Berikut ini yang bukan termasuk dampak negatif yang ditimbulkan oleh terjadinya konflik adalah

Ada 10 Contoh Dampak Konflik Positif dan Negatif di Masyarakat.

Sosiologi Info - Apa saja dampak konflik yang terjadi di masyarakat dalam kehidupan sosial masyarakat ? Dampak konflik ini pun ada yang mengarah pada positif dan negatif. 

Simak penjelasan dan ulasannya berikut ini, beserta contohnya di kehidupan sosial masyarakat sehari harinya. 

Memahami Sekilas Konflik di Masyarakat

Kenapa selalu ada pertentangan ? Itulah yang memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial masyarakat.

Dimana pun manusia menjalani interaksi, berkontak langsung, bertindak, berperilaku, dalam hubungan sosial. 

Proses sosial itulah yang terus dilakukan oleh setiap individu, manusia dalam aktivitas sehari harinya dengan orang lain. 

Dalam lingkup kecil saja, seperti misalnya di dalam keluarga, juga terjadi proses sosial itu, bahkan di keluarga menjadi tahapan awal yang utama untuk dilakukan. 

Karena seseorang yang lahir, pertama kali mendapatkan proses sosial itu ya di dalam lingkungan keluarga, barulah ke lingkungan masyarakat yang lebih luasnya. 

Disinilah nilai, norma, serta berbagai proses hubungan sosial itu didapatkan oleh setiap individu, baik dengan sesama individu, maupun dengan sesama kelompok masyarakat. 

Baca Juga : 5 Cara Menyelesaikan Konflik Sosial di Tengah Lingkungan Masyarakat

Nah di dalam menlaksanakan proses sosial ini, tentunya tidak akan mudah dan gampang, karena pasti akan ada perbedaan, yang mengakibatkan adanya suatu konflik sosial. 

Dilansir dari KBBI menjelaskan pengertian konflik adalah percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. 

Selanjutnya, dalam Sosiologis, konflik adalah sebagai suatu proses sosial diantara dua orang atau bahkan lebih.

Maupun di dalam kelompok masyarakat yang berusaha menyingkirkan pihak lain, dengan cara menghancurkan maupun membuatnya tidak berdaya.

Dengan adanya konflik membuat adanya ketidakteraturan di masyarakat. Memang tidak semua konflik itu mengarahkan pada sisi negatifnya saja.

Misalnya Lewis Coser mengartikan konflik sosial yang terjadi di masyarakat sebagai bentuk konflik yang mengarah kepada hal yang positif. 

Itu artinya tidak semua konflik itu kita artikan mengarah kepada hal hal yang negatif serta membuat suatu kehancuran tatanan nilai, norma dan integritas sosial masyarakat. 

Faktor Penyebab Konflik Sosial di Masyarakat

Ada beberapa faktor penyebab terjadi konflik sosial diantara individu maupun di masayrakat dalam lebih luasnya, yaitu :

1. Adanya perbedaan pandangan, pola pikir, dan perspektif diantara individu/masyarakat

2. Adanya kepentingan yang mengakibatkan terjadinya konflik

3. Adanya interaksi yang salah atau komunikasi yang terjadi ada mis-komuniasi/kesalahpahaman yang ada di masyarakat

4. Adanya perubahan sosial yang bisa juga menjadi akibat konflik

5. Adanya pengaruh faktor kebudayaan yang dilaksanakan oleh setiap individu/masyarakat  

Setelah diatas kita memahami sekilas pengertian konflik, dan beberapa faktor penyebabnya. Mari simak dibawah ini beberapa contoh dampak konflik baik yang positif maupun negatif.

Dampak Positif Adanya Konflik Sosial

Ada beberapa contoh dampak konflik positif yang ada di lingkungan kehidupan sosial masyarakat, yaitu :

1. Adanya konflik dapat memperjelas aspek kehidupan yang ada di masyarakat terutama yang belum jelas atau masih dalam angan-angan yang belum tuntas.

2. Konflik dapat menyesuaikan kembali keberadaan nilai dan norma serta berbagai hubungan sosial di dalam masyarakat, baik dengan individu maupun dengan kelompok.

Baca Juga : 10 Contoh Konflik Dalam Kehidupan Masyarakat Sehari-Hari

3. Adanya konflik dapat juga memberikan dan meningkatkan solidaritas sosial yang terjadi antara individu atau masyarakat. 

4. Konflik juga dapat menciptakan norma baru dan nilai baru dalam kehidupan sosial masyarakat, dengan demikian dapat mengganti nilai dan norma yang lama. 

5. Adanya konflik dapat membuat keseimbangan sosial di masyarakat itu, yang terjadi antara berbagai kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat. 

Itulah sekilas memahami beberapa dampak positif adanya konflik sosial yang berlangsung di dalam kehidupan bermasyarakat. 

Dampak Negatif Adanya Konflik Sosial

Ada beberapa contoh dampak konflik negatif yang ada di lingkungan kehidupan sosial masyarakat, yaitu :

1. Dapat menimbulkan dan mengakibatkan adanya keretakan maupun rusaknya kebersamaan di dalam masyarakat yang mengalami konflik tersebut

2. Dapat mengakibatkan munculnya rasa takut warga yang berada di sekitaran masyarakat yang berkonflik, apalagi jika itu hingga memakan korban.

3. Dapat mengurangi, atau bahkan menghilangkan rasa saling mencintai, menghormati, menghargai, antar sesama makhluk hidup, manusia di lingkungan kemasyarakatan.

4. Dapat membuat runtuhnya nilai, norma, dan integrasi atau integritas sosial yang berlangsung di masayrakat akibat adanya konflik tersebut.

5. Dapat membuat timbul rasa kecurigaan, unsur balas dendam diantara masyarakat yang pernah berkonflik.

Serta membuat keinginan untuk balas dendam, dan membuat hubungan sosial menjadi tidak harmonis. 

Itulah sekilas memahami beberapa dampak negatif adanya konflik sosial yang berlangsung di dalam kehidupan bermasyarakat. 

Bagaimana apakah sudah mengetahui sekarang apa saja dampak positif dan negatif dari adanya konflik sosial antara masyarakat.

Nah itulah sekilas penjelasan mengenai 10 Contoh Dampak Konflik : Positif dan Negatif di Masyarakat. Sebenarnya ada banyak, silahkan teman teman mencari contoh dampak lainnya ya.

Sumber Referensi : 

Buku Sosiologi untuk Kelas XI SMA dan MA Kelompok Peminatan Ilmu Ilmu Sosial Penulis Dwi Mulyono

www.ruangguru.com

www.brainly.co.id

Jakarta -

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki keragamannya masing-masing yang bisa dipengaruhi oleh faktor ras, etnis, agama, atau pun status. Sebagai proses sosial, konflik kerap hadir tengah-tengah kehidupan masyarakat tersebut.

Memangnya apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat?

Untuk memahami konflik dalam masyarakat, diperlukan juga pemahaman tentang makna dari konflik itu sendiri. Mengutip Buku Saku Sosiologi SMA oleh Yulia Darmawaty, S.Pd dan Drs. H. Achmad Djamil, konflik berasal dari bahasa latin, yaitu configere yang berarti saling memukul.

Sementara itu, secara sosiologis, konflik dapat didefinisikan sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih (dua kelompok atau lebih) yang berusaha saling menyingkirkan, menghancurkan, mengalahkan atau membuat pihak lain tidak berdaya.

Konflik ini pasti pernah dihadapi oleh setiap lapisan masyarakat, tidak terkecuali bagi individu dalam kehidupan sehari-harinya. Secara teori yang dilansir dari 'Sumber Belajar Elektronik' terbitan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK), faktor penyebab konflik terbagi menjadi tiga, di antaranya sebagai berikut,

3 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik di Masyarakat

1. Perbedaan Pendirian dan Keyakinan

Faktor yang pertama ini lebih khususnya bagi individu. Faktor seperti inilah yang biasanya melahirkan bentrokan pendirian meskipun tidak melulu ada perlakuan kekerasan di dalamnya.

Biasanya, konfliknya juga dapat berbentuk pemusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui. Realitanya, memang tidak ada satu pun individu yang memiliki karakter yang sama. Hal ini pula yang menyebabkan perbedaan pendapat, tujuan, dan keinginan menjadi tidak terelakkan.

2. Perbedaan Kebudayaan

Faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat yang selanjutnya adalah perbedaan kebudayaan. Perbedaan ini tidak hanya menimbulkan konflik antar individu seperti sebelumnya, namun dapat menjadi pemicu konflik antar kelompok pula.

Pola-pola kebudayaan yang beragam di tiap kelompok dapat menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-pola perilaku yang berbeda pula di kalangan khalayak kelompok yang luas.

Dampak panjangnya, perbedaan kebudayaan ini bisa melahirkan sikap etnosentrisme. Atau, sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa kelompoknya paling baik. Sikap ini juga menjadi buntut panjang dari terciptanya konflik antar penganut kebudayaan.

3. Perbedaan Kepentingan

Terakhir, perbedaan kepentingan juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat. Karena adanya tujuan kepentingan yang berbeda-beda, memicu kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan dan sarana.

Lantas, bagaimana dengan konflik di masyarakat Indonesia? Apa faktor penyebabnya?

Dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, karya Bagja Waluya disebutkan, Indonesia memiliki kompleksitas budaya yang plural dan heterogen atau masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup masing-masing tanpa ada pembaruan satu sama lain.

Namun, pertanda yang paling menonjol bagi masyarakat Indonesia adalah tidak adanya kehendak bersama dalam sifat majemuk tersebut. Sebab itulah, konflik yang terjadi di Indonesia kerap kali dilatarbelakangi oleh perbedaan dan pertentangan antar latar belakang sosio kultural.

Jadi, gimana nih, detikers? Sudah bisa sebutkan 3 faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat?

Simak Video "Saluran Air di Bekasi Berubah Warna Merah Usai Tercemar Limbah"



(rah/nwy)

Page 2

Jakarta -

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki keragamannya masing-masing yang bisa dipengaruhi oleh faktor ras, etnis, agama, atau pun status. Sebagai proses sosial, konflik kerap hadir tengah-tengah kehidupan masyarakat tersebut.

Memangnya apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat?

Untuk memahami konflik dalam masyarakat, diperlukan juga pemahaman tentang makna dari konflik itu sendiri. Mengutip Buku Saku Sosiologi SMA oleh Yulia Darmawaty, S.Pd dan Drs. H. Achmad Djamil, konflik berasal dari bahasa latin, yaitu configere yang berarti saling memukul.

Sementara itu, secara sosiologis, konflik dapat didefinisikan sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih (dua kelompok atau lebih) yang berusaha saling menyingkirkan, menghancurkan, mengalahkan atau membuat pihak lain tidak berdaya.

Konflik ini pasti pernah dihadapi oleh setiap lapisan masyarakat, tidak terkecuali bagi individu dalam kehidupan sehari-harinya. Secara teori yang dilansir dari 'Sumber Belajar Elektronik' terbitan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK), faktor penyebab konflik terbagi menjadi tiga, di antaranya sebagai berikut,

3 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik di Masyarakat

1. Perbedaan Pendirian dan Keyakinan

Faktor yang pertama ini lebih khususnya bagi individu. Faktor seperti inilah yang biasanya melahirkan bentrokan pendirian meskipun tidak melulu ada perlakuan kekerasan di dalamnya.

Biasanya, konfliknya juga dapat berbentuk pemusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui. Realitanya, memang tidak ada satu pun individu yang memiliki karakter yang sama. Hal ini pula yang menyebabkan perbedaan pendapat, tujuan, dan keinginan menjadi tidak terelakkan.

2. Perbedaan Kebudayaan

Faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat yang selanjutnya adalah perbedaan kebudayaan. Perbedaan ini tidak hanya menimbulkan konflik antar individu seperti sebelumnya, namun dapat menjadi pemicu konflik antar kelompok pula.

Pola-pola kebudayaan yang beragam di tiap kelompok dapat menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-pola perilaku yang berbeda pula di kalangan khalayak kelompok yang luas.

Dampak panjangnya, perbedaan kebudayaan ini bisa melahirkan sikap etnosentrisme. Atau, sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa kelompoknya paling baik. Sikap ini juga menjadi buntut panjang dari terciptanya konflik antar penganut kebudayaan.

3. Perbedaan Kepentingan

Terakhir, perbedaan kepentingan juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat. Karena adanya tujuan kepentingan yang berbeda-beda, memicu kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan dan sarana.

Lantas, bagaimana dengan konflik di masyarakat Indonesia? Apa faktor penyebabnya?

Dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, karya Bagja Waluya disebutkan, Indonesia memiliki kompleksitas budaya yang plural dan heterogen atau masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup masing-masing tanpa ada pembaruan satu sama lain.

Namun, pertanda yang paling menonjol bagi masyarakat Indonesia adalah tidak adanya kehendak bersama dalam sifat majemuk tersebut. Sebab itulah, konflik yang terjadi di Indonesia kerap kali dilatarbelakangi oleh perbedaan dan pertentangan antar latar belakang sosio kultural.

Jadi, gimana nih, detikers? Sudah bisa sebutkan 3 faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat?

Simak Video "Saluran Air di Bekasi Berubah Warna Merah Usai Tercemar Limbah"


[Gambas:Video 20detik]
(rah/nwy)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA