Berikut yang bukan manfaat inseminasi buatan antara lain

tujuan dan keuntungan inseminasi buatan pada ternak (sapi)

pendahuluan

peternak sapi di indonesia sebagian besar  dalam berusaha ternak sapi masih secara tradisional bahkan beternak dianggap sebagai tabungan serta usaha sampingan. di sisi lain produktivitas ternak sapi potong maupun sapi perah beberapa tahun terakhir menunjukkan kecenderungan  menurun. sementara di lain pihak pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan rata-rata 1,5 persen per tahun. maka diperkirakan permintaan daging dan susu akan terus meningkat.

keadaan seperti ini bila tidak dilakukan upaya untuk meningkatkan populasi dan produksi, maka tidak akan dapat memenuhi permintaan kebutuhan daging dan susu sapi dalam negeri. oleh karena itu diperlukan upaya memotivasi peternak dalam pemeliharaan ternak yang lebih maju dan menguntungkan melalui pembinaan yang dapat meyakinkan. pemeliharaan ternak bukan lagi hanya dianggap sebagai tabungan atau pekerjaan sampingan, melainkan sudah dikelola dengan baik menuju ke arah yang lebih maju dangan harapan peternak dapat mengerti dan menyadari arti pentingnya produktivitas ternak.

untuk menyikapi hal tersebut, salah satu upaya untuk meningkatkan  populasi dan produktivitas ternak sapi dapat dilakukan melalui kawin suntik yang dalam bahasa ilmiahnya adalah artificial insemination (ai) atau inseminasi buatan (ib). hal tersebut adalah sebagai salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik ternak, sehingga dapat menghasilkan keturunan/pedet dari bibit pejantan unggul.

pengertian

inseminasi buatan (ib) adalah usaha manusia (inseminator) dalam memasukkan sperma atau semen ke dalam saluran reproduksi betina dengan menggunakan alat inseminasi dengan tujuan agar ternak (sapi, domba, kerbau dll) tersebut menjadi bunting. dalam istilah ilmiahnya inseminasi buatan disebut artificial insemination (ai) dan semen adalah mani yang berasal dari ternak pejantan unggul yang dipergunakan untuk kawin suntik atau inseminasi buatan.


program ib tidak hanya mencakup pemasukan semen ke dalam saluran reproduksi betina, tetapi juga menyangkut seleksi dan pemeliharaan pejantan, penampungan, penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencatatan dan penentuan hasil inseminasi pada hewan/ ternak betina, bimbingan dan penyuluhan pada peternak. dengan demikian pengertian ib menjadi lebih luas yang mencakup aspek reproduksi dan pemuliaan.

                       gambar 1. illustrasi kawin suntik

inseminator
inseminator merupkan petugas yang  telah dididik dan lulus dalam latihan ketrampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik serta memiliki surat izin melakukan inseminasi (simi). selain inseminator dari  pemerintah ada juga inseminator mandiri yang berasal dari khalayak peternak atau masyarakat yang telah memperoleh pelatihan keterampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik.

                 gambar2. inseminator sedang beraksi

tujuan inseminasi buatan


tujuan perkawinan sapi dengan sistem inseminasi buatan adalah:

  1. meningkatkan mutu ternak lokal. 2. mempercepat peningkatan populasi ternak. 3. menghemat penggunaan pejantan.

    4. mencegah adanya penularan penyakit kelamin akibat perkawinan alam.

  2. perkawinan silang antar berbagai bangsa/ ras dapat dilakukan

.
keuntungan inseminasi buatan


dalam kegiatan kawin suntik atau ib pada ternak ini memberikan beberapa keuntungan/ manfaat antara lain adalah:

  1. menghemat biaya, dengan adanya inseminasi buatan peternak tidak perlu lagi memelihara pejantan sapi, sehingga biaya pemeliharaan hanya dikeluarkan untuk indukan saja.
  2. menghewat waktu. dimana untuk mengawinkan sapi, peternak tidak perlu lagi mencari sapi pejantan (bull), mereka cukup menghubungi inseminator di daerah mereka dan menentukan jenis bibit (semen) yang mereka inginkan.
  3. dapat mengatur jarak beranak/ calving interval ternak dengan baik.
  4. mencegah terjadinya kawin sedarah pada ternak.
  5. dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang baik sehingga sperma/ semen dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. jadi semen beku ini masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan yang diambil semennya telah mati.
  6. menghasilkan generasi baru anak bakalan penghasil daging yang berkualitas (ternak potong) dan meningkatklan produksi susu pada ternak perah betina.
  7. perbaikan mutu genetik menjadi lebih cepat.
  8. peternak dapat memilih jenis/ bangsa ternak yang diinginkan. misalnya sapi limousin, simental, peranakan ongole, brahman, brangus, fh, bali dan lain-lain).
  9. berat lahir lebih tinggi dari pada hasil kawin alam. hal ini karena semen yang digunakan berasal dari pejantan-pejantan unggul.
  10. kemungkian pertumbuhan berat badan anak lebih cepat karena hasil perkawinan dari pejantan unggul.

pelaksanaan ib dikatakan berhasil apabila induk ternak yang dilakukan ib menjadi bunting. masa bunting/periode kebuntingan sapi (gestation periode) yaitu jangka waktu sejak terjadi pembuahan sperma terhadap sel telur sampai anak dilahirkan. menurut toelihere (1981) periode kebuntingan sapi berkisar 280 sampai dengan 285 hari. setelah melahirkan disebut masa kosong sampai sapi yang bersangkutan bunting pada periode berikutnya.

dalam mewujudkan keberlanjutan kegiatan kawin suntik pada ternak sapi yang lebih menguntungkan dan penanganan khusus peranakan sapi unggul, selain diperlukan peran aktif inseminator dan petugas dinas peternakan atau dinas yang membidangi peternakan dalam pembinaan kelompok tani ternak diperlukan juga peran aktif para penyuluh pertanian sebagai mitra petani.


peran penyuluh pertanian dalam mensukseskan program kawin suntik atau inseminasi buatan, antara lain:

(1) memotivasi peternak agar terorganisir dalam kelompok, untuk memudahkan baik penyuntikan hormon prostaglandin/ reprodin  pada ternak sapi yang dapat mendorong dan mensinkronkan birahi maupun pelaksanaan kawin suntik pada ternak sapi secara bersamaan;

(2) memberikan informasi cara-cara beternak sapi potong dan sapi perah yang baik termasuk pemberian pakan yang bermutu sesuai  kebutuhan ;

(3) memberikan informasi cara penanganan kesehatan anak dan induk sapi untuk mengoptimalkan pertumbuhan/ pertambahan berat badan pada ternak sapi potong dan produksi susu pada ternak sapi perah betina.

oleh : nofrizon, sst

Pengertian Inseminasi Buatan (IB) adalah usaha manusia (inseminator) dalam memasukkan sperma atau semen ke dalam saluran reproduksi betina dengan menggunakan alat inseminasi dengan tujuan agar ternak (Sapi, domba, kerbau dll) tersebut menjadi bunting. Dalam istilah ilmiahnya Inseminasi Buatan disebut Artificial Insemination (AI) dan Semen adalah mani yang berasal dari ternak pejantan unggul yang dipergunakan untuk kawin suntik atau inseminasi buatan.

Program IB tidak hanya mencakup pemasukan semen ke dalam saluran reproduksi betina, tetapi juga menyangkut seleksi dan pemeliharaan pejantan, penampungan, penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencatatan dan penentuan hasil inseminasi pada hewan/ ternak betina, bimbingan dan penyuluhan pada peternak. Dengan demikian pengertian IB menjadi lebih luas yang mencakup aspek reproduksi dan pemuliaan.

Tujuan Inseminasi BuatanTujuan perkawinan sapi dengan sistem inseminasi buatan adalah:1. Meningkatkan mutu ternak lokal.2. Mempercepat peningkatan populasi ternak.3. Menghemat penggunaan pejantan.

4. Mencegah adanya penularan penyakit kelamin akibat perkawinan alam.

5. Perkawinan silang antar berbagai bangsa/ ras dapat dilakukan.

Keuntungan Inseminasi Buatan

Dalam kegiatan kawin suntik atau IB pada ternak ini memberikan beberapa keuntungan/ manfaat antara lain adalah:

  1. Menghemat biaya, dengan adanya inseminasi buatan peternak tidak perlu lagi memelihara pejantan sapi, sehingga biaya pemeliharaan hanya dikeluarkan untuk indukan saja.
  2. Menghewat waktu. Dimana untuk mengawinkan sapi, peternak tidak perlu lagi mencari sapi pejantan (bull), mereka cukup menghubungi inseminator di daerah mereka dan menentukan jenis bibit (semen) yang mereka inginkan.
  3. Dapat mengatur jarak beranak/ calving interval ternak dengan baik.
  4. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada ternak.
  5. Dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang baik sehingga sperma/ semen dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Jadi Semen beku ini masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan yang diambil semennya telah mati.
  6. Menghasilkan generasi baru anak bakalan penghasil daging yang berkualitas (ternak potong) dan meningkatklan produksi susu pada ternak perah betina.
  7. Perbaikan mutu genetik menjadi lebih cepat.
  8. Peternak dapat memilih jenis/ bangsa ternak yang diinginkan. Misalnya sapi Limousin, Simental, Peranakan Ongole, Brahman, Brangus, FH, Bali dan lain-lain).
  9. Berat lahir lebih tinggi dari pada hasil kawin alam. Hal ini karena semen yang digunakan berasal dari pejantan-pejantan unggul.
  10. Kemungkian pertumbuhan berat badan anak lebih cepat. karena dihasilkan hasil perkawian dari pejantan unggul.


Pelaksanaan IB dikatakan berhasil apabila induk ternak yang dilakukan IB menjadi bunting. Masa bunting/ periode kebuntingan sapi (gestation periode) yaitu jangka waktu sejak terjadi pembuahan sperma terhadap sel telur sampai anak dilahirkan. Menurut Toelihere (1981) periode kebuntingan sapi berkisar 280 sampai dengan 285 hari. Setelah melahirkan disebut masa kosong sampai sapi yang bersangkutan bunting pada periode berikutnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA