka akibat proses modernisasi. Masyarakat juga semakin mudah berkomunikasi dengan individu lainnya. Sehingga, integrasi di masyarakat semakin kokoh.

2. Memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Fenomena modernisasi memicu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga, manusia dapat menghemat waktu dan juga tenaga.

3. Meningkatkan Kesadaran Politik dan Demokrasi

Proses modernisasi mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi, baik dari media cetak atau elektronik. Ini membuat masyarakat semakin kritis dalam menanggapi politik dan demokrasi. Sebab, pengetahuan tentang kedua hal tersebut mudah didapatkan.

1. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

Kesenjangan sosial dan ekonomi dapat muncul akibat fenomena modernisasi. Salah satu contohnya adalah kemunculan kelompok sosial seperti pedagang kaki lima, pengangguran, dan lainnya.

Modernisasi biasanya ditandai dengan pembangunan sejumlah industri di berbagai bidang. Namun, industri ini dapat memicu permasalahan baru dalam lingkungan seperti pencemaran sungai akibat limbah industri.

Modernisasi yang terjadi dapat meningkatkan kriminalitas di masyarakat. Kriminalitas sendiri adalah perbuatan yang bertentangan dengan norma hukum dan agama. Tindakan ini bisa menimbulkan kerugian pada pihak lain, mulai dari kehilangan harta benda bahkan nyawa.

Modernisasi, menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau menciptakan nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya suka dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi. Modernisasi berasal dari kata modern (maju), modernity (modernitas), yang diartikan sebagai nilai-nilai yang keberlakuan dalam aspek ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau universal, itulah spesifikasi nilai atau values. Sedangkan yang lazim dipertentangkan dengan konsep modern adalah tradisi, yang berarti barang sesuatu yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi meliputi sejumlah norma (norms) yang keberlakuannya tergantung pada (depend on) ruang (tempat), waktu, dan kelompok (masyarakat) tertentu. Artinya keberlakuannya terbatas, tidak bersifat universal seperti yang berlaku bagi nilai-nilai atau values. Sebagai contoh atau kasus, seyogianya manusia mengenakkan pakaian, ini merupakan atau termasuk kualifikasi nilai (value). Semua pihak cenderung mengakui dan menganut nilai atau value ini. Namun, pakaian model apa yang harus dikenakan itu? Perkara model pakaian yang disukai, yang disenangi, yang biasa dikenakan, itulah yang menjadi urusan norma-norma yang dari tempat ke tempat, dari waktu ke waktu, dan dari kelompok ke kelompok akan lebih cenderung beraneka ragam.

Spesifikasi norma-norma dan tradisi bila dilihat atas dasar proses modernisasi adalah sebagai berikut, (1) ada norma-norma yang bersumber dari tradisi itu, boleh dikatakan sebagai penghambat kemajuan atau proses modernisasi, (2) ada pula sejumlah norma atau tradisi yang memiliki potensi untuk dikembangkan, disempurnakan, dilakukan pencerahan, atau dimodifikasi sehingga kondusif dalam menghadapi proses modernisasi, (3) ada pula yang betul-betul memiliki konsistensi dan relevansi dengan nilai-nilai baru. Dalam kaitannya dengan modernisasi masyarakat dengan nilai-nilai tradisi ini, maka ditampilkan spesifikasi atau kualifikasi masyarakat modern, yaitu bahwa masyarakat atau orang yang tergolong modern (maju) adalah mereka yang terbebas dari kepercayaan terhadap tahyul. Konsep modernisasi digunakan untuk menamakan serangkaian perubahan yang terjadi pada seluruh aspek kehidupan masyarakat tradisional sebagai suatu upaya mewujudkan masyarakat yang bersangkutan menjadi suatu masyarakat industrial. Modernisasi menunjukkan suatu perkembangan dari struktur sistem sosial, suatu bentuk perubahan yang berkelanjutan pada aspek-aspek kehidupan ekonomi, politik, pendidikan, tradisi dan kepercayaan dari suatu masyarakat, atau satuan sosial tertentu.

Modernisasi suatu kelompok satuan sosial atau masyarakat, menampilkan suatu pengertian yang berkenaan dengan bentuk upaya untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sadar dan kondusif terhadap tuntutan dari tatanan kehidupan yang semakin meng-global pada saat kini dan mendatang. Diharapkan dari proses menduniakan seseorang atau masyarakat yang bersangkutan, manakala dihadapkan pada arus globalisasi tatanan kehidupan manusia, suatu masyarakat tertentu (misalnya masyarakat Indonesia) tidaklah sekedar memperlihatkan suatu fenomena kebengongan semata, tetapi diharapkan mampu merespons, melibatkan diri dan memanfaatkannya secara signifikan bagi eksistensi bagi dirinya, sesamanya, dan lingkungan sekitarnya. Adapun spesifikasi sikap mental seseorang atau kelompok yang kondusif untuk mengadopsi dan mengadaptasi proses modernisasi adalah, (1) nilai budaya atau sikap mental yang senantiasa berorientasi ke masa depan dan dengan cermat mencoba merencanakan masa depannya, (2) nilai budaya atau sikap mental yang senantiasa berhasrat mengeksplorasi dan mengeksploitasi potensi-potensi sumber daya alam, dan terbuka bagi pengembangan inovasi bidang iptek. Dalam hal ini, memang iptek bisa dibeli, dipinjam dan diambil alih dari iptek produk asing, namun dalam penerapannya memerlukan proses adaptasi yang sering lebih rumit daripada mengembangkan iptek baru, (3) nilai budaya atau sikap mental yang siap menilai tinggi suatu prestasi dan tidak menilai tinggi status sosial, karena status ini seringkali dijadikan suatu predikat yang bernuansa gengsi pribadi yang sifat normatif, sedangkan penilai obyektif hanya bisa didasarkan pada konsep seperti apa yang dikemukakan oleh D.C. Mc Clelland (Koentjaraningrat, 1985), yaitu achievement-oriented, (4) nilai budaya atau sikap mental yang bersedia menilai tinggi usaha fihak lain yang mampu meraih prestasi atas kerja kerasnya sendiri.

Tanpa harus suatu masyarakat berubah seperti orang Barat, dan tanpa harus bergaya hidup seperti orang Barat, namun unsur-unsur iptek Barat tidak ada salahnya untuk ditiru, diambil alih, diadopsi, diadaptasi, dipinjam, bahkan dibeli. Manakala persyaratan ini telah dipenuhi dan keempat nilai budaya atau sikap mental yang telah ditampilkan telah dimiliki oleh suatu masyarakat tersebut. Khusus untuk masyarakat di Indonesia, sejarah masa lampau mengajarkan bahwa sistem ekonomi, politik, dan kebudayaan dari kerajaan-kerajaan besar di Asia seperti India dan Cina, yang diadopsi dan diadaptasi oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara ini, seperti Sriwijaya dan Majapahit, namun fakta sejarah tidak membuktikan bahwa orang-orang Sriwijaya dan Majapahit, dalam pengadopsian dan pengadaptasian nilai-nilai kebudayaan tadi sekaligus menjadi orang India atau Cina.

Proses modernisasi sampai saat ini masih tampak dimonopoli oleh masyarakat perkotaan (urban community), terutama di kota-kota Negara Sedang Berkembang, seperti halnya di Indonesia. Kota-kota di negara-negara sedang berkembang menjadi pusat-pusat modernisasi yang diaktualisasikan oleh berbagai bentuk kegiatan pembangunan, baik aspek fisik-material, sosio-kultural, maupun aspek mental-spiritual. Kecenderungan-kecenderungan seperti ini, menjadikan daerah perkotaan sebagai daerah yang banyak menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi penduduk pedesaan, terutama bagi generasi mudanya. Obsesi semacam ini menjadi pendorong kuat bagi penduduk pedesaan untuk beramai-ramai membanjiri dan memadati setiap sudut daerah perkotaan, dalam suatu proses sosial yang disebut urbanisasi. Fenomena demografis seperti ini, selanjutnya menjadi salah satu sumber permasalahan bagi kebijakan-kebijakan dalam upaya penataan ruang dan kehidupan masyarakat perkotaan. Sampai dengan saat sekarang ini masalah perkotaan ini masih menunjukkan gelagat yang semakin ruwet dan kompleks.

Urbanisasi dari desa ke kota tiap tahun semakin meningkat, misalnya di daerah Ibukota Jakarta. Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa dalam dua terakhir ini jumlah pendatang baru di ibu Kota meningkat signifikan. Akibatnya, jumlah penduduk DKI bertambah menjadi 10,1 juta jiwa dari 9,9 juta jiwa pada 2013. Setiap tahun, pertambahan penduduk di  Jakarta lebih dari 100.000 orang. Hal ini terdapat fenomena dalam tiga tahun terakhir ini, pendatang baru ke Jakarta selalu naik. Pertambahan pendatang baru tertinggi terjadi pada 2015, mencapai 70.000 orang. Sedangkan tahun 2014, jumlah pendatang baru mencapai 60.000 orang. Jumlah tersebut, merupakan pendatang baru yang datang pascalebaran. Namun bila ditambah pendatang baru yang datang di luar pascalebaran, maka bisa mencapai 100.000 orang setiap tahunnya. Sebagai dampaknya, banyak masalah sosial, budaya politik yang sering terjadi di kota-kota besar. Menurut saya dampak dari Modernisasi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah 1). tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional. 2). Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya). 3). Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks. 4). Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.

Kebijakan pemerintah dalam mengatasi peningkatan Urbanisasi sudah banyak dilakukan, tetapi kebanyakan dari kebijakan tersebut belum tercapai maksimal. Misalnya pada tahun ini rencana dari kebijakan pemerintah Jakarta adalah Oke Oce, melalui Oke Oce para pendatang yang tidak memiliki keahlian akan dilatih, agar memiliki keahlian yang dapat digunakan di Jakarta. Jika seandainya tidak cocok sama sekali di Jakarta, maka dapat diatur di daerah lain yang lebih bisa menampung jumlah dari segi tenaga kerja tersebut. Jadi terdapat sistem seleksi bagi warga pendatang untuk masuk ke kota besar.

Solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi upaya peningkatan Modernisasi dan Urbanisasi adalah pemerataan pembangunan didesa-desa, memberikan solusi konkret dan lapangan pekerjaan bagi penduduk desa, melakukan program kebijakan pemerintah yang berfokus pada pembangunan desa. Melestarikan budaya bangsa dengan cara tidak mengikuti trend dunia barat melalui pendidikan budaya daerah baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga, memperbaiki infrastruktur dan akses transportasi didaerah pedesaan dan daerah tertinggal.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA