Bolehkah sperma dikeluarkan didalam saat hamil 37 minggu

Mungkin banyak pasangan berpikir berhubungan intim ketika sang istri yang tengah hamil adalah hal berbahaya, dengan anggapan di usia kehamilan tua kondisi janin bisa beresiko bahaya. Namun sebenarnya berhubungan intim saat Bunda tengah hamil sah-sah saja dilakukan. Bahkan menurut beberapa pakar seks dan keluarga, hubungan intim saat hamil 9 bulan aman asalkan, dilakukan dengan hati-hati dan benar. Hal ini justru berperan penting demi kelancaran persalinan.

Sedikit berbeda dengan kondisi kehamilan muda, usia tiga bulan atau trimester pertama, pasangan suami istri sebaiknya waspada dan menunda hubungan intim terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan pada tiga bulan pertama merupakan masa rawan dimana janin mulai terbentuk. Adanya benturan sedikit saja menyebabkan janin rawan keguguran. Hubungan seks di awal kehamilan mudah terjadi kontraksi, plasenta belum terbentuk sehingga dapat mengakibatkan keguguran apabila terjadi kontraksi dahsyat.

Hubungan intim saat hamil 9 bulan diperbolehkan

Tentu terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar aktivitas tersebut tidak membahayakan Bunda dan calon anak di kandungan. Selama Bunda memiliki kehamilan normal, Bunda bisa berhubungan intim di usia kehamilan tua kecuali jika ada alasan medis dan saran dari dokter untuk tidak melakukannya. Beberapa wanita melakukan hubungan intim yang benar hingga akhir kehamilan dan menikmatinya seperti berhubungan intim secara normal. Ada sebagian wanita mengalami pendarahan atau gejala lain saat berhubungan intim saat hamil. Apabila Bunda salah satu dari wanita itu, maka sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter atau bidan. Namun gejala tersebut umumnya hanyalah minoritas kecil yang dialami wanita ketika hamil.

Melakukan hubungan intim saat hamil 9 bulan bahkan memiliki manfaat. Pada saat berhubungan intim, zat prostaglandin yang dikeluarkan sperma dapat menimbulkan kontraksi guna membantu secara tidak langsung akan kondisi penekanan sehingga kepala bayi dapat masuk ke jalur lahir bagian bawah panggul. Akan tetapi, hubungan intim pada usia kehamilan tua tetap harus dilakukan dengan hati-hati. Selama dokter kandungan tidak mengatakan kondisi kehamilan rawan keguguran, Bunda rentan perdarahan, berisiko pecah ketuban, ataupun plasenta janin berada di bawah, hubungan intim aman untuk dilakukan. Selain itu, janganlah segan dan banyak bertanya kepada dokter kandungan dan lakukanlah konsultasi itu minimal sebulan sekali.

Apabila Bunda masih memerlukan penjelasan lengkap terkait manfaat dan kenapa perlu melakukan hubungan intim disaat Bunda sedang hamil tua, Bunda bisa cek artikel berikut yaa: Hubungan Intim Menjelang Kelahiran Itu Perlu! Ini Alasannya

Posisi hubungan intim yang nyaman ketika hamil

Kondisi kehamilan sudah semakin membesar berarti perut akan semakin besar pula, sehingga disarankan agar Bunda hamil perlu melakukan dan mencari posisi berhubungan intim yang nyaman. Berikut beberapa di antaranya.

  • Woman on top (wanita di atas, pria di bawah) Gaya ini bisa dibilang cukup aman sebab posisi perut Bunda seperti orang duduk. Posisi yang paling banyak dilakukan Bunda hamil ini memang terbukti paling nyaman. Bunda bisa menjadikannya lambat atau cepat, sambil mengontrol kedalaman penetrasi. Hal penting untuk diingat adalah jangan melakukan gerakan terlalu kencang atau terlalu cepat mengguncangnya, dikhawatirkan bisa membahayakan posisi bayi di dalam rahim Bunda sehingga berdampak stres pada anak. Naik turunnya kecepatan gerakan juga dapat dikontrol Bunda dengan leluasa. Rebahkan tubuh Bunda di atas pasangan. Dapat dilakukan dengan cara menghadap ke mukanya atau menghadap kaki.
  • Spoon
    Posisi ini dilakukan dengan tubuh berbaring menyamping, jadi suami berada di belakang Bunda dengan gaya seperti menyendok. Jadi posisinya adalah Ibu berbaring sambil menyamping menoleh kanan atau kiri, kemudian suami di belakang melakukan penetrasi dari belakang Ibu.

Bunda boleh melakukan hubungan intim saat hamil 9 bulan selama kehamilan normal dan tidak ada larangan tertentu dari dokter. Semoga informasi ini dapat menjawab rasa penasaran Bunda, ya. :)

Expert Review: dr. Jimmy Panji Wirawan, Sp.OG

Sebagian Mama hamil akan merasa khawatir dengan resiko yang mungkin timbul saat melakukan hubungan seksual di masa kehamilan seperti nyeri, pendarahan, dan lainnya. Berikut ini adalah tips berhubungan seksual yang aman untuk di lakukan di masa kehamilan dari Tim Ahli Nutriclub.

Amankah Hubungan Seksual Saat Hamil?

Sebenarnya, bolehkah berhubungan saat hamil? Mungkin Mama takut, apabila berhubungan saat hamil akan terjadi risiko seperti muncul rasa nyeri, perdarahan, infeksi pada janin, trauma pada janin, cacat pada janin, serta takut akan terjadinya kelahiran prematur atau menimbulkan reaksi janin saat Mama berhubungan badan dengan Papa.

Studi tentang pengetahuan hubungan seksual saat hamil pada tahun 2011, ditemukan bahwa sebanyak 39.4% responden beranggapan tidak boleh sama sekali berhubungan seksual, dan hanya 24.3% yang tahu bahwa boleh dilakukan kecuali dalam beberapa kondisi khusus, sedangkan sisanya 30.9% mengatakan tidak boleh pada trimester pertama, dan 2.7% mengatakan tidak boleh pada trimester akhir.

Beberapa pakar medis telah meneliti bahwa berhubungan seksual dan orgasme merupakan suatu aktivitas yang aman pada kehamilan yang normal. Dari sudut pandang anatomi, masuknya penis kedalam vagina saat berhubungan seksual yang aman tidak langsung mengenai janin, karena janin terlindungi oleh cairan ketuban, selaput ketuban dan mulut rahim, sehingga tidak ada reaksi janin berbahaya yang terjadi ketika Mama berhubungan seksual yang aman.

Selain itu di daerah mulut rahim terdapat sumbatan cairan mukus yang berfungsi melindungi rahim terhadap bakteri maupun cairan sperma yang masuk ke dalam rahim. Berhubungan seks saat hamil muda cenderung tidak dianjurkan oleh para pakar.

Secara teoritis, sperma mengandung prostaglandin yang dapat menyebabkan pematangan mulut rahim dan terjadi kontraksi kehamilan. Namun penelitian oleh Harry Perkins, dari Institute of Medical Research, menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara penetrasi, orgasme, atau aktivitas seksual lainnya dengan terjadinya kontraksi pada kelahiran prematur. Menariknya, dalam studi tersebut, orgasme justru menurunkan kejadian angka kelahiran prematur.

Kehamilan juga mempengaruhi libido atau nafsu seksual pada. Pada trimester pertama akan terjadi penurunan libido akibat mual/muntah, serta rasa lelah saat awal kehamilan.

Saat trimester kedua, terjadi peningkatan aliran darah di panggul serta membesarnya payudara dapat meningkatkan gairah seksual Mama. Sedangkan pada trimester ketiga, rahim Mama semakin membesar, sehingga aktivitas fisik menjadi lebih terbatas dan nyeri punggung yang berakibat pada menurunnya gairah seksual.

Did you know?

”Hubungan seks adalah teknik kuno yang jitu untuk merangsang kelahiran. Tetapi, jangan berhubungan intim saat hamil jika ketuban Mama sudah pecah karena dapat meningkatkan risiko infeksi. Ketahui selengkapnya di sini.“

    Kondisi yang Harus Dihindari Jika Ingin Berhubungan Seksual yang Aman

    Beberapa keadaan di mana dokter biasanya tidak menganjurkan hubungan seksual saat hamil antara lain:

    • Riwayat abortus atau keguguran sebelumnya
    • Risiko kelahiran prematur atau kontraksi rahim sebelum usia 37 minggu kehamilan
    • Adanya perdarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan
    • Adanya pecah ketuban atau rembesan air ketuban
    • Terbukanya mulut rahim terlalu dini
    • Posisi ari-ari terletak di bawah rahim (Placenta previa)
    • Kehamilan ganda/kembar

    7 Tips Berhubungan saat Hamil

    1. Sebaiknya berhubungan intim tidak lebih dari 3 kali seminggu
    2. Hindari berhubungan intim di trisemester pertama
    3. Pastikan tidak ada riwayat pendarahan
    4. Lakukan posisi hubungan intim yang dianjurkan
    5. Hindari hubungan seksual 4 minggu sebelum persalinan
    6. Mama tidak mengalami plasenta previa
    7. Mama tidak memiliki riwayat melahirkan prematur

    Baca Juga: Hilangnya Gairah Seks Ayah Saat Ibu Mengandung

    Apa yang Terjadi pada Janin saat Berhubungan Intim?

    Jika Mama mencapai orgasme setelah berhubungan seksual dengan pasangan, janin dalam kandungan akan merasakan tekanan. Pada saat mengalami orgasme, rahim Ibu berkontraksi dan saat itu pula bayi mengalami tekanan. Namun, sebagian peneliti mengungkapkan bahwa orgasme dapat membuat bayi merasa hangat dan seperti dalam pelukan.

    Hubungan Seksual yang Aman di Masa Kehamilan

    Di bawah ini adalah tips untuk hubungan seksual yang aman untuk dilakukan di masa kehamilan, antara lain:

    • Salah satu tips berhubungan saat hamil adalah dengan memeriksakan kehamilan Mama pada dokter kandungan. Bila dokter kandungan menyatakan tidak ada masalah untuk berhubungan seksual, berarti hal ini aman dan tidak akan jadi masalah selama dilakukan dengan intensitas dan frekuensi yang wajar.
    • Komunikasikan pada suami Mama, mengenai perubahan libido, kekhawatiran Mama akan janin, anggapan bahwa bentuk tubuh yang tidak menarik saat hamil, serta posisi yang nyaman saat berhubungan. Posisi "missionary" atau pria di atas mulai trimester kedua mulai dirasa tidak nyaman dan tidak disarankan karena dapat menekan pembuluh darah besar arteri. Alternatif posisi dalam berhubungan seksual yang aman lainnya, seperti "woman on top"/wanita di atas, "side by side", atau "rear vaginal entry" mungkin akan terasa lebih nyaman bagi Mama.

    Setelah melahirkan, aman untuk berhubungan seksual yang aman kembali apabila luka-luka setelah melahirkan sudah pulih sepenuhnya. Hal ini biasanya memerlukan beberapa minggu, dan beberapa dokter menganjurkan 6 minggu setelah melahirkan.

    Jadi, apakah sudah cukup jelas penjelasannya, Ma? Berhubungan seksual yang aman adalah yang mengutamakan keselamatan janin dan juga kesehatan Mama yang sedang mengandungnya.

    Namun, apabila dokter memperbolehkan hubungan seksual dengan suami, bukan berarti Mama lebih tangguh, sehingga tidak membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang. Pasalnya, asupan gizi yang baik adalah hak bagi semua Mama yang hamil maupun janin yang dikandungnya.

    Sebagai asupan gizi tambahan, Mama dapat mengonsumsi Lactamil Inisis atau Lactamil Pregnasis, tergantung masa kehamilan yang dijalani saat ini. Lactamil Inisis adalah produk dari Nutricia yang ditujukan untuk Mama yang sedang berada di awal kehamilan, sedangkan Lactamil Pregnasis diperuntukkan di seluruh masa kehamilan.

    Meski ada dua varian, kedua produk tersebut sama-sama dilengkapi formula ACTIDuobio+ yang memastikan Lactamil tidak hanya terasa lezat, tapi juga dengan kandungan nutrisi yang lengkap. Adapun kandungan-kandungan yang termasuk di dalamnya, yakni: asam folat & omega 6, vitamin D, vitamin C, zat besi, dan protein. Semuanya dirancang dalam takaran yang tepat untuk mendukung kesehatan Mama di masa kehamilan.

    Selain itu, Mama juga bisa konsultasi langsung bersama Nutriclub Expert Advisor yang mendukung perjalanan luar biasa Mama dan Papa sebagai orang tua. Menarik 'kan?

    Bolehkah mengeluarkan sperma di dalam saat hamil 9 bulan?

    "Pada dasarnya, berhubungan seks selama kehamilan trimester kedua dan ketiga diperbolehkan dan tergolong aman. Bahkan hubungan seks yang dilakukan saat trimester ketiga akan membantu mendorong pembukaan jalan lahir bayi bayi kelak.

    Bolehkah mengeluarkan sperma saat hamil 38 minggu?

    Jawabannya adalah boleh. Dikutip dari Baby Centre, selama dokter tidak memberikan larangan spesifik kepada Anda, maka hubungan seks masih boleh dilakukan, meski kehamilan sudah mencapai fase akhir.

    Bolehkah berhubungan intim saat hamil 37 minggu?

    Selain itu, ibu hamil juga tidak dianjurkan melakukan hubungan intim di usia kehamilan sekitar 37-42 minggu. Alasannya, kepala janin sudah memasuki rongga panggul, sehingga berhubungan intim dikhawatirkan menyebabkan pendarahan atau persalinan dini.

    Bolehkah berhubungan intim saat mendekati HPL?

    Seks mendekati tanggal persalinan memberikan manfaat yang sama seperti yang diberikannya selama masa kehamilan. Aktivitas seksual tersebut membantu ibu hamil merasa lebih rileks, meningkatkan kualitas tidur, bahkan meredakan beberapa ketidaknyamanan akibat kehamilan untuk sementara waktu.