Hari Waisak adalah hari suci umat Buddha yang berkaitan dengan

Home Gaya Hidup Gaya Lainnya

Tim | CNN Indonesia

Rabu, 26 May 2021 06:54 WIB

Waisak dirayakan setiap Mei tepatnya pada waktu terang bulan untuk memperingati tiga peristiwa penting. Berikut sejarah Hari Suci Waisak dan ragam perayaannya. (Foto: AFP PHOTO / TARKO SUDIARNO)

Jakarta, CNN Indonesia --

Tahun ini, umat Buddha merayakan Hari Suci Waisak yang jatuh pada 26 Mei. Dilansir dari berbagai sumber, sejarah Hari Waisak bermula karena peristiwa penting.

Waisak dirayakan setiap Mei tepatnya pada waktu terang bulan atau dengan istilah lain yaitu Purnama Sidhi untuk memperingati Trisuci Waisak yakni tiga peristiwa penting, yakni kelahiran, penerangan agung, dan kematian Buddha Gautama.

1. Lahirnya Pangeran Siddharta

Pangeran Siddharta merupakan seorang putra dari pasangan Raja Sudodhana dan Ratu Mahamaya yang lahir di Taman Lumbini pada tahun 623 sebelum Masehi.


Kelahiran Pangeran Siddharta ini untuk menjadi seorang Bodhisattva yaitu calon Buddha yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.

2. Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung

Pada usia 29 tahun, Pangeran Siddharta pernah pergi meninggalkan istana untuk mencari kebebasan dari umur tua, sakit dan mati.

Tepatnya saat Purnama Sidhi bulan Waisak yang jatuh pada 588 sebelum Masehi, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung serta mendapat gelar sebagai Buddha.

3. Pencapaian Parinibbana

Di usia 80 tahun, Sang Buddha wafat atau mencapai parinibbana di Kusinara pada 543 sebelum Masehi. Para pengikutnya pun melakukan sujud sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Sang Buddha.

Tiga peristiwa yang melandasi sejarah Hari Waisak ini diputuskan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists-WFB) di Sri Lanka pada 1950.

Sejarah Hari Waisak diputuskan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (Ilustrasi Patung Buddha, Foto: Pixabay/jeniffertn)

WFB mengesahkan perayaan Waisak pada purnama pertama di Mei dan terus diperingati setiap tahunnya di bulan sama, namun berbeda tanggal menyesuaikan kalender lunar kuno Vesakha.

Nama Waisak sendiri berasal dari salah satu bulan penanggalan India kuno yang juga disebut Vesakha, Vesak, atau Wesak.


Ragam Perayaan Waisak

Ragam perayaan Hari Raya Waisak di dunia. (Foto: CNN Indonesia TV)

Terdapat perbedaan cara umat Buddha di berbagai belahan dunia dalam merayakan Waisak bergantung tradisinya masing-masing. Di Indonesia, perayaan Waisak umumnya diselenggarakan di kompleks Candi Borobudur.

Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa rangkaiannya pokok Waisak yang meliputi:

  • Pengambilan air berkat di kawasan mata air Jumprit, Temanggung, Jawa Tengah.
  • Menyalakan obor yang menggunakan sumber api abadi di Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah.
  • Melaksanakan ritual Pindapatta dengan memberi dana makanan kepada para biksu untuk melakukan kebajikan.
  • Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.

Selain kegiatan pokok, perayaan Waisak juga umumnya dimeriahkan pawai serta acara kesenian lainnya. Perayaan Waisak di Borobudur selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Di Nepal, perayaan Waisak dikenal dengan sebutan Buddha Jayanti, umat Buddha dari berbagai penjuru dunia mengunjungi Lumbini tempat kelahiran Buddha untuk sembahyang di kuil.

Sedangkan di Thailand, Hari Waisak atau Visakha Bucha biasanya digelar di King's Grand Palace, Bangkok dengan menyalakan ribuan lilin di sekitar patung Buddha.

Sementara di Korea Selatan, perayaan Waisak akan dimulai seminggu sebelum hari-H. Umat Buddha Korea Selatan mendekorasi candi dan kuil dengan lentera warna-warni.

Ketika beribadah di kuil, umat Buddha Korea Selatan juga melakukan tradisi menulis harapan dan menggantungkannya di lentera.

Sejarah Hari Waisak dan tanggal peringatannya ini telah ditetapkan sebagai hari libur Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.

(avd/fef)

Saksikan Video di Bawah Ini:

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

Ilustrasi Tri Suci Waisak. /- Foto L Freepik/

PORTAL JOGJA – Saat umat Buddha memperingati Hari Raya Waisak, maka tak lepas dari sebutan Tri Suci Waisak. Apa yang dimaksud dengan Tri Suci Waisak tersebut?.

Dilansir dari laman KMB Dhammavaddhana, Tri Suci Waisak merupakan tiga peristiwa penting dalam Agama Buddha, yakni kelahiran Sidharta Gautama, Pangeran Siddharta menjadi Buddha dan wafat Sang Buddha Gautama.

Lahirnya Pangeran Siddharta.

Pangeran Siddharta dilahirkan pada tahun 623 SM di Taman Lumbini pada saat bulan purnama Waisak. Ia diberi nama Siddharta yang bermakna ‘yang membawa segala kebaikan’. Pangeran Siddharta Gautama merupakan putera dari Raja Suddhodana dan Permaisuri Mahamaya yang memerintah sebuah kerajaan kecil bernama Kapilawastu di Bagian Utara India.

Baca Juga: Gal Gadot Tenangkan Penggemarnya yang Marah Usai Dukungannya Terhadap Israel

Konon, pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin dan satunya lagi hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Pangeran Siddhartha.  

>

Sebagai pangeran, Siddharta tidak pernah kekurangan. Namun beberapa kejadian di sekitarnya membuatnya merenung. Pada suatu hari, Siddharta muda berada di luar istana.

Ia melihat seorang tua yang bongkok kerana usianya yang sudah lanjut, seorang yang menghadapi penyakit serta mayat yang diusung. Pangeran muda itu berasa ngeri memikikan bahwa badan manusia yang telah dijaga dengan begitu baik semasa muda bisa mengalami kesengsaraan akibat usia yang lanjut, penyakit dan kematian.

Dia pun mulai merenung secara mendalam dan memutuskan untuk berusaha mencari penawar kegundahan hatinya. Suatu hari Pangeran Siddhartha berjumpa dengan seorang pendita yang berpakaian ringkas tetapi kelihatan berseri dan tenang. Ketenangan yang dipunyai oleh seorang yang sanggup melepaskan segala nafsu.

Baca Juga: Kakorlantas Polri Sebut Arus Balik Lebaran 2021 Normal, 100 Ribu Kendaraan Masuk ke Jakarta

Di kalangan umat Buddha, Hari Raya Waisak sering disebut dengan hari raya Trisuci Waisak. Disebut sebagai Trisuci Waisak karena pada hari Waisak terjadi tiga peristiwa penting di antaranya, kelahiran Pangeran Sidhartha Gautama, tercapainya penerangan sempurna oleh Pertapa Gautama, dan mangkatnya sang Buddha Gautama.

Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah D.

Pada hari Rabu (26/5/2021), seluruh umat Buddha akan merayakan Hari Raya Waisak. Hari Raya Waisak tidak memiliki tanggal tetap, karena didasarkan pada munculnya purnama sidhi di bulan Mei.

Hari suci ini penting bagi umat Buddha, karena merupakan perayaan untuk Buddha. Melansir BBC, Waisak bagi sebagian umat Buddha menandakan pencerahannya atau saat Buddha menemukan makna hidup.

Perayaan hari suci Waisak menjadi momentum dalam memperingati tiga peristiwa penting dari Siddharta Gautama. Apa sajakah itu? Mari kita lihat sejarahnya berikut ini!

Sejarah Waisak, 3 peristiwa penting

Waisak sebagai hari suci dirayakan untuk memperingati tiga peristiwa penting yang dialami Siddharta Gautama atau sang Buddha. Peristiwa pertama adalah kelahirannya, kedua saat sang pangeran mendapat penerangan dan makna hidup, serta wafatnya.

Siddhartha dipercaya sebagai seorang pangeran yang lahir dari keluarga kaya di Taman Lumbini, tempat yang saat ini disebut Nepal pada tahun 623 sebelum masehi. Ayahnya adalah Raja Suddhodana dan ibunya bernama Maya. Saat kecil, ia diramalkan akan menjadi penguasa dunia. Ayahnya pun membesarkan sang putra dengan sebaik- baiknya, berusaha membahagiakannya dengan penuh kesenangan dan kemewahan dunia. Siddharta juga dijaga agar tidak mengenal susah atau sengsara.

pixabay.com/DuongNgoc1987

Seiring berjalannya waktu, Siddharta bosan dengan kemewahan yang ia dapatkan. Ia mulai merenungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat terhindar dari sakit, tua, mati dan menjadi mayat.

Hingga kemudian ia memilih menjadi pendeta. Ia bepergian untuk mempelajari lebih banyak tentang dunia dan melihat penderitaan dunia. ia mengembara sebagai pendeta untuk mencari makna hidup dan pengetahuan sejati. Suatu hari Siddharta sampai di suatu tempat bernama Gaya. la bersemedi di bawah pohon.

Saat bersemedi, ia harus melawan godaan-godaan dari raja setan yang bernama Mara. Namun usaha Mara menggagalkan Siddharta tidak berhasil. Akhirnya pada malam purnama bulan Waisak, Siddharta mencapai bodhi atau kesadaran yang sempurna.

pixabay.com/DuongNgoc1987

Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun, pada 588 SM. Buddha sendiri adalah gelar dan bukan sebuah nama. Artinya, yang dicerahkan atau yang telah bangkit. Sejak saat itu ia terdorong untuk menolong sesama manusia dan menyebarkan ajarannya.

Peristiwa penting terakhir adalah wafatnya pangeran Siddharta. Pada usia 80 tahun saat berada di desa Kusinegara, sang Buddha wafat. Ia masuk nirwana untuk selama-lamanya.

Penetapan Hari Suci Waisak

pixabay.com/truthseeker08

Tiga peristiwa di atas dinamakan "Trisuci Waisak". Keputusan merayakan Trisuci ini dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists - WFB) yang pertama di Sri Lanka pada tahun 1950. Waisak sendiri adalah nama salah satu bulan dalam penanggalan India Kuno.

Di Indonesia, Hari Raya Waisak ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.

Perayaan Waisak

Waisak dirayakan di berbagai negara seperti Nepal, India, Korea Selatan, Thailand, Sri Lanka, Singapur, Malaysia, hingga Indonesia. Setiap Buddist, panggilan untuk umat Buddha, memiliki cara perayaannya tersendiri. Biasanya di hari tersebut, umat Buddha pergi ke kuil setempat atau bahkan tinggal di sana sepanjang hari selama bulan purnama.

Tak hanya pergi ke kuil, perayaan Waisak juga diisi dengan melakukan perbuatan baik, berpartisipasi dalam nyanyian dan meditasi, refleksi terhadap ajaran agama, membawa persembahan ke kuil, serta berbagi makanan dengan orang lain.

Mendekorasi rumah, memasang lentera, berpartisipasi dalam prosesi dan menggunakan pakaian putih khusus, menandai perayaan tersebut. Dimungkinkan pula saling bertukar kartu ucapan kepada para kerabat dan keluarga.

Selain itu, ada satu upacara bernama "memandikan Buddha" yang bisa dilakukan. Upacara ini adalah prosesi menyiramkan air ke pundak Buddha untuk mengingatkan orang-orang agar menjernihkan pikiran negatif, seperti keserakahan dan kebencian.

Perayaan Waisak di Indonesia

Perayaan hari Waisak di Indonesia secara tradisional dipusatkan secara nasional di komplek Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Rangkaian perayaan Waisak nasional secara pokok adalah:

  1. Pengambilan air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.
  2. Ritual "Pindapatta", suatu ritual pemberian dana makanan kepada para bhikkhu/ biksu oleh masyarakat (umat), untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat guna melakukan kebajikan.
  3. Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.

Selain tiga upacara pokok tadi dilakukan pula pradaksina, pawai, serta acara kesenian.

Itulah sejarah perayaan Waisak, salah satu hari suci bagi umat Buddha sebagai bagian dari pengingat untuk refleksi diri.

Baca Juga: 15 Ucapan Hari Raya Waisak Lengkap dengan Gambar

Baca Juga: Rayakan Waisak, Deretan Seleb Ini Beragama Buddha

Baca Juga: 10 Patung Buddha Paling Mengagumkan di Dunia, Ukurannya Bikin Melongo

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA