Fungsi komponen center bearing pada poros propeller 3 joint adalah

GridOto.com-Mobil gerak roda belakang (rear wheel drive, RWD) yang memiliki 2 buah drive shaft (kopel) selalu dibekali center bearing alias gantungan kopel.

Contoh mobil yang pakai center bearing atau gantungan kopel adalah Toyota Kijang, Toyota Avanza, Nissan Terrano, dan Suzuki Sidekick.

Center bearing atau gantungan kopel ini dipasang atau dibaut di dek bawah mobil tepat di titik pertemuan kedua as kopel.

Ini karena center bearing alias gantungan kopel bertugas untuk menyatukan atau menghubungkan dua buah drive shaft.

Fungsinya, menjaga putaran kopel tetap pada jalurnya dan lurus.

Gantungan kopel atau center bearing

(Baca Juga: OMG, Ini Cara Mudah Deteksi Kerusakan Bearing Roda Mobil)

Selain itu, center bearing juga berfungsi untuk mengurangi tegangan pada kopel dan mempermudah gerakan kopel.

Center bearing atau gantungan kopel ini berupa bantalan karet warna hitam dengan bentuk seperti donat yang di tengahnya terdapat bearing atau laher dan di bagian luarnya terdapat rangka besi atau rumah.

Bantalan karet ini bertugas untuk meredam getaran yang timbul akibat perputaran kopel.

Kalau bearing atau laher bertugas sebagai tempat dudukan poros kopel supaya dapat berputar dengan sempurna.

Terakhir, rangka besi atau rumah berguna untuk memasangkan center bearing ke dek atau sasis.

Komponen Propeller Shaft - Propeller shaft adalah salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. Propeller shaft atau poros propeller digunakan sebagai penerus tenaga ke roda bagian belakang. Untuk menjalankan fungsi tersebut maka terdapat beberapa komponen propeller shaft

Propeller shaft dapat ditemui pada kendaraan yang menggunakan penggerak belakang (FR) dan 4 WD. Pada kedua jenis penggerak ini membutuhkan batang penerus tenaga dari transmisi ke roda bagian belakang. Oleh karena itu propeller shaft terletak diantara transmisi dan gardan. 

Tenaga yang diterima oleh propeller shaft akan diteruskan ke roda belakang baik kiri maupun kanan. Untuk menghasilkan tenaga yang maksimal, maka putaran propeller shaft tidak boleh terpengaruh kondisi jalan. Oleh karena itu harus ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh propeller shaft yaitu mampu meneruskan tenaga secara lembut, mampu bergerak bebas kekanan kiri atas dan bawah, serta mampu bergerak maju dan mundur.


Untuk memenuhi hal tersebut maka propeller shaft terdiri dari beberapa komponen lain agar dapat bekerja sesuai dengan syarat propeller shaft. Lalu apa komponen propeller shaft dan fungsinya? Semua hal terkait komponen propeller shaft dan fungsinya akan dibahas pada artikel berikut ini.



Propeller shaft terdiri dari beberapa bagian atau komponen. Komponen propeller shaft dan fungsinya terdiri dari:

Sleeve joint atau slip joint memiliki fungsi untuk menghubungkan antara transmisi dengan poros propeller. Selain itu slip joint juga berfungsi untuk meneruskan putaran atau tenaga walaupun terdapat perubahan panjang pendek akibat permukaan jalan.

Sleeve joint berbentuk seperti sebuah poros yang akan berhubungan dengan bagian output transmisi. Pada bagian dalam sleeve joint terdapat spline atau alur yang akan bertemu dengan output shaft transmisi. Dengan begitu maka putaran dari transmisi dapat diteruskan secara maksimal tanpa adanya selip.

Yoke memiliki fungsi untuk menghubungkan sleeve joint dengan bagian universal joint. Yoke ini memiliki bentuk U dan memiliki lubang pada masing-masing ujung. Lubang pada yoke akan berhubungan dengan bearing cap dan spider pada universal joint. 

Propeller shaft dapat bergerak bebas ke kiri kanan atas bawah sesuai dengan kondisi jalan. Selain itu propeller shaft akan meneruskan putaran dengan lembut tanpa adanya getaran serta akan mengurangi kemungkinan beban puntir yang terlalu besar yang dapat menyebabkan propeller shaft patah.

Drive shaft adalah komponen utama propeller shaft yang memiliki fungsi utama untuk meneruskan putaran dari transmisi ke roda bagian belakang melalui gardan. Drive shaft hanya terdiri dari batang atau poros yang memiliki kekuatan dan ketahanan daya puntir yang tinggi.

Drive shaft memiliki bentuk tabung yang memanjang. Drive shaft terbuat dari campuran besi baja yang memiliki kekuatan tinggi. Selain itu pada kedua ujung terdapat sambungan berbentuk U yang akan dihubungkan dengan universal joint baik depan maupun belakang.

Untuk dapat meneruskan putaran dengan lembut maka drive shaft harus center. Oleh karena itu pada drive shaft harus memiliki tingkat keolengan yang rendah. Terkadang ditambahkan besi yang ditempelkan pada drive shaft agar tetap balance ketika berputar.

Flange yoke memiliki fungsi untuk menghubungkan putaran dari propeller shaft ke gardan. Selain itu flange yoke berguna untuk memberikan kebebasan pada propeller shaft ketika terjadi perubahan sudut akibat permukaan jalan yang tidak rata.

Flange yoke berbentuk huruf U dengan lubang dikedua ujungnya. Flange yoke terbuat dari bahan campuran besi baja yang kuat. Selain itu pada satu sisi lain berbentuk datar dengan lubang baut dikeempat sisinya. Lubang baut ini akan dihubungkan pada komponen gardan dan dibaut agar tidak lepas.

Balance weight memiliki bentuk berupa plat yang dilas titik pada bagian drive shaft. Balance weight biasanya terbuat dari bahan besi yang dibentuk sedemikian rupa. Peletakkan balance weight disesuaikan dengan hasil pengukuran keolengan agar drive shaft dapat berputar dengan seimbang.

Fungsi utama balance weight adalah untuk mencegah terjadinya gaya sentrifugal pada propeller shaft. Artinya balance weight bertugas untuk menyeimbangkan propeller shaft agar dapat berputar dengan lembut dan seimbang.

Center bearing pada propeller shaft digunakan untuk menyambungkan dua atau lebih drive shaft. Artinya center bearing hanya digunakan pada jenis propeller shaft 3 joint atau lebih. Hal ini dikarenakan ukuran kendaraan yang terlalu panjang sehingga perlu batang yang panjang untuk menghubungkan putaran mesin ke roda belakang.

Center bearing diletakkan diantara drive shaft. Center bearing dibuat agar propeller shaft dapat bekerja maksimal. Selain itu untuk menghindari propeller shaft patah akibat momen puntir yang terlalu besar.

Center bearing memiliki beberapa fungsi pada propeller shaft yaitu:

  • Menghubungkan antara dua drive shaft
  • Menjaga putaran propeller shaft agar tetap stabil dan lurus
  • Mengurangi beban puntir pada propeller shaft
  • Meredam terjadinya getaran pada propeller shaft

Universal joint pada poros propeller bekerja seperti persendian manusia. Universal joint berfungsi agar propeller shat dapat bekerja secara fleksibel menyesuaikan perubahan dengan permukaan jalan. Artinya propeller shaft dapat bekerja naik turun ke kiri maupun kekanan tergantung kondisi jalan.

Terdapat berbagai istilah universal joint, yaitu spider joint, cross joint, hook joint, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan pada bagian tengah universal joint terdapat spider yang merupakan batang atau poros berbentuk plus.

Pada kendaraan umumnya memiliki dua universal joint yaitu front universal joint dan rear universal joint. Front universal joint berhubungan dengan output transmisi. Sementara itu, rear universal berhubungan dengan gardan. Namun untuk jenis propeller shaft tipe 3 joint atau lebih akan memiliki universal joint lebih dari dua.

Universal joint bekerja untuk mengatasi terjadinya perubahan sudut akibat permukaan jalan yang tidak rata. Untuk mengimbangi hal tersebut maka pada universal joint terdapat berbagai komponen lainnya  yaitu:

  • Spider adalah komponen berbentuk poros plus yang berfungsi untuk menghubungkan yoke pada satu sisi dengan yoke pada sisi lainnya.
  • Bearing cup memiliki fungsi sebagai dudukan dari needle bearing. Pada setiap universal joint memiliki 4 bearing cup yang masing-masing terpasang pada setiap ujung yoke.
  • Needle bearing merupakan bantalan berbentuk jarum yang berfungsi sebagai penghubung antara yoke dengan spider.
  • Snap ring berfungsi sebagai penahan dari bearing cup agar tidak terlepas dari yoke.

Dust cover merupakan seal atau penahan yang berfungsi untuk mencegah masuknya debu atau kotoran kedalam transmisi melalui hubungan propeller shaft. Apabila kotoran atau debu masuk ke komponen propeller shaft akan menyebabkan berbagai kerusakan. Seal ini akan mencegah terjadinya kerusakan tersebut.

Diatas merupakan pembahasan mengenai komponen propeller shaft. Terdapat berbagai komponen propeller shaft agar poros propeller dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.

Page 2

Panduan Membaca Tabel Uku...

Bagi Anda yang bergelut di bidang otomotif, tentu tidak asing dengan mur maupun sekrup. Kedua alat ini memiliki peran untuk menggabungkan beberapa komponen kendaraan agar bersifat permanen. 

Namun, masih banyak orang yang kesulitan membaca tabel ukuran baut dan kuncinya lengkap bagi kendaraan. Agar tidak salah beli, berikut ulasannya. 

Mengenal Apa itu Baut, Mur, dan Sekrup

Baut, mur, serta sekrup merupakan sebuah komponen yang berperan sebagai penghubung beberapa part kendaraan satu dengan yang lainnya. 

Selain itu, kedua alat ini juga dapat dilepaskan dengan mudah tanpa menimbulkan resiko kerusakan. 

Meski terlihat serupa, ternyata ketiga komponen ternyata terdiri dari beberapa ukuran dan disajikan dalam sebuah tabel khusus. 

Ukuran Mur dan Baut

ukuran mur

Sumber: //www.pinterest.com/pin/321374123400422651/

Sebelum memahami bagaimana cara tepat membaca tabel ukuran untuk mur dan baut, sebaiknya kenali setiap bagiannya beserta spesifikasinya. 

Dengan mengenali setiap bagian alatnya, secara tidak langsung membantu Anda mengetahui berapa ukuran standar yang digunakan. 

Lalu apa saja bagian yang dimiliki oleh sebuah baut? 

1. B (width accross flats).

2. Length (L).

3. Thread length (TL). 

4. Pitch (P).

Diameter (D). Width Accross Flats merupakan bagian kepala baut yang berbentuk lebar namun sejajar, dimana memiliki ukuran yang serupa dengan ukuran kunci untuk membuka serta mengencangkan baut tersebut. 

Length merupakan panjang baut keseluruhan, sedangkan Thread Length merupakan panjang ulir baut. Pitch merupakan jarak antara puncak ulir antara satu dengan ulir lainnya.

Sedangkan diameter ulir baut digunakan sebagai penanda serta ukuran kode bautnya. 

diameter ulir

Sumber: slideshare.net

Usai memahami setiap bagian baut, kini saatnya untuk mengetahui ukuran mur baut dan standar. 

Mengapa mengetahui standar baut sangat diperlukan? Karena setiap negara memiliki ukuran standar baut berbeda begitu pula Indonesia. 

Namun dalam bidang industri otomotif, setidaknya ada dua standar yang kerap digunakan. Kedua standar baut tersebut terdiri dari baut berukuran metrik (milimeter) serta baut berukuran whitworth (inci). 

Pengukuran Berdasarkan Standar ISO Metric

Khusus untuk standar baut berukuran metrik (ISO Metric), merupakan ukuran baut yang banyak diterapkan di berbagai negara. Standar ukuran ISO Metric memiliki beberapa ciri yaitu satuan ukurannya menggunakan milimeter. 

Sudut puncak antar pitch sekitar 60 derajat, serta disimbolkan dengan huruf “M” yang memiliki arti sebagai Metrik. Tidak terlalu sulit untuk membaca tabel ukuran baut dan kuncinya lengkap, sebab Anda hanya perlu mengetahui kode yang diberikan. 

Misalnya ketika Anda menemukan kode bertuliskan “M8x1.5 2 LH L:35mm, maka kode tersebut memiliki makna bahwa baut tersebut menggunakan standar metrik berkat adanya simbol “M” pada awal kodenya. 

Sedangkan angka 8 usai huruf “M” menandakan ukuran diameter ulir bautnya yaitu 8mm. Kode yang menunjukkan angka 1.25 memiliki arti sebagai pitch atau jarak ulirnya sebesar 1.25mm. 

Kode angka 2 pada memiliki arti sebagai penunjuk kelas material nomor 2, dan LH menunjukkan arah ulir kiri. Kemudian kode L:35 berarti panjang bautnya. 

Baca juga: Mengenal 3 Jenis Dongrak dan Bagaiman Cara Menggunakannya

Mengukur Mur dan Baut

Untuk mengetahui berapa besar ukuran mur baut, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. 

Pertama tama, silahkan ukur lebar kepala bautnya menggunakan jangka sorong atau dikenal vernier caliper. Besaran kepala bautnya yang akan menentukan berapa besar ukuran kuncinya untuk mengencangkan atau membuka bautnya. 

Kemudian Anda perlu mengukur pitch menggunakan thread pitch gauge dengan cara dipasangkan sejajar dengan ulir bautnya. Apabila pemasangan tidak sejajar, ditakutkan terjadi kesalahan ukuran. 

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengukur panjang bautnya menggunakan jangka sorong.

Meski terkesan sederhana, ternyata pengukuran panjang baut tidak bisa dilakukan sembarangan. Sebab dalam pengukuran satu ini, Anda hanya perlu mengetahui panjang ulir bautnya saja. 

Agar hasil pengukurannya sesuai, Anda perlu menyamakan panjang ulir baut lawas dengan baut yang hendak dibeli di toko otomotif terdekat. 

Standar baut whitworth, juga memiliki beberapa ciri pada kode bautnya. Beberapa ciri tersebut terdiri dari satuan ukurnya yang menggunakan inchi, sudut puncak antar pitch berkisar 55 derajat, serta disimbolkan dengan huruf “W” yang memiliki arti sebagai ukuran Whitworth. 

Lalu bagaimana cara membaca kode yang tertera pada bautnya ?

Misalnya saja ketika Anda menemukan kode baut bertuliskan W 3/8” x 16, maka cara membacanya yaitu huruf “W” diartikan sebagai ukuran whitworth. 

Sedangkan angka 3/8” menunjukkan besaran diameter ulir bautnya mencapai 3/8 inchi atau berkisar 0,375 inchi. Angka “16” pada kode tersebut memiliki arti sebagai jumlah pitch yang terdapat pada 1 inchinya sekitar 16.

Ukuran Sekrup

ukuran sekrup

Sumber: accuratescrew.com

Setelah mengetahui cara membaca ukuran baut dan mur, kemungkinan besar Anda memahami bagaimana  cara mengukur sekrup yang memiliki bentuk yang hampir serupa. 

Lalu bagaimana cara membaca kode bertuliskan 6 x 3/4” ? Angka 3/4" tersebut memiliki arti sebagai panjang sekrup, sedangkan angka 6 memiliki arti sebagai ukuran sekrup mulai dari kepala hingga porosnya. 

Mengetahui cara membaca ukuran dari sekrup maupun baut dengan tepat, membantu Anda menentukan pengganti serupa.

Apabila ukuran baut dan sekrup yang dibeli tidak sesuai dengan lubang yang tersedia, tentu saja alat tersebut tidak dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa komponen kendaraan. 

Baca juga: Mengenal Apa Saja Spare Part Mobil yang Wajib Diganti Secara Rutin

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA