Jelaskan dampak dari masuknya agama Islam terhadap kehidupan masyarakat dari segala bidang

BERITASOLORAYA.com-Indonesia memiliki posisi yang Strategis, para saudagar muslim, baik dari Arab, Cina, India, Persia, masuk ke Indonesia lewat jalur perdagangan.

Dari situlah dakwah islam dimulai, dan mulai berkembang dan berhasil masuk ke elite penguasa. Islam sangat cepat berkembang di Nusantara, apalagi para adipati, para raja memeluk Islam.

Ulama berkedudukan sebagai penasehat atau hakim dalam pemerintahan. Mereka mencetak kader-kader da'i yang bertugas ke daerah-daerah jauh. Mereka juga giat menulis Buku dan Kitab.

Baca Juga: Tips Redam Amarah yang Harus Kamu Ketahui menurut Islam

Selain itu, beberapa pengaruh lain islam di Nusantara, seperti pengaruhnya dalam bidang arsitektur, seni, adat hingga politik.

1. Bidang Arsitektur

Dalam bidang arsitektur yang sangat jelas ialah bangunan masjid. Wali Sanga banyak yang mendirikan masjid dengan memadukan etnik budaya.

Contohnya ialah masjid Agung Demak, masjid Agung Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten, Menara Kudus, dan Masjid Agung Baiturrahman Aceh. Sentuhan budaya, menjadikan masjid mudah diterima masyarakat. 

Baca Juga: Mau Tahu Rahasia Sukses Steve Jobs Sampai Jadi Orang Terkaya di Dunia? Simak Dari Buku Ini

2. Seni Budaya

Para wali, ulama, mubaligh membangun keharmonisan antara budaya lama dengan ajaran islam. Seperti halnya wayang, yang merupakan tradisi lama.

Wali Sanga mengubah cerita Hindu Mahabarta ke cerita ajaran islam seperti Jimat Kalimasada. Beberapa kesenian asal Arab juga masuk di Indonesia, contohnya adalah Qashidah dan Hadrah. 

3. Adat Istiadat

Adat istiadat atau disebut juga dengan kebiasaan. Kebiasaan masyarakat Indonesia banyak terpengaruh oleh ajaran islam.

Baca Juga: Mengenali 4 Alat Instrumen Rukyat Untuk Melihat Hilal

Seperti menyapa orang lain dengan salam, mengucap basmalah saat melakukan sesuatu. Tak hanya itu budaya senyum dan makan dengan jari adalah ajaran islam, sunnah Rasulullah. 

Menurut islam senyum adalah sedekah terkecil. Rasulullah mengajarkan makan dengan tangan kanan, dan menggunakan tiga jari. Menurut penelitian enzim dalam jari memudahkan juga untuk pencernaan. Wallahua’lam. 

4. Bidang Politik

Ketika kerajaan islam mencapai kejayaan, banyak unsur politik yang berpegang dengan ajaran islam. Misalnya tentang konsep 'Kholifatullah fil ardli dan Dzillullah fi ardli.

Baca Juga: Mom Masih Bingung Pilih Permainan Untuk Anak? Di Buku Ini Berbagi Ide Permainan Untuk Anak

Kedua konsep tersebut diterapkan di kerajaan islam di Aceh  Darussalam dan Islam Mataram.

Konsep pembangunan kota juga berpengaruh, karena kebanyakan memadukan Kraton sebagai tempat pemerintah, masjid tempat ibadah, pasar atau mall pusat perbelanjaan, dan alun-alun untuk berkumpulnya masyarakat.

Biasanya di kota atau kabupaten, antara masjid, mall, pemerintah, alun-alun berjajar.***

Sumber: Buku Sejarah Kebudayaan Islam 9

Masuknya kebudayaan Islam Pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Perpaduan kebudayaan lokal dan islam menghasilkan akulturasi dalam berbagai bidang kehidupan di Indonesia. Pengaruh kebudayaan islam pada masyarakat tercermin pada bidang, antar lain sebagai berikut.

  1. Bidang Agama. Pada masa islam, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama islam. Meskipun demikian, masih terdapat masyarakat yang menganut agama Hindhu, Budha, atau menganut kepercayaan terhadap roh halus. Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama islam.
  2. Bidang Politk. Dalam bidang politik masuknya budaya islam, kerajaan yang bercorak Hindhu Budha mulai runtuh dan perananya mulai digantikan oleh kerajaan kerajaan yang bercorak islam. Dalam sistem ini pemerintahan rajanya bergelar Sultan atau Sunan. Nama raja juga disesuaikan dengan nama islam. Dalam ajaran islam memyebutkan bahwa manusia merupakan wakil tuhan didunia.
  3. Bidang Sosial. Dalam ajaran islam tidak menerapkan sistem kasta seperti agama Hindhu. Hal ini yang menyebabkan pengaruh islam berkembang pesat dan mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama islam. Begitu pula dengan sistem penanggalan pada awalnya masyarakat Indonesia mengenal kalender saka yang merupakan kalender Hindhu. Dalam kalender saka terdapat nama hari pasaran seperti Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi. Seiring perkembangan islam, sultan Agung dari kerajaan Mataram menciptakan kalender Jawa. Kalender tersebut menggunakan perhitungan seperti Hijriah (islam). Sultan Agung mengganti nama seperti Muharram menjadi Syuro, Ramadan menjadi Pasa.
  4. Bidang Pendidikan. Pada awal awal masuk Islam di Indonesia, mulanya pendidikan agama dilaksanakan di Masjid,langgar,atau Surau. Pelajaran yang diberikan adalah membaca Al Quran, tata cara beribadah,akhlak dan keimanan. Seiring berjalannya waktu, kemudian muncul pesantren yang merupakan pengadopsian dari agama Hindhu. Pesantren dalam bahasa Jawa memiliki makna seseorang yang mengikuti aktivitas gurunya.
  5. Bidang Kebudayaan. Adat istiadat dan kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya islam dapat berupa ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan, dan lain lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat.

Dengan demikian, pengaruh di bidang Agama dapat dilihat dengan banyaknya pemeluk agama islam diIndonesia. Oleh sebab itu Indonesia disebut negara bermayoritas agama Islam. Adat Istiadat dan seni kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah, pengaruh dalam bidang politik dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seperti  konsep khilafah atau kesultanan yang sering kita jumpai pada kerajaan-kerajaan seperti Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore, dibidang sosial. Islam tidak menerapkan aturan kasta seperti kebudayaan Hindu.

Walaupun masa jaya Kerajaan Islam di Nusantara tidak berlangsung lama, namun tetap memberikan pengaruh besar yang masih bisa kita rasakan saat ini. Bahkan, sekarang Indonesia menjadi negara yang memiliki penduduk beragama Islam terbanyak di dunia. Selain berpengaruh pada kepercayaan masyarakat Nusantara masa itu, kehadiran Islam tentunya juga memengaruhi aspek lainnya. Simak yuk pengaruh Islam di kehidupan masa kini!

Kehidupan Ekonomi

Squad tentu masih ingat kalau kerajaan Islam bertumpu pada perdagangan ‘kan? Ternyata, perdagangan antarpulau dan antarnegara itu memiliki peran yang penting, seperti menghubungkan penduduk antarpulau maupun terjadi penyebaran budaya antardaerah.

Selain kedua hal di atas, pelabuhan yang dulu menjadi tempat berdagang masih ada yang digunakan, lho. Lokasi tersebut masih digunakan karena merupakan lokasi strategis untuk berdagang. Kamu bisa sebutkan salah satu contoh tempatnya?

Pulau Batam (Riau) serta Bangka dan Belitung menjadi beberapa tempat yang memiliki lokasi strategis di Selat Malaka. (Sumber: eaglespeak.us)


Bahasa

Bahasa Melayu menjadi bahasa yang tumbuh berkembang sejalan dengan penyebaran Islam, serta pelayaran dan perdagangan di Nusantara. Bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan antarsuku bangsa sehingga disebut lingua franca.

Bangsa Melayu tersebar ke mayoritas wilayah Nusantara seiring dengan pesatnya perdagangan pada abad ke-15. Aktivitas bangsa Melayu yang menggunakan bahasa Melayu sehari-hari semakin menyebarkan bahasa dan budaya Melayu ke berbagai wilayah Nusantara.

Salah satu naskah huruf Arab gundul dan Bahasa Melayu Kuno. Kamu bisa baca nggak? (Sumber: hidayatullah.com).


Jaringan Keilmuan di Nusantara

Ketika di masa jayanya, Samudra Pasai pernah menjadi pusat studi Islam di Nusantara, dan menyiarkan Islam di wilayah Malaka. Sistem pendidikan Islam ini diadaptasi oleh sekolah-sekolah saat ini seperti pesantren ataupun madrasah.

Pesantren Al-Kahfi Somalangu merupakan pesantren pertama di Asia Tenggara. Sayangnya, pesantren ini tidak didirikan oleh orang Indonesia. (Sumber: laduni.id).


Baca juga: Kehidupan Masyarakat di Masa Kerajaan Islam


Akulturasi Budaya Islam dengan Nusantara

Ketika pertama kali masuk, Islam tidak bisa diterima begitu saja oleh masyarakat Nusantara, karena mereka saat itu masih beragama Hindu-Buddha atau masih menganut animisme, dinamisme, dll. Agar dapat diterima, Islam perlu berbaur dengan budaya asli Nusantara. Akulturasi budaya itu dapat kamu lihat pada:

1. Masjid dan Menara

Pada beberapa masjid peninggalan kerajaan Islam, kamu dapat melihat perpaduan unsur budaya Islam dengan praislam. Masjid Agung Demak, misalnya. Atapnya berbentuk seperti meru (nama gunung) yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil. Kemudia, di bagian puncak menara masjidnya ada mustaka. Perpaduan praislam juga ada pada menara seperti Masjid Kudus. Menara Masjid Kudus mirip candi Jawa Timur.

Mustaka di Kubah Masjid Agung Yogyakarta (Sumber: id.wikipedia.org).


2. Makam

Makam-makam biasanya terdapat dekat dengan masjid agung. Seperti makam sultan-sultan Demak di samping Masjid Agung Demak, kompleks makam di Samudra Pasai, makam sultan-sultan Aceh di Kandang XII, makam sultan-sultan Gowa di Tamalate.

3. Seni Ukir

Pada masa Islam, mulai berkembang seni-seni kaligrafi. Ini disebabkan karena seni ukir patung kurang berkembang karena adanya ajaran yang tidak boleh menggambarkan manusia atau hewan. Sampai saat ini, kamu masih bisa menemukan seni kaligrafi di banyak tempat.


4. Aksara dan Sastra

Huruf Arab-Melayu mulai dikenal pada masa kerajaan Islam Nusantara dan digunakan dalam surat, kaligrafi, dan karya sastra. Pengaruh Persia (banyak pedagang datang dari sana) cukup kuat pada bidang sastra seperti cerita tentang Amir Hamzah, Bayan Budiman, dan Cerita 1001 Malam. Ada empat macam seni sastra masa Islam yaitu:

a. Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa berisi cerita, peraturan, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, maupun biografis. Contohnya: Hikayat Raja-raja Pasai dan Hikayat Iskandar Zulkarnain.

b. Babad adalah karya sastra kisahan berbahasa Jawa, Sunda, Bali, Sasak, dan Madura yang berisi tentang sejarah dengan balutan mitos. Contohnya: Babad Tanah Jawi dan Babad Cirebon.

c. Suluk yaitu kitab-kitab tentang tasawuf. Contohnya: Suluk Sukarsa dan Suluk Wujil.

d. Syair adalah sajak-sajak yang terdiri atas empat baris dalam setiap baitnya. Contohnya: syair pada nisan makam putri Pasai di Minye Tujoh.

5. Kalender

Squad pernah dengar perayaan 1 Sura di Yogyakarta? Itu adalah salah satu pengaruh Islam yang masih bisa kamu ikuti sekarang. Akulturasi budaya pada perayaan tersebut berawal dari penyampuran Kalender Saka dengan Kalender Islam yang akhirnya melahirkan Kalender Jawa.

Dalam Kalender Saka, ada nama hari seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Sedangkan dalam Kalender Islam, ada nama bulan Muharram, Shafar, Rabiul Awal, Rajab, Syakban, Ramadhan, dan Syawal. Selain itu, nama-nama harinya adalah Ahad, Isnen, Tsulatsa, Arba’a, Khomis, Jumuah, dan Sabtu.

Perpaduan keduanya melahirkan Kalender Jawa yang memiliki nama bulan Sura, Safar, Mulud, Rajab, Ruwah, Pasa, dan Sawal. Selain itu, nama-nama harinya menjadi seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.

Perayaan Malam Satu Suro selalu diadakan setiap tanggal satu di bulan Muharram. (Sumber: indonesiakaya.com).


Itu dia, Squad, pengaruh Islam di kehidupan masa kini yang tentunya masih bisa kamu rasakan. Kira-kira kamu bisa menyebutkan nggak apalagi pengaruh Islam di kehidupan masa kini? Bagikan jawabanmu di kolom komentar, yuk! Materi ini juga bisa kamu lihat dalam bentuk video animasi di ruangbelajar.

Sumber referensi:

Ernawati, IR. Ismawati, NS. (2009) Sejarah Kelas XI untuk SMA/MA Program Bahasa. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Listiyani, DA. (2009) Sejarah SMA/MA untuk Kelas XI Bahasa. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.  

Sumber foto:

Foto Pulau Batam (Riau), Bangka, dan Belitung yang memiliki lokasi strategis di Selat Malaka [Daring]. Tautan: //www.eaglespeak.us/2007/04/ (Diakses: 24 November 2020) 

Foto naskah huruf arab gundul dan Bahasa Melayu Kuno [Daring]. Tautan: //www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2018/03/22/138511/manuskrip-naskah-melayu-kuno-bisa-diakses-secara-online.html (Diakses: 24 November 2020)

Foto pesantren Al-Kahfi Somalangu [Daring]. Tautan: //www.laduni.id/post/read/40146/sma-islam-al-kahfi-somalangu-kebumen (Diakses: 24 November 2020)

Foto mustaka di kubah Masjid Agung Yogyakarta [Daring]. Tautan: //id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kubah_Masjid_Agung_Yogyakarta.jpg (Diakses: 24 November 2020)

Foto perayaan malam Satu Suro [Daring]. Tautan: //www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/perayaan-satu-suro-tradisi-malam-sakral-masyarakat-jawa (Diakses: 24 November 2020)

(Artikel diperbarui pada 24 November 2020)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA