Mengapa Penggunaan Algoritma sangat penting dalam penyelesaian masalah dengan cara computational thinking? Algoritma merupakan tahapan terakhir dalam penyelesaian masalah dengan computational thinking, Saking pentingnya jika seseorang tak mampu menyusun algoritma dengan baik tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapinya, Lantas mengapa ? Pengenalan Pertama tama kita harus tahu terlebih dahulu apa itu algoritma. Menurut Thomas H. Cormen, Charles E. Leiserson, Ronald L. Rivest, Clifford Stein Algortima adalah Langkah Komputasi yang telah terdefinisi dengan baik yang mempunyai nilai di input, langkah , hingga outputnya. Mempunyai algoritma yang baik sangatlah penting dalam penyelesaian masalah computational thinking. Algoritma yang baik ialah algoritma yang menyelesaikan masalah secara efektif dan efesien. Lalu kenapa pembuatan algoritma sangatlah vital kedudukannya dalam komputasional thinking ? Pentingnya Algoritma Ketika kamu ingin berangkat ke sekolah kamu secara tidak langsung menyusun sebuah algoritma. Dalam software terdapat sebuah algoritma agar software tersebut bisa menyelesaikan sebuah permasalahan. Begitu juga dalam komputasional thinking, Algoritma termasuk langkah komputasional thinking tahap terakhir setelah Dekomposisi , Pattern Recognition dan Abstraksi. Penyusunan Algoritma yang efektif dan efisien dapat mempercepat sebuah aplikasi tersebut bekerja. Hal tersebut tentu berdampak dalam penyelesaian masalah oleh aplikasi tersebut. Sebagai Contoh ketika kita akan berangkat kuliah, Akan lebih efektif bagi kita jika makan terlebih dahulu lalu mandi, karena kita tidak perlu ke kamar mandi dua kali. Sama halnya ketika kita melakukan penyelesaian computational thinking, ketika algoritma kita tak bertele tele dan runtun maka sebuah masalah akan lebih mudah untuk diselesaikan. Penyelesaian masalah dengan menggunakan metode algoritma masuk ke dalam Computational Thinking (CT). Computational Thinking adalah berpikir secara komputasi atau dapat diartikan sebagai penyelesaian masalah dengan melibatkan teknik yang digunakan oleh software dalam penulisan program. Berpikir komputasi tidak berarti berpikir seperti komputer, melainkan berpikir tentang komputasi di mana sesorang dituntut untuk memformulasikan masalah dalam bentuk masalah komputasi dan menyusun solusi komputasi yang baik (dalam bentuk algoritma) atau menjelaskan mengapa tidak ditemukan solusi yang sesuai. Computational Thinking memiliki 4 unsur yaitu, menyelesaikan masalah dengan cara dekomposis, dengan cara abstraksi, dengan cara pola, dan yang terakhir dengan cara menerapkan algoritma. Algoritma merupakan salah satu metode yang penting dalam Computational Thinking. Hal itu dapat terjadi karena algoritma memiliki pengertian, urutan, langkah-langkah, tahapan-tahapan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah secara berurutan. Hampir semua masalah dapat diselesaikan dengan menggunakan algoritma, dari masalah pemrograman komputer sampai masalah-masalah yang kita hadapi setiap harinya. Penyajian algoritma dapat dibedakan menjadi dua secara garis besar yaitu dengan pseudocode dan flowchart. Pseudocode adalah penyelesaian dengan menggunakan kode-kode perograman, sedangkan flowchart dengan cara gambar atau bagan. Sebelum melakukan metode algoritma untuk menyelesaikan masalah, kita harus mengerti dan memahami apa masalah yang ingin kita pecahkan. Sedetail mungkin kita harus mengetahui masalah tersebut, agar memudahkan saat melakukan metode algoritma. Dengan menyelesaikan masalah menggunakan algoritma, sebesar apapun masalah yang dihadapi akan lebih mudah untuk diselesaikan. Karena dengan menggunakan metode ini, masalah akan dipecahkan secara terurut, tertahap dan lengkap satu-persatu tidak ada langkah yang tertinggal. Karena itulah algoritma sangat penting untuk menjadi bagian atau unsur yang ada pada Computational Thinking. SUMBER: Algoritma itu adalah alur atau langkah-langkah yang disusun secara tertulis, sistematis juga berurutan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Bisa juga algoritma tersusun secara tidak sengaja. Setiap jam bahkan setiap menit pun manusia bisa membuat satu algoritma tanpa disusun terlebih dahulu. Kenapa algoritma sangat penting? Karena, jika kita memecahkan masalah dengan asal-asalan tanpa langkah-langkah (algoritma) yang tepat, maka sudah dipastikan masalah tersebut akan berantakan karena tidak tersusun dengan rapi. Misalnya kita ingin membuat kue, maka cara yang paling efektif dan efesien sesuai dengan pola dan abstraksi sebelumnya hingga tahap packing, diurutkan secara lengkap, terukur dan kreatif. Dan masih banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat di pecahkan dengann algoritma. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah algoritma sangatlah penting, jika tidak ada algoritma mungkin masalah bisa diselesaikan tapi bisa juga cara menyelesaikannyalah yang akan rumit. SUMBER : Berpikir komputasi (Computational Thinking) adalah sebuah metoda pemecahan masalah dengan mengaplikasikan/melibatkan teknik yang digunakan oleh software engineer dalam menulis program. Berpikir komputasi tidak berarti berpikir seperti komputer, melainkan berpikir tentang komputasi di mana sesorang dituntut untuk memformulasikan masalah dalam bentuk masalah komputasi dan menyusun solusi komputasi yang baik (dalam bentuk algoritma) atau menjelaskan mengapa tidak ditemukan solusi yang sesuai. Apa yang dimaksud dengan computational thinking ? Computational Thinking (CT) adalah sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran. CT memang memiliki peran penting dalam pengembangan aplikasi komputer, namun CT juga dapat digunakan untuk mendukung pemecahan masalah disemua disiplin ilmu, termasuk humaniora, matematika dan ilmu pengetahuan. Siswa yang belajar dimana CT diterapkan dalam kurikulum (proses pembelajaran) dapat mulai melihat hubungan antara mata pelajaran, serta antara kehidupan di dalam dengan di luar kelas. Berpikir komputasi adalah teknik pemecahan masalah yang sangat luas wilayah penerapannya. Tidak mengherankan bahwa memiliki kemampuan tersebut adalah sebuah keharusan bagi seseorang yang hidup pada abad ke dua puluh satu ini. Seperti juga bermain musik dan belajar bahasa asing, Computational Thinking melatih otak untuk terbiasa berfikir secara logis, terstruktur dan kreatif. Istilah CT pertama kali diperkenalkan oleh Seymour Papert pada tahun 1980 dan 1996. Di tahun 2014, pemerintah Inggris memasukkan materi pemrograman kedalam kurikulum sekolah dasar dan menengah, tujuannya bukan untuk mencetak pekerja software (programmer) secara massif tetapi untuk mengenalkan Computational Thinking (CT) sejak dini kepada siswa. Pemerintah Inggris percaya Computational Thinking (CT) dapat membuat siswa lebih cerdas dan membuat mereka lebih cepat memahami teknologi yang ada di sekitar mereka. Tidak hanya pemerintah inggris, di tahun yang sama lembaga non-profit dari Amerika Code.org 9 menyelenggarakan beberapa acara untuk mempromosikan manfaat dari berlajar pemrograman. Mulai dari Computer Science Education Week untuk anak sekolah dan juga yang paling viral, Hour of Code. Program ini didukung oleh Bill Gates, Mark Zuckerberg, Jack Dorsey, Will.i.am dari Black Eyed Peas. Bahkan Google pun terlibat untuk memfasilitasi guru untuk dapat menguasai CT yang merupakan salah satu kecakapan abad 21 yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui kursus online. Dibanyak negara CT mulai diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran, bahkan di beberapa negara untuk membantu dan mempercepat pengintegrasian dan penetrasi kearah Computational Thinking, mereka memasukan Computer Science (ICT) sebagai sebuah mata pelajaran wajib dalam kurikulum nasional mereka. Problem Based Learning (PBL) merupakan elemen penting dari Science, Technology, Engineering, dan Matematika (STEM) yang ada pada pendidikan kita. Bahkan kini tidak hanya STEM tapi sudah berkembang menjadi STEAM dimana huruf “A” mewakili “Arts / Seni”. Karakteristik Berpikir Komputasi (CT) merumuskan masalah dengan menguraikan masalah tersebut ke segmen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Strategi ini memungkinkan siswa untuk mengubah masalah yang kompleks menjadi beberapa prosedur atau langkah yang tidak hanya lebih mudah untuk dilaksanakan, akan tetapi juga menyediakan cara yang efisien untuk berpikir kreatif. Dalam pendidikan STEM, Berpikir Komputasi (CT) didefinisikan sebagai seperangkat keterampilan kognitif yang memungkinkan pendidik mengidentifikasi pola, memecahkan masalah kompleks menjadi langkah-langkah kecil, mengatur dan membuat serangkaian langkah untuk memberikan solusi, dan membangun representasi data melalui simulasi . Apa itu Computational Thinking (CT)? CT adalah metode berpikir yang dipakai programmer ketika menulis program. Beberapa metode ini antara lain :
Karakteristik berpikir komputasi adalah:
source: Computational Thinking (CT) adalah sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran. CT memang memiliki peran penting dalam pengembangan aplikasi komputer, namun CT juga dapat digunakan untuk mendukung pemecahan masalah disemua disiplin ilmu, termasuk humaniora, matematika dan ilmu pengetahuan. Siswa yang belajar dimana CT diterapkan dalam kurikulum (proses pembelajaran) dapat mulai melihat hubungan antara mata pelajaran, serta antara kehidupan di dalam dengan di luar kelas Berpikir komputasi adalah teknik pemecahan masalah yang sangat luas wilayah penerapannya. Tidak mengherankan bahwa memiliki kemampuan tersebut adalah sebuah keharusan bagi seseorang yang hidup pada abad ke dua puluh satu ini. Seperti juga bermain musik dan belajar bahasa asing, Computational Thinking melatih otak untuk terbiasa berfikir secara logis, terstruktur dan kreatif. Apa Computational Thinking (CT) itu sendiri? Awalnya banyak yang bertanya apakah computational thinking itu sama dengan learn a programming, dengan begitu kita jelaskan terlebih dahulu apa computational thinking yang diperlukan banyak orang dalam memecahkan berbagai masalah. Computational thinking seharusnya dijadikan sebagai sebuah pembelajaran dalam Pendidikan karena sangat diperlukan kedepannya. CT adalah metode berpikir yang dipakai programmer ketika menulis program atau dapat kita sebut dengan berpikir secara komputer, yaitu kita ibaratkan pikiran kita, kita jalankan layaknya komputer dengan banyak hal untuk mendapatkan hasil/keputusan maupun perkiraan yang tepat,efisien maupun efektif nantinya. Tapi lebih jelasnya dalam CT kita dituntut memahami sebuah masalah, persoalan dan lakukan sebuah solusi. Computational Thinking for Educators Ada Beberapa metode computational thinking dalam memecahkan masalah, antara lain :
Seseorang dikatakan sudah berpikir secara Computational Thinking jika pada penerapan kehidupan sehari hari sudah bisa menerapkan metode computational thinking dalam memecahkan masalah. Contohnya : dalam hal prakiraan cuaca, jika orang sekarang tinggal dijaman dahulu maka orang itu dikatakan hebat atau dewa karena bisa memprediksi kondisi cuaca, tetapi bukanlah memprediksi dengan asal tetapi orang tersebut telah menggunakan pola dalam memikirkan dan menghitung prakiraan tersebut sehingga kurang lebih hasil akhir dalam masalah tersebut bisa terselesaikan dengan mendekati benar. Begitu juga dengan banyak hal didunia ini, mengandung pola tersendiri tanpa kita sadari. Karena yang tidak tampak itu sebenarnya tampak tergantung kita melihat dari sudut pandan mana. Ada juga beberapa Karakteristik orang yang sudah berpikir secara CT, antara lain:
Referensi : Sebelum mengetahi apakah seseorang telah berpikiran secara computational thinking, kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian computational thinking itu sendiri. Computational thinking adalah metode berpikir yang dipakai programmer ketika menulis program. Seperti yang kita ketahui, saat programmer menulis program, tentu dengan menggunakan langkah-langkah dan pengerjaannya pun step by step. Prosesnya runtut dan mengutamakan logika. Jadi dapat dikatakan computational thinking adalah sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran. Computational thinking memang memiliki peran penting dalam pengembangan aplikasi komputer, namun computational thinking juga dapat digunakan untuk mendukung pemecahan masalah disemua disiplin ilmu, termasuk humaniora, matematika dan ilmu pengetahuan. Siswa yang belajar dimana computational thinking diterapkan dalam kurikulum (proses pembelajaran) dapat mulai melihat hubungan antara mata pelajaran, serta antara kehidupan di dalam dengan di luar kelas. Ada beberapa methode dalam computational thinking, diantaranya adalah: Decompotition, Pattern Recognition, Abstraksi dan Algorithm Design Jadi seseorang dapat dikatakan telah berpikir secara computational thinking jika:
What is Computational Thinking Computational thinking bukanlah kita berpikir sama seperti komputer. Tetapi berpikir tentang bagaimana kita menyelesaikan suatu masalah dengan cara seperti komputer menyelesaikan masalahnya. Cara menyelesaikan masalah tersebut yaitu secara sistematis. Terdapat langkah-langkah tertentu. Sekarang setelah kita mengetahui makna computational thingking, lantas apakah selama ini kita telah berpikir secara demikian? Untuk menegetahuinya kita dapat melihatnya melalui cara/proses computational thinking menyelesaikan suatu masalah, yaitu:
Setelah mengetahui bagaimana proses suatu komputer dalam meyelesaikan masalahnya, sekarang bandingkanlah dengan cara Anda dalam menyelesaikan suatu masalah. Apakah cara/ langkah-langkah Anda sama? Bila iya maka Anda telah berpikir secara komputasional. sumber:
|