Ilmu yang mempelajari tentang elemen elemen desain grafis

Desain grafis adalah cabang ilmu dari seni desain untuk menciptakan elemen rupa di suatu media. Ilmu desain grafis mencakup seni visual, tipografi, tata letak, dan desain interaksi.

Dikutip dari buku Dasar Desain Grafis karya Alia Nutrisiany Purnomo, S.T., desain grafis merupakan kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, ilustrasi, hingga angka-angka yang membutuhkan elemen tertentu sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna dalam bidang gambar

Dalam sebuah desain, objek akan dibuat dan diproduksi untuk dikomunikasikan sebagai sebuah pesan.

Elemen-elemen tertentu yang membentuk suatu desain bisa berupa jenis tulisan dengan tebal-tipisnya, ukuran, warna, spasi, ruang, bidang dan lain-lain, melalui unsur titik dan garis.

Adapun bentuk desain dapat berupa poster, kemasan produk, banner, kalender, dan masih banyak lagi.

Nah, untuk menghasilkan desain yang baik, maka para desainer grafis haruslah memahami prinsip-prinsip desain grafis yang ada. Prinsip-prinsip tersebut bertujuan untuk membantu menghasilkan desain yang baik dan menarik.

Dengan menerapkan prinsip desain, maka desainer akan dengan mudah menggabungkan berbagai elemen atau menyatukan komposisi dalam sebuah tata letak, sehingga pesan dapat tersampaikan.

Baca juga: Kolase: Pengertian, Cara Membuat dan Manfaatnya

7 Prinsip Dasar Desain Grafis:

1. Kesatuan (Unity)

Prinsip pertama adalah kesatuan, yang memiliki arti sebegai salah satu prinsip dasar desain grafis yang sangat penting.

Apabila tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya desain akan terlihat kacau dan tidak sedap dipandangnya. Prinsip dari kesatuan dalam komposisi adalah semua bagian bentuk harus saling memiliki keterkaitan.


Keterkaitan bisa diciptakan dari sebuah bentuk lainnya yang saling menghubungkan seluruh bentuk tersebut atau disebut dengan prinsip hubungan.

Kesatuan membantu membuat elemen-elemen pada sebuah objek saling berdekatan, sehingga mereka akan terlihat bersatu/milik bersama.

2. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan secara visual diartikan sebagai suatu kondisi yang sama, baik itu secara horizontal (kanan-kiri) maupun vertikal (atas-bawah.)

Unsur keseimbangan desain meliputi bentuk, tekstur, nilai, ukuran, dan warna. Keseimbangan dalam sebuah desain, dibuat agar orang yang dapat dengan nyaman melihatnya.


Keseimbangan terbagi menjadi dua macam, yakni keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris.

a. Keseimbangan simetris (formal balance) adalah susunan elemen yang meratakan sisi pusat atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Keseimbangan ini sifatnya sederhana dan formal.

b. Keseimbangan asimetris (informal balance) adalah pengaturan berbeda dengan berat yang sama dari komposisinya pada setiap sisi halaman. Keseimbangan asimetris biasanya banyak digunakan untuk desain kontemporer atau desain modern.

3. Proporsi (Proportion)

Desain juga harus memenuhi prinsip proporsi yakni perbandingan ukuran yang digunakan untuk membantu membandingkan panjang dan lebar, antara gambar dengan bidang gambarnya.

Untuk membuat desain yang proporsional, kalian bisa menggunakan kotak untuk membuat kerangka dengan margin, kolom, dan jarak sehingga membentuk suatu kekeserasian.

4. Irama (Rhythm)

Selanjutnya ada prinsip irama yang menjadi sebuah pola pengulangan terus menerus secara teratur, yang dibuat dari adanya unsur-unsur yang berbeda.

Irama dapat mengajak mata kita untuk mengikuti pergerakan objek. Dalam desain, prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulanya dari berbagai bentuk-bentuk indir rupa, yang menjadi kunci visual ritme.


5. Kontras

Tak kalah penting, terdapat hal untuk menghindari elemen desain dalam satu halaman yang terlihat sama atau serupa yang disebut dengan kontras.

Kontras diciptakan dari suatu hal yang berbeda, perbedaan tersebut bisa dilihat dari warna perbedaan ukuran sekarang bentuk dan lain sebagainya.

Terkadang, kontras menjadi visualisasi yang paling menarik perhatian orang dalam melihat sebuah halaman tersebut.


6. Harmoni

Selanjutnya ada prinsip harmoni atau keserasian yang memiliki fungsi sebagai faktor yang mengamankan agar suatu desain tidak terkesan terlalu raman.

Jika, kontras memberikan kesan kuat dan aktif sehingga menarik perhatian, harmoni justru akan menunjukan kesan pasif.

Baca juga: Siswa, Ini Lho Ciri-ciri Poster yang Baik dan Cara Membuatnya

7. Penekanan (Emphasis)

Terakhir, desain perlu memiliki prinsip penekanan yang berarti suatu hal yang menjadi fokus atau yang mendapatkan perhatian pertama.

Pada bagian penekanan ini, tata letak merupakan kebutuhan yang penting untuk menarik pandangan orang.

Nah, itulah penjelasan mengenai prinsip-prinsip dasar desain grafis. Jangan lupa menerapkan prinsip-prinsip di atas, ketika ingin membuat sebuah desain ya, detikers!

Apa saja elemen desain grafis?

Ada 7 elemen desain yang perlu Anda pahami, yaitu line, shape, color, texture, value, space, dan size.

Apa itu desain grafis dan elemen

Menurut Landa (2014), desain grafis merupakan jenis komunikasi visual yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada audiens tertentu. Menurut Landa (2014), elemen desain memiliki 4 elemen formal, yaitu garis, bentuk, warna, dan tekstur.

Apakah bidang termasuk elemen desain?

Bidang menjadi salah satu dari tujuh elemen desain grafis yang memiliki wujud pipih dan tidak mempunyai unsur ketebalan di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa elemen bidang mempunyai dua dimensi saja, yakni dimensi panjang dan lebar.

Apa itu elemen pada desain?

Elemen adalah dasar dari desain. Seperti halnya membangun sesuatu, kita tak bisa langsung ke atas, kita harus mulai dari dasar. Seperti itu pula desain. Elemen desain sendiri terdiri atas 6 hal yaitu garis (line), bentuk (shape), tekstur (texture), ruang, ukuran, dan warna.