jelaskan perbedaan antara interview interviewer dan interviewee

Diperbarui 27 Feb 2021 - Dibaca 5 mnt

Masih banyak pelamar kerja baru yang tidak mengetahui perbedaan interview HRD dan interview user. Padahal, kedua tahapan wawancara tersebut akan dilalui saat melamar kerja.

Perbedaan ini perlu kamu ketahui karena dapat membuatmu lebih siap dalam menghadapinya.

Interview sendiri ditujukan agar pewawancara kerja bisa lebih mudah dalam mengenal karakter calon pekerja. 

Saat mengikuti tes wawancara kerja, kamu akan mendapatkan banyak pertanyaan mulai dari data pribadi, pengalaman kerja, bahkan pertanyaan teknis.

Agar kamu lebih siap dalam menghadapinya, yuk ketahui perbedaan interview HRD dan interview user!

Pada artikel ini, Glints telah berikan penjelasan singkatnya untukmu. Yuk, simak selengkapnya!

Baca Juga: 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan pada Tahap Wawancara

Interview HRD

© Shutterstock.com

Dalam tahapan rekrutmen, interview HRD umumnya dilaksanakan setelah pelamar melewati tahapan penyaringan awal.

Selain itu, terkadang akan ada pula psikotes sebelum menuju ke tahapan wawancara. Psikotes ditujukan untuk mengetahui sikap dan kepribadian pelamar. 

Setelah itu, HRD tentu harus menggali lebih dalam mengenai kepribadian pelamar apakah sesuai dengan keinginan user atau tidak. Interview HRD merupakan tahapan di mana pelamar berhadapan langsung dengan HRD. 

Menurut Geeksforgeeks, tujuan dari interview HRD adalah untuk menilai kepribadian, kelebihan, kekurangan, dan kemampuan untuk menjalani peran yang sedang dibuka.

Pada tahapan ini, HRD umumnya juga akan bertanya mengenai latar belakang dan kesesuaian riwayat hidup yang kamu kirimkan.

Selain itu, HRD juga akan menanyakan kesanggupanmu untuk mulai bekerja. 

Oleh karenanya, kamu perlu menyatakan apakah kamu masih bekerja di perusahaan lain, masih berkuliah, atau lainnya.

Kamu akan berpeluang besar untuk masuk pada tahap selanjutnya jika dapat menjawab berbagai pertanyaan dengan baik dan jujur.

Agar proses interview ini berjalan lancar, kamu perlu mempersiapkan diri. Pahami pekerjaan dan perusahaan yang kamu lamar sebelum wawancara.

Baca kembali CV-mu, siapkan dirimu jika ada pertanyaan mendetail tentang apa yang sudah kamu tulis.

Interview User

© Pexels.com

Setelah lolos dalam tahapan interview HRD, tahapan selanjutnya adalah interview user. User sendiri adalah calon atasanmu.

Sebagai orang yang akan bekerja denganmu, user tentu ingin mengetahui apakah kamu sesuai dengan kriteria teknis yang ia dan perusahaan butuhkan.

Hal ini membuatmu perlu menyiapkan pengetahuan-pengetahuan teknis mengenai bidang kerjamu. Pasalnya, interview ini umumnya akan banyak mengulas kemampuan teknis atau akademik calon karyawan.

Hal inilah yang menjadi salah satu perbedaan utama antara interview HRD dan user.

Selain itu, pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman sebelumnya juga kerap ditanyakan. Hal ini penting untuk melihat kesesuaian pengalaman dengan lowongan yang sedang dibuka.

Contoh kasus terhadap apa yang pernah kamu kerjakan sebelumnya juga sering kali menjadi pertanyaan pada tahapan ini. Maka, pilihlah contoh kasus paling unik dan menantang yang pernah kamu alami. 

Dilansir dari The Balance Careers, pertanyaan-pertanyaan di tahapan wawancara ini umumnya akan lebih mendalam ketimbang wawancara sebelumnya.

Terkadang, di interview ini akan ada sebuah pertanyaan mengenai sebuah situasi, lalu kamu akan diminta menggambarkan cara menanganinya.

Umumnya, interview user ini merupakan tahapan wawancara paling akhir. Bisa dibilang, kamu tengah dipertimbangkan secara serius oleh perusahaan jika masuk tahapan ini.

Oleh karena itu, kamu perlu menyiapkan mentalmu lebih baik agar interview dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 

Lolos atau tidaknya kamu pada tahapan ini bergantung pada keputusan dari user tersebut.

Kamu bisa memperdalam pengetahuanmu mengenai pekerjaan dan perusahaan yang dilamar.

Selain itu, tidak ada salahnya pula melatih pertanyaan interview user dengan mencari contohnya dan menanyakannya kepadamu.

Jadi, kamu sudah tahu, kan, perbedaan interview HRD dan interview user?

Dengan mengetahui ini, kamu dapat lebih mempersiapkan mental dan materi di tiap tahapannya. Perlu diingat bahwa rekrutmen kerja merupakan proses yang panjang.

Oleh karena itu, kamu harus bersabar dan tetap maksimal di tiap tahapannya.

Untuk kamu yang ingin mendapatkan tips interview lainnya, kamu bisa menerimanya langsung di kotak masuk email jika berlangganan newsletter blog dari Glints.

Yuk, langganan gratis sekarang!

Pengertian Wawancara dan Jenis Wawancara Mendalam - Artikel ini membahas tentang pengertian wawancara dan jenis wawancara mendalam. Melalui makalah ini diharapkan mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai wawancara dan jenis wawancara mendalam.

Pengertian Wawancara

Menurut Kartono (dalam Basuki, 2006) interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.

Dalam proses interview terdapat 2 (dua) pihak dengan kedudukan yang berbeda. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi (Information supplyer), interviewer atau informan. Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan atau penjelasan, sambil menilai jawaban-jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase (menyatakan kembali isi jawaban interviewee dengan kata-kata lain), mengingat-ingat dan mencatat jawaban-jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan-keterangan lebih lanjut dan berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan).Pihak interviewee diharap mau memberikan keterangan serta penjelasan, dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepadanya. Kadang kala ia malahan membalas dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pula. Hubungan antara interviewer dengan interviewee itu disebut sebagai “a face to face non-reciprocal relation” (relasi muka berhadapan muka yang tidak timbal balik). Maka interview ini dapat dipandang sebagai metoda pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak, yang dilakukan secara sistematis dan berdasarkan tujuan research (Kartono dalam Basuki, 2006).

Menurut Banister dkk (dalam Basuki, 2006) wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain.

image source: evsust.com
baca juga: Ciri-Ciri Observasi dan Pengamatan Partisipan Menurut Ahli

Menurut Denzin & Lincoln (dalam Basuki, 2006) interview merupakan suatu percakapan, seni tanya jawab dan mendengarkan. Ini bukan merupakan suatu alat yang netral, pewawancara menciptakan situasi tanya jawab yang nyata. Dalam situasi ini jawaban-jawaban diberikan. Maka wawancara menghasilkan pemahaman yang terbentuk oleh situasi berdasarkan peristiwa-peristiwa interaksional yang khusus. Metoda tersebut dipengaruhi oleh karakteristik individu pewawancara, termasuk ras, kelas, kesukuan, dan gender.

Menurut Kerlinger (dalam Basuki, 2006) wawancara (interview) adalah situasi peran antar-pribadi berhadapan muka (face to face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang diwawancarai, atau informan.

Ada dua cara membedakan tipe wawancara dalam tataran yang luas: terstruktur dan tak terstruktur atau baku dan tak baku. Dalam wawancara standar (terstruktur), pertanyaan-pertanyaan, runtunannya, dan perumusan kata-katanya sudah “harga mati”, artinya sudah ditetapkan dan tak boleh diubah-ubah. Mungkin pewawancara masih punya kebebasan tertentu dalam mengajukan pertanyaan, tetapi itu relatif kecil. Kebebasan pewawancara itu telah dinyatakan lebih dulu secara jelas. Wawancara standar mempergunakan skedul wawancara yang telah dipersiapkan secara cermat untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah penelitian.Wawancara tak standar bersifat lebih luwes dan terbuka. Meskipun pertanyaan yang diajukan oleh maksud dan tujuan penelitian, muatannya, runtunan dan rumusan kata-katanya terserah pada pewawancara. Biasanya tidak digunakan skedul. Singkatnya wawancara tak standar atau wawancara tak terstruktur merupakan situasi terbuka yang kontras dengan wawancara standar atau terstruktur yang tertutup. Ini tidaklah berarti bahwa wawancara tak standar adalah suatu yang gampang-gampangan saja. Wawancara jenis ini pun haruslah direncanakan secara cermat sebagaimana halnya wawancara standar. Dalam hal ini yang kita perhatikan memang hanya wawancara standar. Akan tetapi, diakui bahwa banyak masalah penelitian sering kali membutuhkan tipe wawancara kompromi, yakni pewawancara diizinkan untuk menggunakan pertanyaan-pertanyaan alternatif yang dinilainya cocok untuk responden tertentu dan pertanyaan tertentu.Dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat disimpulkan wawancara (interview) merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan tatap muka (face to face) antara pewawancara (interviewer) dengan yang diwawancarai (interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh persepsi, sikap dan pola pikir dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti. Karena wawancara itu dirancang oleh pewawancara, maka hasilnya pun dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pewawancara.Wawancara dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Terstruktur apabila pertanyaan yang diajukan pewawancara dilakukan secara ketat sesuai daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Tidak terstruktur apabila pertanyaan yang diajukan bersifat fleksibel tetapi tidak menyimpang dari tujuan wawancara yang telah ditetapkan.

Wawancara Mendalam

Dalam wawancara dikenal adanya teknik wawancara mendalam (in depth interview). Pada prinsipnya teknik wawancara merupakan teknik dimana penelitian dan responden bertatap muka langsung di dalam wawancara yang dilakukan. Peneliti mengharapkan perolehan informasi dari responden mengenai suatu masalah yang ditelitinya, yang tidak dapat terungkap melalui penggunaan teknik kuesioner. Oleh karena itu maka di dalam pelaksanaan wawancara mendalam, pertanyaan-pertanyaan yang akan dikemukakan kepada responden tidak dapat dirumuskan secara pasti sebelumnya, melainkan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan banyak bergantung dari kemampuan dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban responden. Dengan perkataan lain di dalam wawancara mendalam berlangsung suatu diskusi terarah diantara peneliti dan responden menyangkut masalah yang diteliti. Di dalam diskusi tersebut peneliti harus dapat mengendalikan diri, sehingga tidak menyimpang jauh dari pokok masalah serta tidak memberikan penilaian mengenai benar atau salahnya pendapat atau opini responden. Melihat jenis pertanyaan yang digunakan dalam teknik wawancara mendalam maka jenis pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan terbuka. Dibandingkan dengan pertanyaan tertutup, jenis pertanyaan terbuka mempunyai kelebihan-kelebihannya misalnya memungkinkan perolehan variasi jawaban sesuai dengan pemikiran responden; responden dapat memberikan jawabannya secara lebih terinci serta responden diberikan kesempatan mengekspresikan caranya dalam menjawab pertanyaan. 

Serentak dengan itu terdapat pula kelemahan pertanyaan terbuka, misalnya: kemungkinan terdapatnya jumlah yang cukup besar dari jawaban yang tidak relevan serta jawaban responden yang tidak standar atau baku sehingga mempersulit pengolahan data. Seringkali pula peneliti harus pandai-pandai menanyakan responden untuk memperoleh jawaban misalnya dengan mempergunakan teknik-teknik probing (mengorek jawaban responden agar terarah pada tujuan penelitian).

Daftar Pustaka


  1. Basuki, H, (2006) Penelitian Kualitatif untuk Ilmu – Ilmu Kemanusiaan dan Budaya. Jakarta Gunadarma

Sekian artikel tentang Pengertian Wawancara dan Jenis Wawancara Mendalam.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA