Jelaskan apa yang dimaksud dengan paham merkantilisme dan jelaskan perkembangan di Indonesia?

Negara-negara maju dan berkembang sangat menjaga neraca perdagangan agar tidak terjadi minus, salah satunya adalah dengan mengembangkan ekonomi kreatif dan meningkatkan porsi ekspor. Adakalanya untuk menyeimbangkan kesehatan ekonomi, beragam paham ekonomi diterapkan agar keuangan negara mencapai level aman. Salah satu paham ekonomi yang pernah dipakai oleh berbagai negara di dunia adalah paham merkantilisme. Apa ini?

Jika mengacu pada pengertiannya, paham atau teori merkantilisme mengasumsikan kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh suatu negara, serta besarnya volume perdagangan internasional yang dilakukan negara tersebut.

Pada dasarnya Merkantilisme adalah nama dari sebuah sistem ekonomi yang digunakan di abad ke-16 hingga abad ke-18. Sistem ini yang bermakna dagang telah membuat negara-negara di Eropa terpicu untuk mengumpulkan dan mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya demi meningkatkan kesejahteraan dan kekuasaan negaranya.

Teori Merkantilisme ini sangat populer karena sebagian besar kerajaan melarang koloninya untuk berdagang dengan koloni kerajaan lain. Gerakan Merkantilisme berkembang dengan sangat kuat dalam mempengaruhi kehidupan politik dan ekonomi di negara-negara barat seperti Belanda, Jerman, Inggris, dan Prancis.

Negara kolonial saling berlomba untuk mendapatkan dan mengumpulkan logam mulia untuk berbagai kepentingan seperti industri, ekspor maupun impor. Bahkan untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya, negara yang menganut paham merkantilisme akan melakukan berbagai macam cara baik itu dengan memonopili, menaikan bea masuk ngdan penjajahan atas negara dengan sumber daya yang melimpah.

Maka tidak heran, negara-negara seperti Belanda, Jerman, Inggris, dan Prancis yang mempelopori teori ekonomi ini, menjadi pemain dalam era penjajahan dan peperangan antar bangsa hingga berabad-abad kemudian.

(Baca juga: Perkembangan Paham-Paham Besar di Dunia)

Adapun paham zero-sum yang dianut oleh negara-negara Merkantilisme bermakna akhir dari sesuatu hal adalah nol. Dimana, jika ada dua pihak yang bertikai atau berperang, maka pihak yang menang akan mendapatkan nilai +1 dan yang kalah mendapatkan nilai -1, hal ini berarti satu pihak yang menang akan mendapatkan keuntungan berlimpah dan yang kalah akan mendapatkan kerugian.

Tokoh Merkantilisme

Merkantilisme yang dianut oleh negara-negara Eropa tidak lepas dari gagasan para politisi dan ekonom negara mereka sendiri. Dimana, ada beberapa nama tokoh yang merubah sudut pandang dari pemerintahan negaranya, tokoh-tokoh tersebut antara lain:

  • Jean Bodin, adalah seorang imuwan berbangsa Prancis yang dapat dikatakan sebagai orang pertama yang secara sistematis menyajikan tentang teori uang dan harga.
  • Thomas Mun, seorang saudagar kaya yang berasal dari Inggris yang banyak menulis masalah perdagangan di luar negeri. Menurutnya, untuk meningkatkan kekayaan negara cara yang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan pedoman yang dilakukan adalah nilai ekspor ke luar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan yang di impor oleh negara itu.
  • Jean Baptis Colbert, adalah Menteri Utama di bidang ekonomi dan keuangan dalam pemerintahan Raja Louis XIV di Prancis. Tujuan kebijakan yang dibuat Colbert lebih diarahkan pada kekuasaan dan kejayaan negara dari pada untuk meningkatkan kekayaan orang per orang.
  • Sir William Petty, seorang pengajar di Oxford University dan banyak menulis tentang ekonomi politik. Ia menganggap penting arti bekerja dari sumber daya tanah, karena baginya bukan jumlah hari kerja yang menentukan suatu barang melainkan biaya yang diperlukan agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja.

Dampak Merkantilisme

Dengan berkembangnya teori ekonomi Merkantilisme  di Eropa ini maka membawa pengaruh yang besar terhadap peradaban manusia sampai saat ini. Dimana, berkembangnya kapitalisme, penggunaan uang sebagai alat tukar, bursa efek atau pasar modal dan perdagangan surat berharga atau obligasi, serta perusahaan asuransi dan bank terlahir di era Merkantilisme.

Begitupun dengan Indonesia, sebagai salah satu negara yang pernah terjajah oleh negara Eropa Indonesia merasakan dampak dari Merkantilisme ini. Hal ini lantaran Belanda dengan VOC nya mempengaruhi perekonomian dan sosial di Indonesia.

Pengertian Merkantilisme – Sejarah, Latar Belakang, Tujuan, Konsep, Teori, Dampak : Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting.

Pengertian Merkantilisme

Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting. Merkantilisme juga ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya.

Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Dan Pembangunan Nasional

Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong eksport (dengan banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.

Sejarah Merkantilisme 

Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir.

Dalam menjalankan gerakan merkantilisme, negara- Negara ini melakukan perlindungan dagang dengan mengenakan bea cukai masuk yang sangat tinggi. Perencanaan ekonomi dilakukan dengan menerapkan kebijakan sebagai berikut.

  1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
  2. Meningkatkan perdagangan luar negeri
  3. Mengembangkan industry berorientasi ekspor
  4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebgai tenaga kerja industry
  5. Melibatkan negara sebagai pengawas perekonomian

Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Pembangunan Ekonomi Secara Umum Beserta Dampak Positif Dan Negatifnya

Latar Belakang Merkantilisme 

Ini adalah beberapa latar belakang mengapa merkantalisme dapat tumbuh dan berkembang:

  • Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda)
  • Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya.
  • Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
  • Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
  • Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-wilayah baru.

Tujuan Merkantilisme

Merkantilisme merupakan kebijakan sebuah ekonomi nasional dengan tujuan untuk mengumpulkan cadangan moneter melalui sebuah keseimbangan perdagangan yang positif, yang terutamanya pada sebuah barang jadi.Secara historis, Penyebab perang dan termotivasi untuk melakukan ekspansi kolonial adalah kebijakan tersebut.

  1. Menciptakan koloni di luar negeri
  2. Melarang daerah koloni untuk melakukan perdagangan dengan negara-negara lain
  3. Memonopoli pasar dengan port pokok
  4. Melarang ekspor emas dan perak, bahkan untuk alat pembayaran
  5. Melarang perdagangan untuk dibawa dalam kapal asing
  6. Subsidi ekspor
  7. Mempromosikan manufaktur melalui penelitian atau subsidi langsung
  8. Membatasi upah
  9. Memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam negeri
  10. Membatasi konsumsi domestik melalui hambatan non-tarif untuk perdagangan

Konsep Umum Merkantilisme

Merkantilisme merupakan suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volume perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.

Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor (dengan banyak insentif) dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Teori Merkantilisme

Semua ahli ekonomi Eropa antara tahun 1500 sampai tahun 1750 dianggap sebagai merkantilis meskipun ketika itu istilah ‘merkantilis’ belum dikenal. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun 1763, dan kemudian dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776. Pada kenyataannya, Adam Smith menjadi orang pertama kali menyebutkan kontribusi merkantilis terhadap ilmu ekonomi dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations.

Pada awal periode modern, dari abad ke-16 sampai ke-18 ajaran merkantilisme sangat dominan di seluruh sekolah Eropa. Untuk pertama kalinya peristiwa ini memicu intervensi suatu negara dalam mengatur sebuah perekonomian yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Yang mendorong terjadinya peperangan dibanyak kalangan negara Eropa adalah kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme itu sendiri.

Dampak Merkantilisme 

Dampak dari Merkantilisme sendiri telah menimbulkan banyak pembrontakan dan persaingan sengit dikalangan negara bangsa di Eropa untuk menguasai perdagangan dunia. Setiap negara berlomba- lomba membangun industri perkapalan dan persenjataan guna memperluas monopoli perdagangannya.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Pembangunan Berwawasan Lingkungan” Pengertian & ( Hakikat – Tujuan – Ciri )

Analisis Merkantilisme 

Gerakan merkantilisme telah menyebabkan munculnya paham lain seperti kapitalisme , imperialisme dan berujung pada kolonialisme. Hal tersebut memang dikarenakan oleh munculnya negara- negara Eropa yang baru merdeka. Sehingga negara- negara tersebut berusaha untuk memperbaiki perekonomian mereka dengan cara merkantilisme. Banyak raja- raja yang menganut kebijakan ini seperti Charles V dari Jerman, Ratu Elizabeth dari Inggris, Pangeran Maurits dari Belanda.

Merkantilisme terutama berkembang di Eropa karena, dari sanalah Merkantilisme berasal terlebih didukung  oleh Inggris sebagai negara industri besar. Dengan ekonomi negara yang kuat, sulit untuk negara lain melakukan intervesi terhadap kemerdekaan negara. Sehingga hal ini semakin menyebabkan negara- negara penganut merkantilisme semakin memperkuat perdagangan dengan berbagai cara.

Salah satu contohnya mendapatkan logam mulia dari negara lain. Untuk pertama mereka hanya bertujuan mengumpulkan logam mulia hingga akhirnya ingin menguasai negara tersebut. Hal ini terjadi dikarenkan negara penjajah ingin mendapatkan logam mulia sebanyak mungkin dan tidak ingin negara lain memilikinya.

Dampak negative tersebut memang juga sangat mempengaruhi bagi kelangsungan masyarakat di tanah jajahan. Mereka tidak dapat bebas bahkan di tanah mereka sendiri. Mereka juga harus melakukan pengerukan logam mulai dan hasilnya bukan untuk kesejahteraan mereka. Namun keuntungan akan masuk pada kas negara penjajah. Hal ini yang nantinya menyebabkan merkantilisme mulai ditinggalkan di saat Adam Smith mengkritik negara- negra Eropa yang tidak menikmati hasil kekayaan dengan semua rakyat.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pembangunan Nasional : Pengertian, Hakikat, Dan Prinsip Beserta Tujuannya Lengkap

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA