Cara agar uji t berpengaruh signifikan

Metode pengujian hipotesis dengan t hitung pada analisis regresi adalah jika T hitung > T tabel maka hipotesis diterima, sebaliknya jika T hitung < T tabel maka hipotesis ditolak. Atau bisa juga menggunakan Signifikansi atau probabilitas atau Alpha. Misalnya untuk tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5% maka jika Signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak dan jika Signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima.

Ketentuan itu sudah sangat jelas dan sebenarnya tidak perlu untuk dibahas lebih lanjut. Atau jika ingin melangkah lebih lanjut, maka hipotesis diterima jika T hitung > T tabel atau Signifikansi < 0,05. Ditolak jika T hitung < T tabel atau Signifikansi > 0,05. Juga sudah sangat jelas. Akan tetapi pertanyaan yang sering masuk ke kami adalah kurang lebih seperti ini:

Bagaimana jika T hitung < T tabel dan Signifikansi < 0,05?

Ini memang luar biasa, tetapi tidak hanya 1 atau 2 pertanyaan seperti itu di kolom komentar blog sederhana ini. Kadang tidak kami jawab, karena memang sudah ada banyak jawaban di pertanyaan yang lain, atau kadang kami sampaikan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi. Tapi kadang juga dibantah bahwa hasil yang dilakukan memberikan hasil seperti itu. 

Rupanya ini masalahnya:

Contoh Output T Hitung dengan SPSS Versi 26

Tabel di atas adalah Output SPSS untuk regresi linear dengan T tabel adalah sebesar 2,00  (Sudah kami chek berkali-kali). Kita lihat Variabel bebas Minyak dengan T hitung 2,261 dan Signifikansi sebear 0,028. Berarti memang benar T hitung > T tabel dan signifikansi < 0,05. Abaikan yang variabel Inflasi dan lihat yang variabel Kurs. Di situ tertulis T hitung -3,212 dan Signifikansi sebesar 0,002. Rupanya inilah yang sering dipermasalahkan. Itu kan T hitung < T tabel dan Signifikansi < 0,05. 

Penting untuk dipahami bahwa tanda negatif di depan angka tersebut BUKAN BERARTI NILANYA DI BAWAH 0. Itu adalah arah pengaruh. Jadi nilai T hitung diambil nilai mutlaknya atau nilai absolutnya yaitu sebesar 3,212. Jadi tetap T hitung > T Tabel dan Signifikansi < 0,05.

Tanda negatif berarti pengaruhnya adalah negatif atau berkebalikan sedangkan tanda positif berarti pengaruhnya juga positif. Untuk Variabel Minyak (positif), maka jika Harga minyak Naik maka nilai IHSG juga akan naik, atau jiika harga Minyak turun, maka IHSG juga turun, searah. TETAPI, untuk Kurs, karena tandanya negatif, maka jika Kurs Dollar NAIK, maka IHSG justru TURUN, sebaliknya jika Kurs Dollar TURUN, maka justru IHSG akan NAIK. 

Mudah-mudahan jelas.

Untuk mengeceknya, coba perhatikan variabel yang di tengah, yaitu Inflasi. Karena tandanya negatif maka jika Inflasi NAIK maka IHSG akan? (jawab dulu sebelum melihat artikel selanjutnya).

Jika Anda menjawab TURUN, maka meskipun Anda sudah paham tetapi kurang tepat :) Mengapa? Karena signifikansi > 0,05 dan juga T hitung < T tabel yang berarti tidak signifikan. Perubahan pada Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kurs. Tapi syukurlah, Anda sudah paham tentang tanda positif dan negatif di depan T hitung.

Mudah-mudahan tidak ada yang bertanya bagaimana jika Signifikansi hasil hitung nilainya negatif :))

Share:

Dalam analisis regresi linear baik sederhana maupun berganda, kita akan mempergunakan uji t untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Untuk interpretasi uji t pada regresi linear, telah kami bahas di artikel ini.  Di sini kita akan bersama membahas tentang arti pada kalimat yang sering muncul yaitu, "Terdapat pengaruh yang positif dan signfikan" variabel X terhadap variabel Y. Kata 'positif' dalam kalimat itu artinya adalah searah, atau jika variabel X meningkat, maka variabel Y juga akan meningkat, sebaliknya, jika variabel X menurun, maka variabel Y juga menurun. Jadi kata positif bukan berarti positif pada uji kehamilan atau uji rapid test atau uji swab di mana jika negatif berarti tidak hamil atau tidak terinfeksi virus atau tidak berpengaruh.

Kata signifikan dapat diartikan sebagai bermakna, atau mempunyai makna atau berarti. Sebagai contoh, seorang karyawan mendapatkan kenaikan gaji bulanan dari Rp. 5.000.000 per bulan menjadi Rp. 5.005.000 atau naik Rp 5 ribu perbulan. Apakah gajinya naik? Tentu iya, tapi apakah kenaikan itu akan memberikan manfaat kepada karyawan tersebut? Tentunya tidak. Dalam hal ini kenaikan tersebut tidak signifikan atau tidak bermakna atau tidak mempunyai arti atau bahasa sehari-harinya, karyawan tersebut tidak akan berubah pola hidupnya karena kenaikan tersebut.

Sebagai ilustrasi berikut adalah output Uji T dengan SPSS Versi 25:

Contoh Output T Hitung pada Regresi Linear dengan SPSS Versi 25

Variabel terikat adalah keputusan pembelian. Kita ambil contoh variabel Inovasi Produk, sehingga dinyatakan bahwa Inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian dengan T hitung sebesar 4,721 dan Sig sebesar 0,00 < 0,05. Artinya jika Inovasi produk ditingkatkan, maka keputusan pembelian juga akan meningkat, sebaliknya jika inovasi produk menurun, maka keputusan pembelian juga akan menurun. (ini hanya contoh, mohon tidak dibahas teorinya secara mendalam) 

Variabel yang lain, Sales promotion ternyata mempunyai t hitung yang negatif dengan sig < 0,05. Berarti Sales promotion berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Jika sales promotion ditingkatkan, maka keputusan pembelian justru menurun, sebaliknya jika sales promotion dikurangi, maka keputusan pembelian akan meningkat. Ini hanya contoh, mungkin agak aneh, tetapi mohon tidak dibahas lebih jauh. Mungkin karena adanya banyak promosi, maka calon konsumen justru menunggu adanya promosi, tidak membeli produk jika tidak ada promosi. Karena nilai promosi sangat besar, sehingga produk menjadi gratis. (Ini terjadi ketika perusahaan pada tahap awal sedang 'bakar uang', misalnya fenomena beberapa waktu yang lalu pada taksi online).

Mudah-mudahan bisa dipahami. Nah, untuk variabel Personal Selling, bagaimana kalimatnya. T hitung negatif dan signifikansi > 0,05. 

Silahkan tulis di komentar jika berkenan.

Share:

Kapan uji t dikatakan signifikan?

Pada pengujian hipotesis dapat dikatakan signifikan ketika nilai T-statistics lebih besar dari 1,96, sedangkan jika nilai T-statistics kurang dari 1,96 maka dianggap tidak signifikan (Ghozali, 2016).

Bagaimana jika uji t dan F tidak signifikan?

Jika uji F tidak signifikan, maka tidak disarankan untuk melakukan uji t atau uji parsial. Penentuan penerimaan hipotesis dengan uji t dapat dilakukan berdasarkan tabel t. Nilai t hitung hasil regresi dibandingkan dengan nilai t pada tabel.

Bagaimana jika hasil penelitian tidak berpengaruh signifikan?

Jika hasilnya tidak signifikan, maka artinya adalah data yang dikumpulkan tidak berhasil membuktikan keterkaitan antara X dan Y, dan bukan berarti X tidak berpengaruh terhadap Y, melainkan data sampel tidak berhasil membuktikan hubungan tersebut.

Apa yang menyebabkan data tidak signifikan?

Penyebab tidak signifikannya hasil uji statistik karena pola persebaran data yang tidak sama antara variabel yang diuji. Periksa terlebih dahulu skor total dari setiap variabel apakah telah membentuk pola yang sama atau tidak (ingat yang diperiksa skor total, bukan skor jawaban pada setiap item pernyataan).

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA