Garis apa saja yg digunakan dlm membuat motif kawung?

Batik merupakankerajinan bernilai seni tinggi dan mewakili budaya asli Indonesia.Terdiri dari berbagai corak yang sarat makna serta memiliki karakter tersendiri berdasarkan asal pembuatannya, batik pun mengalami perkembangan dari tahun ke tahun baik dalam segi desain, motif maupun proses dalam pembuatannya.

Dari sekian banyak motif batik yang ada di Indonesia, salah satu yang sangat terkenal adalah batik kawung. Batik kawung memiliki nilai filosofis yang tinggi, serta tak hanya diaplikasikan pada kain untuk dikenakan pada acara tertentu saja, tapi juga dijadikan ornamen unik pada berbagai benda, seperti pada lukisan, sarung bantal sofa, hingga dekorasi bangunan.

Lantas, apakah kamu tertarik mengenal batik kawung secara lebih detail? Sebagai referensi, Kania akan membahas serba-serbi mengenai batik kawung pada artikel berikut ini! 

Motif Batik Kawung

google.com

Batik kawung memiliki motif unik yang terinspirasi dari bulatan menyerupai buah kawung yang dibelah menjadi dua dan ditata secara apik hingga bergaya geometris. Dilansir dari beberapa sumber, motif batik kawung juga kerap diartikan sebagai gambar bunga teratai dengan empat lembar mahkota bunga yang mekar. 

google.com

Motif batik kawung memiliki makna yang sangat dalam, yakni kemurnian, kesempurnaan, dan kesucian. Jika dikaitkan dengan kata suwung yang berarti kosong, maka motif batik kawung dapat ditafsirkan sebagai pengendalian diri yang sempurna atas hasrat duniawi.

Dengan demikian, kekosongan ini akan menjadikan seseorang menjadi lebih netral, tak ingin menonjolkan diri, dan membiarkan segala hal yang ada di sekitarnya agar berjalan sesuai kehendak dari alam. Bahkan, semar yang ditafsirkan sebagai manusia titisan dewa dan berakhlak bijaksana selalu mengenakan kain dengan motif batik kawung. 

google.com

Motif batik kawung terdiri dari berbagai jenis yang terbagi berdasarkan ukuran dengan penyebutan yang diambil dari nama koin yang beredar pada zaman Belanda. Lantas, apa saja sih jenis batik kawung yang saat ini beredar di Indonesia?

Motif batik kawung yang satu ini memiliki desain unik yang tersusun oleh bulatan berukuran kecil. Sementara itu, penamaannya sendiri diambil dari mata uang 10 sen yang memang ukurannya kecil.

Memiliki bentuk bulatan yang sedikit lebih besar ketimbang motif batik kawung picis. Penamaannya pun diambil dari mata uang senilai 25 sen yang ukurannya sedikit lebih besar.

Batik kawung sen memiliki bentuk bulat-lonjong yang ukurannya lebih besar ketimbang batik kawung bribil. Ukuran tersebut disesuaikan berdasarkan koin senilai satu sen yang beredar di zaman kolonial Belanda.

Terakhir adalah batik kawung kemplong. Jenis ini memiliki motif terbesar ketimbang ketiga jenis batik kawung lainnya. 

Motif Batik Kawung Berdasarkan Desain

batikfiga.com

Selain terbagi dalam berbagai ukuran, jenis motif batik kawung pun terbagi lagi jika dilihat dari desainnya. Berikut ini adalah jenis-jenis batik kawung berdasarkan desainnya:

Jenis batik kawung yang satu ini memiliki rupa berbentuk empat buah bulatan dengan dua buah titik segi empat yang seolah-olah dibatasi oleh garis berbentuk silang. Adapun, penamaan beton pada motif batik kawung ini diambil dari nama biji buah nangka dalam bahasa Jawa.

Ada pula batik kawung geger dengan motif berukuran besar yang dipercantik dengan motif kawung berukuran lebih kecil pada bagian dalamnya. Batik kawung jenis ini dianggap paling sakral sehingga hanya boleh digunakan oleh raja dan kerabatnya.

Memiliki desain dengan ornamen utama berbentuk bulatan lonjong, terdapat pula bentuk garis yang membelah menjadi dua pada setiap bagiannya. Dengan demikian, bentuknya menyerupai biji kopi.

Motif batik kawung yang satu ini terdiri dari ornamen berbentuk empat bulatan lonjong yang telah mengalami perubahan menjadi bujur sangkar. Di setiap ornamen utama terdapat pula tiga buah garis yang diikuti oleh tiga buah titik.

Terakhir adalah motif batik kawung semar. Jenis ini terdiri dari ornamen utama berbentuk empat bulatan lonjong dengan ukuran besar yang menyerupai batik kawung beton dan dipadukan dengan ornamen bulatan lonjong berukuran lebih kecil pada bagian dalamnya.

Pengaplikasikan Motif Batik Kawung

wikipedia.org

Selain diaplikasikan pada kain, motif batik kawung pun diaplikasikan pada berbagai ornamen. Kamu bisa menemukan motif batik kawung yang diaplikasikan pada sekat ruangan dan berbagai benda, seperti kotak tisu, cover dispenser, hiasan dinding, hingga fasad bangunan.

Melalui penjelasan di atas, Kania harapkan kamu bisa mengenal motif batik kawung dengan lebih dekat. Selain informasi mengenai batik kawung, temukan juga berbagai inspirasi dan informasi menarik lainnya melalui artikel Dekoruma!

Kamu juga bisa sekaligus membeli furnitur multifungsi dengan harga terjangkau yang akan membuat hunianmu makin space saving, lho. Dekoruma jual kursi kantor, sofa minimalis, meja makan, dan lemari pakaian.

Selain furnitur, Dekoruma juga jual Dunlopillo, Sleep Care, dan Comforta, merek kasur ternama Indonesia yang punya kualitas material terbaik. Ada pula spring bedKing Koil dan The Luxe.Tunggu apa lagi? Buruan kunjungi laman Dekoruma dan cari semua kebutuhan rumahmu!

Batik Kawung

Motif batik Kawung konon diyakini diciptakan oleh salah satu Sultan Mataram, dan merupakan salah satu anggota Motif Larangan di samping 7 (tujuh) motif larangan lainnya seperti Parang, Parang Rusak, Cemukiran, Sawat, Udan Liris, Semen, dan Alas-alasan. Kawung juga termasuk desain yang sangat tua, terdiri dari lingkaran yang saling berinterseksi. Motif Batik Kawung dikenal di Jawa sejak abad 13 yang muncul pada ukiran dinding pada beberapa kuil/candi di Jawa, seperti Prambanan dan daerah Kediri. Selama bertahun-tahun, patra ini dilindungi hanya untuk keluarga kerajaan Kraton. Lingkaran-lingkaran, terkadang diisi dengan dua atau lebih tanda silang atau ornamen lain seperti garis-garis berpotongan atau titik-titik. Pada awalnya batik kawung hanya dipakai di kalangan keluarga kerajaan, tetapi setelah Negara Mataram dibagi menjadi dua yaitu Surakarta dan Yogyakarta, maka batik kawung dikenakan oleh golongan yang berbeda. Di Surakarta batik kawung dipakai oleh golongan pangakat punakawan dan abdi dalem jajar priyantaka, sedangkan di Yogyakarta batik kawung dipakai oleh sentana dalem. Ada beberapa jenis motif batik kawung, antara lain kawung picis, kawung bribil, dan kawung sen.  Kawung picis diambil dari nama uang pecahan 10 sen, kawung bribil diambil dari nama uang pecahan 25 sen, sedangkan untung kawung sen diambil dari nama uang pecahan 1 sen.

Buah Pohon Aren (Kolang Kaling)
Kata kawung sendiri bisa dihubungkan kata kwangwung, yakni sejenis serangga yang berwarna coklat mengkilap dan indah. Kata kawung bisa juga bermakna sebagai sejenis pohoh palem, aren atau buah dari pohon aren (kolang-kaling).  Bentuknya merupakan penampang lintang (irisan) dari buah tersebut yang memperlihatkan bentuk oval dari keempat bijinya. Beberapa berpendapat komposisi biji buahnya itu merupakan penyederhanaan dari 4 kelopak bunga lotus (teratai) yang sedang mekar atau juga merupakan pengembangan dari sisik ikan. Sebagaimana kita mengenal buah aren atau kolang-kaling, buah tersebut berwarna putih yang tersembunyi di balik kulitnya yang keras. Hal ini dalam masyarakat Jawa mengandung filosofi bahwa kebaikan hati kita tidak perlu diketahui oleh orang lain. Disamping itu, pohon aren dari atas (ujung daun) sampai pada akarnya sangat berguna bagi kehidupan manusia, baik itu batang, daun, nira, dan buah. Hal tersebut mengisaratkan agar manusia dapat berguna bagi siapa saja dalam kehidupannya, baik itu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Makna lain yang terkandung dalam motif kawung ini adalah agar manusia yang memakai motif kawung ini dapat menjadi manusia yang ideal atau unggul serta menjadikan hidupnya menjadi bermakna.
Batik Motif Kawung Semar
Menurut penggolongannya batik kawung termasuk golongan motif geometris yang ciri khas motifnya mudah disusun, dibagi-bagi menjadi kesatuan motif atau pola yang utuh dan lengkap. Ditinjau dari pengertian bentuknya motif batik kawung adalah motif batik yang tersusun dari bentuk bundar lonjong atau elips, susunannya memanjang menurut diagonal miring kekiri dan kekanan berseling-seling serta di susun berulang-ulang. Salah satu motif yang merupakan modifikasi dari motif kawung  adalah motif ceplok. Motif ini dihubungkan dengan kepercayaan orang Jawa (Kejawen) yaitu adanya pengakuan tentang adanya kekuasan yang mengatur alam semesta. Disini Raja dianggap sebagai penjelmaan para dewa, dan dalam melaksanakan tata pemerintahan raja dikelilingi oleh para pembantunya yaitu para bupati. Orang jawa memaknai ini sebagai “ kiblat papat limo pancer”. Empat buah motif bulatam yang merupakan lambang dan persaudaraan yang jumlahnya empat, dan satu motif titik ditengah dianggap sebagai pusat kekuasaan alam semesta. Dengan demikian motif batik kawung yang terdiri dan empat bulatan lonjong dengan titik pusatnya ditengah merupakan lambang persatuan seluruh rakyat, alam dan kepercayaan serta menggabungkan semua unsur kedelapan kesatuan tunggal yang selaras. Disamping merupakan tekad rakyat untuk mengabdi kepada raja atau ratunya, karena raja dianggap sebagai penjelmaan dewa yang merupakan pusat kekuasaan di dunia. Dalam pewarnaan batik kawung tidak terbatas pada tiga warna (coklat, putih dan hitam atau biru) tetapi didasarkan pada bentuk filosofisnya. Hal ini ecara khusus dikaitkan dengan tiap arah mata angin yang mempunyai perlambang warna "sakti" sebagai berikut:
  • Warna putih lambang kejujuran (mutmainah) dan arah timur. Arah timur mengandung arti sebagai sumber tenaga kehidupan, karena arah dimana matahari terbit.
  • Warna hitam lambang angkara murka (lauwamah) dari arah utara. Arah utara mengandung arti sebagai arah kematain.
  • Warna kuning lambang budi baik (supiah) dari arah barat. Arah barat mengandung arti sumber tenaga yang berkurang, karena tempat tenggelamnya matahari.
  • Warna merah lambang pemarah (amarah) dari arah selatan. Arah selatan mengandung arti puncak segalanya, dihubungkan dengan zenith.
Dalam pengertian lain dijelaskan bahwa warna merah sebagai semangat kerja yang tinggi dan berani. Warna putih sebagai kesucian, bersih dan jujur. Warna hitam sebagai ketenangan, teguh dan damai, serta warna kuning sebagai penerang Pada dasarnya bahwa batik klasik dapat menunjukan tanda-tanda bagi seseorang tentang statusnya. Pada batik kawung tanda tersebut berupa gambaran motif dan warna yang mengandung arti filosofis. Oleh karena itu untuk mengetahui peranan semiotik pada batik kawung perlu kiranya mengkaji berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada ketiga hubungannya, yaitu objek, media dan interpretasi.

Objek

Pada batik kawung terdapat aspek symbol, yaitu sistem tanda yang mengarah kepada suatu pengertian yang terkait dalam konvensi tertentu pada waktu itu. Symbol pada batik kawung dapat diartikan sebagai suatu wujud dari bentuk yang mempunyai maksud tertentu dalam menyatakan hal-hal yang tidak nampak. Maksud dan tujuan dari penciptaan motif pada batik kawung adalah didasar kan adanya "rasa nembah" (bersujud), mendidik berbuat sabar, hati-hati, teliti, tekun dan berbuat baik.

Media

Pada batik kawung terdapat aspek quali-sign, yaitu penampilan kualitas fisik dari bentuk motif kawung dan warnanya serta bahan yang digunakan. Pengertian motif pada batik kawung didasari oleh pohon aren yang buahnya disebut "kolang-kaling", dan bunga teratai yang mempunyai buah bentuknya bulatan lonjong sebanyak empat buah ditambah satu titik ditengahnya sebagai pusat. Warnanya terdiri dari tiga warna, yaitu putih yang berarti kejujuran, coklat berarti sabar dan biru wedel berarti keluhuran. Bahannya terbuat dari mori halus sebagai kain sinjangan yang dalam bahawa Jawa disebut jarit.

Interpretasi

Pada batik kawung terdapat aspek disent yang memberikan tanda sebagai arti kepada sesuatu yang boleh dan tidak boleh. Hal ini berhubungan dengan pemakaian batik kawung, yaitu yang berhak mengenakannya adalah para abdi dalem keraton yang kinasih, artinya abdi yang dekat dengan raja atau keluarga raja. Mulai abdi rendahan (emban dan punakawan) sampai yang berkedudukan tumenggung, dan dipakai dalam kegiatan tertentu seperti upacara ritual dan resepsi perkawinan.

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada batik kawung terdapat simbol-simbol atau tanda yang menunjukan kepada sesuatu yang bersifat transenden. Simbol tersebut tidak bisa difahami secara harafiah, tetapi didalamnya terkandung perlambangan aspek ketuhanan, falsafah hidup dan konsep keselarasan hidup. Hal tersebut merupakan keselarasan hidup yang lebih baik antara kehidupan duniawi dengan kehidupan dikemudian hari (akhirat).

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA