innaka la tukhliful mi ad artinya

Tirto Mangkubumi
ASSALAMU’ALAIKUM.WR.WB
Ada doa yg mgkn bs jd referensi kt u/melepaskan akhir tahun ini dan doa menyambut tahun berikutnya. Insya Allah dgn mengharapkan Rahmat, Hidayah serta Ridho-Nya di Tahun yang akan datang, sehingga memperkuat keimanan kita kepada Allah SWT.

Bismillahir-rahmanir-rahim, Alhamdulillahi rabbil alamin.

Allahumma inni as-aluka an tushalliya wa tusallima ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala sa’iril anbiya’i wal mursalin, wa ‘ala alihim wa shahbihim ajma’in, wa an taghfira li ma madha wa tahfazhani fima baqiya ya arhamar rahimin.

Allahumma hadzihi sanatun jadidatun muqbilah, lam a’mal fib-tida’iha ‘amalan yuqarribuni ilaika zulfa ghayra tadharru’i ilayka fa as-aluka an tuwaffiqani lima yurdhika ‘anni minal-qiyami lima laka ‘alayya min tha’atik, wa alzimniyai-ikhlasha fihi liwajhikal-karimi fi’ibadatik, wa as-aluka itmama dzalika ‘alayya bifadhlika wa rahmatik.

Allahumma inni as-aluka khayra hadzihis sanatil muqbilah, yumnaha wa yusraha wa amnaha wa salamataha, wa a’udzu bika min syururiha wa shududiha wa ‘usriha wa khawfiha, wa halakatiha wa arghabu ilayka an tahfazha ‘alayya fiha dinil-ladzi huwa ‘ishmatu amri wa dunyayal-lati fiha ma’asyi, wa tuwaffiqani fiha ila ma yurdhika ‘anni fi ma’adi, ya akramal akramin, ya arhamar-rahimin.

Allahumma anta amartana bidu’a’ika wa wa’adtana bi-ijabatika wa qad da’awnaka kama amartana fa-ajibna kama wa’adtana ya dzal-jalali wal-ikram, innaka la tukhliful-mi’ad. Allahumma ma qadarta lana fi hadzal’amil-jadidi min khayrin wa syara’tu fihi bitawfiqika wa taysirika fatammimhu lana bi-ahsanil-wujuhu kulliha wa ashwabiha wa ashfaha, fa innaka ‘ala ma tasya’u qadir, wa bil-ijabati jadir, ni’mal-mawla wa ni’man-nashir. Wa ma qadarta lana fihi min syarrin wa tuhadzdziruna minhu fashrifhu ‘anna ya hayyu ya qayyumu ya arhamar-rahimin.

Allahumma inni nas-aluka bikullis-min huwa laka sammayta bihi nafsaka aw anzaltahu fi kitabika aw ‘allamtahu ahadan min khalqika awis-ta’tsarta bihi fi ‘ilmil-ghaybi ‘indaka an taj’alana wa walidina wa awladana wa ahlana wa azwajana wa masyayikhana wa jami’al muslimina wal-muslimati wal mu’minina wal mu’minati min a’zhami ‘ibadika nashiban fi kulli khayrin taqsimuhu fi hadzihis-sanati wa nurin tahdi bihi wa rahmatin tansyuruha wa rizqin tabsuthuhu wa dhurrin taksyifuhu wa bala’in tarfa’uhu wa fitnatin tashrifuha wa ‘afiyatin tamunnu biha.

Allahummaf’al bina wa bihim ‘ajilan wa ajilan fid-dunya wal akhirati ma anta lahu ahlun wa la taf’al bina wa bihim ma nahnu lahu ahlun, innaka ghafurun halim, jawadun karim, ra’ufur-rahim.

Wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, warzuqna kamalal-mutaba ati lahu zhahiran wa bathinan ya arhamar-rahimin. Subhana rabbika rabbil izzati ‘amma yashifun, wa salamun ‘alal mursalina wal-hamdu lillahi rabbil-alamin.

Artinya:
“Dengan nama allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar Engkau melimpahkan kesejahteraan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, dan kpd semua Nabi dan Rasul, juga kpd keluarga mereka dan para sahabat mereka. Dan aku memohon kepada-Mu agar Engkau mengampuniku atas dosaku yang telah lalu dan memeliharaku pada usiaku yang tersisa, wahai Yang Paling Penyayang diantara yang penyayang.

Ya Allah, tahun baru telah datang, tidak ada amal yang aku kerjakan diawalnya yang dapat mendekatkanku kepada-Mu sedekat-dekatnya selain ketundukanku kepada-Mu agar Engkau memberikan petunjuk kepadaku untuk melakukan apa yang membuat-Mu ridha terhadapku berupa kewajiban terhadap-Mu dengan mentaati-Mu, dan jadikanlah aku selalu ikhlas mengharapkan keridhaan-Mu dalam beribadah kepada-Mu. Dan aku memohon kepada-Mu agar Engkau menyempurnakan itu bagiku berkat anugerah-Mu dan rahmat-Mu.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan tahun yang akan datang ini, baik keberkahannya, kemudahannya, keamanannya, maupun keselamatannya. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukannya, penolakannya, kesulitannya, hal-hal yang menakutkan padanya, dan kebinasaannya. Dan aku berharap kepada-Mu agar pada tahun itu Engkau memelihara diriku, agamaku, yang merupakan pemeliharaan urusanku, dan duniaku, yang merupakan tempat kehidupanku, dan agar Engkau memberikan taufik pada tahun itu untuk mengerjakan apa yang membuat-Mu ridha kepadaku pada hari akhir nanti, wahai Yang Paling Mulia diantara yang mulia, wahai Yang Paling Penyayang diantara yg penyayang.

Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah memerintahkan kami untuk berdo’a kepada-Mu dan Engkau telah menjanjikan kepada kami untuk menerimanya. Kami telah berdoa kepada-Mu sebagaimana yang Engkau perintahkan kepada kami, maka terimalah doa kami sebagaimana yang Engkau janjikan kepada kami, wahai Dzat yang memiliki kebesarab dan kemuliaan. Sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji.

Ya Allah, apa yang telah Engkau tentukan untuk kami pada tahun yang baru ini berupa kebaikan dan Engkau tentukan dengan taufik-Mu dan kemudahan-Mu, sempurnakanlah ia untuk kami dengan sebagus-bagusnya dan sesempurnanya. Karena, sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa atas apa yang Engkau inginkan dan Maha Berkuasa untuk memenuhi permohonan. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik yang mengurus dan sebaik-baik yang menolong. Dan apa saja yang telah Engkau takdirkan untuk kami pada tahun itu berupa keburukan dan Engkau mengingatkan kami darinya, hindarkanlah kami dari keburukan itu, wahai Yang Mahahidup, wahai Yang Senantiasa Mengurus hamba-Nya, wahai Yang Paling Penyayang diantara yang penyayang.

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang Engkau namai diri-Mu dengannya, atau Engkau menurunkannya dalam kitab-Mu, atau Engkau mengajarkannya kepada seorang makhluk-Mu, atau Engkau miliki didalam ilmu yang ghaib disisi-Mu, kami memohon kepada-Mu agar Engkau menjadikan kami, orangtua kami, anak-anak kami, keluarga kami, istri-istri kami, guru-guru kami, dan semua muslimin-muslimat dan mukminin-mukminat, tergolong hamba-hamba-Mu yang mendapatkan bagian yang paling besar dalam setiap kebaikan yang Engkau bagi tahun ini, cahaya yang Engkau berikan petunjuk dengannya, rahmat yang Engkau sebarkan, rizqi yang Engkau berikan, bahaya yang Engkau hindarkan, musibah yang Engkau hilangkan, fitnah yang Engkau palingkan, dan afiat yang Engkau anugerahkan.

Ya Allah, lakukanlah terhadap kami dan terhadap mereka, baik dimasa segera dan dimasa datang didunia dan diakhirat, yang baik menurut Engkau, dan janganlah Engkau lakukan terhadap kami dan terhadap mereka yang baik menurut kami. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Maha Penyantun, Maha Pemurah, Mahamulia, Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dan limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, dan kepada keluarga serta para sahabatnya. Dan berikanlah kepada kami kesempurnaan dalam mengikuti beliau, baik lahir maupun bathin, wahai Yang Paling Penyayang diantara yang penyayang. “Mahasuci Tuhanmu, yang memiliki keperkasaan dari apa yang mereka sifatkan, dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada para rasul, dan segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”


Jakarta -

Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al Quran yang diturunkan di Madinah. Umat Islam disunnahkan untuk membaca 10 ayat terakhir surat ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW ketika bangun tidur.

Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat. Dalam buku Tadabur Al Quran oleh Syaikh Adil Muhammad Khalil, dijelaskan bahwa surat ini dinamakan Ali Imran karena keluarga tersebut merupakan contoh dalam kekokohan, kebaikan, dan khidmat dalam hal agama.

Surat Ali Imran memiliki berbagai keutamaan. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa nama Allah yang paling agung terdapat dalam permulaan surat ini. Rasulullah SAW bersabda:

"Nama Allah yang paling agung terdapat di dua ayat ini, "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (Al Baqarah: 163) dan awal Surat Ali Imran, "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya." (Ali Imran: 2) (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Disebutkan dalam kitab Ash-Shahihain, kitab hadits shahih Imam Bukhari dan Muslim, bahwasannya Rasulullah SAW membaca beberapa ayat terakhir dari surat Ali Imran ketika bangun dari tidur. Mulai dari ayat:

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal," (QS. Ali Imran: 190)

sampai dengan akhir surat. Dari sahabat Ibnu Abbas ra berkata:

فَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا انْتَصَفَ اللَّيْلُ أَوْ قَبْلَهُ بِقَلِيلٍ أَوْ بَعْدَهُ بِقَلِيلٍ اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ ثُمَّ قَرَأَ الْعَشْرَ الْآيَاتِ الْخَوَاتِمَ مِنْ سُورَةِ آلِ عِمْرَانَ ، ثُمَّ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وُضُوءَهُ ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي

Artinya: "Maka Rasulullah tidur sampai setengah malam, atau menjelang tengah malam atau lewat sedikit, beliau -shallallahu 'alaihi wa sallam- bangun, lalu beliau duduk dengan mengusap wajahnya, kemudian beliau membaca 10 ayat terakhir dari surat Ali Imran, kemudian beliau berwudhu' dan menyempurnakannya, lalu beliau shalat malam. (HR. Bukhari dan Muslim)

Keutamaan 10 ayat terakhir surat Ali Imran juga disebutkan dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, pada suatu hari Bilal bin Rabah ra. mendatangi Rasulullah SAW untuk memberitahukan beliau bahwasannya ia akan mengumandangkan adzan subuh. Namun, Bilal mendapati Rasulullah SAW sedang menangis. Lalu, ia bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu menangis? Sungguh Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang." Beliau berkata, "wahai Bilal! Apa yang menghalangiku untuk menangis sedang telah turun kepadaku pada malam ini firman Allah, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal," Maka beliau membacanya hingga akhir surat lalu beliau berkata, "Sungguh celaka bagi orang yang membaca ayat-ayat ini namun tidak mentafakurinya."

Berikut bacaan 10 ayat terakhir surat Ali Imran Arab, latin, dan terjemahnya:

190. إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

Arab-latin: inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,"

191. ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Arab-latin: allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā 'ażāban-nār

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."

192. رَبَّنَآ إِنَّكَ مَن تُدْخِلِ ٱلنَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُۥ ۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

Arab-latin: rabbanā innaka man tudkhilin-nāra fa qad akhzaitah, wa mā liẓ-ẓālimīna min anṣār

Artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun."

193. رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِى لِلْإِيمَٰنِ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِرَبِّكُمْ فَـَٔامَنَّا ۚ رَبَّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلْأَبْرَارِ

Arab-latin: rabbanā innanā sami'nā munādiyay yunādī lil-īmāni an āminụ birabbikum fa āmannā rabbanā fagfir lanā żunụbanā wa kaffir 'annā sayyi`ātinā wa tawaffanā ma'al-abrār

Artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.

194. رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ ٱلْمِيعَادَ

Arab-latin: rabbanā wa ātinā mā wa'attanā 'alā rusulika wa lā tukhzinā yaumal-qiyāmah, innaka lā tukhliful-mī'ād

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji"."

195. فَٱسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّى لَآ أُضِيعُ عَمَلَ عَٰمِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ ۖ بَعْضُكُم مِّنۢ بَعْضٍ ۖ فَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَأُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَأُوذُوا۟ فِى سَبِيلِى وَقَٰتَلُوا۟ وَقُتِلُوا۟ لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّـَٔاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ثَوَابًا مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلثَّوَابِ

Arab-latin: fastajāba lahum rabbuhum annī lā uḍī'u 'amala 'āmilim mingkum min żakarin au unṡā, ba'ḍukum mim ba'ḍ, fallażīna hājarụ wa ukhrijụ min diyārihim wa ụżụ fī sabīlī wa qātalụ wa qutilụ la`ukaffiranna 'an-hum sayyi`ātihim wa la`udkhilannahum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hār, ṡawābam min 'indillāh, wallāhu 'indahụ ḥusnuṡ-ṡawāb

Artinya: "Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik".

(erd/erd)

Page 2

Jakarta -

Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al Quran yang diturunkan di Madinah. Umat Islam disunnahkan untuk membaca 10 ayat terakhir surat ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW ketika bangun tidur.

Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat. Dalam buku Tadabur Al Quran oleh Syaikh Adil Muhammad Khalil, dijelaskan bahwa surat ini dinamakan Ali Imran karena keluarga tersebut merupakan contoh dalam kekokohan, kebaikan, dan khidmat dalam hal agama.

Surat Ali Imran memiliki berbagai keutamaan. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa nama Allah yang paling agung terdapat dalam permulaan surat ini. Rasulullah SAW bersabda:

"Nama Allah yang paling agung terdapat di dua ayat ini, "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (Al Baqarah: 163) dan awal Surat Ali Imran, "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya." (Ali Imran: 2) (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Disebutkan dalam kitab Ash-Shahihain, kitab hadits shahih Imam Bukhari dan Muslim, bahwasannya Rasulullah SAW membaca beberapa ayat terakhir dari surat Ali Imran ketika bangun dari tidur. Mulai dari ayat:

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal," (QS. Ali Imran: 190)

sampai dengan akhir surat. Dari sahabat Ibnu Abbas ra berkata:

فَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا انْتَصَفَ اللَّيْلُ أَوْ قَبْلَهُ بِقَلِيلٍ أَوْ بَعْدَهُ بِقَلِيلٍ اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ ثُمَّ قَرَأَ الْعَشْرَ الْآيَاتِ الْخَوَاتِمَ مِنْ سُورَةِ آلِ عِمْرَانَ ، ثُمَّ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وُضُوءَهُ ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي

Artinya: "Maka Rasulullah tidur sampai setengah malam, atau menjelang tengah malam atau lewat sedikit, beliau -shallallahu 'alaihi wa sallam- bangun, lalu beliau duduk dengan mengusap wajahnya, kemudian beliau membaca 10 ayat terakhir dari surat Ali Imran, kemudian beliau berwudhu' dan menyempurnakannya, lalu beliau shalat malam. (HR. Bukhari dan Muslim)

Keutamaan 10 ayat terakhir surat Ali Imran juga disebutkan dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, pada suatu hari Bilal bin Rabah ra. mendatangi Rasulullah SAW untuk memberitahukan beliau bahwasannya ia akan mengumandangkan adzan subuh. Namun, Bilal mendapati Rasulullah SAW sedang menangis. Lalu, ia bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu menangis? Sungguh Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang." Beliau berkata, "wahai Bilal! Apa yang menghalangiku untuk menangis sedang telah turun kepadaku pada malam ini firman Allah, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal," Maka beliau membacanya hingga akhir surat lalu beliau berkata, "Sungguh celaka bagi orang yang membaca ayat-ayat ini namun tidak mentafakurinya."

Berikut bacaan 10 ayat terakhir surat Ali Imran Arab, latin, dan terjemahnya:

190. إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

Arab-latin: inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,"

191. ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Arab-latin: allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā 'ażāban-nār

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."

192. رَبَّنَآ إِنَّكَ مَن تُدْخِلِ ٱلنَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُۥ ۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

Arab-latin: rabbanā innaka man tudkhilin-nāra fa qad akhzaitah, wa mā liẓ-ẓālimīna min anṣār

Artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun."

193. رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِى لِلْإِيمَٰنِ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِرَبِّكُمْ فَـَٔامَنَّا ۚ رَبَّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلْأَبْرَارِ

Arab-latin: rabbanā innanā sami'nā munādiyay yunādī lil-īmāni an āminụ birabbikum fa āmannā rabbanā fagfir lanā żunụbanā wa kaffir 'annā sayyi`ātinā wa tawaffanā ma'al-abrār

Artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.

194. رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ ٱلْمِيعَادَ

Arab-latin: rabbanā wa ātinā mā wa'attanā 'alā rusulika wa lā tukhzinā yaumal-qiyāmah, innaka lā tukhliful-mī'ād

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji"."

195. فَٱسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّى لَآ أُضِيعُ عَمَلَ عَٰمِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ ۖ بَعْضُكُم مِّنۢ بَعْضٍ ۖ فَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَأُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَأُوذُوا۟ فِى سَبِيلِى وَقَٰتَلُوا۟ وَقُتِلُوا۟ لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّـَٔاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ثَوَابًا مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلثَّوَابِ

Arab-latin: fastajāba lahum rabbuhum annī lā uḍī'u 'amala 'āmilim mingkum min żakarin au unṡā, ba'ḍukum mim ba'ḍ, fallażīna hājarụ wa ukhrijụ min diyārihim wa ụżụ fī sabīlī wa qātalụ wa qutilụ la`ukaffiranna 'an-hum sayyi`ātihim wa la`udkhilannahum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hār, ṡawābam min 'indillāh, wallāhu 'indahụ ḥusnuṡ-ṡawāb

Artinya: "Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik".

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA