Contoh produk rusak dalam perusahaan manufaktur

Produk Rusak (setelah UTS) Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 AKUNTANSI BIAYA

Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Review Produk Cacat 1. Bersifat normal: dalam setiap proses produksi baik yang dilakukan dengan menggunakan biaya pesanan, terjadinya produk cacat tidak bisa dihindari, maka untuk mempermudah produk cacat tersebut membutuhkan biaya tertentu. Perlakukan tambahan biaya ini, dibebankan pada pengendali overhead pabrik.

Review Produk Cacat 2. Karena kesalahan: Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Review Produk Cacat 2. Karena kesalahan: terjadi produk cacat akibat kesalahan dalam proses proses produksi seperti kurangnya perencanaan kurangnya pengawasan, kurangnya pengendalian, kelalaian pekerja dan lain sebagainya. Maka biaya untuk memperbaiki produk cacat seperti ini, tidak boleh dibebani ke Pengendali Overhead pabrik, tetapi diperlakukan sebagai rugi produk cacat.

Tambahan biaya termasuk pengendali OH Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Produk Cacat Bersifat normal Tambahan biaya termasuk pengendali OH Karena kesalahan Rugi produk cacat

Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Produk Rusak

Produk Rusak Produk Rusak Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Produk Rusak Produk Rusak Dalam proses pengolahan produk yang dilakukan secara pesanan, seringkali muncul produk rusak yang tidak bisa dihindari baik secara normal maupun karena kesalahan dalam proses produksi.

Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Produk Rusak Yang dimaksud dengan produk rusak adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan, tetapi secara ekonomis produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu, di mana biaya yang dikeluarkan cendrung lebih besar dari nilai jual setelah produk tersebut diperbaiki. Produk rusak ini umumnya diketahui setelah proses produksi selesai.

Produk rusak Normal Laku dijual Tidak laku dijual Karena kesalahan Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Produk rusak Normal Laku dijual Tidak laku dijual Karena kesalahan

Faktor Penyebab terjadi produk rusak Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Faktor Penyebab terjadi produk rusak 1. Bersifat Normal: Setiap proses produksi tidak akan dapat dihindari terjadinya produk rusak, maka perusahaan akan memperhitungkannya sebelum proses produksi dimulai. 2. Karena Kesalahan: terjadinya produk rusak diakibatkan kesalahan dalam proses produksi, kesalahan ini bisa terjadi karena kurangnya perencanaan, kurangnya pengawasan terhadap tenaga kerja dan sebagainya.

Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak: Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak: Produk Rusak Laku Dijual: Bersifat Normal Produk rusak bersifat normal laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak diperlakukan sebagai: pengurang pengendali biaya overhead pabrik.

Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Contoh: P.T. Sabang adalah perusahaan yang menghasilkan mainan anak-anak dari bahan plastik. Pada bulan Juli 2007 perusahaan menerima pesanan 2.000 unit mainan anak-anak. Harga pokok untuk satu unit mainan anak-anak ini sebesar Rp. 2.000,- yang terdiri bahan baku langsung Rp. 900,tenaga kerja langsung Rp. 600,- dan BOP dibebankan Rp. 500,- Karena proses produksi mainan ini agak rumit terjadi kerusakan. Dari pesanan 2.000 unit tersebut, perusahaan memproduksi 2.050 unit, sebanyak 50 unit terjadi kerusakan normal, yang laku dijual, dengan harga Rp. 1.000,' per unit.

Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Latihan P.T. Merauke adalah perusahaan yang menghasilkan mainan anak-anak dari bahan plastik. Pada bulan Juli 2007 perusahaan menerima pesanan 3.000 unit mainan anak-anak. Harga pokok untuk satu unit mainan anak-anak ini sebesar Rp. 1.500,- yang terdiri bahan baku langsung Rp. 900,tenaga kerja langsung Rp. 500,- dan BOP dibebankan Rp. 100,- Karena proses produksi mainan ini agak rumit terjadi kerusakan. Dari pesanan 3.000 unit tersebut, perusahaan memproduksi 3.050 unit, sebanyak 50 unit terjadi kerusakan normal, yang laku dijual, dengan harga Rp. 1.100,' per unit.

Harga Pokok Produk selesai: HP. Produk Selesai, produk baik : 2 Harga Pokok Produk selesai: HP. Produk Selesai, produk baik : 2.000 unit x Rp. 2.000 = Rp. 4.000.000 HP. Produk rusak : 50 unit x Rp. 2.000 = Rp. 100.000 HP. Produk selesai, produk baik = Rp. 4.100.000 Harga pokok produk rusak sebesar Rp. 100.000,- diperlakukan sebagai pengendali Overhead pabrik. Hasil penjualan produk rusak Rp. 50.000,(50 unit x Rp. 1.000) Jurnal: Kas Rp. 50.000 Pengendali Overhead Pabrik Rp. 50.000 Produk Dalam Proses - Bahan Rp. 45.000 Produk Dalam Proses - Tenaga Kerja Rp. 30.000 Produk Dalam Proses – BOP Rp. 25.000 Perhitungan: Produk Dalam Proses - Bahan : 50 unit x Rp. 900 Rp. 45.000 Produk Dalam Proses - Tenaga Kerja : 50 unit x Rp. 600 Rp. 30.000 Produk Dalam Proses – BOP : 50 unit x Rp. 500 Rp. 25.000 Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018

Produk rusak laku dijual: karena kesalahan Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Produk rusak laku dijual: karena kesalahan Produk rusak karena kesalahan laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak diperlakukan sebagai: pengurang rugi produk rusak. Harga Pokok Produk Rusak Rp. 100.000 Penjualan Produk rusak : 50 unit x Rp. 1.000 Rp. 50.000 Rugi Produk Rusak Rp. 50.000 Jurnal: Kas Rp. 50.000 Rugi Produk Rusak Rp. 50.000 Produk Dalam Proses - Bahan Rp. 45.000 Produk Dalam Proses - Tenaga Kerja Rp. 30.000 Produk Dalam Proses – BOP Rp. 25.000

Produk Rusak Tidak Laku Dijual: Bersifat Normal Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Produk rusak bersifat normal tidak laku dijual, maka harga pokok produk rusak diperlakukan sebagai: pengendali overhead pabrik. Contoh: 6 P.T. Pidie Toys adalah perusahaan yang menghasilkan mainan anak-anak. Pada bulan Juli 2007 perusahaan menerima pesanan 2.500 unit mainan. Harga pokok untuk satu unit mainan ini sebesar Rp. 3.000,- yang terdiri bahan baku langsung Rp. 1.500,- tenaga kerja langsung Rp. 800,- dan BOP dibebankan Rp. 700,- karena proses produksi mainan ini begitu rumit terjadi kerusakan. Dari pesanan 2.500 unit tersebut, perusahaan memproduksi 2.520 unit, sebanyak 20 unit terjadi kerusakan bersifat normal, yang tidak laku dijual.

Produk rusak tidak laku diJual karena kesalahan Jurnal: Pengendali Overhead Pabrik Rp. 60.000 Produk Dalam Proses - Bahan Rp. 30.000 Produk Dalam Proses - Tenaga Kerja Rp. 16.000 Produk Dalam Proses – BOP Rp. 14.000 Perhitungan: Produk Dalam Proses - Bahan : 20 unit x Rp. 1.500 = Rp. 30.000 Produk Dalam Proses - Tenaga Kerja : 20 unit x Rp. 800 = Rp. 16.000 Produk Dalam Proses – BOP : 20 unit x Rp. 700 = Rp. 14.000 Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Produk rusak tidak laku diJual karena kesalahan Produk rusak karena kesalahan tidak laku dijual, maka harga pokok produk rusak diperlakukan sebagai: rugi produk rusak. Jurnal: Rugi produksi rusak Rp. 60.000 Produk Dalam Proses - Bahan Rp. 30.000 Produk Dalam Proses - Tenaga Kerja Rp. 16.000 Produk Dalam Proses – BOP Rp. 14.000

Pengurang pengendali OH Resista Vikaliana, S.Si.MM 20/09/2018 Produk rusak Normal Laku dijual Pengurang pengendali OH Tidak laku dijual HP Produk sebagai pengendali OH Karena kesalahan Pengurang rugi produk rusak HP Produk sebagai rugi produk rusak

Apa perbedaan produk rusak dan produk cacat dalam sebuah gudang? Semua perusahaan yang berfokus dalam bidang dagang pasti akan merasakan kedua hal tersebut, produk cacat (defective goods) dan produk rusak (spoiled goods). Kegagalan ini biasanya terjadi pada saat proses produksi stok.

Pada artikel sebelumnya, Paper.id telah menjelaskan tentang cara bagaimana mengurangi  produk rusak dan produk cacat apabila hal tersebut menimpa bisnis kamu. Jika kamu penasaran mengenai hal tersebut, kamu bisa baca di sini:

5 Cara Mengurangi Produk Rusak (Spoiled Goods) dalam Gudang

3 Cara Terbaik Mengatasi Produk Cacat (Defective Goods) di Gudang

Secara umum, produk cacat biasanya adalah kesalahan minor dalam produksi. Sebagai contoh di perusahaan sepatu, defective goods yang terjadi adalah jahitan yang tidak rapih, warna yang kurang cocok, tali sepatu panjang sebelah dll.

Sebaliknya, produk rusak merupakan kesalahan besar dalam produksi. Hal ini terjadi atas dua hal, bisa jadi karena kesalahan penggunaan bahan baku atau mesin produksi yang sedang tidak beroperasi secara tidak maksimal. Di bawah ini, Paper.id akan menjelaskan beberapa perbedaan produk rusak dan produk cacat yang biasa terjadi:

Segi Produksi

Jika melihat dari segi produksi, defective goods tentu sedikit lebih baik dibandingkan dengan spoiled goods. Sebab, produk cacat masih bisa diperbaiki ulang dan dijual dengan harga yang sama. Hal itu tentunya tidak akan membuat sebuah perusahan merugi. Bagaimana dengan produk rusak?

Produk rusak adalah stok gagal yang biasanya tidak sengaja terbuat. Produk itu sudah tidak bisa diperbaiki lagi sehingga tidak dapat dijual kepada pelanggan. Dengan kata lain, hal itu merugikan perusahaan karena membuat stok jual berkurang yang berakibat pada penurunan omset.

Profitabilitas

Segi produksi akan mempengaruhi profitabilitas atau keuntungan dari sebuah bisnis. Singkatnya, apabila stok produksi berkurang,  maka produk yang dijual juga akan berkurang sehingga hal itu akan berakibat pada pendapatan yang diterima.

Lebih lanjut, tidak semua produk cacat akan bisa disempurnakan lagi. Maksudnya, produk cacat juga mungkin bisa diperbaiki namun tidak seperti produk yang layak jual semestinya. Dengan begitu, produk cacat akan dijual dengan harga miring menggunakan gimmick diskon.

Sebab, lebih baik menjual murah namun masih mendapatkan sedikit keuntungan dibandingkan produk tersebut dijual secara umum tetapi akan membuat pelanggan kecewa. Trik ini telah digunakan banyak perusahaan besar di seluruh dunia.

(Visited 17.503 times, 1 visits today)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA