Layanan saya terutama untuk mereka yang membutuhkan penjelasan atau bantuan dalam proyek pemrograman. - Pemrograman Berorientasi Objek Struktur Data Bekerja dalam waktu berkualitas. Percakapan yang ramah. Pekerjaan yang efisien dan berkualitas tinggi Pengalaman negosiasi profesional kepuasan 100% Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai model dan teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut model pembelajaran dan metode pembelajaran. Model dan Metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Solving) digunakan dalam pembelajaran yang membutuhkan jawaban atau pemecahan masalah. Sebagai metode pembelajaran, metode pembelajaran berbasis masalah sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada siswa. Dengan metode ini, para siswa belajar memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja ilmiah. ================================================
================================================ 1. Pengertian Metode Pemecahan Berbasis Masalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada awalnya dipergunakan pada Program Studi Kedokteran di Mc Master University Canada (seki -tar tahun 1960). PBM dipraktikkan pada mahasiswa kedokteran yang sedang praktik, yang dituntut untuk bisa membantu dan menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi masya -rakat secara langsung. Pola belajar ini menjadikan mahasiswa tergerak untuk belajar, melakukan kajian, diskusi dan curah pendapat untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Selanjutnya pola belajar ini diikuti oleh berbagai program studi di Amerika, Eropa, Asia dan Australia dengan kajian terhadap masalah sesuai dengan studinya masing-masing. Model pembelajaran berbasis masalah atau lebih spesifik Metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Solving) menurut Sudirman, dkk. (1991 : 146) adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Metode pembelajaran berbasis
masalah atau metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Solving) ini sering dinamakan atau disebut juga dengan eksperimen method, reflective thinking method, atau scientific method (Sudirman, dkk., 1991 : 146). Pembelajaran berbasis masalah (PBM) bersandar pada teori belajar kognitif-konstruktivistik. Vygotsky menekankan perhatiannya pada hakikat sosial dari pembelajaran. Dalam belajar, siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mere -ka berbicara dengan teman lain mengenai problemnya. Tidak satu pun dapat memecahkan masalah sendiri. Kerja kelompok membantu siswa pada suatu pemecahan, pengalaman mendengarkan ide orang lain, mencoba dan selanjutnya menerima balikan untuk pemecahan. Berdasarkan pada beberapa pendapat tentang Pembelajaran Berbasis masalah disimpulkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah adalah kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada identifikasi serta pe mecahan asalah nyata, praktis, kontekstual, berbentuk masalah yang strukturnya tidak jelas atau belum jelas solusinya (ill-structured) atau open ended yang ada dalam kehidupan siswa sebagai titik sentral kajian untuk dipecahkan melalui prosedur ilmiah dalam pembelajaran, yang kegiatannya biasanya dilaksanakan secara berkelompok. Masalah yang dimaksudkan di sini adalah masalah-masalah yang ada dan dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-harinya, sesuai dengan substansi kompetensi dasar mata pelajaran masing-masing, misalnya masalah kenakalan remaja, pelanggaran disiplin, kepatuhan terhadap tata tertib, penyalahgunaan narkoba, pelanggaran norma, kemiskinan, perilaku sehat, komunikasi dengan sesama, mengekpresikan seni dan hobi, dan sebagainya. Pembelajaran Berbasis Masalah menuntut siswa menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk diimplementasikan, dipergunakan dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-harinya, mencari pengetahuan untuk menyelesaikan masalah serta me -ngembangkan sikap dan keterampilan intelektual untuk bekerjasama, berbagi, peduli, rasa ingin tahu, dan saling menghargai sesamanya. Berdasarkan modul pelatihan Kurikulum 2013. Pembelajaran berbasis masalah dikelompok dalam 4 jenis Model Pembelajaran yang wajib dikuasai guru. Pengertian model Pembelajaran Berbasis Masalah disini diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran konvensional yang jarang menggunakan masalah nyata atau menggunakan masalah nyata hanya di tahap akhir pembelajaran sebagai penerapan dari pengetahuan yang telah dipelajari. Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar. Dengan demikian, Model atau Metode pembelajaran berbasis masalah atau metode pemecahan masalah (Problem Solving) adalah sebuah metode pembelajaran yang berupaya membahas permasalahan untuk mencari pemecahan atau jawabannya. Sebagaimana metode mengajar, metode pemecahan masalah sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada para siswa. Dengan metode ini, siswa belajar memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja metode ilmiah.
2. Langkah-langkah Metode pembelajaran berbasis masalah Dalam garis besarnya langkah-langkah metode pembelajaran masalah (problem solving) dapat disarikan sebagai berikut: a. Adanya masalah yang dipandang penting; g. Aplikasi (penerapan) dari kesimpulan yang diperoleh; dan h. Menilai kembali seluruh proses pemecahan masalah (Depdikbud, 1997: 23). Adapun langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah yang ditemukan dalam buku Panduan Pembelajaran SMP versi 2017 adalah sebagai berikut:
Sedangkan menurut Nahrowi Adjie dan Maulana (2006 : 46-51) langkah-langkah penyelesaian masalah antara lain adalah; (1) memahami soal, (2) memilih pendekatan atau strategi, (3) menyelesaikan model, dan (4) menafsirkan solusi. Pada prinsipnya ketiga langkah penyelesaian masalah di atas adalah sama, hanya saja pendapat yang ketiga lebih cenderug mengarah pada pembelaran matematika. Bagi Anda guru matematika saya sarankan Anda menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika seperti dikemukakan oleh Nahrowi Adjie dan Maulana, karena lebih sederhana dan mudah dipahami.
3. Kelebihan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah / Problem Solving Kelebihan Menggunakan Metode pembelajaran Berbasis Masalah atau Metode Problem Solving 1. Dengan Metode / Model Pembelajaran berbasis masalah atau Metode Problem Solving akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. 2. Dalam situasi Metode / Model Pembelajaran Masalah atau Metode Problem Solving, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. 3. Metode / Model Pembelajaran Masalah atau Metode Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Metode / Model Pembelajaran Berbasis Masalah ini memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi pendidikan bidang keteknikan, terutama dalam hal sebagai berikut : 1. peserta didik memperoleh pengetahuan dasar (basic sciences) yang berguna untuk memecahkan masalah bidang keteknikan yang dijumpainya; 2. peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan dengan kenyataan sebenarnya, yang sering disebut student-centered; 3. peserta didik mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif. Berikut adalah beberapa contoh masalah nyata yang dapat digunakan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (sumber materi pelatihan kurikulum 2013)
Bahan Bacaan: Depdikbud. (1997). Pokok-pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta: Depdikbud. Meier, Dave (2005). The Accelerated Learning Hand Book. (Terjemahan) Bandung: Kaifa. Roestiyah N.K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Rukmana, Ade dan Suryana, Asep. ( 2006). Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI Press. Saud, Udin Saefudin dan Suherman, Ayi. (2006). Inovasi Pendidikan. Bandung: UPI Press. Sadirman, N . dkk. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta Sadirman, N . dkk. 1991 Ilmu Pendidikan. Bandung, Remaja Rosdakarya. Uzer, Moh. Usman dan Setiawati, Lilis. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP). Bandung: Rosdakarya. Popham, W. James dan Baker, Eva L. (2001). Establising Instructional Gools and Systematic Intruction .Teknik Mengaajar Secara Sistematis. (Terjemahan). Jakarta: Rineka Cipta. = Baca Juga = |