Dalam melakukan proses penutupan ada beberapa akun yang tidak memerlukan jurnal penutup antara lain

Dalam satu periode siklus akuntansi, terdapat tahapan yang disebut ‘Jurnal Penyesuaian’. Jurnal yang dibuat menjelang akhir periode akuntansi ini berperan sangat penting dalam penyusunan laporan keuangan.

Yuk, pahami lebih lanjut segala hal tentang jurnal penyesuaian dengan membaca artikel ini sampai tuntas!

Jurnal dalam siklus akuntansi sebenarnya terdiri dari beberapa macam, seperti jurnal umum, jurnal khusus, jurnal penyesuaian, sampai jurnal penutup. Akan tetapi, sekarang kita fokus membahas jurnal penyesuaian dulu, ya.

Jurnal Penyesuaian sendiri merupakan jurnal yang digunakan dalam proses pencatatan akun-akun tertentu yang mengalami perubahan saldo. Dengan demikian, jurnal ini dibuat ketika ada perubahan saldo pada suatu akun sehingga kita dapat mengetahui cerminan saldo yang sebenarnya sebelum lanjut menyusun laporan keuangan.

Pencatatan saldo akun yang mengalami perubahan wajib dilakukan terhadap transaksi yang sudah terjadi, tetapi belum tercatat informasinya serta transaksi yang sudah terjadi dan sudah dicatat, tetapi masih memerlukan penyesuaian saldo perkiraan.

Fungsi Jurnal Penyesuaian

Fungsi penyusunan jurnal penyesuaian yang pertama adalah untuk menghitung sekaligus memperkirakan pendapatan dan beban yang dimiliki perusahaan dalam rentang periode tertentu.

Kedua adalah untuk menentukan saldo catatan yang akan diposting ke dalam akun buku besar pada akhir periode. Hal ini menjadi sangat penting agar estimasi saldo dapat memperlihatkan jumlah yang sebenarnya.

Terakhir— yang tidak kalah penting— jurnal penyesuaian juga berguna untuk mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil (harta, kewajiban dan modal) di penghujung suatu periode tertentu.

Baca Juga: Pentingnya Sistem Informasi Akuntansi bagi Perusahaan

Akun-akun yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian

Berikut adalah akun-akun yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian, antara lain:

Akun Perlengkapan

Akun perlengkapan memerlukan penyesuaian karena ada pemakaian.

Akun Beban Dibayar di Muka

Akun beban dibayar di muka juga memerlukan penyesuaian jika ada penjualan yang sudah jatuh tempo.

Akun Aktiva Tetap

Akun aktiva tetap juga memerlukan penyesuaian karena terjadi penyusutan aset aktiva tetap.

Akun Pendapatan

Akun pendapatan membutuhkan penyesuaian sebab ada pendapatan yang belum diperhitungkan atau penerimaan yang belum menjadi pendapatan.

Akun Beban

Akun beban memerlukan penyesuaian disebabkan adanya beban yang belum diperhitungkan atau pembayaran yang belum menjadi beban.

Akun Pendapatan Diterima di Muka

Akun pendapatan diterima di muka pun memerlukan penyesuaian karena perusahaan belum melakukan realisasi pendapatan sehingga belum menjadi hak bagi perusahaan.

Baca Juga: Memahami Purchase Requisition dan Perbedaannya dengan Purchase Order

Usai mendapatkan pemahaman dasar tentang akun-akun yang memerlukan jurnal penyesuaian, kini saatnya Anda menyusun laporan keuangan dengan tepat dan akurat, dibantu oleh para konsultan profesional yang selalu menawarkan solusi terbaik dalam menyusun laporan keuangan perusahaan Anda!


Jurnal penutup (closing journal entry) adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup akun-akun nominal sementara.

Akun-akun yang memerlukan jurnal penutup pada akhir periode diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Pendapatan, penghasilan yang diterima oleh perusahaan. 
  • Beban, pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan pendapatan.
  • Ikhtisar/saldo laba/rugi, terdapat dua kondisi apabila perusahaan menghasilkan laba atau sedang mengalami kondisi rugi.
  • Prive, penarikan modal oleh pemilik untuk keperluan pribadi. 

Menjalankan bisnis tidak bisa dipisahkan dari akuntansi. Dalam akuntansi, kamu mungkin sering mendengar istilah jurnal, seperti jurnal umum, jurnal khusus, serta jurnal penutup.

Jurnal sendiri berarti formulir untuk mencatat setiap jenis transaksi yang dilakukan secara sistematis dan rinci. Lalu, apa yang dimaksud dengan jurnal penutup?

Pengertian jurnal penutup

Jurnal penutup adalah bagian dari laporan keuangan yang disusun pada akhir periode pembukuan. Jurnal ini digunakan untuk menutup akun nominal dan menyiapkan neraca akhir.

Jadi, dalam  pembuatannya melibatkan pemindahan data dari akun sementara dalam laporan rugi laba akun permanen di neraca. Komponen yang termasuk ke dalam akun sementara, antara lain pendapatan, pengeluaran, serta laba yang harus ditutup pada akhir tahun buku.

Memahami lebih dalam tentang jurnal penutup

Salah satu tujuan utama dari pembuatan closing entries adalah reset saldo akun sementara menjadi nol di dalam jurnal umum, sistem dokumentasi untuk keuangan perusahaan.

Dalam hal ini, kita perlu memahami perbedaan antara akun sementara dengan akun permanen. Akun sementara digunakan untuk merekam aktivitas keuangan selama periode tertentu.

Seluruh akun pendapatan dan beban perlu dibuat menjadi nol karena pelaporannya hanya berlaku dalam jangka waktu tertentu dan tidak dihitung untuk periode berikutnya.

Sebagai contoh, bisnis memperoleh pendapatan sebesar Rp350.000.000 tahun ini. Nominal pendapatan tersebut tidak dihitung sebagai pendapatan tahun depan.

Di sisi lain, akun permanen melacak aktivitas keuangan yang lebih panjang dari sekadar periode akuntansi yang sedang berjalan. Data ini biasanya ditempatkan di neraca, bagian dari laporan keuangan yang menjadi acuan investor. Pasalnya, di sana terlihat nilai sebuah perusahaan, termasuk aset serta kewajibannya.

Setiap akun yang tercantum di dalam neraca, kecuali dividen yang dibayarkan, merupakan akun permanen. Contohnya, Rp50.000.000 yang terdapat di kas perusahaan hari ini masih bernilai sama untuk tahun depan, jika tidak dibelanjakan.

Dengan kata lain, akun-akun yang bersifat sementara perlu ditutup supaya tidak mengganggu perhitungan pada periode akuntansi berikutnya. 

Fungsi jurnal penutup

Setiap akhir periode akuntansi, jurnal penutup atau closing entries dibuat setelah penyusunan laporan keuangan perusahaan. Nah, kamu sudah memahami pengertian jurnal penutup, kini saatnya membahas fungsinya.

Fungsi jurnal penutup yaitu menyesuaikan saldo akun hingga jumlahnya nol agar tidak memengaruhi transaksi dalam periode berikutnya.  

Tujuan dari menjadikan saldo akun nol di akhir periode agar saldo akun modal menunjukkan kondisi yang sebenarnya.

Dengan melakukan penutupan saldo pada akun sementara, saldo modal perusahaan jumlahnya akan sama dengan neraca akhir periode. Saldo modal tersebut jadi bisa digunakan sebagai acuan untuk pembukuan periode berikutnya.

Selain itu, masih ada fungsi jurnal penutup lainnya yaitu memisahkan akun pendapatan serta beban. Maksudnya, supaya kedua akun tersebut tidak bercampur dengan saldo pembukuan pada periode berikutnya.

Setelah akun-akun tersebut dipisahkan, perusahaan dapat menyusun pembukuan untuk periode selanjutnya.

Karena setiap transaksi antar periode telah dipisahkan, closing entries juga bisa membantu memudahkan proses audit. Jadi, pihak pengaudit dapat memeriksa beberapa transaksi yang berada dalam periode akuntansi berbeda dengan mudah.

Terakhir, tetapi tidak kalah penting, closing entries berguna untuk menyajikan laporan keuangan perusahaan secara riil setelah penutupan pembukuan dalam satu periode. Laporan keuangan yang dimaksud hanya memuat aset, liabilitas, serta ekuitas perusahaan.

Contoh jurnal penutup

Susunan penutupan laporan keuangan sebetulnya hampir mirip dengan jurnal umum. Entri jurnal tersebut dipakai untuk memindahkan saldo ke akun permanen. Adapun saldo yang dipindahkan berasal dari akun nominal di dalam buku besar.

Biasanya, pembuatan jurnal penutup dilakukan saat laporan keuangan tahunan perusahaan sudah selesai disusun. Setiap akun nominal saldonya dipastikan nol agar perusahaan bisa memulai siklus atau periode akuntansi yang baru.

Penyusunan closing entries sebetulnya didasarkan pada laporan laba rugi sehingga akuntan tidak perlu membuka laporan keuangan lainnya. Pasalnya, komponen yang dibutuhkan adalah akun pendapatan, beban, serta ikhtisar laba rugi.

Berikut ini penjelasan tentang cara membuat dan contoh jurnal penutup. Simak sampai akhir, ya!

1. Jurnal penutup untuk akun pendapatan

Sesuai namanya, akun pendapatan berisi transaksi-transaksi terkait penghasilan yang diterima oleh perusahaan dalam satu periode. Umumnya, pendapatan berasal dari dua sumber yakni akibat operasional perusahaan atau pendapatan lain.

Penjualan barang atau jasa merupakan contoh pendapatan perusahaan yang terkait dengan operasional. Tentunya, jenis pendapatan yang satu ini sangat dipengaruhi oleh proses produksi.

Di luar pendapatan dari operasional utama, kadang perusahaan juga menerima pendapatan dari sumber lain. Misalnya, pendapatan dari penjualan mesin, kendaraan operasional, dan lain-lain. Seluruh penghasilan tersebut dicatat dalam buku besar, di bagian akun pendapatan.

Ketika laporan keuangan dibuat, akun pendapatan dalam buku besar akan ditutup dan dipindahkan saldonya ke dalam ikhtisar laba rugi. Untuk menutup akun pendapatan tersebut, kamu cukup membalik saldonya.

Jadi, akun pendapatan perusahaan berpasangan dengan ikhtisar laba rugi dalam jurnal penutup. Akun pendapatan dicatat dalam posisi debet, sedangkan ikhtisar laba rugi di posisi kredit.

Di bawah ini cara membuat closing entries untuk akun pendapatan.

Nama Akun

Debet

Kredit

Pendapatan jasa

Rp10.000.000

Ikhtisar laba rugi

Rp10.000.000

2. Jurnal penutup untuk akun beban

Untuk melaksanakan kegiatan operasional, perusahaan pasti mengeluarkan biaya-biaya tertentu. Bentuk pengeluaran tersebut yang dikenal sebagai beban.

Layaknya pendapatan, beban yang dikeluarkan perusahaan juga terbagi ke dalam beban usaha dan beban lain.

Akun beban usaha mencatat beban-beban yang terkait secara langsung dengan operasional perusahaan. Contohnya, biaya gaji karyawan, biaya listrik, atau biaya sewa bangunan.

Di samping itu, perusahaan juga kadang harus menanggung beban yang tidak berkaitan langsung dengan operasional. Sebagai contoh, bila bisnis milikmu meminjam modal ke bank, ada beban bunga pinjaman.

Penutupan akun beban juga dilakukan dengan memindahkan akun terkait ke dalam jurnal. Sedikit berbeda dengan akun pendapatan, akun beban dicatat di bagian kredit sebab posisi aslinya berada di bagian debet.

Seperti akun pendapatan, pasangan untuk akun beban di dalam closing entries adalah ikhtisar laba rugi. Fungsi peletakkan ikhtisar laba rugi adalah untuk mengetahui jumlah total beban perusahaan. Inilah contoh jurnal penutup untuk akun beban.

Nama Akun

Debet

Kredit

Ikhtisar Laba/Rugi

Rp7.500.000

Beban perlengkapan

Rp1.000.000

Beban penyusutan mesin

Rp2.400.000

Beban gaji

Rp3.600.000

Beban bunga

Rp500.000

Khusus perusahaan dagang, beban akan dibedakan menjadi beban operasional dan administrasi umum. Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan proses penyelenggaraan dan penjualan barang dagang termasuk ke dalam beban operasional.

Di sisi lain, biaya yang terkait dengan aktivitas manajerial, membuat perencanaan, atau konsep penjualan, dimasukkan ke dalam administrasi umum.

3. Jurnal penutup untuk ikhtisar laba rugi

Seperti yang telah diketahui, komponen berikutnya yang perlu ada di dalam closing entries adalah ikhtisar laba rugi. Ada sedikit perbedaan cara dalam menutup ikhtisar laba rugi bila dibandingkan dengan akun pendapatan atau akun beban.

Setelah penyusunan laporan keuangan, ikhtisar laba rugi ditutup dengan memindahkan saldonya ke rekening modal.

Tergantung kondisi perusahaan, laba atau rugi, ada dua cara membuat jurnal penutup untuk ikhtisar laba rugi. Bila perusahaan memperoleh laba, ikhtisar laba rugi dicatat di bagian debet.

Nama Akun

Debet

Kredit

Ikhtisar Laba/Rugi

Rp15.000.000

Modal

Rp15.000.000

Sebaliknya, jika beban perusahaan lebih besar daripada pendapatan, bisnis mengalami kerugian. Dengan demikian, ikhtisar laba rugi ditempatkan di posisi kredit dalam closing entries.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA