You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 10 are not shown in this preview.
You're Reading a Free Preview
Pages 14 to 22 are not shown in this preview.
You're Reading a Free Preview
Pages 29 to 40 are not shown in this preview.
You're Reading a Free Preview
Pages 45 to 49 are not shown in this preview.
You're Reading a Free Preview
Pages 53 to 62 are not shown in this preview.
You're
Reading a Free Preview
Pages 68 to 69 are not shown in this preview.
You're Reading a Free Preview
Pages 76 to 83 are not shown in this preview.
You're Reading a Free Preview
Pages 87 to 90 are not shown in this preview.
You're Reading a Free Preview
Pages 97 to 104 are not shown in this preview.
You're Reading a Free Preview
Pages 108 to 123 are not shown in this preview.
You're Reading a Free Preview
Pages 130 to 131 are not shown
in this preview.
You're Reading a Free Preview
Pages 135 to 148 are not shown in this preview.
You're Reading a Free Preview
Pages 152 to 183 are not shown in this preview.
Tentang Kami
Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo (USA) mendapatkan izin pendiriannya melalui Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia nomor 489/E/O/2022 tertanggal 12 Juli 2022 tentang Izin Penggabungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pamane Talino di Kabupaten Landak, Akademi Keperawatan Dharma Insan Pontianak di Kota Pontianak, dan Akademi Kebidanan St. Benedicta Pontianak di Kota Pontianak menjadi Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo di Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat yang diselenggarakan oleh Yayasan Landak Bersatu.
Tuhan. Bahkan Ia merasa harus berada di Rumah Tuhan untuk melayani
Bapa di surga. Diharapkan anak-anak pun dapat memiliki motivasi dan
kegemaran seperti Yesus; datang ke gereja untuk berdoa dan bernyanyi
memuliakan Tuhan, dan ikut serta di dalam pelayanan-pelayanan gereja
yang dapat mereka lakukan.
Melalui pelajaran ini kita akan membimbing peserta didik untuk
meneladani semangat hidup Yesus yang gemar berada di rumah Tuhan.
Datang di gereja untuk berdoa dan
bernyanyi memuliakan Tuhan, serta
menumbuhkan minat untuk ikut serta dalam pelayanan-pelayanan gereja
bagi kemuliaan Tuhan. Dengan demikian mereka akan selalu merindukan
gereja sebagai tempat untuk bersukacita bersama Tuhan dan saudara
seiman.
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan
berdoa, misalnya:
Doa
Tuhan Yesus yang Mahabaik
ajarilah kami mencintai gereja sebagai rumah Tuhan
Buatlah
hati kami gembira dan bersukacita
di saat berdoa dan bernyanyi memuji Tuhan. Amin
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 137
Langkah Pertama
Menggali Pengalaman Hidup
1. Pengamatan Gambar
Guru mengajak peserta didik mengamati gambar anak-anak sedang
melakukan tugas pelayanan di dalam gereja.
2. Bernyanyi
Guru mengajak peserta didik menyanyikan lagu Anak Monyet
Anak Monyet
0j 3 3j j 2/ 1.1j j 2 j3j 1 / 2.0j 2 2j j 1/u . 7j j 1 j2j
7/1 .
Anak monyet di atas pohon, anak cacing di dalam tanah
j03 j3j 2/1 .j1j 1 2j j j j 3/4 .0j j 4 4j j 3/ u 5 2j j 4 3j j 2/1./.0//
Anak burung di dalam sangkar, anak Tuhan di dalam gere- ja
Panjang muka namanya kuda, panjang hidung namanya gajah
Panjang tangan itu pencuri, panjang sabar itu anak Tuhan
( Special Songs For Kids, Penyusun: Yusak I.Suryana, YIS Production, Nomor 238)
Pertama lagu dinyanyikan bersama-sama. Selanjutnya untuk
meresapi isi
lagu, peserta didik dapat menyanyikannya secara
bervariasi. Misalnya tampil berkelompok di depan kelas, dengan ekspresi
dan gerakan yang sesuai.
138 Buku Guru Kelas II SD
3. Pendalaman
Guru mengajak peserta didik untuk menanggapi pesan lagu dengan
bertanya, memberi komentar, mengungkapkan perasaannya, atau
menceritakan pengalamannya yang serupa, misalnya:
a. Untuk apakah anak-anak Tuhan berada didalam gereja?
b. Bagaimana penglamanku saat berdoa dan
memuji Tuhan di
dalam gereja?
c. Bagaimana perasaanku bila melihat anak-anak yang berpakaian
misdinar melayani di sekitar altar? Bila melihat paduan suara
anak-anak Sekolah Minggu? Apakah saya tertarik untuk menjadi
seperti mereka?
d. Bagaimana semangat keluargaku untuk datang ke gereja pada
hari minggu?
4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, ungkapan
perasaan dan pengalaman peserta didik, misalnya:
Anak-anak Tuhan
berada di dalam gereja, bukan untuk bermain tetapi
untuk berdoa dan bernyanyi memuji Tuhan.
Tuhan pun ingin agar anak-anak Tuhan mau melayani Tuhan di gereja.
Misalnya ikut paduan suara anak-anak, menjadi dirigen atau organis,
menjadi putra altar atau putri sakristi.
Berusahalah untuk menjadi anak-anak Tuhan yang senang berada di
gereja, rumah Tuhan.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 139
5. Penugasan
Guru mengajak peserta didik untuk menuliskan
kegembiraannya
saat berada di dalam gereja.
6. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan ungkapan kegembiraan
peserta didik, misalnya:
Gereja adalah tempat anak-anak Tuhan berkumpul,
untuk berdoa dan bernyanyi memuji Tuhan dalam sukacita.
Di dalam gereja anak-anak Tuhan mendapat berkat Tuhan,
yang akan membuat hidupnya gembira selalu.
Karena itu teruslah bersemangat untuk datang ke gereja,
Tuhan menunggu setiap saat untuk memberimu berkat.
Langkah
Kedua
Menggali Pengalaman Kitab Suci
1. Pengamatan
Guru mengajak peserta didik mengamati gambar Yesus tertinggal di
Bait Allah
2. Bercerita
Guru mengajak peserta didik untuk mendengarkan cerita Yesus
Tertinggal dalam Bait Allah.
140 Buku Guru Kelas II SD
Yesus pada Umur Duabelas Tahun dalam Bait Allah
(Lukas 2: 41-52)
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem untuk merayakan
Hari Raya Paskah.
Dan ketika Yesus berumur
dua belas tahun pergilah Yesus bersama
orang tua-Nya ke Yerusalem untuk merayakan Paskah.
Sehabis perayaan itu mereka pulang. Tetapi Yesus, Anak itu masih
tinggal di Yerusalem dan ayah ibu-Nya tidak tahu. Mereka menyangka
Yesus ikut dalam rombongan. Sesudah berjalan sepanjang hari barulah
mereka mencari Yesus di antara sanak saudara dan kenalan-kenalan
mereka. Tetapi mereka tidak menemukan Yesus, jadi mereka kembali
ke Yerusalem mencari Dia. Setelah tiga hari mencari,
mereka mendapati
Yesus di dalam Bait Allah. Ia sedang duduk mendengarkan para guru
agama dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Semua orang yang mendengar Yesus heran karena jawaban-jawaban
Yesus yang cerdas.
Orang tua Yesus pun heran melihat Dia. Ibu-Nya berkata kepada-Nya,
“Nak, mengapa Kau lakukan ini kepada kami? Ayah-Mu dan ibu-Mu
cemas mencari Engkau!”
Tetapi Yesus menjawab, “Mengapa ayah dan ibu mencari Aku? Apakah
ayah dan ibu tidak tahu bahwa Aku
harus ada di dalam rumah Bapa-Ku?”
Tetapi mereka tidak mengerti jawaban Yesus. Kemudian Yesus pulang
bersama orang tua-Nya ke Nazaret. Semua hal itu disimpan oleh ibu-Nya
di dalam hatinya. Yesus makin bertambah besar dan bertambah bijaksana,
serta dikasihi oleh Allah dan disukai oleh manusia.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 141
3. Pendalaman
Guru mengajak peserta didik untuk mendalami peristiwa Yesus
tertinggal di Bait Allah.
Guru mengajak
peserta didik untuk menanggapi peristiwa Yesus
dengan bertanya, memberi komentar, mengungkapkan perasaannya,
atau menceritakan pengalamannya, misalnya:
a. Mengapa orangtua-Nya tidak menuntun tangan Yesus supaya
tidak terpisah dari mereka?
b. Mengapa Yesus tidak bilang pada orang tua-Nya kalau belum
mau pulang?
c. Ceritakan yang dilakukan orangtua Yesus untuk mencari anaknya.
d. Bagaimana kalau peristiwa seperti itu terjadi pada saya dan orang
tuaku?
4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, komentar,
ungkapan perasaan dan pengalaman peserta didik.
Meskipun ditegur oleh orangtua-Nya, Yesus tidak merasa bersalah.
Sebab Yesus berada di tempat yang baik, yaitu Bait Allah atau rumah
Tuhan.
Yesus senang berada di Bait Allah karena Yesus adalah Anak Allah.
Gereja adalah rumah Tuhan, sama seperti Bait Allah.
Kalau kita senang datang ke gereja untuk berdoa dan memuji Tuhan, maka
142 Buku Guru Kelas II SD
kita pun disebut anak-anak Tuhan, sama seperti Yesus.
Karena itu rajinlah selalu untuk datang ke gereja.
Tuhan pasti senang untuk memberimu berkat serta perlindungan.
Langkah Ketiga
Refleksi dan Aksi
1. Refleksi
Guru mengajak peserta didik untuk membandingkan pengalaman-
nya dengan pengalaman Kitab Suci
●● Apakah saya rajin ikut orangtuaku pergi ke gereja?
2. Aksi
Guru mengajak peserta didik untuk mengunjungi gereja, atau
gua
Maria, atau tempat ibadat lainnya untuk berdoa atau memuji Allah
dengan bernyanyi..
Kemudian menuliskan di buku tugasnya hal-hal yang menyenangkan
hatinya saat melakukan kegiatan itu.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 143
Penutup
Rangkuman
Guru memberikan rangkuman pelajaran ini, misalnya:
●● Yesus tertinggal di Bait Allah ketika Ia berumur duabelas tahun.
●● Yesus berada di Bait Allah atau rumah Tuhan untuk berdoa dan
membaca Firman Allah.
●● Gereja adalah rumah Tuhan, sama seperti Bait Allah. Kalau kita
rajin datang ke gereja, berarti kita memiliki semangat yang sama
seperti Yesus.
●● Kita berada di dalam gereja, bukan untuk bermain tetapi untuk
berdoa dan bernyanyi memuji Tuhan.
●● Tuhan ingin agar kita melayani Tuhan di gereja. Misalnya ikut
dalam paduan suara, menjadi dirigen atau organis, menjadi
putra altar atau putri sakristi, melayani Firman Tuhan, dan tugas
pelayanan lainnya.
●● Selain mengikuti perayaan Ekaristi, kita juga harus rajin berdoa
dan membaca Firman Tuhan. Firman Tuhan dapat kita temukan
di dalam Alkitab
●● Berusahalah untuk selalu senang datang ke gereja. Tuhan pun
pasti senang untuk memberimu berkat dan perlindungan.
144 Buku Guru Kelas II SD
Doa
Guru mengajak peserta didik untuk menutup pelajaran dengan
berdoa, misalnya:
Tuhan yang Mahabaik
berilah kami semangat dan
kegembiraan
untuk datang ke gereja bersama keluarga,
untuk berdoa dan bernyanyi memuliakan Tuhan,
dan melayani Tuhan dengan sukacita. Amin
Penilaian
Tes tertulis/lisan
1. Di manakah Yesus dan orangtua-Nya pergi merayakan Paskah?
2. Umur berapakah Yesus saat tertinggal di Bait Allah?
3. Berapa harikah orangtua Yesus mencari Dia?
4. Sedang apakah Yesus waktu ditemukan orangtua-Nya di Bait Allah?
5. Bagaimanakah jawab Yesus waktu ibu-Nya menegur Dia?
6. Untuk apakah kita datang ke gereja pada hari minggu?
7. Sebutkan tugas orang-orang yang melayani dalam perayaan Ekaristi
di gereja.
8. Selain mengikuti perayaan Ekaristi, apa lagi yang harus dilakukan
anak-anak Tuhan?
9. Di manakah kita dapat menemukan Firman Tuhan?
10. Siapa sajakah yang dapat membantu kita memahami Firman Tuhan?
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 145
Pengayaan
Guru memberi tugas kepada peserta didik, yaitu :
●●
Menggambar di selembar kertas tebal sebuah gedung gereja.
Hiaslah gambarmu dengan warna-warni, dan bingkailah yang
rapi.
Di bagian bawah gambarmu tulislah sebuah slogan yang berisi
ajakan untuk datang ke rumah Tuhan. Misalnya: “Tuhan Yesus
menunggumu ..... Datanglah....!”
●● Pamerkan gambarmu di depan kelas dan mintalah gurumu untuk
menilainya.
146 Buku Guru Kelas II SD
H. Ingin Seperti Yesus
Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
Kompetensi Dasar
3.4. Memahami
tokoh-tokoh Perjanjian Baru dalam kisah kanak-kanak
Yesus
4.4. Meneladani sikap baik tokoh-tokoh Perjanjian Baru seperti yang
dinyatakan di dalam peristiwa Yesus.
Indikator
1. Menyebutkan orang-orang menderita yang membutuhkan perto-
longan.
2. Menceritakan peristiwa Yesus menyembuhkan Bartimeus dari
butanya.
3. Menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki kita menolong sesama
yang menderita.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 147
Tujuan
Setelah menyanyi, mengamati gambar dan melakukan kegiatan peserta
didik dapat
1. Menyebutkan orang-orang menderita yang membutuhkan pertolon-
gan.
2. Menceritakan peristiwa Yesus menyembuhkan Bartimeus dari
butanya.
3. Menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki kita menolong sesama
yang menderita.
Bahan Kajian
1. Orang-orang menderita yang membutuhkan pertolongan
2. Yesus menyembuhkan Bartimeus dari butanya
3. Tuhan menghendaki kita
menolong sesama yang menderita.
4. Kitab Suci (Markus 10:46-52)
Sumber Belajar
1. Komkat KWI 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama
Katolik untuk SD kelas II.Yogyakarta: Kanisius
2. Pengalaman peserta didik dan guru
3. Alkitab
148 Buku Guru Kelas II SD
Pendekatan
Kateketis dan saintifi
Metode
Bernyanyi, pengamatan gambar, bercerita, tanya jawab, penugasan
Waktu
4 jam pelajaran. (Jika pelajaran ini dilaksanakan
dalam dua kali
pertemuan atau lebih secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh
guru)
Pemikiran Dasar
Melihat orang buta yang susah berjalan atau melihat orang menderita
suatu penyakit, akan menimbulkan rasa iba di hati kita. Mungkin
anak-anak juga pernah mengalami hal seperti ini. Merasa iba terhadap
penderitaan sesama sesungguhnya merupakan reaksi positif yang patut
ditumbuhkembangkan di dalam diri anak-anak. Sebab rasa iba akan
menggerakkan seseorang
untuk berbuat kebaikan terhadap sesamanya
yang menderita. Dengan demikian semangat solidaritas dan kepedulian
diantara umat manusia akan bertumbuh subur.
Ketika Bartimeus, seorang buta memanggil nama Yesus untuk minta
tolong, orang banyak justru memarahi dan menyuruhnya diam. Namun
Yesus bersikap sebaliknya. Ia sangat peduli terhadap orang-orang
menderita yang membutuhkan pertolongan. Karena itu Ia menyembuhkan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 149
banyak
orang buta dan orang sakit lainnya. Bukan sekedar merasa iba
saja, tetapi Yesus pun bertindak dengan melakukan pertolongan untuk
membebaskan mereka dari penderitaannya. Inilah teladan hidup Yesus
yang patut diteladani oleh kita semua.
Melalui pelajaran ini kita ingin membimbing peserta didik untuk
memiliki semangat hidup Yesus yang selalu peduli tehadap orang-orang
menderita. Diharapkan akan tumbuh di hati mereka perasaan iba yang
mendalam bila melihat teman atau sesama
yang menderita. Selanjutnya
perasaan iba ini hendaknya ditindaklanjuti dengan perbuatan kasih untuk
meringankan penderitaan sesama. Dengan demikian keinginan untuk
menjadi seperti Yesus dapat menjadi kenyataan di dalam diri peserta
didik.
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Guru mengajak peserta didik untuk membuka pelajaran dengan
berdoa, misalnya:
Doa
Tuhan Yesus yang Mahabaik
Engkau membuat orang buta melihat kembali
dan orang-orang sakit
Engkau sembuhkan.
Ajarilah kami ya Tuhan
untuk menolong orang-orang menderita
dan meringankan beban mereka. Amin
150 Buku Guru Kelas II SD
Langkah Pertama
Menggali Pengalaman Hidup
Mengamati Gambar
Guru mengajak peserta didik mengamati gambar tentang seorang
anak yang memberi sedekah.
Bercerita
Guru menceritakan tentang si Kecil yang Murah Hati
Si Kecil yang Murah Hati
Pengemis tua itu mencari makan dengan meminta-minta di
pinggir
jalan.
Meskipun sudah banyak orang yang lewat, namun ia belum
mendapatkan sedekah.
Setelah lama menunggu, akhirnya rejeki yang ia harapkan datang juga.
Seorang anak perempuan memberinya selembar uang, cukup untuk
makan hari ini.
Pengemis tua itu amat gembira. Selain ia menerima uang, ia juga
terhibur oleh senyum cantik anak perempun yang baik hati itu.
Semua bergembira, termasuk Ibu dari anak perempuan itu. Ibu itu
gembira karena anaknya mulai meniru
teladannya yang memang suka
menolong orang-orang menderita.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 151
3. Pendalaman
Guru mengajak peserta didik untuk menanggapi peristiwa di atas
dengan bertanya, memberi komentar, mengungkapkan perasaannya,
atau menceritakan pengalamannya yang serupa, misalnya:
a. Mengapa pengemis itu tidak bekerja saja supaya mendapat gaji?
b. Bagaimana nasib pengemis itu kalau tidak ada yang mau memberi
sedekah?
c.
Pernahkah kamu menolong sesama yang menderita selain
pengemis. Ceritakan pengalamanmu.
d. Bagaimana tanggapan orangtua atas pengalaman yang baik itu?
4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, ungkapan
perasaan dan pengalaman peserta didik, misalnya:
Di sekitar kita banyak orang yang hidup menderita.
Mereka membutuhkan pertolongan dari orang-orang baik hati.
Kalau tidak ada orang yang menolong, mereka semakin menderita dan
mungkin
akan mati. Karena itu bermurah hatilah selalu, selamatkan
orang-orang menderita dari bahaya kelaparan.
Penugasan
Guru mengajak peserta didik mewarnai gambar orang buta dan
memberi judul gambar, serta menuliskan doa bagi orang-orang
menderita.
152 Buku Guru Kelas II SD
Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan hasil karya seni dan doa
peserta didik, misalnya:
Orang-orang menderita bukanlah musuh kita.
Mereka ciptaan Tuhan yang harus kita
tolong.
Menolong orang menderita berarti menghargai ciptaan Tuhan.
Karena itu bermurah hatilah untuk menolong orang-orang menderita,
sama seperti Tuhan Yesus yang selalu menolong orang-orang menderita.
Langkah Kedua
Menggali Pengalaman Kitab Suci
1. Pengamatan
Guru mengajak peserta didik mengamati gambar Bartimeus penge-
mis yang buta.
Bernyanyi
Guru mengajak peserta didik menyanyikan lagu Satu Orang Buta
Satu Orang Buta
j5j 5 5j j 6 5
3/ja1j 1a ja1j a2 a1 6/
Satu orang buta duduk minta-minta
5j j 5 j5j 6 5 3/3j j 3 j2j j 1 2 .
Ti-ap-ti-ap hari di pinggir jalan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 153
j5j 5 j5j 6 5 3/1ja j 1a ja1j a2 1a 6/
Pada suatu hari Yesus mela-lu- i
5j j 5 ja1j a2 a3 1a / aj2j 1a 3aj j j a2 1 ./
Orang buta i- tu disembuhkan-Nya
5j j 5 5j j 6 5 ./j6j 1a 1aj j 6 5./
Celik matanya, celik matanya
5j j 5 ja1j 2a 3a 1a /aj3j a3 j2a j j 1a 2a ./
Orang
buta i-tu celik matanya
j5j 5 j5j 6 5 ./j6j a1 1ja j 6 5./
Celik matanya, celik matanya
5j j j 5 j1a j 2a 3a 1a /2a 1a j3a j a2 1a ./ ...0 //
Orang buta i-tu celik mata-nya
( Special Songs For Kids, Penyusun: Yusak I.Suryana, YIS Production, Nomor 208)
Pertama lagu dinyanyikan bersama-sama. Selanjutnya untuk me-
resapi isi lagu, peserta didik dapat menyanyikannya secara bervariasi.
Misalnya tampil berkelompok di depan kelas, dengan ekspresi dan ger-
akan
yang sesuai.
154 Buku Guru Kelas II SD
3. Bercerita
Guru menceritakan kisah Yesus menyembuhkan Bartimeus.
Yesus Menyembuhkan Bartimeus
(Markus 10:46-52)
Yesus dan pengikut-pengikut-Nya serta orang banyak berjalan
meninggalkan kota Yerikho. Mereka melewati seorang buta yang sedang
duduk minta-minta di pinggir jalan. Namanya Bartimeus, anak dari
Timeus.
Ketika Bartimeus mendengar bahwa yang sedang lewat itu adalah
Yesus orang Nazaret ia
berteriak, katanya “Yesus, Anak Daud! Kasihanilah
saya!”
Ia dimarahi oleh banyak orang dan disuruh diam. Tetapi ia lebih keras
lagi berteriak, “Anak Daud, kasihanilah saya!”
Maka Yesus berhenti lalu berkata, “Panggillah dia.” Mereka memanggil
orang buta itu. Mereka berkata kepadanya, “Tenanglah, bangunlah! Kau
dipanggil Yesus.”
Orang buta itu pun melemparkan jubahnya, lalu cepat-cepat berdiri
dan pergi kepada Yesus.
“Apa yang kau ingin Aku perbuat
untukmu?” tanya Yesus kepadanya.
Orang buta itu menjawab, “Pak Guru, saya ingin melihat.”
“Pergilah,” kata Yesus, “karena engkau percaya kepada-Ku, engkau
sembuh.”
Pada saat itu juga Bartimeus, orang buta itu dapat melihat. Lalu ia pun
mengikuti Yesus.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 155
4. Pendalaman
Guru mengajak peserta didik untuk menanggapi peristiwa dengan
bertanya, memberi komentar, mengungkapkan perasaannya, atau
menceritakan kembali
kisah Yesus menyembuhkan Bartimeus, misalnya:
a. Mengapa keluarganya tidak mengurus orang buta itu?
b. Kasihan orang buta itu! Mengapa orang-orang memarahi dia?
c. Sungguh hebat Tuhan Yesus, bagaimana Ia bisa menyembuhkan
orang buta dalam sekejap dengan berkata-kata saja?
d. Apa yang akan kamu lakukan kalau ada orang menderita minta
tolong padamu?
5. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, komentar
dan ungkapan perasaan dan
pengalaman peserta didik, misalnya:
Yesus menyembuhkan Bartimeus sehingga ia dapat melihat lagi. Banyak
orang buta dan orang sakit lainnya yang juga disembuhkan oleh Yesus.
Yesus membebaskan mereka semua dari penderitaannya sehingga dapat
bergembira lagi untuk memuji Tuhan. Yesus adalah Penolong yang
sungguh hebat. Ia dapat melakukan apa saja yang baik bagi kehidupan
manusia, karena Yesus adalah Tuhan!
Berdoalah kepada Yesus, mohon agar Ia memberimu semangat
untuk
rajin menolong teman yang sakit, dan orang-orang lain yang menderita.
156 Buku Guru Kelas II SD
Langkah Ketiga
Refleksi dan Aks
1. Refleksi
Guru mengajak peserta didik untuk membandingkan pengalamannya
dengan pengalaman Kitab Suci
●● Apakah saya suka membantu teman yang susah?
2. Aksi
Guru mengajak peserta didik untuk memberi bantuan kepada teman
yang membutuhkannya dan menuliskan bantuan tersebut di buku
tugasnya sebagai
laporan.
Penutup
Rangkuman
Guru membuat rangkuman pelajaran ini, misalnya:
●● Karena merasa iba, Yesus menyembuhkan Bartimeus sehingga ia
dapat melihat lagi.
●● Sampai sekarang Tuhan Yesus terus bekerja menyembuhkan
orang-orang sakit. Ia memberkati pekerjaan dokter dan para
perawat yang mengobati orang sakit sampai sembuh.
●● Tuhan membutuhkan kita semua untuk bekerja sama menolong
orang-orang menderita.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 157
●● Maukah kamu menjadi seperti Tuhan Yesus? Di sekitar kita
banyak orang menderita. Bantulah mereka dengan senang hati!
Tuhan pasti senang melihat perbuatanmu.
Doa
Guru mengajak peserta didik untuk menutup pelajaran dengan
berdoa, misalnya:
Tuhan Yesus yang Mahabaik
Berilah kami semangat dan kerelaan
untuk menolong orang buta, orang sakit
dan orang-orang yang hidupnya susah. Amin
Penilaian
Tes tertulis/lisan
1.
Siapakah nama orang buta yang memanggil nama Yesus?
2. Untuk apakah ia duduk di pinggir jalan?
3. Minta apakah ia kepada Yesus?
4. Yesus memberi pertolongan apakah pada orang buta itu?
5. Selain orang buta, sebutkan orang menderita lainnya yang perlu kita
tolong?
158 Buku Guru Kelas II SD
Pengayaan
Guru mengajak peserta didik mewarnai gambar seorang buta
dan memberi judul gambar, serta menuliskan doa bagi orang-orang
menderita.
Remedial
Bagi peserta didik yang belum memahami kompetensi ini diberi
remedial dengan pertanyaan, misalnya:
a. Kapan umat Katolik merayakan pesta kelahiran Tuhan Yesus?
b. Siapa nama orangtua Yesus?
c. Dimanakah Yesus dipersembahkan pada usia 8 hari?
d. Untuk apakah Yesus pergi ke Bait Allah?
e. Apa yang dilakukan Tuhan Yesus kepada Bartimeus?
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 159
Bab Gereja
3
Proses menjadi manusia beriman sejati merupakan
proses yang tak
dapat dilepaskan dari tokoh iman itu sendiri yakni Yesus Kristus. Maka
dalam ruang lingkup atau tema Gereja ini membahas tentang makna
Iman, bagaimana mewujudkan kehidupan iman dalam realitas hidup
sehari-hari.
Proses beriman tidak dapat berkembang dalam kesendirian, iman perlu
berkembang dalam kebersamaan dengan sesama yang seiman (Gereja).
Maka dapat ditegaskan bahwa beriman Katolik berarti menjadi anggota
persekutuan Gereja; dan dalam kebersamaan
sebagai Gereja itulah mereka
berusaha melaksanakan dan mewujudkan tugas perutusan Yesus Kristus
dalam berbagai bentuk pelayanan demi kesejahteraan semua manusia.
Kesadaran akan peran-peran pihak luar dirinya, sudah sewajarnya
memunculkan sikap syukur yang perlu dinyatakan dalam berbagai bentuk
ucapan syukur, seperti: doa, nyanyian, dan perbuatan konkret sehari-
hari. Dengan demikian peserta didik kelas II sudah diperkenalkan dengan
macam-macam doa dalam Gereja Katolik
yakni: doa Pujian, doa Syukur,
dan doa Permohonan. Doa-doa ini juga merupakan pengetahuan faktual
yang dapat diterapkan dalam hidup baik di rumah, di sekolah, maupun di
Gereja.
160 Buku Guru Kelas II SD
Pokok bahasan yang akan dipelajari adalah sebagai berikut.
1. Iman adalah Anugerah
2. Beriman berarti Melaksanakan Perintah Allah
3. Beriman berarti Berbuat Demi Allah
4. Beriman berarti Berjuang Melawan Godaan
5. Berdoa Kepada Allah
6. Doa Pujian
7. Doa Syukur
8. Doa Permohonan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 161
A. Iman adalah Anugerah
Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas
dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
3.5. Mengenal makna iman.
4.5. Mengungkapkan iman dalam bentuk ketaatan dan doa kepada
Tuhan.
Indikator
1. Menjelaskan makna iman.
2. Menceritakan kisah ikan dan katak.
3. Menceritakan kisah Santo Agustinus.
162 Buku Guru Kelas II SD
Tujuan
Setelah mengamati gambar, mendengarkan
cerita, dan penugasan,
peserta didik dapat:
1. Menjelaskan makna iman.
2. Menceritakan kisah ikan dan katak.
3. Menceritakan kisah Santo Agustinus.
Bahan Kajian
1. Makna iman.
2. Kisah ikan dan katak.
3. Kisah Santo Agustinus.
Sumber Belajar
1. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama
Katolik untuk SD kelas II. Yogyakarta: Kanisius.
2. Heuken. A. SJ. 2002. Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan
Cipta Loka
Caraka.
3. De Mello, Antoni, SJ. 1990. Doa Sang Katak 1. Yogyakarta: Kanisius.
4. Konferensi Wali gereja Indonesia. 1996. Iman Katolik-Buku
Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius.
5. Pengalaman peserta didik dan guru
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 163
Pendekatan
Kateketis dan saintifik
Metode
Bernyanyi, bercerita, pengamatan, penugasan, menanya.
Waktu
4 jam pelajaran. (Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua
kali
pertemuan atau lebih secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh
guru).
Pemikiran Dasar
Pengertian iman bagi peserta didik kelas II belum mendalam.
Pengertian iman bagi mereka terbatas pada percaya pada Tuhan.
Menurut Fowler pada usia 7 sampai 12 tahun memasuki tahap 2 dalam
perkembangan iman yang disebut Mythic-literal faith. Anak sudah lebih
logis dan mulai mengembangkan pandangan akan alam semesta yang lebih
tertata. Meskipun sudah mengikuti
kepercayaan dan ritual orangtua serta
masyarakat, mereka cenderung mempercayai cerita dan simbol religius
secara literal karena pada masa ini anak belum mampu berpikir abstrak.
Di sisi lain, mereka sudah dapat memahami bahwa Tuhan mempunyai
sudut pandang lain dengan turut mempertimbangkan usaha dan niat
seseorang sebelum ‘menghakiminya’. Mereka percaya bahwa Tuhan itu
adil dalam memberi ganjaran yang sepantasnya bagi manusia. Bertitik
tolak dari teori Fowler di atas, maka
dalam mempelajari makna iman, kita
belajar dari tokoh-tokoh iman Kitab Suci maupun Gereja.
164 Buku Guru Kelas II SD
Tuhan itu mahabesar. Manusia tidak akan dapat mengenal Allah
dengan baik. Manusia mahkluk terbatas. Manusia dapat mengenal
Tuhan kalau Tuhan memperkenalkan diri. Seandainya Tuhan tidak
mau memperkenalkan dan memberitahukan keinginannya untuk
menyelamatkan manusia, manusia tidak akan selamat. Seperti Santo
Agustinus yang pada masa mudanya penuh dengan
kehidupan liar,
namun hatinya merasa gelisah dan kosong. Ia mencari–cari sesuatu dalam
berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi kekosongan jiwanya.
Sembilan tahun lamanya Agustinus menganut aliran Manikisme, yaitu
bidaah yang menolak Allah dan mengutamakan rasionalisme. Tetapi
tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap kosong. Semua
buku-buku ilmu pengetahuan telah dibacanya, tapi ia tidak menemukan
kebenaran dan ketentraman jiwa. Pada usia 31 tahun
Agustinus mulai
tergerak hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta
berkat ajaran St. Ambrosius, Uskup kota Milan. Namun demikian ia belum
bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya.
Suatu hari, ia mendengar tentang dua orang yang sudah bertobat setelah
membaca riwayat hidup St. Antonius Pertapa. Agustinus merasa malu.
Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru.
Demikian juga dengan kita. Kita sungguh senang karena
dapat
mengenal Tuhan. Kita mengenal Tuhan melalui Yesus Kristus. Pengenalan
akan Tuhan itu bukan usaha kita. Itu semua anugerah dari Allah.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 165
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan berdoa
dan bernyanyi.
Doa
Tuhan yesus yang Mahabaik.
Hari ini kami siap untuk belajar.
Kami ingin lebih mengenal Engkau.
Dampingilah kami dalam pelajaran ini.
Amin.
Lagu
“BURUNG PIPIT“
Do = C, 4/4
5 5 3 5 / 4 3 2 ./ 4 4 2 6 / 5g 4 3 . /
1. Bu-rung pi-pit yang ke- cil, di - ka- sih- i Tu - han
2. Bu- nga ba-kung di pa-dang, di - be- ri ke - in-dah-an
3. Bu-rung yg be - sar ke- cil, bu-nga in - dah warna - nya
166 Buku Guru Kelas II SD
5 5 3 a1 / 7 . 6 . / 5 3 4 2 / 2 . 1 . / /
1. Ter-le- bih di - ri - ku, di - ka- sih- i Tu - han.
2. Ter-le- bih di - ri - ku, di - ka- sih- i Tu - han.
3. Sa- tu tak ter- lu - pa, o - leh Pen-cip - ta - Nya.
Sumber: Doaku. No. 108
Langkah Pertama
Menggali Pengalaman Hidup
1. Pengamatan
Guru mengajak peserta didik mengamati gambar yang ada di buku
siswa dan meminta beberapa peserta didik untuk memberikan komentar
atas gambar-gambar tersebut.
2. Cerita
Guru menceritakan kisah ikan dan katak dengan menarik.
Ada seekor katak yang sudah lama hidup di darat. Suatu hari ia kembali
ke air karena akan
bertelur. Ketika masuk ke air ia bertemu seekor ikan,
sahabatnya dulu ketika masih kecil. Ikan itu bertanya kepada katak, “Apa
saja yang kau lihat di darat?” katak bercerita bahwa di darat ada banyak
binatang. Ada binatang besar dan kecil. Katakpun menceritakan bahwa di
darat ada binatang yang pandai. Ia bisa membuat rumah, pabrik, mobil,
bercocok tanam dan banyak lagi. Ia berjalan dengan dua kaki. Dua kaki
yang lain untuk memegang dan mengerjakan banyak hal.
Mendengar
cerita katak itu, ikan membayangkan seperti apa binatang yang pandai
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 167
itu. Bayangan yang muncul dalam pikiran ikan adalah binatang itu
bersirip empat. Dua sirip dipakai untuk berenang dan dua sirip lagi untuk
mengerjakan hal-hal lain. (diadaptasi dari kisah Fish is Fish)
3. Pendalaman
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan terhadap
isi
cerita. Contoh pertanyaan yang diajukan peserta didik:
a. Apa yang diceritakan katak kepada ikan?
b. Siapakah binatang pandai yang disebut katak?
c. Apa yang dibayangkan oleh ikan tentang binatang pandai itu?
4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban
dari peserta didik.
Katak menceritakan kepada ikan bahwa di darat banyak binatang dan
katak menyebut manusia adalah binatang yang pandai. Ikanpun tidak
dapat memiliki
gambaran lain selain ikan. Apapun yang diceritakan katak
kepada ikan, gambaran ikan tentang berbagai hal itu tetap seperti ikan.
Dua sirip untuk berenang dan dua sirip lagi untuk bekerja.
168 Buku Guru Kelas II SD
Langkah Kedua
Menggali Pengalaman Iman
1. Pengamatan
Guru mengajak peserta didik mengamati gambar Santo Agustinus
dan memberikan kesempatan untuk menceritakan isi gambar.
2. Cerita
Guru menceritakan kisah Santo Agustinus dengan menarik.
St. Agustinus
Agustinus dilahirkan pada tanggal 13 November tahun 354 di Tagaste,
Algeria, Afrika Utara. Ayahnya bernama Patrisius, seorang kafir. Ibunya
ialah St. Monika, seorang Kristen yang saleh. St. Monika mendidik ketiga
putera-puterinya dalam iman Kristen. Namun demikian, menginjak
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 169
dewasa Agustinus mulai berontak dan hidup liar. Pernah suatu ketika
ia dan teman-temannya yang tergabung dalam kelompok “7
Penantang
Tagaste” mencuri buah-buah pir yang siap dipanen milik Pak Tallus,
seorang petani miskin, untuk dilemparkan kepada babi-babi.
Pada umur 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi ke Italia.
Agustinus menjadi mahaguru terkenal di Milan. Sementara itu, hatinya
merasa gelisah. Sama seperti kebanyakan dari kita di zaman sekarang, ia
mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi
kekosongan jiwanya. Sembilan tahun lamanya Agustinus
menganut
aliran Manikisme, yaitu bidaah yang menolak Allah dan mengutamakan
rasionalisme. Tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap
kosong. Semua buku-buku ilmu pengetahuan telah dibacanya, tapi ia tidak
menemukan kebenaran dan ketentraman jiwa.
Sejak awal ibunya tak bosan-bosan menyarankan kepada Agustinus
untuk membaca Kitab Suci di mana dapat ditemukan lebih banyak
kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu pengetahuan. Tetapi,
Agustinus
meremehkan nasehat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu
sederhana dan tidak akan menambah pengetahuannya sedikit pun.
Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali
kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran St. Ambrosius,
Uskup kota Milan. Namun demikian ia belum bersedia dibaptis karena
belum siap untuk mengubah sikap hidupnya. Suatu hari, ia mendengar
tentang dua orang yang sudah bertobat setelah membaca riwayat hidup St.
Antonius
Pertapa. Agustinus merasa malu. “Apa ini yang kita lakukan?”
teriaknya kepada Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar memilih
surga dengan berani. Tetapi, dengan segala ilmu pengetahuan yang kita
170 Buku Guru Kelas II SD
pelajari kita tetap menjadi pengecut sehingga terus hidup bergelimang
dosa!” Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa,
“Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan
dosaku sekarang?” Sekonyong-konyong ia
mendengar seorang anak
menyanyi, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus mengambil Kitab Suci dan
membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti
pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan
senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan
keinginannya.” (Roma 13:13-14). Ini dia! Sejak saat itu, Agustinus memulai
hidup baru.
Pada tanggal 24 April tahun 387, Agustinus dipermandikan oleh Uskup
Ambrosius. Ia memutuskan
untuk mengabdikan diri pada Tuhan dengan
beberapa teman dan saudaranya, mereka hidup bersama dalam doa dan
meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di
Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada
mereka yang miskin dan papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas
religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat, Agustinus bersedia
menjadi imam. Empat tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup
kota Hippo.
Semasa
hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung.
Banyak orang tak percaya kembali ke Gereja Katolik sementara orang-
orang Katolik semakin diperteguh imannya. Agustinus menulis surat-
surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo
untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke
daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai
tumbuh dan berkembang pesat.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 171
Di dinding kamarnya, terdapat kalimat berikut yang ditulis dengan huruf-
huruf yang besar: “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang
siapa pun.” “Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhan,” serunya kepada Tuhan
suatu ketika. Agustinus menghabiskan sisa hidupnya untuk mencintai
Tuhan dan membawa orang-orang lain untuk mencintai-Nya juga.
Agustinus wafat pada tanggal 28 Agustus tahun 430 di Hippo dalam
usia 76 tahun. Makamnya terletak di Basilik Santo Petrus.
Kumpulan
surat, khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat
berharga. Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah
“Pengakuan-Pengakuan” dan “Kota Tuhan”. Santo Agustinus dikenang
sebagai Uskup dan Pujangga Gereja serta dijadikan Santo pelindung
para seminaris. Pestanya dirayakan setiap tanggal 28 Agustus.Jadi tidak
peduli berapa jauh kamu menyimpang dari Tuhan, Ia selalu siap untuk
membawamu kembali. Sama seperti Agustinus, seorang
kafir yang
dipanggil menjadi seorang Uskup, kamu pun juga dapat bertumbuh dalam
kasih dan kuasa Tuhan. (“disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA:
www.indocell.net/yesaya”)
3. Pendalaman
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menggali
pengalaman iman dari kisah Santo Agustinus dan pengalaman iman
peserta didik sendiri, misalnya:
a. Apakah percaya pada Tuhan?
b. Apakah pernah merasakan kebaikan Tuhan?
c. Dalam bentuk apa kebaikan Tuhan itu?
172 Buku Guru Kelas II SD
d. Siapa Santo Agustinus?
e. Apa yang dilakukan Santo Agustinus untuk mengenal Tuhan?
4. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan peserta didik,
misalnya:
Santo Agustinus adalah seorang yang tidak percaya pada Tuhan dan
pada masa mudanya penuh dengan kehidupan liar, namun hatinya
merasa gelisah dan kosong. Ia mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran
kepercayaan untuk mengisi kekosongan jiwanya.Tetapi
tanpa kehadiran
Tuhan dalam hidupnya, jiwanya tetap kosong. Semua buku-buku ilmu
pengetahuan telah dibacanya, tapi ia tidak menemukan kebenaran dan
ketenteraman jiwa. Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya
untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran St.
Ambrosius, Uskup kota Milan. Namun demikian ia belum bersedia
dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya. Suatu hari,
ia mendengar tentang dua orang yang sudah bertobat
setelah membaca
riwayat hidup St. Antonius Pertapa. Agustinus merasa malu. Sejak saat
itu, Agustinus memulai hidup baru.
Kita sungguh senang karena dapat mengenal Tuhan. Kita mengenal
Tuhan melalui Yesus Kristus. Pengenalan akan Tuhan itu bukan usaha
kita. Itu semua anugerah dari Tuhan Allah.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 173
Langkah Ketiga
Refleksi dan Aks
1. Refleks
Guru mengajak peserta didik untuk membandingkan
pengalamannya
dengan pengalaman Kitab Suci “ Sudahkah aku percaya dan taat pada
Tuhan?”
2. Aksi
a. Penugasan
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menceritakan kembali kisah di atas dengan menggunakan kata-kata
sendiri dalam bentuk tulisan.
b. Mewarnai Gambar
Guru mengajak peserta didik untuk mewarnai gambar yang ada di
buku siswa. Apabila buku siswa hanya dipinjamkan kepada peserta
didik, sebaiknya gambar difoto copy .
Penutup
Guru memberikan rangkuman, mengajak peserta didik untuk
mengingat kalimat/ gagasan yang menjadi inti pewartaan, serta
menutup pelajaran dengan doa/nyanyian.
174 Buku Guru Kelas II SD
Rangkuman
●● Iman berarti percaya dan taat kepada Tuhan
●● Kita mengenal Tuhan melalui Yesus Kristus.
●● Pengenalan akan Tuhan itu bukan usaha kita.
●● Iman itu anugerah dari Tuhan.
●● Santo Agustinus merupakan teladan kita dalam beriman.
Doa
Peserta
didik berdoa bersama Doa Iman.
Allah, Tuhanku, aku percaya bahwa Engkau
Satu Allah tiga diri: Bapa, Putera, dan Roh Kudus;
bahwa Allah Putera menjadi manusia untuk kami
dan wafat di salib; bahwa Engkau membalas yang baik
dan menghukum yang jahat.
Aku percaya akan semuanya yang telah Kau wahyukan
dan Kau ajarkan dengan perantaraan Gereja Kudus.
Aku percaya dengan teguh akan semuanya itu, sebab
yang mengatakannya Engkaulah, Yang Mahatahu dan
Mahabenar.
Tuhan, tambahlah imanku.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 175
Penilaian
Tes tertulis/lisan
1. Apa makna iman?
2. Bagaimana kita mengenal Tuhan?
3. Bagaimana bentuk kebaikan Tuhan yang kamu rasakan?
4. Siapa Santo Agustinus?
5. Apa yang dapat diteladani dari Santo Agustinus?
Pengayaan
Bagi peserta didik yang telah memahami pelajaran ini, diberikan
pengayaan dengan kegiatan:
1. Menceritakan kembali kisah Santo Agustinus secara
tertulis.
2. Membacakan hasil tulisan di depan kelas.
176 Buku Guru Kelas II SD
B. Beriman Berarti Berbuat
Demi Allah
Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan
logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
3.5. Mengenal makna iman.
4.5. Mengungkapkan iman dalam bentuk ketaatan dan doa kepada
Tuhan.
Indikator
1. Menjelaskan makna beriman.
2. Menjelaskan makna Tanda Salib.
3. Menceritakan kisah penyaliban Yesus dengan sederhana.
4. Menceritakan kisah Santo Tarsisius dengan
sederhana.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 177
Tujuan
Setelah mengamati gambar, menanya dan mendengarkan cerita,
peserta didik dapat:
1. Menjelaskan makna beriman.
2. Menjelaskan makna Tanda Salib.
3. Menceritakan kisah penyaliban Yesus dengan sederhana.
4. Menceritakan kisah Santo Tarsisius dengan sederhana.
Bahan Kajian
1. Makna beriman.
2. Makna Tanda Salib.
3. Kisah Santo Tarsisius.
4. Kitab Suci: Lukas 23:33-49.
Sumber Belajar
1. Heuken. A. SJ. 2002. Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan
Cipta Loka Caraka.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama
Katolik untuk SD kelas II. Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama
Katolik untuk SD kelas II. Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga
Alkitab Indonesia.
5. Pengalaman peserta didik dan guru.
178 Buku Guru Kelas II SD
Pendekatan
Kateketis dan saintifik
Metode
Bernyanyi, bercerita, pengamatan gambar, penugasan, menanya.
Waktu
8 jam pelajaran. (Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan atau lebih secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh
guru.)
Pemikiran Dasar
Peserta didik kelas II SD sudah dapat membuat Tanda Salib sambil
mengucapkan doa ,”Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,
Amin”
atau “Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus, Amin “ atau “Atas
nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus, Amin”.
Kata dalam, demi, dan atas berarti segala doa dan perbuatan kita
dilakukan untuk memuliakan Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus .
Pelajaran ini lebih mengkhususkan makna salib Yesus sebagai ungkapan
cinta Allah kepada manusia. Demi cinta-Nya kepada Allah dan manusia,
Yesus wafat di kayu salib. Dia wafat untuk menebus dosa manusia. Dengan
kematian-Nya kita
memperoleh keselamatan secara cuma-cuma karena
kemurahan Allah. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa
sungguh dalam arti yang terkandung dalam Tanda Salib.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 179
Santo Tarsisius juga mengorbankan dirinya demi Yesus Kristus. Ia
rela mengorbankan diri demi Sakramen Mahakudus yang akan dibagikan
kepada orang-orang Kristen di penjara. Tarsisius mempertahankan Hosti
Kudus sampai ajal. Apakah kita sanggup melakukan
perbuatan seperti
Santo Tarsisius? Melalui pelajaran ini diharapkan peserta didik dapat
meneladani Santo Tarsisus yang berkorban demi imannya kepada Allah.
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Guru mengajak peserta didik berdoa dan menyanyikan lagu untuk
membuka pelajaran.
Doa
Tuhan Yesus.
Terima kasih atas rahmat-Mu hari ini.
Terima kasih atas cinta-Mu kepada kami.
Sekarang berkatilah kami agar semakin mencintai Engkau seperti
Santo
Tarsisius.
Amin.
180 Buku Guru Kelas II SD
Lagu
DI GOLGOTA
1=E 3/4 Waltz
E BE
s5 | j1.k 1 1 2|3j k.3 3 j.3 |j2j 3 4 7s | 2 1
Di Gol-go-ta, di Gol-go-ta, Tu-han per-nah men-d’ri-ta
Di Gol-go-ta, di Gol-go-ta, Ia ma--ti ba---gi ki---ta
E BE
0j 5s |1j .k 1 1 2| 3j .k k 3 3 j.j 3|j2j 3 4 7s |2 1
Su---pa-ya di---le----pas-kan-Nya ki---ta ‘ni da-ri do-sa
Ter--te--bus-lah s’ga-la do---sa dan ki--ta di am-pu-ni
A F#m B E
0j 5|j5.k 3 6 .j 5| 5j k k.4 4 .j 4 |j4kj .k 2 5 .j 4|4j jk .k 3 3
Ke--ma-ti----an di---tang-gung-Nya, di a----tas sa---lib ter-sik-sa
Ya Tu--han Ye--sus Da---rah---Mu ter-tum-pah kar’-na do--sa--ku
E C#m F#m BE
5 | 1j .k 1 1 2|j3k.3 3 j.3 |2j j 3 4 7s | 2 1 ||
Di Gol-go-ta, di Gol-go-ta, Tu-han per-nah men-d’ri-ta
Di Gol-go-ta, di Gol-go-ta, Ia ma--ti ba---gi ki---ta
Sumber: Special Songs for Kids. Hal. 53
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 181
Langkah Pertama
Menggali Pengalaman Kitab Suci
1. Pengamatan
Peserta didik memperhatikan gambar-gambar di dalam bukunya
masing-masing dan menceritakan isi gambar-gambar itu.
2. Cerita atau Menonton Film Kisah Yesus disalib
Guru menceritakan kisah Yesus disalib dengan menarik (apabila
sekolah memiliki fasilitas yang memadai, sebaiknya guru mengajak
peserta didik untuk menonton film kisah Yesus disalib)
Yesus mengajar dan berbuat baik
kepada orang banyak, sehingga orang
Farisi dan tua-tua adat membenci-Nya. Mereka berusaha membunuh Yesus.
Tetapi mereka tidak berani terang-terangan, karena takut orang banyak yang
menjadi murid-Nya akan memberontak. Setelah tiga tahun Yesus mengajar,
mereka berhasil membujuk Yudas Iskariot untuk mengkhianati Yesus
dengan memberi imbalan uang. Pada saat Yesus selesai berdoa di Taman
Getsemani, mereka menangkap Yesus dan membawanya ke pengadilan
agama dan menghadap gubernur
yang bernama Pilatus. Mereka mendesak
Pilatus untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Dari luar gedung
pengadilan mereka berteriak-teriak, “Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!”.
Pilatus tidak menemukan kesalahan pada diri Yesus, tetapi ia menjatuhkan
hukuman mati kepada Yesus karena desakan orang banyak.
182 Buku Guru Kelas II SD
Orang-orang Farisi dan tua-tua adat sudah menyiapkan sebuah salib.
Setelah Yesus dijatuhi hukuman mati dan diserahkan kepada
mereka,
maka mereka menyuruh Yesus memikul salib. Ia harus memikul salib dari
kota Yerusalem menuju bukit Golgota. Sepanjang perjalanan Yesus diolok-
olok dan dipukul para tentara yang mengawal-Nya.
Yesus jatuh berulang kali dan darah mengalir dari tubuh Yesus. Para
tentara meminta seorang petani yang bernama Simon dari Kirene untuk
membantu Yesus memikul salib. Para wanita yang mengikuti Yesus
menangis melihat penderitaan Yesus. Tetapi Yesus menghibur mereka
dan
berkata, “Hai, puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku,
tetapi tangisilah dirimu dan anak-anakmu.” Diantara mereka ada seorang
wanita yang bernama Veronika. Ia mendekati Yesus dan mengusap wajah
Yesus dengan sehelai kain, ternyata wajah Yesus yang berlumuran darah
tergambar pada kain itu.
Maria, ibu Yesus juga mengikuti puteranya dalam jalan salib itu. Hatinya
sangat sedih melihat penderitaan Puteranya. Maria tak berdaya untuk
menolong Puteranya,
walaupun ia tahu Yesus tidak bersalah.
Yesus sampai di bukit Golgota. Para tentara membuka jubah Yesus.
Mereka membaringkan-Nya di kayu salib, merentangkan kedua tangan-
Nya, lalu dipaku pada kayu salib. setelah itu mereka mengangkat salib dan
menanamnya ke dalam tanah, Yesus tergantung di kayu salib. Di samping
kanan dan kiri salib Yesus ada dua orang penjahat tergantung disalibnya.
Yesus tidak membenci orang yang menyalibkannya. Ia menengadah ke
langit dan berdoa,
“Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat.” Mendengar itu para tua-tua datang mengejek Yesus,
“Dia biasanya menyelamatkan orang lain.Kalau Dia benar-benar Mesias,
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 183
biarlah Ia sekarang menyelamatkan diri-Nya sendiri.’ Tentara-tentara juga
mengolok-olok Yesus. Seorang di antara kedua penjahat itu juga mengolok
Yesus, “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan
kami juga.” Tetapi
yang di sebelah kanan Yesus berkata”Tidakkah engkau
malu? Kita pantas dihukum karena kita memang bersalah, tetapi Dia tidak
bersalah.” Kemudian ia berkata kepada Yesus,”Yesus, ingatlah saya jika
Engkau kembali sebagai raja.” Yesus menoleh dan berkata, “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama Aku
dalam Firdaus.”
Hari itu hari Jumat. Kira-kira jam dua belas siang, tiba-tiba hari menjadi
gelap sampai jam tiga sore. Tiba-tiba tirai di bait
Allah terbelah dua. Yesus
berseru,”Aku haus!” Seorang tentara yang berdiri dekat salib mengambil
sepotong kayu, kemudian menaruh bunga karang yang telah dicelupkan ke
dalam cuka, menaruhnya di ujung kayu dan disodorkannya kepada Yesus.
Yesus menolaknya. Ketika itu Yesus melihat Maria, ibu-Nya dan Yohanes
murid yang dikasihi-Nya berdiri di kaki salib. Maka berkatalah Yesus, “Ibu,
inilah anakmu.” Kemudian kepada Yohanes ia berkata,”Inilah, ibumu.”
Setelah itu Ia menengadahkan
wajah-Nya ke langit dan berseru dengan
suara nyaring, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kuserahkan nyawa-Ku.”
Sesudah berkata demikian kepala-Nya tertunduk dan menghembuskan
nafas-Nya yang terakhir.
Salah seorang tentara yang melihat peristiwa itu berkata dengan suara
lantang, “Sungguh orang ini Putra Allah!” semuanya ini disaksikan oleh
orang-orang yang mengenal Yesus. (Bdk.Lukas 23:1-49)
184 Buku Guru Kelas II SD
Pendalaman
Guru memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk bertanya
tentang isi dan pesan Kitab Suci di atas.
Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban
peserta didik.
Yesus rela di salib agar manusia mendapat keselamatan. Yesus adalah
Putra Allah yang menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Yesus
mencintai manusia walaupun harus wafat di kayu salib.
Langkah Kedua
Menggali Pengalaman Iman
1. Pengamatan
Peserta didik mengamati gambar yang ada di
buku siswa dan
menceritakan isi gambar tersebut.
2. Cerita
Guru menceritakan kisah Santo Tarsisius.
Santo Tarsisius
Pada abad pertama sampai abad keempat, orang-orang kristen yang
berada di bawah kekuasaan Roma tidak boleh mengikuti misa kudus
secara terang-terangan. Bila kedapatan oleh tentara Roma, mereka akan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 185
ditangkap dan dihukum. Bila mereka tetap berkeras mempertahankan
iman mereka akan Yesus
yang bangkit, maka mereka akan dihukum
mati.
Ada seorang anak yang selalu mengikuti misa pagi bersama ibunya,
walaupun situasi sangat mencekam. Anak itu bernama Tarsisius.
Setiap hari mereka menuju sebuah kapel kecil bawah tanah yang
sangat rahasia. Seseorang akan muncul dengan obor menyala dan
menerima Tarsisius beserta ibunya menuju ruang kapela bawah tanah
yang gelap itu, yang sering disebut katakombe. Mereka berjalan seakan
merangkak masuk, dan di sana ditemukan
begitu banyak umat yang
sedang berdoa bersama dan merayakan perayaan Ekaristi. Setiap kali
Tarsisius mendengar Imam berkata; ‘Makanlah dan minumlah, Inilah
Tubuhku yang diserahkan bagimu, Inilah Darahku yang ditumpahkan
bagimu,’ ia merasa damai dan bahagia setelah menerima tubuh dan
darah Kristus.
Suatu hari setelah selesai perayaan ekaristi, Pastor meminta
kerelaan salah satu umat untuk menghantar sakramen Mahakudus
kepada para tahanan yang akan dilemparkan ke tengah
singa yang
lapar. Semua umat saling memandang dan tidak ada seorangpun yang
berani menghantarkan hosti kudus itu karena takut ditangkap.
Tarsisius merasa bahwa ia mampu melaksanakan tugas mulia itu.
Tarsisius berdiri dan berkata; “ Pastor, Biarkan aku menuju penja-
ra membawa tubuh Kristus buat saudara kita di sana.’ ‘Engkau ma-
sih begitu kecil. Kalau serdadu Romawi menangkapmu, apa yang
akan kau buat?’ ‘Bapak Pastor, percayalah. Saya akan berhati-hati,
dan
akan menjaga hosti kudus ini tiba dengan selamat.” Melihat ke-
186 Buku Guru Kelas II SD