Cara membangunkan orang tidur menurut Islam

OLEH IMAS DAMAYANTI

Dalam rumah tangga, sikap saling menghargai antara suami dan istri perlu dijaga. Memelihara hubungan itu salah satunya dapat tercipta dengan pola komunikasi yang baik, termasuk saat suami hendak membangunkan istri saat tertidur pulas di tengah malam.

Dalam sebuah hadis berbunyi, “An Jabir ibna Abdillah Radhiyallahuanhu yaqulu qala Rasulullahi shallallahu alaihi wa salaama: idza athaala ahadukumul ghaibata falaa yathruq ahlahu lailan”.

Yang artinya: “Dari Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau seseorang di antara kamu bepergian dalam waktu cukup lama maka janganlah (ketika sudah pulang) mengetuk pintu rumah istrimu di malam hari.” Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagaimana ditulis dalam kitabnya Shahih Bukhari.

Ustaz Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku 60 Hadis Hak-Hak Perempuan menjelaskan bahwa kadar hadis tersebut sahih. Hadis tersebut tidak hanya diriwayatkan oleh Imam Bukhari saja, tetapi juga oleh Imam Muslim, Imam Abu Dawud, dan Imam Ahmad.

Dijelaskan pula, teks tersebut sejatinya berbicara mengenai adab bagi suami untuk tidak mengganggu ketenangan istri. Mengetuk pintu pada malam hari ketika istri dan seluruh anggota keluarga sedang tertidur lelap, hal itu tentu saja dikategorikan sebagai aktivitas yang mengganggu kenyamanan.

Itulah adab tingkat tinggi untuk tidak berbuat sesuatu yang tidak nyaman bagi pasangan. Adapun inti dari teks hadis tersebut adalah larangan mengganggu kenyamanan pasangan, baik suami kepada istri maupun istri kepada suami. Untuk itu, diperlukan komunikasi yang intensif agar segala sesuatu di antara keduanya bisa lebih menenangkan dan nyaman.

Inti dari teks hadis tersebut adalah larangan mengganggu kenyamanan pasangan, baik suami kepada istri maupun istri kepada suami.

Sedangkan, larangan “mengetuk pintu dan masuk rumah pada malam hari” tentu saja dapat dimaknai secara kontekstual, yaitu pada masyarakat yang belum mengenal teknologi komunikasi. Saat ini, ketika teknologi komunikasi berkembang begitu pesat maka memungkinkan bagi seseorang agar bisa memberitahukan waktu kepulangannya dari bepergian.

Yang bersangkutan dapat masuk sendiri ke rumah tanpa harus membangunkan atau mengganggu istri yang sedang tertidur lelap. Pulang malam bagi suami tentu saja dibolehkan, tetapi yang terpenting dari semua itu adalah berbagi komunikasi dan informasi kepada pasangan.

Artinya, teks hadis di atas menegaskan lagi pentingnya saling pengertian dan kerja sama antara suami dan istri. Di antaranya adalah saling menjaga perasaan masing-masing. Suami menjaga perasaan istri dan istri menjaga perasaan suami.

Penting untuk saling menjaga perasaan masing-masing. Suami menjaga perasaan istri dan istri menjaga perasaan suami.

Larangan menceritakan kekurangan pasangan kepada orang lain juga berangkat dari adab ini. Jika menggunakan qiyas awlawi atau analogi superlatif, segala jenis dan bentuk kekerasan dapat dipastikan hukumnya haram. Mengetuk pintu pada malam hari saja haram karena itu mengganggu istri, apalagi melakukan kekerasan fisik, psikis, sosial, maupun ekonomi karena alasan yang sama, bahkan lebih.

Hal yang sama jika yang terjadi sebaliknya istri terhadap suami juga haram. Dengan pendekatan mafhum mukhalafah atau makna kebalikan, jika mengganggu kenyamanan pasangan adalah haram maka setiap tindakan yang menyenangkan, menggembirakan, dan membahagiakan pasangan adalah wajib dan memperoleh pahala.

Mengetuk pintu pada malam hari saja haram karena itu mengganggu istri, apalagi melakukan kekerasan fisik, psikis, sosial, maupun ekonomi.

Kenyamanan keluarga

Begitu pun adab terhadap kenyamanan keluarga. Rasulullah SAW sendiri mencontohkan ketika pulang dari haji pada malam hari, Nabi SAW memilih untuk tinggal terlebih dahulu di Dzul Hulaifah melalui pintu al-Mu’arras dan menginap semalam. Baru pada pagi harinya beliau berangkat masuk ke Madinah.

Praktik tersebut dilakukan Nabi untuk menghindari datang dan masuk Kota Madinah pada malam hari. Tentunya praktik ini kontekstual, yang intinya adalah Nabi tidak ingin mengganggu keluarga di rumah atau membuat mereka merasa terganggu. Baca Selengkapnya';

Rasulullah SAW menganjurkan membangunkan orang tidur untuk sholat

REPUBLIKA.CO.ID, — Sebagian orang terkadang tertidur sebelum waktu sholat dan belum bangun hingga waktu sholat telah tiba. Apakah yang bersangkutan harus dibangunkan? Apa hukumnya?  

Dar Al Ifta Mesir mengatakan bahwa dianjurkan untuk membangunkan orang yang tidur untuk sholat jika waktunya segera berakhir. Hal ini merupakan perbuatan baik untuk saling tolong menolong sebagaimana dalam Al Maidah ayat 2 disebutkan: 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى  ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.”

Sementara itu, menurut pandangan Mazhab Maliki, orang yang tidur harus dibangunkan untuk sholat wajib, dan dia harus mengingatkan jika mengetahui saudaranya belum sholat.

Meskipun orang tersebut terlelap tidur sementara orang sekitarnya tidak ada yang peduli. Bahwa memperingatkan orang yang lalai hukumnya adalah wajib.Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Aisyah berkata:  

أَنَّ رَسُولَ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ- كَانَ يُصَلِّي صَلَاتَهُ بِاللَّيْلِ وَهِيَ مُعْتَرِضَةٌ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَإِذَا بَقِيَ الْوِتْرُ أَيْقَظَهَا،فَأَوْتَرَتْ 

Bahwa Rasulullah SAW pernah sholat  malam, sementara 'Aisyah melintang di depannya, jika hendak witir, Rasulullah membangunkan Aisyah, lantas 'Aisyah melaksanakan sholat witir. Hal ini juga didasarkan pada apa yang diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud:  

خرج يومًا إلى الصلاة، فلم يمر نائم إلا أيقظه Nabi keluar pada suatu hari untuk sholat dan tidaklah beliau melewati orang yang tidur kecuali membangunkannya.”   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Bagaimana cara membangunkan orang yang sedang tidur?

Cara Mudah Membangunkan Orang Tidur Tanpa Bikin Jengkel.
Mengubah suhu ruangan. Suhu ruangan diketahui sangat memengaruhi kualitas tidur seseorang. ... .
Menjauhkan alarm dari tempat tidur. Suara alarm bisa membangun orang dari tidurnya. ... .
Membiarkan cahaya matahari masuk. ... .
Memutar musik. ... .
Menggunakan aromaterapi..

Bagaimana cara membangunkan orang yang susah bangun tidur?

Cara membangunkan orang tidur yang efektif.
Menggunakan musik. Menurut penelitian, orang lebih suka dibangunkan dengan alunan musik dibandingkan dengan nada alarm atau suara yang keras. ... .
Menggunakan cahaya matahari. ... .
Menggunakan aromaterapi. ... .
Mengubah suhu ruangan. ... .
Menjauhkan sumber alarm dari tempat tidur..

Apakah dosa membangunkan orang tidur?

Hukumnya sunah membangunkan orang tidur agar bangun dan melaksanakan sholat.

Bagaimana cara membangunkan suami tidur?

Beri sentuhan romansa dan perhatian agar pasangan lebih senang yuk!.
Memainkan musik lembut dan siapkan air hangat untuk mandi. Pexels/Andrea Piacquadio. ... .
2. Tinggalkan catatan dekat bantal. ... .
Membawakan sarapan kesukaan ke tempat tidur. ... .
Membangunkan dengan cara memeluk pasangan. ... .
Membangunkan pasangan dengan ciuman hangat..