Jelaskan model Life Cycle dari sistem informasi akuntansi yang dibangun pada suatu perusahaan

     Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi pada Semester 4

Dosen: Bpk Hendra Gustomi

 

DISUSUN OLEH :

ARISSA PERMASARI

1510622010463

Akuntansi 1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SUMATERA BARAT

PARIAMAN

2017

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam dunia teknologi sekarang pengembangan dalam bidang informatikan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan perkembangan ini, dalam bidang informatika tidak hanya menghasilkan hanya dalam pengembangan program perangkat lunak saja, melainkan pengambangan dalam bidang suatu permodelan yang bersifat komplek.

Dalam pembuatan sebuah perangkat lunak yang haruslah memiliki Teknik analisa kebutuhan dan teknik permodelan yang baik, supaya terwujudnya suatu perangkat lunak yang baik. Dengan hal tersebut maka perlulah suatu pengenalan mengenai permodelan dalam suatu pembangunan suatu Perangkat Lunak (Software). Terdapat banyak permodelan mengenai pembangunan suatu Perangkat lunak seperti SDLC.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah diatas, kami dihadapkan untuk menganalisa mengenai apa itu SDLC dan bagaimana menanggulangi kekurangan serta tahu kelebihan dari permodelan perangkat lunak yakni System Development Life Cycle (SDLC) yang mencakupi V model, Increment Model, Prototyping Model, Spiral Model dan Concurrent Development Model.

1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :

  1. Memenuhi tugas Matakuliah Sistem Informasi Manajemen pada Semester 4

Selain itu agar Mahasiswa mampu :

  1. Menjelaskan konsep dasar proses pengembangan sistem dan siklus hidup pengembangan sistem informasi.
  2. Menjelaskan beberapa indikator adanya permasalahan, peluang dan kesempatan yang dapat diraih jika memerlukan pengembangan sistem informasi.
  3. Menjelaskan langkah – langkah yang ada pada tiap tahap pengembangan sistem :   Perencanaan Sistem , Analisis Sistem, Perancangan Sistem, Implementasi Sistem, Penggunaan sistem

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian SDLC

Beberapa pengertian Sistem Informasi Manajemen menurut para ahli :

  1. Menurut Barry E.Cushing, SIM adalah :

Suatu sistem informasi manajemen adalah Kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian

  1. Menurut Frederick H.Wu SIM adalah :

‘Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen

  1. Menurut L. James Havery , SIM adalah:

prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Metode SDLC adalah metode yang menggunakan pendekatan sistem yang disebut pendekatan air terjun ( waterfall approach ) dimana setiap tahapan sistem akan dikerjakan secara berurut menurun dari perencanaan, analisa, desain, implementasi, dan perawatan ( Aji Supriyanto, 2005: 272 )

Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle / SDLC)merupakan suatu bentuk yang digunakanuntuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebutuntuk prosespengembangannya. Siklus hidup pengembangan sistem, merupakan proses evolusioneryang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informal berbasis komputer. SDLC dilakukan dengan pendekatan sistem secarateratur dan dilakukan secara top-down, oleh karenanya sering disebutpendekatan air terjun (waterfall approach)bagi pengembangan danpenggunaan sistem.

Tahap-tahap siklus hidup sistem, empat yang pertama dinamakan siklus hidup pengembangan sistem (system developmentlife cycle-SDLC). Tahap kelima, tahap penggunaannya yangberlangsung sampai waktunya untuk merancang sistem itu kembali.Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unitjasa informasi, dibantu oleh manajer dari analis sistem, pemrograman,dan operasional. Kecenderungan sekarang ditangani oleh tingkat yang lebihtinggi dan lebih rendah.

Saat sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruhorganisasi, direktur utamaatau komite eksekutifmungkinmemutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya. Ketika lingkupsistem menyempit dan fokusnya lebih operasional, kemungkinan besardipegang oleh yang lebih rendah seperti wakil direktur utama, direktur bagian administrasi dan CIO.Banyak perusahaan membuat suatu komite khusus. Jikatujuannya memberi petunjuk, pengarahan dan pengendalian yangberkesinambungan, komite ini disebut komite pengarah. Komitepengarah yang mengarahkan penggunaan sumberdaya komputerperusahaan disebut komite pengarah SIM. Anggota tetap komitepengarah SIM melibatkan eksekutif tingkat tinggi. Sedangkan anggotasementara meliputi manajer yang lebih rendah dan para konsultanselama keahliannya dibutuhkan.Tugas dan fungsi utama komite pengarah SIM:

  1. Menetapkan kebijakan, yang memastikan dukungan komputeruntuk mencapai tujuan strategis perusahaan;
  2. Menjadi pengendali keuangan, dengan bertindak sebagai badanyang berwenang memberi persetujuan bagi semua permintaan danayang berhubungan dengan komputer;
  3. Menyelesaikan pertentangan, yang timbul sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.

Dengan memusatkan manajemen siklus hidup sistem dalamkomite pengarah, diperoleh dua keuntungan, yaitu semakin besar kemungkinan penggunaan komputer untukmendukung aspek manajerial dan operasional perusahaan serta semakin besar kemungkinan proyek-proyek berbasis komputer mempunyai perencanaan dan pengendalian yang lebih baik.

Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh manajemenpuncak karena manajemen menginginkan untuk meraih kesempatan-kesempatanyang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem yang lamamempunyai banyak kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki (misalnya untukmeningkatkan efektifitas manajemen, meningkatkan produktivitas ataumeningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada langganan).

Partisipasi dan keterlibatan manajemen puncak masih diharapkan untukkeberhasilan sistem yang akan dikembangkan. Untuk itu manajemen puncakdilengkapi dengan suatu tim penasehat yang disebut dengan komite pengarah(steering commitee) yang umumnya dibentuk dari wakil-wakil pimpinan darimasing-masing departemen pemakai sistem seperti misalnya manajer-manajerdepartemen atau manajer-manajer divisi. Seringkali komite ini diketuai sendiri olehdirektur utama.

2.2 Tahapan dalam SDLC

Setiap pengembang mempunyai strategi yang berlainan, namun demikian, pada dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi terdapat   5 (lima) tahapan, yaitu :

1) Perencanaan Sistem ( Systems Planning); 2) Analisis Sistem (System Analysis); 3)Perancangan Sistem (System Design); 4) Implementasi Sistem (System Implementation);        5) Penggunaan sistem (System Utilization )

2.2.1 Tahap Perencanaan Sistem

Perencanaan sistem merupakan tahap paling awal yang memberikan pedomandalam melakukan langkah selanjutnya. Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerjadan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem ini serta untukmendukung operasinya setelah diterapkan.

Perencanaan sistem dapat terdiri : perencanaan jangka pendek meliputi periode 1 s.d. 2 tahun dan perencanaan jangka panjang meliputi periode sampai dengan 5 tahun.

Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, bila tidak adadapat juga dilakukan oleh departemen sistem.

Proses Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses utama yaitu :

  1. Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem
  2. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan dilakukan oleh

komite pengarah.

  1. Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh analissistem.

Adapun langkah-langkah dalam tahap perencanaan sistem ini dapat tahap-tahapnya meliputi :

  1. Menyadari Masalah: kebutuhan adanya proyek Sistem informasi berbasis komputer biasanyadirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer dan unsur-unsurdalam lingkungan perusahaan.
  2. Mendefinisikan masalah: setelah sadar akan adanya masalah,manajer harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasinya.
  3. Menentukan tujuan sistem: manajer dan analis sistemmengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi olesistem untuk memuaskan pemakai.
  4. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem: kendala-kendala inipenting untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulaidikerjakan.
  5. Membuat studi kelayakan: studi kelayakan adalah suatu tinjauansekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhikemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.Kriteria kelayakan dalam hal ini meliputi kelayakan :
  • Teknis: tersediakah perangkat keras dan perangkat lunak untukmelaksanakan pemrosesan yang diperlukan?
  • Pengembalian ekonomis: dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya?
  • Pengembalian non ekonomis: dapatkah sistem yang diajukandinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapatdiukur dengan uang?
  • Hukum dan etika: akankah sistem yang diajukan beroperasidalam batasan hukum dan etika?
  • Operasional: akankah rancangan sistem seperti itu akan didukunoleh orang-orang yang menggunakannya?
  • Jadwal: mungkinkah menerapkan sistem dalam kendala waktuyang ditetapkan?
  1. Mempersiapkan usulan penelitian sistem: jika sistem dan proyeklayak, diperlukan penelitian sistem yang menyeluruh. Penelitian siste (system study) akan memberikan dasar yang terinci untuk rancangansistem baru. Analis akan menyiapkan usulan penelitian sistem yan memberikan dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknyapengeluaran untuk analis.
  2. Menyetujui atau menolak penelitian proyek: manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra dari proyek dan rancangansistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskanatau tidak.
  3. Menetapkan mekanisme pengendalian: sebelum proyek dimulaiperlu ditetapkan mekanisme pengendaliannya. Jumlah waktu yangdiperlukan dinyatakan dalam orang-bulan. Setelah proyek jalan perludimonitor. Berbagai teknik dokumentasi yang dapat digunakan antaralain: tabel, grafik, diagram jaringan (network diagram: PERT dan CPM).

Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-peningkatan ini berhubungan dengan :

  • Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
  • Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
  • Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungankeuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
  • Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan akan terjadi.
  • Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut

Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagiankomponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasipermasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yangterjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkanperbaikan-perbaikan.

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di

dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya

Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkahyang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyeksistem yang akan dikembangkan ditahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnyalebih terinci.Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harusdilakukan oleh Analis Sistem Yaitu :

  1. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah, mengindentifikasikan penyebab masalah; mengidentifikasikan titik keputusan; mengidentifikasikan personil-personil kunci.
  2. Understand,yaitu memahami kerja dari sistem yang ada, menentukan jenis penelitian; merencanakan jadual penelitian; Mengatur jadual wawancara; Mengatur jadual observasi; Mengatur jadual pengambilan sampel; Membuat penugasan penelitian; Membuat agenda wawancara; Mengumpulkan hasil penelitian
  3. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem, Menganalisis kelemahan Sistem; Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen.
  4. Report,Yaitu membuat laporan hasil analisis yang tujuannya :Memberi laporan bahwa analisis telah selesai dilakukan; Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yangtelah ditemukan dan dianalisisoleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen; Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen; Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya.

Adapun Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini tahap-tahapnya meliputi :

  1. Mengumumkan Penelitian Sistem: untuk mengurangi kekuatiranakan adanya aplikasi komputer baru, kiranya perlu dikomunikasikandengan cara : alasan perusahaan melaksanakan proyek; dan   bagaimana sistem baru menguntungkan perusahaan dan para karyawan.
  2. Mengorganisasikan tim proyek: sebaiknya pemimpin proyek adalahspesialis informasi, jangan pemakai.
  3. Mendefinisikan kebutuhan pemakai: pengumpulan informasikebutuhan pemakai dapat dilakukan dengan: wawancara perorangan,pengamatan, pencarian catatan dan survei. Wawancara lebih disukai,karena: (1) adanya komunikasi dua arah dan pengamatan terhadapbahasa tubuh; (2) meningkatkan antusiasme pada proyek baik daripihak spesialis, maupun pemakai; (3) dapat menjalinkepercayaanantara pemakai dan spesialis informasi; (4) memberi kesempatan bagipeserta proyek kalau ada perbedaan pandangan. Dokumentasinya dapat berupa flowchart, diagram arus data (data flow diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data. Semua dokumentasi ini yang menjelaskan sistem ini disebut kamus proyek.
  4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem: setelah kebutuhan informasididefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secaratepat kriteria kinerja sistem. Contoh, manajer pemasaranmenetapkan kriteria laporan biaya bulanan sbb: (1) laporan disiapkandalam kertas dan tampilan; (2) laporan disediakan tidak lebih dari tiga hari setelah akhir bulan; (3) laporan harus membandingkanpendapatan dan biaya aktual dengan anggaran.
  5. Menyiapkan usulan rancangan: analis sistem memberikankesempatan bagi manajer untuk membuat keputusanteruskan/hentikan untuk kedua kalinya. Manajer harus menyetujuitahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk usulanrancangan.
  6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek: manajer dan komitepengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukanapakah disetujui atau tidak.

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telahmendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunyasekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut.Tahap ini disebut dengan perancangan sistem (system design ).Tahap perancangan sistem ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem; untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepadapemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Tahap perancangan sistem merupakan tahap penentuan proses dan data yangdiperlukan oleh sistem baru. Untuk sistem berbasis komputer biasanyadalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.

Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini tahap-tahapnya meliputi :

  1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci: analis bekerja samadengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem barudengan alat-alat yang telah dijelaskan dalam modul teknis.Penggambaran dilakukan dari yang besar dan secara bertahap secararinci dengan pendekatan top-down dan ini biasanya dilakukan untukrancangan terstruktur(structured design).
  2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem: analisharus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau model)peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistemuntuk menyelesaikan pemrosesan.
  3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem: analis bekerjabersama manajer mengevaluasi berbagai alternatif dan dipilih yangpaling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengankendala-kendala yang ada.
  4. Memilih konfigurasi yang terbaik: analis mengevaluasi semuakonfigurasi subsistem dengan menyesuaikan kombinasi peralatansehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelahdianalisis kemudian direkomendasikan kepada manajer untukdisetujui. Persetujuan dilakukan oleh Komite pengarah SIM.
  5. Menyetujui usulan penerapan: analisis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harusdilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.
  6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem: jika keuntungan darisistem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.

  • Tahap Implementasi Sistem

Setelah dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dandipilih. Tiba saatnya , sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi systemmerupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap initermasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat

lunak aplikasi.

Implementasi sistem merupakan kegiatan untuk memperoleh dan mengintegrasikansumberdaya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yangbekerja.

Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini dapat dilihat pada gambar 9.5. tahap-tahapnya meliputi :

  1. Merencanakan penerapan: sebelum sistem baru digunakan, manajerdan spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan yangdiperlukan untuk menerapkan rancangan sistem.
  2. Mengumumkan penerapan: proyek penerapan diumumkan kepadapara pegawai dengan cara yang sama seperti penelitian sistem.Tujuannya untuk menginformasikan pegawai mengenai keputusanuntuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama pegawai.
  3. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras: rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Setiap pemasok diberikanrequest for proposal (RFP).
  4. Mendapatkan sumberdaya perangkat lunak: dapat membuat sendiri oleh programmer dari dokumen yang disiapkan analis sistem ataumenggunakan perangkat lunak aplikasi jadi (prewritten applicationsoftware).
  5. Menyiapkan database: DBA bertanggungjawab untuk semua kegiatanyang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database.
  6. Menyiapkan fasilitas fisik: fasilitas di sini adalah lantai yangditinggikan, pengendalian suhu ruangan dan kelembaban khusus,keamanan, peralatan pendeteksi api dan pemadam kebakaran, dsb.
  7. Mendidik peserta dan pemakai: baik peserta (operator pemasukandata, pegawai coding, dan administrasi) dan pemakai harus dididiktentang peran mereka dalam sistem. Pendidikan sebaiknya setelahsiklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajarimulai diterapkan.
  8. Masuk ke sistem baru: proses menggantikan sistem lama ke sistembaru disebut cutover. Ada 4 pendekatan dasar: percontohan (pilot project), serentak, bertahap, dan paralel.

Pada tahap ini  terdiri dari 3 langkah sebagaimana ditunjukkan pada gambar 9.6, langkah – langkah penggunaan sistem ( System Implementation ) adalah :

  1. Menggunakan sistem. Pemakai menggunakan sistem untukmencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
  2. Audit sistem. Penelitian apakah sistem baru memenuhi kriteriakinerja. Studi ini disebut “penelaahan setelah penerapan” (postimplementation).
  3. Memelihara sistem. Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikandukungan yang diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaansistem. Ada tiga alasan untuk pemeliharaan :Memperbaiki kesalahan; Menjaga kemutakhiran sistemdan Meningkatkan sistem.

2.3 Pendekatan Pengembangan Sistem

Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu:

Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan Tradisional     (traditional   approach)     atau     Pendekatan     Konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem   dengan   mengikuti   tahapan-tahapan   pada   System   Life   Cycle. Pendekatan   ini   menekankan   bahwa pengembangan akan   berhasil   bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.

Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan

Klasik adalah sebagai berikut :

  1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit

Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam     mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan     perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh     pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary),   tabel   keputusan   (decision   table).   Diagram   IPO,   bagan terstruktur (structured chart) dan lain sebagainya yang memungkinkan Pengembangan Sistem Informasipengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan teknik-teknik tersebut .

  1. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal

Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan karena dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang terstruktur.Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan teknik -teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.

  1. Kemungkinan kesalahan sistem besar

Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan   pengetesan   sistem,   sehingga   kemungkinan     kesalahan-kesalahan sistem akan menjadi lebih besar.

  1. Keberhasilan sistem kurang terjamin

Penekanan   dari pendekatan   klasik adalah   kerja dari personil-personil pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.

Pendekatan terstruktur akan dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan   baik   dan   jelas.   Melalui pendekatan struktur,permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari   produktifitas dan kualitasnya lebih baik ( bebas kesalahan ).

Keuntungan pendekatan terstruktur :

  • Mengurangi kerumitan masalah
  • Konsep mengarah pada sistem yang ideal
  • Standarisasi
  • Orientasi kemassa datang
  • Mengurangi ketergantungan pada desainer

Kekurangan:

  • SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
  • Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
  • Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterasi (waterfall)
  • Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
  • Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
  1. Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)

Pendekatan   ini   dimulai   dari   level   bawah   organisasi,   yaitu   level operasional   dimana   transaksi   dilakukan.   Pendekatan   ini   dimulai   dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.

  1. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)

Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)   dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur   operasi   dan   kontrol.   Pendekatan   ini   juga   merupakan   ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.

  1. Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)

Pengembangan   yang   menekankan   pada   suatu   kegiatan/aplikasi tertentu tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja).

  1. Pendekatan Sistem (systems approach)

Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk   masing-masing   kegiatan/aplikasinya   dan   menekankan   sasaran organisasi secara global.

  1. Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)

Pendekatan   pengembangan   sistem   serentak   secara   menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).

  1. Pendekatan Moduler (modular approach)

Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana, sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur)

  1. Pendekatan Lompatan jauh (great loop approach)

Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek.

  1. Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)

Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.

2.4 Fungsi SDLC

Fungsi SDLC yaitu Untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam fase fase utama dalam SDLC, yaitu:

Perencanaan : Mengapa Mengembangkan Sistem?

Analisis : Siapa, apa, kapan dan dimana sistem diterapkan?

Perancangan : Bagaimana kerja sistem?

Implementasi : Bagaimana Sistem Dipasang/diinstall?

2.5 Pemeliharaan Sistem

􀂄 Corrective – memperbaiki desain dan error

pada program

􀂄 Adaptive – memodifikasi sistem untuk

beradaptasi dengan perubahan lingkungan

􀂄 Perfective – Melibatkan sistem untuk

menyelesaikan masalah baru atau

mengambil kesempatan (penambahan fitur)

􀂄 Preventive – Menjaga sistem dari

kemungkinan masalah di masa yang akan

datang

2.6 Daftar Istilah Penting

  • Systems development (Pengembangan sistem)
  • System Development Life Cycle / SDLC (Siklus hidup pengembangan sistem)
  • waterfall approach (pendekatan air terjun)dalam pengembangan dan

penggunaan sistem.

  • System design (perancangan sistem)
  • Structured design (rancangan terstruktur)
  • data flow diagram (diagram arus data)
  • System Implementation (penggunaan sistem)
  • Hierarchy Input Process Output ( HIPO)
  • Data Dictionary ( Kamus data)
  • Data Flow Diagram (Diagram Alir Data )
  • Decission Table ( Tabel Keputusan )
  • Program Evaluation and Review Techniques ( Jaringan proyek )
  • Sytems Flowchart (Diagram alir sistem )

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle / SDLC) merupakan suatu bentuk pengembangan yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut untuk proses pengembangannya. Siklus hidup pengembangan sistem , merupakan proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informal yang berbasis komputer.

Pada dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi terdapat   5 (lima) tahapan, yaitu :   Perencanaan Sistem ( Systems Planning); Analisis Sistem (System Analysis);   Perancangan Sistem (System Design); Implementasi Sistem (System Implementation); Penggunaan sistem (System Utilization)

System Development life cycle sangat diperlukan oleh para programer di indonesia untuk mengembangkan suatu applikasi sehinnga terbentuk applikasi yang dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber:

//sinformasi.worpress.com/sdlc

//edomz.wordpress.com/metodepengembangansistemsdlc

//saifulrahman.lecture.ub.ac.id/?s=pendekatan++membangun+sistem

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA