0% found this document useful (0 votes) Show 32 views 32 pages Copyright© © All Rights Reserved Share this documentDid you find this document useful?0% found this document useful (0 votes) 32 views32 pages Modul Praktikum Elektronika Dasar YyJump to Page You are on page 1of 32 You're Reading a Free Preview You're Reading a Free Preview Reward Your CuriosityEverything you want to read. Anytime. Anywhere. Any device. No Commitment. Cancel anytime. PENUNTUN PRAKTIKUM Elektronika Dasar 1 Oleh : KATA PENGANTAR Ketersediaan Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 1 untuk mahasiswa Jurusan Fisika Merauke, Agustus 2022 iii DAFTAR ISI Halaman iii TATA TERTIB PRAKTIKUM 1.
Praktikan diwajibkan datang 10 menit sebelum praktikum dimulai, Laboratorium, menjalankan praktikum, penanggung jawab peralatan, dan bahan praktikum, sedang berlangsung, praktikum yang sedang dilaksanakan, pada tempatnya. iv Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I U NIT I A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memplot kurva arus dan tegangan terhadap waktu pengisian dan pengosongan muatan 2. Menginterpretasi grafik pengisian dan pengosongan muatan kapasitor, dan tegangan terhadap waktu. B. ALAT DAN BAHAN C. METOODOLOGI DASAR Pengisian Muatan Pada Kapasitor untuk mengkaji proses pengisian dan pengosongan muatan pada kapasitor. 1 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I Gambar 1.1. Rangkaian RC. Saklar terbuka pada awalnya, lalu ditutup ke posisi S1 pada saat t = 0. Muatan mulai Vf VR VC 0 Atau [1.1] Vf I RQ 0 Dalam rangkaian ini, arus sama dengan laju di mana muatan pada kapasitor meningkat : I dQ , yang selanjutnya disubstitusi ke dalam Pers. [2.1] menghasilkan : Vf R dQ Q [1.2] Dengan sedikit matematika untuk memisahkan antara besaran Q dan t, diperoleh : Q C Vf 1 e t/RC Qf 1 e t/ [1.3] di mana Qf = C Vf adalah muatan akhir yang dapat pula dinyatakan dalam tegangan, V (t) Vf 1 e t / [1.4] di mana V(t) adalah tegangan pada suatu saat dalam kapasitor dan Vf adalah tegangan maksimum atau akhir pada ujung-ujung kapasitor sedangkan disebut konstanta waktu kapasitif, = RC, adalah waktu yang dibutuhkan muatan untuk bertambah dari nilai awalnya. Arus diperoleh dengan mendiferensialkan Persamaan [1.3] : I dQ CVf e t / RC (1/ RC ) atau I Vf e t / RC I0 e t / [1.5] Gambar 1.2 (a) dan (b) menunjukkan kurva tegangan dan arus sebagai fungsi waktu dalam proses pengisian muatan pada kapasitor. 2 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I (a) (b) Gambar 1.2. (a) Plot tegangan pada kapasitor terhadap waktu untuk rangkaian Pelepasan Muatan Pada Kapasitor muatan, saklar kemudian dibuka untuk mencegah muatan mengalir ke resistor. Beda Saklar ditutup ke posisi S2 pada waktu t = 0. Karena kini terdapat beda potensial I0 V0 Q0 [1.6] Arus ini disebabkan oleh aliran muatan dari plat positif kapasitor ke plat negatif kapasitor melalui resistor. Setelah beberapa waktu, muatan pada kapasitor berkurang. Karena muatan pada kapasitor berkurang, dengan mengambil arah arus searah jarum jam sebagai positif, pada suatu waktu, arus pada waktu tersebut adalah I dQ [1.7] Aturan loop Kirchhoff memberikan : Q I R 0 di mana Q dan I merupakan fungsi waktu dan dihubungkan oleh Persamaan [1.7]. Substitusi – dQ / dt untuk I dalam Persamaan [2.8], diperoleh Q R dQ 0 atau dQ 1 Q [1.9] Dan dengan sedikit matematika untuk memisahkan variabel-variabel Q dan t, diperoleh Q (t) Q0 e t / RC Q0 e t / 3 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I Atau [1.10] V (t) V0 e t / RC V0 e t / di mana adalah konstanta waktu kapasitif, = RC, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh I dQ Q0 e t / RC [1.11] atau I V0 e t/RC I0 e t / [1.12] terhadap waktu dan jatuh hingga 1/e dari nilai awalnya setelah t = = RC. Tipe penurunan ini disebut penurunan eksponensial, sangat umum terjadi di alam. Hal ini terjadi pada laju di mana suatu kuantitas berkurang sebanding dengan kuantitas itu sendiri. Gambar 1.3 (a) dan (b) menunjukkan kurva pengosongan muatan pada kapasitor dalam rangkaian RC sebagai fungsi waktu. (a) (b) Gambar 1.3 (a) Plot tegangan pada kapasitor sebagai fungsi waktu untuk proses tegangan keluarannya sebesar 12 V dengan sebuah voltmeter digital dc. Catat nilai 4 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I b. Susunlah alat seperti pada gambar berikut. Pastikan polaritas sumber tegangan dan AK RS 10 VS C c. Pastikan perangkat Anda bekerja dengan baik terlebih dahulu dengan menutup d. Buka kembali saklar K dan kosongkan muatan kapasitor dengan e. Mulailah pengukuran dengan menutup saklar K ke posisi A bersamaan dengan f. Lanjutkan kegiatan penguukuran dan pembacaan tegangan dan kuat arus untuk g. Arahkan komutator ke posisi B untuk melakukan proses pengosongan kapasitor dan 3. Sumber Pustaka Bernard, H.C. (1995). Laboratory Experiments In College Physics, 7th Edition. New Tipler, P.A. (1991). Fisika, Untuk Sains dan Teknik, Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga. 5 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I D. HASIL PENGAMATAN R= . . . ; C= . . . F ; RC = . . . s Pengisian Muatan Kapasitor Pengosongan Muatan Kapasitor No. t (s) VC (volt) I (mA) No. t (s) VC (volt) I (mA) Hari/Tanggal Paraf Asisten E. ANALISIS DATA DAN GRAFIK 6 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I 5. Jika kita ambil bentuk logaritma dasar dari persamaan arus untuk pengisian dan log I 1 t log IS Persamaan di atas berbentuk persamaan linier, grafik log I terhadap t akan menghasilkan sebuah garis lurus dengan kemiringan 1 . Tentukan nilai konstanta waktu kapasitif. 7 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I U NIT II A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menggambarkan dan menginterpretasi kurva karakteristik Arus – Tegangan (I–V) dari dioda penyerah dan dioda zener. 2. Menentukan garis beban dan titik kerja berdasarkan kurva I – V dioda penyearah. 3. Menentukan tegangan zener berdasarkan kurva I – V dioda zener. B. ALAT DAN BAHAN 6. Dioda
Penyeara, 1 Buah 2. Voltmeter 0 – 10 Vdc, 1 buah 7. Dioda Zener, 1 Buah 3. Ammeter 0 – 1 Adc, 1 buah 8. Kabel Penghubung 4. Potensiometer,1 buah 5. Resistor, 56 Ohm C. METOODOLOGI DASAR yang memiliki sifat mengalirkan arus hanya dalam satu arah. Penipisan dan penebalan lapisan deplesi antar persambungan menjadi kunci dari sifat dioda sambungan P – N. Berbeda dengan sebuah resistor, sebuah dioda tidak berperilaku linier terhadap tegangan yang diberikan melainkan dioda menghasilkan karakteristik I – V yang eksponensial. Sebagian besar diode saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan P – N semikonduktor. Pada diode P – N, arus mengalir dari sisi tipe – P (anode) menuju sisi tipe – N (katode), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya. Notasi atau simbol dioda sambungan P – N ditunjukkan pada gambar berikut. Ada dua daerah operasi dioda sambungan P – N dan ada tiga kondisi bias yang dapat 8 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I kedua ujung dioda menghasilkan keseimbangan jumlah pembawa mayoritas, Kondisi ini menghasilkan suatu nilai resistansi yang tinggi antar Kondisi ini menghasilkan suatu nilai resistansi persambungan P – N yang sangat 9 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I pada kedua ujung persambungan dioda akan bernilai tetap akibat aksi dari lapisan 2. Setting Peralatan dan Prosedur Kerja a. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada gambar berikut. RS ID VS VR D VD b. Ukur tegangan sumber sebesar 2 V untuk kondisi forward bias. menunjukkan nilai 0,05 V (atau bergantung pada sensitivitas alat ukur), catat 10 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I 3. Sumber Pustaka Boylestad, R., & Nashelsky, L. (1989). Electronic Devices and Circuit Theory, Fourth Malvino, A.P. (2003). Prinsip-Prinsip Elektronika, Buku 1, Jakarta : Salemba Teknika. 11 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I D. HASIL PENGAMATAN VS = . . . volt ; RS = . . . Hari/Tanggal Paraf Asisten E. ANALISIS DATA DAN GRAFIK 12 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I U NIT III A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memahami metode pemberian bias tegangan dan arus pada transistor bipolar, karakteristik transfer arus konstan dari transistor bipolar, Pada tahun 1951, William Schoktly menemukan transistor pertama, komponen Transistor adalah suatu komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor. Transistor dwikutub dibuat dengan menggunakan semikonduktor ekstrinsik jenis p E CE p n C B (Base) B (Base) Gambar 3.1. Susunan Transistor Dwikutub (a) Transistor pnp (b) 13 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I Ketiga bagian transistor ini disebut emitter, base, dan collector. Pada dasarnya ada tiga jenis 1. Basis ditanahkan (Common Base – CB) Karakteristik dari transistor biasanya disebut juga karakteristik statik, yang 1. Karakteristik input. (a) (b) Gambar 3.2. Rangkaian bias transistor, (a) Tipe NPN, (b) Tipe PNP Analisis setiap konfigurasi BJT selalu mengacu pada hubungan-hubungan dasar VBE = 0,7 V [3.1] IE = ( +1) IB IC [3.2] IC = IB [3.3] Berdasarkan Pers. [7.1], 7.2] dan [7.3], nilai IB, IC dan IE sangat bergantung pada nilai , dc IC [3.4] 14 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I di mana nilai IB dan IC ditentukan dari titik operasi pada kurva karakteristik. Untuk ac IC [7.5] Penamaan formal untuk ac adalah emitter ditanahkan (common – emitter), arus arah maju (forward – current), faktor penguatan. Pada lembar data spesifikasi transistor, dc biasanya dinyatakan dengan hFE dan ac dengan hfe. Gambar 3.3. Penentuan dc dan ac dari karakteristik Gambar 3.3 menunjukkan kurva karakteristik keluaran (Output) transistor bipolar 2. Setting
Peralatan dan Prosedur Kerja + VR1 C VR2 +VCC 15 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I dengan tegangan base – emitter VBE ketika tegangan collector – emitter VCE dibuat 16 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I D. HASIL PENGAMATAN Nilai IB (mA) untuk VCE : 10 V Karakteristik Output Nilai IC (mA) untuk IB : Karakteristik Transfer IC (mA) Hari/Tanggal Paraf Asisten E. ANALISIS DATA DAN GRAFIK 17 Laboratorium Fisika
FKIP Unit Elektronika Dasar I U NIT IV KARAKTERISTIK TRANSISTOR EFEK MEDAN (JUNCTION FIELD EFFECT TRANSISTOR, JFET) A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mamahami metode pemberian bias tegangan pada JFET channel – N, dan Transistor bipolar (BJT) baik tipe npn maupun pnp adalah sebuah perangkat yang Transistor efek medan (Field Effect Transistor/FET) merupakan divais terkendali 18 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I umum digunakan berdasarkan saluran (channel), yaitu channel – N dan channel – P dengan DD GG SS P. +VD +VD +VD ID = IDSS ID = 0 IG = 0 G D IG = 0 G D IG = 0 G D (a) (b) (c) Gambar 4.2. Operasi JFET saluran – n secara simbolis : Operasi simbolis yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 dapat dijelaskan lebih baik dengan Gambar 4.3. Karakteristik Drain – Source lengkap dengan VGS 19 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I Gambar 4.3 menunjukkan kurva karakteristik drain – source JFET saluran – n yang umum. Karakteristik drain – source merupakan suatu kurva untuk nilai VGS yang bervariasi Bentuk lain dari karakteristik komponen ini adalah karakteristik transfer
yang Gambar 4.4. Kurva Karakteristik Transfer JFET Channel - n Ada dua
titik penting dari kurva transfer yang menunjukkan nilai IDSS dan VP. Ketika titik- ID I DSS 1 VGS 2 [8.1] 20 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I yang merepresentasikan kurva karakteristik transfer dari Gambar
8.4. Catatan bahwa Sebagai pemahaman dasar, beberapa parameter penting yang umum disertakan 1. IDSS, arus saturasi drain – source, 2. Setting Peralatan dan Prosedur Kerja ID VD VGS VDS 3. Sumber Pustaka Boylestad, R., & Nashelsky, L. (1989). Electronic Devices and Circuit Theory,
Fourth Malvino, A.P. (2003). Prinsip-Prinsip Elektronika, Buku 1, Jakarta : Salemba 21 Laboratorium Fisika FKIP Unit Elektronika Dasar I D. HASIL PENGUKURAN ID (mA) Untuk Nilai VGS : -5 volt dan seterusnya…. Hari/Tanggal Paraf Asisten E. ANALISIS DATA DAN GRAFIK 22 |