Cara meminimalisir konflik perbedaan dalam masyarakat

Merdeka.com - Sebagaimana kita tahu, manusia adalah makhluk sosial yang mustahil bisa hidup sendiri. Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti membutuhkan pertolongan dari orang lain. Sikap saling bergantung satu sama lain inilah yang kemudian menjadikan manusia hidup berkelompok dan bermasyarakat.

Masyarakat merupakan kelompok manusia atau individu yang secara bersama-sama tinggal di suatu tempat dan saling berhubungan. Biasanya, hubungan atau interaksi ini dilakukan secara teratur atau terstruktur. Dengan adanya kelompok sosial ini, setiap individu dapat salin berinteraksi dan membantu satu sama lain.

Kendati demikian, tidak jarang di dalam suatu masyarakat terjadi masalah dan menyebabkan konflik sosial. Konflik bisa terjadi dengan siapapun, baik dalam hubungan, pertemanan, keluarga, maupun lingkungan sekitar atau masyarakat.

Seperti mengutip dari Kemdikbud, setidaknya terdapat empat faktor utama penyebab konflik, di antaranya perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial yang cepat.

Di samping itu, masih terdapat beberapa faktor lain yang bisa memicu konflik sosial. Jika tidak segera ditangani, konflik akan semakin membesar dan kerap menimbulkan kekerasan fisik.

Lantas, bagaimana cara menangani konflik yang baik dan benar? Simak ulasannya yang dilansir dari Helpguidedan Sehatq:

2 dari 4 halaman

mbarendezvous.com

Salah satu cara menangani konflik dengan melakukan diskusi. Dengan kepala dingin, Anda bisa mulai berdiskusi bersama orang yang terlibat langsung dalam konflik. Selain itu, pilih tempat atau lokasi yang nyaman agar dapat menyelesaikan persoalan dengan baik.

Setelah menentukan lokasi yang nyaman, Anda bisa memulai merundingkan masalah dengan cara memaparkan sudut pandang atau keinginan masing-masing. Pastikan menggunakan kata-kata yang baik agar tidak memancing emosi dari kedua belah pihak.

Gunakan Kepala Dingin

Dalam menangani masalah, usahakan untuk selalu menggunakan kepala dingin. Menggunakan kepala dingin ketika mengatasi konflik merupakan hal utama yang bisa dilakukan. Dengan menggunakan kepala dingin, dapat membantu Anda mengendalikan emosi sehingga mampu menangani masalah dengan baik.

Menggunakan kepala dingin di tengah konflik memang cukup sulit dilakukan, namun hanya dengan bersikap tenang, pikiran menjadi lebih jernih. Sehingga hal ini bisa membantu menghindarkan dari masalah lain dan dapat menyelesaikan konflik dengan baik.

3 dari 4 halaman

© healthista.com

Cara menangani konflik berikutnya, yaitu menjadi pendengar yang baik. Beri kesempatan bagi kedua belah pihak untuk mengutarakan bagaimana dirinya dalam melihat masalah yang ada dan bagaimana perasaannya tentang persoalan tersebut.

Saat kedua belah pihak menyampaikan pendapatnya masing-masing, usahakan untuk tidak menyela dan pastikan menjadi pendengar yang baik. Dengan begitu, Anda akan lebih bisa memahami dan mendapatkan akar masalah dari kedua belah pihak.

Saling Memaafkan

Salah satu cara menangani konflik, yaitu saling memaafkan. Saat menangani konflik, pastikan untuk dapat menahan amarah dan bisa saling memaafkan. Dengan begitu, masalah yang Anda tangani akan dengan cepat terselesaikan.

Selain itu, Anda juga perlu memperjelas masalah yang ada. Sehingga Anda akan tetap fokus dengan masalah yang dihadapi.

4 dari 4 halaman

©Shutterstock/Golden Pixels LLC

Setelah kedua belah pihak mengutarakan pendapatnya, Anda bersama pihak yang berkonflik harus membuat kesepakatan bersama. Kesepakatan ini harus dibuat secara adil dan tidak merugikan salah satu pihak.

Adapun kesepakatan yang ditentukan mungkin berkaitan dengan apa yang harus dilakukan atau diberikan untuk mengakhiri masalah yang ada. Hanya dengan menyampaikan masalah secara jujur dan terbuka, maka masalah bisa ditangani dengan baik.

Lihat Foto

Dok Humas Polda Papua

Aparat keamanan bersama unsur Forkompinda Jayawijaya dan Lanny Jaya tengah menemui massa dari warga Lanny Jaya yang bertikai dengan warga Nduga, di Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin [10/1/2022]

KOMPAS.com - Konflik adalah proses sosial antara dua orang atau lebih yang berusaha menghancurkan pihak lain dengan cara membuatnya tidak berdaya.

Dalam suatu masyarakat, semakin tinggi tingkat keberagaman, maka semakin tinggi peluang terjadinya konflik dalam masyarakat tersebut.

Konflik dapat berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok dalam masyarakat. Konflik dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perbedaan antarindividu, perbedaan budaya, perbedaan kepentingan, dan lain-lain.

Terdapat berbagai cara atau upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik yang terjadi di masyarakat. Berikut upaya mengatasi konflik di masyarakat:

Preventif

Upaya preventif adalah upaya pencegahan masalah berupa tindakan pengendalian sosial untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di masa mendatang.

Tindakan preventif atau pencegahan ini dilakukan baik secara pribadi maupun berkelompok. Tindakan preventif dilakukan karena manusia menyadari adanya potensi terjadi konflik apabila tidak diantisipasi.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina, Indonesia Harap Anggota G20 Jadi Solusi

Tujuan dari upaya mengatasi konflik secara preventif adalah mengondisikan keadaan sedemikian rupa. Sehingga dapat mencegah timbulnya masalah antara kedua belah pihak.

Salah satu contohnya adalah Badan Narkotika Nasional atau BNN melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan bahaya penggunaan narkoba. Sosialisasi dilakukan untuk mencegah semakin banyaknya korban akibat penggunaan obat-obatan terlarang.

Represif

Upaya represif adalah upaya penyelesaian masalah yang dilakukan setelah masalah terjadi. Represif kerap dilakukan untuk menindak pelanggaran.

Upaya represif biasanya dilakukan oleh individu, kelompok, atau pemerintahan untuk mengontrol masyarakat. Tujuannya adalah mengembalikan keserasian yang terganggu akibat penyimpangan yang ada.

Indonesia merupakan negara dengan penduduk paling besar nomor 4 di dunia. Dengan banyaknya penduduk yang ada pasti banyak pula kebudayaan yang berbeda-beda. Keberagaman budaya bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau dan wilayah di penjuru Indonesia.

Setiap suku bangsa dan budaya memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya itu sendiri. Tercatat menurut penelitian badan statistik [BPS], yang dilakukan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.

Dengan banyaknya suku bangsa dan budaya yang ada di Indonesia, maka konflik budaya itu sendiri juga tidak dapat dihindarkan. Gesekan antar budaya itu dapat terjadi karena adanya konflik rasialyaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan.

Sebenarnya para pendiri bangsa telah menyadari akan dampak yang terjadi ke depannya apabila sebuah negara memiliki banyak budaya, dan para pendiri bangsa juga tentunya ingin dari banyaknya budaya yang ada di Indonesia malah menjadikan negara ini menjadi negara yang damai dan memegang nilai-nilai toleransi d idalamnya.

Dan para pendiri bangsa menuangkan cita-citanya ke dalam nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi negara Indonesia yang kemudian menjadi identitas bangsa, Pancasila. 

Tetapi mengapa masih saja terjadi konflik atau gesekan antar budaya? Keberagaman menjadi tantangannya. Hal itu disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan pendapat yang kemudian bisa lepas kendali

Munculnya perasaan kedaerahan serta kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak persatuan. Hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI.

Karena pada dasarnya, muculnya konflik itu tidak bisa lepas dari kehidupan suatu masyarakat, karena konflik merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihilangkan dalam suatu interaksi sosial. Konflik hanya dapat dikendalikan dan diminimalisasikan saja, sehingga konfik yang timbul tidak sampai stadium lanjut yang mengancam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kondisi ini berpengaruh pada memudarnya rasa persatuan dan kesatuan masyarakat,bangsa, dan negara. Untuk itu perlu adanya upaya yang harus dilakukan demi mewujudkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa. 

Adapun langkah-langkah atau upaya untuk meminimalisir konflik atau gesekan antar budaya tersebut agar kemudian masalah itu tidak menjadi akar yang susah untuk dilepas dan dihilangkan karena dapat merusak keutuhan negara dan mencoreng identitas bangsa Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI]

Langkah-langkah tersebut adalah: 

  1. Konsiliasi, langkah ini merupakan bentuk pengendalian konflik sosial yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu yang dapat memberikan keputusan dengan adil. Dalam konsiliasi berbagai kelompok yang berkonflik duduk bersama mendiskusikan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan. 
  2. Arbitrase, kemudian langkah ini merupakan bentuk pengendalian konflik sosial melalui pihak ketiga dan kedua belah pihak yang berkonflik menyetujuinya. Keputusan-keputusan yang diambil pihak ketiga hanya dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik. 
  3. Mediasi, langkah ini merupakan bentuk pengendalian konflik sosial di mana pihak-pihak yang berkonflik sepakat menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Namun berbeda dengan arbitrasi, keputusan-keputusan pihak ketiga tidak mengikat manapun.
  4. Ajudikasi, berikutnya langkah ini merupakan cara penyelesaian konflik melalui pengadilan yang tetap dan adil. Pada bentuk ini, telah terjadi konflik yang terjadi antara dua belah pihak, kemudian pihak tersebut memilih untuk menyelesaikan konfliknya di pengadilan.
  5. Segregasi, langkah ini merupakan upaya saling menghindar atau memisahkan diri untuk mengurangi ketegangan.
  6. Kompromi, langkah ini merupakan langkah preventif yang di mana kedua belah pihak yang bertentangan berusaha mencari penyelesaian dengan mengurangi tuntutan. 

Selain upaya-upaya untuk menyelesaikan konflik seperti disebutkan di atas masyarakat juga perlu mengembangkan sikap saling menghargai berbagai keragaman yang ada dalam masyarakat. Kita boleh saja membanggakan kelompok kita, namun tidak boleh berlebihan, apalagi sampai merendahkan kelompok yang lain. Sikap seperti itu tentunya akan menimbulkan perpecahan. 

Alangkah baiknya apabila kita menghormati, menghargai budaya daerah lain. Hal ini harus dilakukan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan maju serta disegani oleh bangsa lain. Apabila tidak mampu untuk menerima, kita hanya perlu untuk tidak berkomentar yang mengandung unsur provokatif.

Tetapi alangkah lebih baik apabila kita mempelajari budaya baru di tempat yang baru yang berarti kita telah menghargai, menghormati, dan menerima keanekaragaman budaya. 

Dengan hal sesederhana itu kita bisa menjaga keutuhan bangsa Indonesia dalam bingkai ideologi dan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, sebagai bentuk cita-cita dan impian para pendiri bangsa untuk menciptakan bangsa yang damai dan tentram.

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA