Buku panduan bk smk konseling individu

PANDUAN BK DI SEKOLAHPedoman Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling di Sekolah baik di tingkat SD, SMP, SMA dan SMK merupakan buku panduan resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK),yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Seluruh Guru BK/Konselor sekolah dapat mengunduh Buku Panduan tersebut di tautan di bawah ini :

pedoman-bk-pdm

panduan-bk-sd-2016

panduan-bk-smp-2016

panduan-bk-sma-2016

panduan-bk-smk-2016

MODUL BIMBINGAN KONSELING

Salah satu upaya PPPPTK Penjas dan BK merealisasikan program peningkatan kompetensi pendidik di bidang bimbingan konseling adalah menyelenggarakan diklat fungsional bagi guru bimbingan konseling. Guna mendukung pencapaian kompetensi diklat tersebut, dikembangkan bahan pembelajaran dalam bentuk modul yang akan digunakan oleh para guru bimbingan konseling dalam mengikuti program diklat dimaksud.

Modul-modul ini juga dapat digunakan sebagai referensi bagi Mahasiswa Jurusan BK, guru BK dalam melaksanakan tugasnya sebagai konselor sekolah , mempersiapkan PKG BK dan persiapan UKA bagi Guru BK yang belum mengikuti sertifikasi serta Guru BK yang akan mengikuti Uji Kompetensi Guru ( UKG ) .

Modul-modul ini antara lain :

  • Modul 1 Teori dan Praksis Pendidikan Dalam Bimbingan Dan Konseling
  • Modul 2 Perkembangan Individu
  • Modul 3 Esensi Bimbingan dan Konseling Pada Satuan Jalur Pendidikan Formal, Non Formal, dan Informal
  • Modul 4 Assesmen Dalam Bimbingan dan Konseling
  • Modul 5 Teori dan Praksis Bimbingan dan Konseling
  • Modul 6 Perancangan Program Bimbingan dan Konseling
  • Modul 7 Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
  • Modul 8 Penilaian Layanan Bimbingan dan Konseling
  • Modul 9 Profesionalisasi Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
  • Modul 10 Penelitian Dalam Bimbingan dan Konseling

Modulfile dalam bentuk ( docx ) untuk diunduh

  • Modul 1 Teori dan Praksis Pendidikan Dalam Bimbingan Dan Konseling(docx)
  • Modul 2 Perkembangan Individu(docx)
  • Modul 3 Esensi Bimbingan dan Konseling Pada Satuan Jalur Pendidikan Formal, Non Formal, dan Informasi(docx)
  • Modul 4 Assesmen Dalam Bimbingan dan Konseling(docx)
  • Modul 5 Teori dan Praksis Bimbingan dan Konseling(docx)
  • Modul 6 Perancangan Program Bimbingan dan Konseling(docx)
  • Modul 7 Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling(docx)
  • Modul 8 Penilaian Layanan Bimbingan dan Konseling(docx)
  • Modul 9 Profesionalisasi Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling(docx)
  • Modul 10 Penelitian Dalam Bimbingan dan Konseling(docx)

  • Copyrigh by mintotulus

GAK JAMAN NONTON YOUTUBE CUMAN NGABISIN KUOTA

PANDUAN KERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

2020

DISUSUN OLEH : RENI NOVITA SARI, S.Pd

BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu terapan yang muncul dan

berkembang untuk merespon tuntutan kompleksitas kehidupan masyarakat.

Bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

diselenggarakan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik agar

mampu mengaktualisasikan potensi dirinya dalam rangka mencapai

perkembangan secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas

tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang

dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang

memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan

secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi

terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.

Setiap peserta didik di SMK antara satu dengan lainnya berbeda

dalam hal kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar

belakang keluarga serta pengalaman belajarnya. Perbedaan tersebut

menggambarkan adanya variasi kebutuhan perkembangan secara utuh dan

optimal melalui layanan bimbingan dan konseling. Sisi lain peserta didik di

SMK berada dalam rentangan usia yang hampir sama, sehingga tugas

perkembangan yang hendak dicapai umumnya adalah sama, namun ada

beberapa perbedaan antara siswa SMA dan SMK, terutama pada aspek

perkembangan karir.

Aspek perkembangan karir di Sekolah Menengah Atas (SMA)
lebih mengarah kepada persiapan peserta didik memiliki keterampilan
untuk hidup mandiri dan memiliki pendidikan yang lebih lanjut.
dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinngi
sesuai dengan minat dan bakatnya. Sementara pendidikan di SMK,
aspek perkembangan karir lebih dipertajam terutama dalam hal
kematangan dan keputusan karir. Pendidikan di SMK memilikiuntuk
membentuk tenaga kerja yang terampil, kompetitif dan memiliki
kompetensi.

B. Landasan Hukum
Berkaitan dengan keberadaan bimbingan dan konseling (BK)

dalam Permendikbud dituliskan dalam pasal empat bahwa:
1. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 huruf a meliputi :
a. Pengkajian kurikulum dan silabus pembelajaran/pembimbingan/

program kebutuhan khusus pada satuan pendidikan.
b. Pengkajian program tahunan dan semester; dan
c. Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan sesuai

standar proses atau rencana pelaksanaan pembimbingan.
2. Melaksanakan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 3 ayat 1 huruf b merupakan pelaksanaan dari Rencana

Pelaksanaan (RPP)/Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)/Rencana
Pelaksanaan Bimbingan (RPB).
3. Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dipenuhi
paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam Tatap muka Per minggu dan
paling banyak 40 (empat puluh) jam Tatap muka Per minggu.
4. Pelaksanaan pembimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dipenuhi oleh guru bimbingan dan konseling atau guru teknologi
informasi dan komunikasi dengan pembimbingan paling sedikit 5
(lima) rombongan belajar per tahun.
5. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah
pengembangan profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.
6. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 5 s.d. Pasal 18 tentang Standar Isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi, pelayanan bimbingan dan konseling diletakkan sebagai
bagian dari kurikulum yang isinya dipilah menjadi (a) kelompok mata
pelajaran, (b) muatan lokal, dan (c) materi pengambanagan diri.
8. Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 tentang guru yang
menyatakan bahwa:

a. Posisi Guru BK/ Konselor yaitu sebagai pelaksana pelayanan
bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan dasar dan
menengah.

b. Beban kerja Guru BK/ Konselor pada satuan pendidikan mengampu
pelayanan bimbingan dan konseling paling sedikit 150 siswa per
tahun.

c. Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan dalam
bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan
individual atau kelompok bagi siswa yang dianggap perlu atau
memerlukan.

9. Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokrasi No.16 tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya, terdiri dari
13 Bab dan 47 pasal. Memunculkan :
a. Penilaian Kinerja Guru (PKG) yaitu penilaian dari tiap butir kegiatan
tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan
jabatannya untuk menjamin bahwa guru melaksanakan pekerjaannya
secara professional menjamin dan layanan pendidikan yang
diberikan oleh guru adalah berkualitas.
b. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yaitu
pengembangan diri guru sepanjang kehidupan kerjanya dalam
rangka peningkatan kinerja dan karir guru.

10. Permendikbud No. 81.A/2013 pada Lampiran IV Bagian VIII berisi
pokok-pokok mendasar tentang kegiatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling yang sepenuhnya dilaksanakan oleh guru BK/Konselor
terhadap sejumlah siswa.

11. Permendikbud no.111 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Layanan
Bimbingan dan Konseling.

C. Hakikat Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian
Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan dari

seorang ahli kepada peserta didik secara perorangan atau kelompok,
agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan
norma-norma yang berlaku dan mengikuti kaidah professional.
2. Paradigma

Paradigma pelayanan bimbingan dan konseling adalah
pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya.
Artinya pelayanan bimbingan dan konseling berdasarkan kaidah-
kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang
dikemas dalam kaji-terapan pelayanan bimbingan dan konseling
yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.

3. Tugas pokok dan fungsi Bimbingan dan Konseling
Tugas pokok guru pembimbing guru pembimbing menurut

SK menpan No 84/1993 ada lima yaitu :
1) Menyusun Program BK

a. Tugas utama guru pembimbing adalah membuat persiapan atau
rencana pelayanan yang dikenal dengan RPL (Rencana
Pelaksanaan Layanan).

b. Program kegiatan yang harus disusun (Prayitno, 1997)
mengemukakan 5 program kegiatan BK :

 Program Tahunan
 Program Semester
 program Bulanan
 Program Mingguan
 Program Harian
2) Melaksanakan Program BK

Pelaksanaan kegiatan layanan dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah dipersiapkan pada bidang bimbingan
pribadi, sosial, belajar, karier, kehidupan keragaman dan kehidupan
berkeluarga. Dilaksanakan melalui 11 jenis layanan yaitu layanan
orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, layanan konten,
layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok,

layanan mediasi, layanan konsultasi, layanan bimbingan kelas
besar/lintas kelasdan layanan kolaborasi.
3) Mengevaluasi Pelaksanaan BK

Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan
kegiatan menilai keberhasilan layanan dalam bidang bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier,
bimbingan kehidupan beragama dan bimbingan kehidupan
berkeluarga. Kegiatan mengevaluasi itu meliputi juga kegiatan
menilai keberhasilan jenis-jenis layanan yang dilaksanakan.
Evaluasi pelaksanaan BK dilakukan pada setiap selesai layanan
diberikan baik pada jenis layanan maupun kegiatan pendukung.
a. Evaluasi/penilaian hasil pelayanan bimbingan dan konseling
dilakukan melalui 3 tahap (prayitno, 2000)
 Penilaian segera (laiseg), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis

layanan dan kegiatan pendukung BK untuk mengetahui
perolehan peserta didik yang dilayani.
 Penilaian jangka pendek (laijapen) yaitu penilaian dalam
waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan)
 Penilaian jangka panjang (laijapang)yaitu penilaian dalam
waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) untuk
mengetahui lebih jauh dampak layanan atau kegiatan
pendukung terhadap siswa.

b. Pelaksanaan penilaian
Menurut prayitno (2000) penilaian dalam bimbingan dan

konseling dapat dilakukan dalam format individual atau
kelompok/klasikal dengan media lisan atau tulisan.
4) Menganalisis Hasil Evaluasi Pelayanan BK

Hasil evaluasi (tahap tiga) perlu dianalisis untuk mengetahui
seluk beluk kemajuan dan perkembangan yang diproleh siswa
melalui program satuan layanan. Menurut prayitno (1997 : 176)
analisis setidak-tidaknya.
 Status perolehan siswa dan/atau perolehan guru pembimbing

sebagai hasil kegiatan khususnya dibandingkan dengan tujuan
yang ingin dicapai.
 Analisis diagnosis dari pronogsis terhadap kenyataan yang ada
setelah dilakukan kegiatan layanan/pendukung.
5) Tindak Lanjut Pelaksanaan Program

Selanjutnya lebih teknis diatur dalam SK Mendikbud
No.025/O/1995 tentang Juknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya pada ayat ke 5, tugas guru
pembimbing yaitu :
 Setiap guru pembimbing diberi tugas Bimbing dan Konseling

sekurang-kurangnya terhadap 150 orang siswa.

 Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dapat
diselenggarakan didalam atau diluar sekolah.

 Bagi sekolah yang tidak memiliki guru pembimbing yang
berlatar belakang Bimbingan dan Konseling, maka guru yang
telah mengukuti penataran Bimbingan dan Konseling
sekurang-kurangnya 180 jam dapat diberi tugas sebagai guru
pembimbing.

6) Visi
Visi pelayanan bimbingan dan konseling adalah terwujudnya

kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya
pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan
pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara
optimal, mandiri dan bahagia.
7) Misi
a.Misi pendidikan yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan
keseharian dan masa depan.
b.Misi pengembangan yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat.
c.Misi pengentasan masalah yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

8) Tujuan

a. Tujuan Umum : Membantu peserta didik dalam

mengembangkan potensi diri dan kemandirian secara optimal

pada setiap tahap perkembangannya.

b. Tujuan Khusus : Tujuan-tujuan umum dirumuskan dalam

bentuk kompetensi yang harus dimiliki peserta didik bagi

keefektifan hidup supaya dapat mengantisipasi, menangani

dan memecahkan masalah.

9) Prinsip

a.Melayani semua peserta didik tanpa memandang umur, jenis

kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.

b.Mengembangkan kemampuan peserta didik supaya hidup

mandiri, dapat menyesuaikan diri dimana saja dan berpikir

positif yaitu dapat menghadapi permasalahannya, mengambil

keputusan sendiri dan belajar menanggung resiko dari

keputusan yang diambil.

10) Fungsi

a. Pemahaman, membantu peserta didik agar memiliki

pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya supaya

dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan

menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara dinamis dan

konstruktif.

b. Fasilitasi, memberi kemudahan dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras
dan seimbang seluruh aspek dalam diri peserta didik.

c. Penyesuaian, peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

d. Penyaluran, membantu peserta didik memilih kegiatan
ekstra kurikuler, jurusan atau program studi dan
memantapkan penguasaan karir yang sesuai dengan
kemampuan, minat dan bakat.

e. Adaptasi, membantu pelaksana pendidikan untuk
menyesuaikan program pendidikan dengan latar belakang
pendidikan, kemampuan, minat dan bakat peserta didik.

f. Pencegahan/Preventif, mengantisipasi berbagai masalah
yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh peserta didik. Teknik yang
digunakan adalah pelayanan orientasi, pelayanan informasi,
dan bimbingan kelompok.

g. Perbaikan, memperbaiki kekeliruan peserta didik dalam
berpikir, berperasaan dan bertindak dengan melakukan
intervensi (memberikan perlakuan) supaya memiliki pola
pikir yang sehat, rasional, perasaan yang tepat kepada
tindakan yang produktif dan normatif.

h. Penyembuhan/Kuratif, pemberian bantuan kepada peserta
didik yang telah mengalami masalah pribadi, sosial, belajar
maupun karir. Teknik yang digunakan adalah konseling dan
remedial teaching.

i. Pemeliharaan, membantu peserta didik supaya dapat
menjaga dan mempertahankan situasi kondusif yang telah
tercipta dalam dirinya agar terhindar dari penyebab
penurunan produktivitas diri. Buat program-program yang
menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan
kemampuan, minat dan bakat peserta didik.

j. Pengembangan, menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif dengan memfasilitasi perkembangan peserta didik.
Maka program bimbingan harus sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu peserta didik
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik yang
digunakan adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi
kelompok, brain storming, home room, dan karya wisata.

6.Asas-Asas
a. Asas Kerahasiaan, menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan tentang peserta didik yang menjadi sasaran layanan.

b. Asas Kesukarelaan, adanya kesukaan dan kesukarelaan peserta
didik mengikuti/menjalani pelayanan yang diperlukan baginya.

c. Asas Keterbukaanaan, agar peserta didik terbuka dan jujur
dalam memberikan keterangan tentang dirinya dan sekitarnya
yang berguna bagi pengembangan dirinya.

d. Asas Kegiatan, peserta didik aktif dalam penyelenggaraan
layanan yang diperuntukkan baginya.

e. Asas Kemandirian, diharapkan peserta didik mandiri dengan ciri
mengenal, menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri
sendiri

f. Asas Kekinian, permasalahan peserta didik yang dilayani dalam
kondisinya sekarang.

g. Asas Kedinamisan, isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan
yang sama hendaknya selalu maju, tidak monoton dan terus
berkembang serta berkelanjutan.

h. Asas Keterpaduan, pelayanan yang diberikan oleh guru
pembimbing atau pihak lain saling menunjang, harmonis dan
terpadu dalam bekerja sama.

i. Asas Keharmonisan, pelayanan yang diberikan tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku, supaya

peserta didik memahami, menghayati dan mengamalkan nilai
dan norma tersebut
j. Asas Keahlian, pelayanan dan kegiatan Bk diselenggarakan atas
dasar kaidah-kaidah professional.
k. Asas Alih Tangan Kasus, pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan secara tepat dan tuntas atas
permasalahan peserta didik mengalihtangankan kepada pihak
yang lebih ahli

D. Tujuan

Secara umum tujuan layanan BK adalah membantu peserta
didik agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam
kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang
mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh danoptimal.

Secara lebih rinci, tujuan khusus layanan BK adalah membantu
peserta didik agar mampu :

1. Memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
2. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan

karir dan kehidupannya dimasa yang akan datang;
3. Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
4. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5. Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam

kehidupannya; dan
6. Mengaktualisasikan dirinya secara bertanggung jawab.

Dalam ilmu tentang perkembangan, tujuan BK lebih diarahkan
pada tercapainya tugas perkembangan peserta didik. Dengan demikian,
bagi peserta didik yang memiliki hambatan dalam mencapai tugas
perkembangan yang optimal difasilitasi dan dibantu oleh guru
BK/konselor. Tugas perkembangan peserta didik SMK adalah: 1)
mencapaiperkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2) mengenal sistem etika dan nilai-nilai
bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan umat
manusia; 3) mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi; 4)
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau
mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat; 5)
memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan sosial yang lebih luas; 6) mencapai pola hubungan yang baik
dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita; 7)
mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis
terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk
kehidupan yang sehat; 8) memiliki kemandirian perilaku ekonomis; 9)
mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier
dan apresiasi seni; 10) mencapai kematangan hubungan dengan teman

sebaya, dan 11) kematangan dan kesiapan diri untuk menikah dan
berkeluarga.

E. Tujuan Penulisan Panduan
Panduan ini bertujuan untuk memberi acuan dasar

penyelenggaraan layanan Bimbingandan Konseling di Sekolah
Menengah Kejuruan. Secara khusus, panduan ini bertujuan :
1. Memandu guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam

upaya memahami kebutuhan dan karakteristik perkembangan
peserta didik atau konseli sebagai titik tolak layanan bimbingan
dan konseling;
2. Memfasilitasi guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam
pengelolaan program bimbingan dan konseling di sekolah,
meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan
program bimbingan dan konseling;
3. Memandu guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam
penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan dan konseling
dalam uapa membantu peserta didik/konseli mencapai
perkembangan secara optimal dalam berbagai aspek
kehidupannya;
4. Memberi acuan bagi pimpinan satuan pendidikan, dinas
pendidikan, pengawas sekolah, lembaga pendidikan calon guru

bimbingan dan konseling atau konselor, organisasi profesi
bimbingan dan konseling, dan komite sekolah dalam monitoring,
mengevaluasi dan mensupervisi penyelenggaraan bimbingan dan
konseling di Sekolah Menengah Kejuruan.

F. Pengguna
Panduan ini diperuntukkan bagi pemangku kepentingan

layanan bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Guru bimbingan dan konseling atau konselor;

Guru bimbingan dan konseling atau konselor menyelenggarakan
kegiatan bimbingan dan konseling berdasarkan panduan ini.
2. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah memfasilitasi terselenggarannya layanan,
mensupervisi, dan mengevaluasi layanan bimbingan dan konseling
di sekolah masing-masing.
3. Dinas Pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan memberikan kebijakan yang mendukung
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.
4. Pengawas sekolah
Pengawas sekolah mensupervisi dan membina penyelenggaraan
program pendidikan disekolah, khususnya bimbingan dan
konseling berdasarkan panduan ini.

5. Lembaga pendidikan calon guru bimbingan dan konseling atau
konselor;
Lembaga pendidikan yang menyiapkan calon guru bimbingan dan
konseling atau konselor mengembangkan kurikulum dengan
mempertimbangkan panduan ini.

6. Organisasi profesi bimbingan dan konseling;
Organisasi profesi memberikan dukungan dalam pengembangan
profesionalitas anggotanya, sehingga guru bimbingan dan
konseling atau konselor yang menyelenggarakan program
bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan tepat sasaran.

7. Komite Sekolah.
Komite sekolah memberikan dukungan bagi penyelenggaraan
bimbingan dan konseling.

8. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Jasmani dan Bimbingan dan Konseling
(PPPPTK Penjas dan BK) menggunakan sebagai bahan sosialisasi,
pelatihan, dan atau bimbingan teknis.

BAB II
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Program bimbingan dan konseling, terdapat dua tahapan, yaitu (1)
tahap persiapan (preparing) dan (2) tahap perancangan (designing). Tahap
persiapan Dalam perencanaan (preparing) terdiri dari (1) melakukan
asesmen kebutuhan, (2) aktivitas mendapatkan dukungan unsur lingkungan
sekolah, dan (3) menetapkan dasar perencanaan. Tahap perancangan
(designing) terdiri atas (1) menyusun program tahunan, (2) menyusun
jadwal kegiatan selama setahun (3) menyusun program semester. Tahapan
kegiatan perencanaan program bimbingan dan konseling dapat dilihat pada
bagan berikut:

A. Tahap Persiapan Mendapatkan dukungan Penetapan Dasar
Perencanaan
Asesmen Kepala dan Komite sekolah
Kebutuhan

Penyusunan Program Tahunan Penyusunan Program Smester

1. Rasional Kegiatan Berdasarkan Komponen dan
2. Dasar Hukum terdistribusi dalam smester ganjil dan
3. Visi Misi genap
4. Disripsi kebutuhan
5. Tujuan
6. Kompeten Program
7. Bidang Layanan
8. Rencana Oprasional
9. Pengembangan tema
10. Evaluasi dan tindak lanjut
11. Sarana Prasarana
12. Anggaran Biaya

Program tahunan yang telah
didudun ditindak lanjuti
dengan jadwal kegiatan
layanan selama setahun

B. Perencanaan Program Bimbingan Dan Konseling

Program bimbingan dan konseling di SMK disusun berdasarkan
kebutuhan peserta didik/konseli dan kebutuhan sekolah. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, struktur program bimbingan dan konseling terdiri atas rasional,
visi dan misi, deskripsi kebutuhan, tujuan, komponen program, bidang
layanan, rencana operasional (action plan), pengembangan tema/topik,
rencana evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut, serta anggaran biaya. Struktur
program bimbingan dan konseling merupakan komponen-komponen yang
harus ada namun bukan sebagai sebuah tahapan. Dalam perencanaan
program bimbingan dan konseling, terdapat dua tahapan, yaitu (1) tahap
persiapan (preparing) dan (2) tahap perancangan (designing). Tahap
persiapan (preparing) terdiri dari (1) melakukan asesmen kebutuhan, (2)
aktivitas mendapatkan dukungan unsur lingkungan sekolah, dan (3)
menetapkan dasar perencanaan. Tahap perancangan (designing) terdiri atas
(1) menyusun program tahunan, (2) menyusun jadwal kegiatan selama
setahun (3) menyusun program semester.

Melakukan asesmen kebutuhan Asesment kebutuhan untuk
menemukan apa-apa yang akan diperlukan oleh peserta didik/konseli.
Asesmen kebutuhan ini menjadi dasar dalam merancang program program
bimbingan yang relevan. Hasil analisis kebutuhan digunakan untuk

merumuskan program bimbingan dan konseling. Sebagai bagian dari
akuntabilitas, maka asesmen kebutuhan akan menyediakan bahan kriteria
keberhasilan untuk melakukan evaluasi. Atas dasar kebutuhan siswa dan
kebutuhan sekolah dimana guru bimbingan dan konseling atau konselor
bekerja, maka disusunlah isi program, prioritas bidang layanan, dan
komponen layanan bimbingan dan konseling. Langkah-langkah asesmen: a)
mengidentifikasi data yang dibutuhkan untuk penyusunan program; b)
memilih instrumen pengukuran kebutuhan; c) mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, dan menginterpretasi data hasil asesmen kebutuhan. Setiap
langkah diuraikan sebagai berikut. a) Mengidentifikasi data yang
dibutuhkan untuk penyusunan program Langkah awal dalam asesmen
kebutuhan adalah menentukan data yang akan diukur/dungkap untuk
kepentingan penyusunan program layanan bimbingan dan konseling. Data
yang perlu diungkap antara lain adalah data tentang tugas-tugas
perkembangan, permasalahan, dan prestasi peserta didik/konseli. b) Memilih
instrumen pengukuran data sesuai kebutuhan Instrumen pengumpulan data
yang dapat digunakan dalam asesmen kebutuhan, di antaranya adalah (1)
instrumen dengan pendekatan masalah, seperti Alat Ungkap Masalah Umum
(AUM-U), Alat Ungkap Masalah Belajar (AUMPTSDL), Daftar Cek
Masalah (DCM), (2) instrumen dengan pendekatan SKKPD yaitu Inventori
Tugas Perkembangan (ITP), (3) instrumen dengan pendekatan tujuan bidang
layanan (pribadi, sosial, belajar dan karir) dapat berupa angket, pedoman

observasi, pedoman wawancara dan angket sosiometri, AKPD (Analisis
kebutuhan peserta didik), Instrumen-instrumen tersebut dapat dipilih sesuai
dengan kebutuhan kegiatan perencanaan program bimbingan dan konseling.

C. Teknik pemahaman peserta didik
Teknik–teknik Pemahaman Peserta Didik/Konseli Secara garis besar

teknik memahami karakteristik peserta didik/konseli yang digunakan dalam
bimbingan dan konseling meliputi teknik tes dan non tes.

1. Teknik tes
Teknik tes merupakan teknik untuk memahami individu

dengan menggunakan instrumen tes terstandar. Guru bimbingan dan
konseling atau konselor yang telah memiliki lisensi melalui pelatihan
sertifikasi dapat menggunakan instrumen tes yang telah dipelajari.
Bagi yang belum memiliki lisensi penyelenggaraan tes psikologis,
sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga tes psikologis
terpercaya. Guru bimbingan dan konseling atau konselor hendaknya
mampu memahami hasil tes, menginterpretasikan, dan menyusun
rekomendasi berdasarkan hasil tes. Hasil tes yang lazim digunakan
untuk keperluan bimbingan dan konseling antara lain hasil tes
kecerdasan, tes bakat, tes minat, tes kepribadian, tes kreativitas, tes
sikap dan tes prestasi belajar. Guru bimbingan dan konseling atau
konselor hendaknya dapat memanfaatkan hasil tes untuk keperluan

layanan bimbingan dan konseling, sehingga layanan yang diberikan
tepat sesuai kebutuhan dan kondisi peserta didik/konseli. Khususnya
pemberian layanan yang mampu membantu peserta didik/konseli
mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.
2. Teknik non tes

Teknik non tes merupakan teknik untuk memahami individu
dengan menggunakan instrumen yang terstandar dan tidak standar.
Teknik asesmen non tes yang sering digunakan untuk keperluan
bimbingan dan konseling antara lain: (a) observasi, (b) wawancara
(c) angket, (d) sosiometri, (e) dokumentasi, (f) biografi ataupun
autobiografi. Instrumen pengumpul data yang sering digunakan
untuk mengenali masalah serta kebutuhan layanan bantuan antara
lain: (a) daftar cek masalah (DCM), (b) alat ungkap masalah (AUM),
(c) inventori tugas perkembangan (ITP). Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah
Kejuruan. 19 Guru bimbingan dan konseling atau konselor dapat
menggunakan instrumen yang dikembangkan sendiri dengan
langkah-langkah sebagaimana pengonstruksian instrumen tes.
Adapun langkah-langkah pengembangan meliputi: menetapkan
tujuan pengungkapan data pribadi, menentukan aspek dan atau
dimensi yang diukur, merumuskan definisi operasional, memilih
cara pengukuran yang digunakan, instrumen dan lembar jawaban,

merumuskan manual penggunaan instrumen, penyekoran atau
pengolahan, serta interpretasinya.

D. Asesmen
a. Pengertian Assesment
Asesment merupakan salah satu kegiatan pengukuran. Dalam

konteks bimbingan konseling, asesmen yaitu mengukur suatu proses
konseling yang harus dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah
konseling tersebut dilaksanakan/ berlangsung (Ratna Widiastuti, 2010).

Asesment merupakan salah satu bagian terpenting dalam seluruh
kegiatan yang ada dalam konseling (baik konseling kelompok maupun
konseling individual). Karena itulah asesmen dalam bimbingan dan
konseling merupakan bagian yang terintegral dengan proses terapi maupun
semua kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Asesmen dilakukan
untuk menggali dinamika dan faktor penentu yang mendasari munculnya
masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan asesmen dalam bimbingan dan
konseling, yaitu mengumpulkan informasi yang memungkinkan bagi
konselor untuk menentukan masalah dan memahami latar belakang serta
situasi yang ada pada masalah klien.

Asesment yang dilakukan sebelum, selama dan setelah konseling
berlangsung dapat memberi informasi yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi klien. Dalam prakteknya, asesmen

dapat digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan sebuah konseling,
namun juga dapat digunakan sebagai sebuah terapi untuk menyelesaikan
masalah klien.

Asesmen merupakan kegiatan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan/ kompetensi yang dimiliki oleh klien dalam memecahkan
masalah. Asesmen yang dikembangkan adalah asesmen yang baku dan
meliputi beberapa aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor dalam
kompetensi dengan menggunakan indikator-indikator yang ditetapkan dan
dikembangkan oleh Guru BK/ Konselor sekolah. Asesmen yang diberikan
kepada klien merupakan pengembangan dari area kompetensi dasar pada
diri klien yang akan dinilai, yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk
indikator-indikator. Pada umumnya asesmen bimbingan konseling dapat
dilakukan dalam bentuk laporan diri, performance test, tes psikologis,
observasi, wawancara, dan sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, asesmen merupakan hal yang penting dan
harus dilakukan dengan berhati-hati sesuai dengan kaidahnya. Kesalahan
dalam mengidentifikasi masalah karena asesmen yang tidak memadai akan
menyebabkan tritmen gagal; atau bahkan dapat memicu munculnya
konsekuensi dari tritmen yang merugikan diri klien. Meskipun menjadi
dasar dalam melakukan tritmen pada klien, tidak berarti konselor harus
menilai (to assess) semua latar belakang dan situasi yang dihadapi klien
pada saat itu jika tidak perlu. Kadangkala konselor menemukan bahwa

ternyata “hidup” klien sangat menarik. Namun demikian tidaklah efisien
dan tidak etis untuk menggali semuanya selama hal tersebut tidak relevan
dengan tritmen yang diberikan untuk mengatasi masalah klien. Karena itu,
setiap guru pembimbing/ konselor perlu berpegang pada pedoman
pertanyaan sebelum melakukan asesmen; yaitu “Apa saja yang perlu
kuketahui mengenai klien?”. Hal itu berkaitan dengan apa saja yang relevan
untuk mengembangkan intervensi atau tritmen yang efektif, efisien, dan
berlangsung lama bagi klien.

Hood & Johnson (1993) menjelaskan ada beberapa fungsi asesmen,
diantaranya adalah untuk:

1. Menstimulasi klien maupun konselor mengenai berbagai isu
permasalahan

2. Menjelaskan masalah yang senyatanya
3. Memberi alternatif solusi untuk masalah
4. Menyediakan metode untuk memperbandingkan alternatif sehingga

dapat diambil keputusan
5. Memungkinkan evaluasi efektivitas konseling
Asesmen memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan
perencanaan dan pelaksanaan model-model pendekatan konseling. Jika
kedua komponen tersebut didesain dengan pendekatan “client
centered” atau “bottom up”, asesmen akan mengarah pada inovasi. Hal ini
memiliki makna bahwa asesmen tidak hanya berorientasi pada hasil/

produk akhir, tetapi justru akan lebih terfokus pada proses konseling, yaitu
mulai dari membuka konseling sampai dengan mengakhiri konseling; atau
setidak-tidaknya akan ada keseimbangan antara proses konseling dengan
hasil konseling. Dengan demikian asesmen akan benar-benar bisa
memenuhi kriteria objektivitas dan keadilan, sehingga keputusan yang akan
diambil oleh klien dapat benar-benar sesuai dengan kemampuan diri klien
itu sendiri.

Asesmen yang tidak dilakukan secara objektif, akan berpengaruh pada
pelayanan konseling oleh konselor sekolah/ Guru BK. Hal ini akan
berakibat tidak baik pada diri klien, bahkan terhadap konselor itu sendiri
untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Asesmen dalam bimbingan
dan konseling adalah asesmen yang berbasis individu dan berkelanjutan.
Semua indikator bukan diukur dengan soal seperti dalam pembelajaran,
tetapi diukur secara kualitatif, kemudian hasilnya dianalisis untuk
mengetahui kemampuan klien dalam mengambil keputusan pada akhir
konseling, dalam melaksanakan keputusan setelah konseling, serta melihat
kendala/ masalah yang dihadapi klien dalam proses konseling maupun
kendala dalam melaksanakan keputusan yang telah ditetapkannya.

Apapun bentuk dan jenis asesmen yang dilakukan, hal ini tetap
menuntut suatu perencanaan, termasuk pada saat melakukan analisis.
Dengan demikian maka akan diperoleh alat ukur atau instrumen yang benar-
benar dapat diandalkan (valid) dan dapat dipercaya (reliabel) dalam

mengukur apa yang seharusnya diukur. Berikut ini adalah langkah-langkah
yang perlu dilakukan dalam melakukan asesmen:
1. Perencanaan
Aspek yang harus ada dalam perencanaan asesmen adalah:

a. Memilih fokus asesmen pada aspek tertentu dari diri klien
Salah satu penentu keberhasilan konseling adalah kemauan dan
kemampuan klien itu sendiri. Dalam konseling, keputusan akhir untuk
pemecahan masalah yang dihadapi ada pada diri klien. Konselor/ guru BK
bukan pemberi nasihat, bukan pengambil keputusan mengenai apa yang
harus dilakukan klien dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

b. Memilih instrumen yang akan digunakan.
Setelah ditentukan fokus area asesmen, Anda dapat merencanakan
instrumen yang akan digunakan dalam asesmen. Banyak instrumen yang
dapat digunakan dalam asesmen seperti tes psikologis, observasi, inventori,
dan sebagainya. Tetapi untuk menentukan instrumen sangat tergantung
pada aspek apa yang akan diasesmen. Misalnya Anda akan melihat
kerjasama klien dalam konseling, maka instrumen dapat
menggunakan checklist, tetapi apabila Anda memfokuskan asesmen tentang
kemampuan klien dalam memecahkan masalah, maka Anda dapat
mempergunakan tes psikologis.

c. Penetapan waktu
Perencanaan waktu yang dimaksud adalah kapan asesmen akan

dilakukan. Penetapan waktu ini sangat erat berhubungan dengan persiapan
pelaksanaan asesmen.

d. Validitas dan reliabilitas
Apabila instrumen yang kita gunakan adalah buatan sendiri atau

dikembangkan sendiri, maka instrumen itu perlu diuji validitas dan
reliabilitasnya. Karena validitas dan reliabilitas merupakan suatu syarat
mutlak suatu instrumen asesmen. Namun apabila kita menggunakan
instrumen yang sudah terstandar, Anda tidak perlu mencari validitas dan
reliabilitas karena instrumen tersebut sudah jelas memenuhi persyaratan
sebagai suatu instrumen.

2. Pelaksanaan
Setelah perencanaan asesmen selesai, selanjutnya adalah bagaimana

melaksanakan rencana yang telah dibuat tersebut. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan asesmen adalah pelaksanaannya harus
sesuai dengan manual masing-masing instrumen.

3. Analisis data
Langkah selanjutnya adalah analisis data, yaitu melakukan analisis

terhadap data yang diperoleh melalui instrumen yang digunakan untuk
mengambil data. Analisis dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang ada
dalam manual masing-masing instrumen. Metode analisis data dalam
asesmen konseling sangat tergantung data yang diperoleh. Misal data yang
diperoleh berbentuk kualitatif atau data kuantitatif.

Apabila data bersifat kualitatif, maka kita melakukan analisis data
kualitatif. Metode analisis data kualitatif misalnya deskriptif naratif. Apabila
data bersifat kuantitatif maka analisis data dilakukan dengan menggunakan
statistik. Dalam bimbingan konseling, statistik biasa digunakan untuk
analisis data hasil tes psikologis, misalnya tes inteligensi, tes bakat, dan
sebagainya. Dewasa ini, program statistik dapat dengan mudah dilakukan
dengan bantuan komputer, seperti program excel, LISREL, SPSS, dan
sebagainya.

4. Interpretasi data
Interpretasi diartikan sebagai upaya mengatur dan menilai fakta,

menafsirkan pandangan, dan merumuskan kesimpulan yang mendukung.
Penafsiran harus dirumuskan dengan hati-hati, jujur, dan terbuka.

5. Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah menindak lanjuti hasil asesmen atau

penggunaan hasil asesmen dalam konseling. Beberapa kegiatan tindak lanjut
diantaranya adalah apakah konselee perlu melakukan konseling yang
memfokuskan pada aspek yang berbeda lainnya, apakah klien perlu
mendapatkan tritmen tertentu, atau bahkan bisa jadi konselee perlu
mendapatkan rujukan (refferal) kepada pihak ketiga. Rujukan diperlukan
jika guru pembimbing/ konselor tidak mempunyai kewenangan atau tidak
mempunyai kemampuan untuk menangani masalah yang dihadapi klien.
Misalnya jika klien sudah mengalami gangguan psikotik, maka klien perlu
dirujuk ke psikiater; jika klien mengalami gangguan dislesia maka perlu
dirujuk ke terapis khusus yang menangani gangguan tersebut.

b. Intrumen kebutuhan Peserta didik
Instrumen Kebutuhan peserta didik sangat diperlukan dalam
mengawali proses bimbingan dan konseling, sebagai alternatif
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1 Alternatif contoh Instrumen Kebutuhan Peserta Didik Kelas X

Instrumen Kebutuhan Peserta didik Kelas X

Nama:................................................Kelas.................................................

Petunjuk Pengisian:

1. Dibawah ini bukan alat tes, tetapi angket yang berisi tentang berbagai masalah yang

dihadapi siswa

2. Jawaban anda sanagat bermanfaat untuk membantu keberhasilan belajar disekolah

ini

3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda saat ini, dengan cara
memberikan tanda (√)

4. Jawaban Anda akan kami rahasikan, untuk itu jawablah dengan sungguh-sungguh

5. Selamat mengerjakan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Saya merasa belum disiplin dalam beribadah kepada Tuhan

YME

2 Saya kadang-kadang berprilaku dan bertutur kata tidak jujur

3 Saya kadang-kadang masih suka menyontek pada waktu ujian

4 Saya merasa belum siap mengendalikan emosi dengan baik

5 Saya belum faham tentang sikap dan prilaku asertif

(komunikasi yang tegas)

6 Saya belum tau cara mengenal dan memahami diri sendiri

7 Saya belum memahami potensi diri
8 Saya belum tahu perubahan dan permasalahan yang terjadi

pada masa remaja
9 Saya belum mengenal tentang macam-macam kepribadian
10 Saya kurang memiliki rasa percaya diri
10 Saya kurang memiliki rasa percaya diri
11 Saya kadang-kadang menjaga kesehatan diri
12 Saya belum tau ciri-ciri/sifat/perilaku pribadi yang

berkarakter
13 Saya merasa kurang memiliki tanggung jawab pada diri

sendiri
14 Saya kesulitan mengatur waktu belajar dan bermain
15 Kondisi orang tua saya sedang tidak harmonis
16 Saya merasa tidak betah tinggal dirumah sendiri
17 Saya mempunyai masalah dengan anggota keluarga dirumah
18 Saya belum bisa menjadi pribadi yang mandiri
19 Saya sedang memiliki konflik pribadi
20 Saya belum banyak mengenal lingkungan sekolah baru
21 Saya belum memahami tentang kenakalan remaja
22 Saya masih sedikit mengetahui tentang dampak atau bahaya

rokok
23 Saya belum banyak mengenal tentang perilaku sosial yang

bertanggung jawab
24 Saya belum banyak tau tentang bullying dan cara

menyikapinya
25 Saya sulit bergaul dengan teman-teman di sekolah
26 Saya sering dianggap tidak sopan pada orang lain
27 Saya kurang memahami dampak dari media sosial
28 Saya jarang bermain/berteman dilingkungan tempat tinggal

saya
29 Saya belum banyak teman atau sahabat
30 Saya kurang suka berkomunikasi dengan lawan jenis
31 Saya belum tau cara belajar yang baik dan benar di SMK
32 Saya belum tau cara meraih prestasi di sekolah
33 Saya belum paham tentang gaya belajar dan strategi yang

sesuai dengan jurusan
34 Orang tua saya tidak peduli dengan kegiatan belajar saya
35 Saya masih sering menunda-nunda tugas sekolah/PR
36 Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu
37 Saya belum tau cara memanfaatkan sumber belajar
38 Saya belajarnya jika akan ada tes/ujian saja
39 Saya merasa malas belajar dan jika belajar sering mengantuk
40 Saya belum terbiasa belajar bersama dan belajar kelompok
41 Saya belum dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk

belajar
42 Saya terpaksa harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan

hidup
43 Saya merasa bingung memilih kegiatan ekstrakulikuler di

sekolah
44 Saya merasa belum mantap pada pilihan jurusan yang saya

ambil
45 Saya merasa belum paham hubungan antara

hoby/bakat/minat/kemampuan/karir
46 Tidak dapat membagi waktu antara keinginan bekerja dan

sekolah
47 Saya sulit memililih tempat praktek kerja lapangan (PKL)
48 Apakah kamu sudah mengenal tentang IDUKA (industri

dunia usaha kerja)

Tabel 1.2 Alternatif contoh Instrumen Kebutuhan Peserta Didik Kelas XI

Instrumen Kebutuhan Peserta didik Kelas XI

Nama:................................................Kelas.................................................

Petunjuk Pengisian:

1. Dibawah ini bukan alat tes, tetapi angket yang berisi tentang berbagai
masalah yang dihadapi siswa

2. Jawaban anda sanagat bermanfaat untuk membantu keberhasilan belajar disekolah
ini

3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda saat ini, dengan cara
memberikan tanda (√)

4. Jawaban Anda akan kami rahasikan, untuk itu jawablah dengan sungguh-sungguh

5. Selamat mengerjakan

NO PERNYATAAN YA TIDAK

1 Saya merasa belum disiplin dalam beribadah kepada

Tuhan YME

2 Saya kadang-kadang berprilaku dan bertutur kata tidak
jujur

3 Saya kadang-kadang masih suka menyontek pada waktu

ujian

4 Saya merasa belum siap mengendalikan emosi dengan

baik

5 Saya belum faham tentang sikap dan prilaku asertif

(komunikasi yang tegas)

6 Saya belum tau cara mengenal dan memahami diri sendiri

7 Saya belum memahami potensi diri

8 Saya belum tahu perubahan dan permasalahan yang
terjadi pada masa remaja

9 Saya belum mengenal tentang macam-macam
kepribadian

10 Saya kurang memiliki rasa percaya diri
11 Saya kadang-kadang menjaga kesehatan diri
12 Saya belum tau ciri-ciri/sifat/perilaku pribadi yang

berkarakter
13 Saya merasa kurang memiliki tanggung jawab pada diri

sendiri
14 Saya kesulitan mengatur waktu belajar dan bermain
15 Kondisi orang tua saya sedang tidak harmonis
16 Saya merasa tidak betah tinggal dirumah sendiri
17 Saya mempunyai masalah dengan anggota keluarga

dirumah
18 Saya belum bisa menjadi pribadi yang mandiri
19 Saya sedang memiliki konflik pribadi
20 Saya belum memahami tentang kenakalan remaja
21 Saya masih sedikit mengetahui tentang dampak atau

bahaya rokok
22 Saya belum banyak mengenal tentang perilaku sosial

yang bertanggung jawab
23 Saya belum banyak tau tentang bullying dan cara

menyikapinya
24 Saya sering dianggp tidak sopan pada orang lain
25 Saya kurang memahami dampak dari media sosial
26 Saya jarang bermain/berteman dilingkungan tempat

tinggal saya

27 Saya belum banyak teman atau sahabat
28 Saya kurang suka berkomunikasi dengan lawan jenis
29 Saya belum tau cara belajar yang baik dan benar di SMK
30 Saya belum tau cara meraih prestasi di sekolah
31 Orang tua saya tidak peduli dengan kegiatan belajar saya
32 Saya masih sering menunda-nunda tugas sekolah/PR
33 Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran

tertentu
34 Saya belum tau cara memanfaatkan sumber belajar
35 Saya belajarnya jika akan ada tes/ujian saja
36 Saya belum tau semua guru yang ada di sekolah
37 Saya merasa malas belajar dan jika belajar sering

mengantuk
38 Saya belum terbiasa belajar bersama dan belajar

kelompok
39 Saya belum dapat memanfaatkan teknologi informasi

untuk belajar
40 Saya terpaksa harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan

hidup
41 Ragu apakah tamat pendidikan ini dapat bekerja secara

mandiri
42 Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang lapangan

pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
43 Tidak dapat membagi waktu antara keinginan bekerja dan

sekolah
44 Ketidak sesuaian potensi diri dengan jurusan yang

dijalani saat ini

43 Saya belum percaya diri jika tamat dapat diterima bekerja
di IDUKA (industri dunia usaha kerja)

Tabel 1.3 Alternatif contoh Instrumen Kebutuhan Peserta Didik Kelas XII

Instrumen Kebutuhan Peserta didik Kelas XII

Nama:................................................Kelas.................................................

Petunjuk Pengisian:

1. Dibawah ini bukan alat tes, tetapi angket yang berisi tentang berbagai

masalah yang dihadapi siswa

2. Jawaban anda sanagat bermanfaat untuk membantu keberhasilan belajar disekolah ini

3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda saat ini, dengan cara
memberikan tanda (√)

4. Jawaban Anda akan kami rahasikan, untuk itu jawablah dengan sungguh-sungguh

5. Selamat mengerjakan

NO PERNYATAAN YA TIDAK

1 Saya merasa belum disiplin dalam beribadah kepada

Tuhan YME

2 Saya kadang-kadang berprilaku dan bertutur kata tidak

jujur

3 Saya kadang-kadang masih suka menyontek pada waktu

ujian

4 Saya merasa belum siap mengendalikan emosi dengan

baik

5 Saya belum faham tentang sikap dan prilaku asertif

(komunikasi yang tegas)

6 Saya kurang memiliki rasa percaya diri

7 Saya kadang-kadang menjaga kesehatan diri
8 Saya belum tau ciri-ciri/sifat/perilaku pribadi yang

berkarakter
9 Saya merasa kurang memiliki tanggung jawab pada diri

sendiri
10 Saya kesulitan mengatur waktu belajar dan bermain
11 Kondisi orang tua saya sedang tidak harmonis
12 Saya merasa tidak betah tinggal dirumah sendiri
13 Saya mempunyai masalah dengan anggota keluarga

dirumah
14 Saya belum bisa menjadi pribadi yang mandiri
15 Saya sedang memiliki konflik pribadi
16 Saya masih sedikit mengetahui tentang dampak atau

bahaya rokok
17 Saya belum banyak mengenal tentang perilaku sosial

yang bertanggung jawab
18 Saya belum banyak tau tentang bullying dan cara

menyikapinya
19 Saya sering dianggp tidak sopan pada orang lain
20 Saya kurang memahami dampak dari media sosial
21 Saya jarang bermain/berteman dilingkungan tempat

tinggal saya
22 Saya belum tau cara belajar yang baik dan benar di SMK
23 Saya belum tau cara meraih prestasi di sekolah
24 Orang tua saya tidak peduli dengan kegiatan belajar saya
25 Saya masih sering menunda-nunda tugas sekolah/PR
26 Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran

tertentu
27 Saya belum tau cara memanfaatkan sumber belajar

28 Saya belajarnya jika akan ada tes/ujian saja
29 Saya merasa malas belajar dan jika belajar sering

mengantuk
30 Saya belum paham cara memilih lembaga bimbingan

belajar yang baik
31 Saya belum tau cara memperoleh bantuan

pendidikan/beasiswa
32 Saya terpaksa harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan

hidup
33 Saya belum memiliki perencanaan karir masa depan
34 Ragu apakah tamat pendidikan ini dapat bekerja secara

mandiri
35 Khawatir akan kalah bersaing dalam mencari dan

mendapatkan pekerjaan
36 Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang

lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
37 Khawatir akan pekerjaan yang dijabat nantinya, jangan-

jangan memberikan penghasilan yang tidak cukup
38 Tidak dapat membagi waktu antara keinginan bekerja

dan sekolah
39 Kurang yakin terhadap kemampuan diri sekarang ini

dalam menyiapkan jabatan tertentu nantinya
40 Ragu untuk memilih perguruan tinggi atau bekerja
41 Tidak ada dukungan orang tua untuk melanjutkan bekerja
42 Tidak ada dukungan orang tua untuk melanjutkan kuliah
43 Khawatir lapangan pekerjaan yang diharapkan tidak

tersedia di daerah tempat tinggal sekarang
44 Apakah saudara sudah siap untuk bekerja di IDUKA

(industri dunia usaha kerja)

Setelah mengumpulhan hasil angket kebutuhan peserta didik kita
dapat menganalisis data permasalahan siswa. Berikut alternatif
contoh tabulasi dan analisis data permasalahan siswa.

Tabel. 1.4 Tabulasi dan Analisis Data Permasalahan Siswa SMK kelas X

Berdasarkan tabulasi di atas, permasalahan tertinggi terdapat pada
bidang karirsebesar 28,68%,diikut ioleh bidang social sebesar 24.33%, bidang
belajar sebesar 24,33 dan bidang karier sebesar pribadi 22,59%. Adapun
butir masalah yang paling tinggi adalah mengenal IDUKA sebanyak
17orang, diikuti oleh masalah kenakalan remaja sebanyak 15 orang, tidak
percaya diri sebanyak 14 orang. Sementa rapeserta didik yang paling banyak
memilih item masalah adalah didi(10butir) dan Erni (9butir).

Tabel. 1.5 Tabulasi dan Analisis Data Permasalahan Siswa SMK kelas XI

Berdasarkan tabulasi di atas, permasalahan tertinggi terdapat pada

bidang

karirsebesar33,02%,diikutiolehbidangbelajarsebesar24.09%,bidangsosialse

besar23,21&danbidangpribadisebesarpribadi

20,53%.Adapunbutirmasalahyang palingtinggiadalahpersiapan PKL

sebanyak16orang,diikutioleh masalahpersiapan

IDUKAsebanyak16orang,menyontek sebanyak

11orang.Sementarapesertadidikyangpalingbanyakmemilihitemmasalahadal

ah Mina dan Ema(9butir)dilanjutkan oleh titin dan dodi (8 butir)

Tabel. 1.5 Tabulasi dan Analisis Data Permasalahan Siswa SMK kelas XII

Berdasarkan tabulasi di atas, permasalahan tertinggi terdapat pada
bidang karir sebesar 34,25%, diikuti oleh bidang belajar sebesar 23.13%,bidang
pribadi sebesar 20,35&dan bidang social sebesar pribadi 20,35%.Adapun
butir masalah yang paling tinggi adalah menentukan bekerja atau kuliah
sebanyak 16 orang, diikuti oleh masalah kenakalan remaja sebanyak11orang,
masalah sulit memahami pelajaran sebanyak 10orang. Sementa rapeserta didik
yang paling banyak memilih item masalah adalah Mina (9 butir) dan Ana (8
butir).

Setelah melakukan Analisis Data Permasalahan Siswa, Guru Bk
dapat mendeskripsikan kebutuhan peserta didik. Dapat digambarkan seperti
dalam tabel berikut.

1.6 Tabel Alternatif Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli
kelas X

BidangLayanan HasilAsesmenKebutuhan RumusanKebutuhan

Pribadi Bertutur kata tidak Menerapakan kebiasaan
jujur berperilaku jujur

Mengendalikan emosi Tips mengendalikan emosi

Bahaya Merokok Pemahaman bahaya NAPZA

Tidakpercayadiri Kepercayaan diri yang tinggi

Sosial Interaksi dengan lawan jenis
Sulit bergaul dengan teman sesuai dengan etika dan

norma yang berlaku.

Tekanan dari teman sebaya Pencegahan bulliying, bahaya
(bulliying) bulliying

Belum paham tentang Pemahan tentang karakter
perilaku berkarakter baik dan tidak baik

Kenakalan remaja Mengelola emosi dengan baik

Belajar Sulit memahami Keterampilan belajar yang

matapelajaran efektif

Menyontek Sikap jujur, mandiri, percaya
diri dan persiapan diri

Tidak dapat mengatur waktu Self manajemen

Sulit berkosentrasi dalam Motivasibelajaryangtinggi
belajar

Karir Bingungmemilih Pemahaman mengenai jurusan
jurusan di sekolah

Tidak dapat Menejemen waktu

membagi waktu

antara bekerja dan

sekolah

Sulit memilih tempat PKL Persiapan PKL

Pengenalan IDUKA (industri Persiapan diterima bekerja

dunia usaha kerja) pada IDUKA (industri dunia

usaha kerja)

1.7 Tabel Alternatif Deskripsi Kebutuhan Peserta Didik/Konseli
kelas XI

BidangLaya HasilAsesmenKebutuhan RumusanKebutuhan
nan

Pribadi Bertutur kata tidak Menerapakan kebiasaan
jujur berperilaku jujur

Mengendalikan Tips mengendalikan emosi
emosi

Bahaya Merokok Pemahaman bahaya NAPZA

Tidakpercayadiri Kepercayaandiriyangtinggi

Sosial Interaksidenganlawanjenis
sesuaidenganetikadannor
Sulit bergaul dengan mayangberlaku.
teman

Tekanan dari teman sebaya Pencegahan bulliying,

(bulliying) bahaya bulliying

Belum paham tentang Pemahan tentang karakter
perilaku berkarakter baik dan tidak baik

Kenakalan remaja Mengelolaemosidenganbaik

Belajar Sulitmemahamimatapelajar Keterampilanbelajaryangefe

Apa itu BK untuk anak SMK?

Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di SMKN 3 Yogyakarata merupakan layanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai ...

Materi apa itu BK?

Pengertian bimbingan konseling atau yang kemudian disingkat (BK) yaitu serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan seorang ahli pada konseling dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan.

Strategi layanan BK apa saja?

Strategi layanan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan adalah layanan dasar berupa kegiatan asesmen kebutuhan layanan, bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, dan penggunaan media inovatif; layanan responsif berupa konseling kelompok dan konseling individu, serta layanan dukungan sistem berupa kolaborasi antara ...

Sebutkan dan jelaskan asas asas apa saja yang harus dimiliki seorang konselor?

Asas Kerahasiaan. Sesuatu yang dibicarakan antara klien ( peserta didik ) dan konselor (guru pembimbing) tidak boleh disampaikan ataupun tidak boleh diketahui oleh orang lain. ... .
Asas Kesukarelaan. ... .
Asas Keterbukaan. ... .
Asas Kegiatan. ... .
Asas Kemandirian. ... .
Asas Kekinian. ... .
Asas Kedinamisan. ... .
Asas Keterpaduan..

Pos Terkait

Toplist

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA