Berikut ini latihan latihan yang dapat dilakukan untuk melatih olah pikir adalah

Adapun latihan yang dapat dilakukan untuk teknik olah rasa adalah sebagai berikut:

Meditasi artinya menenangkan pikiran. Dalam teater dapat diartikan sebagai pemusatan pikiran terhadap usaha untuk menenangkan dan memusatkan pikiran dengan tujuan untuk memperoleh kestabilan diri.

Konsentrasi secara umum berarti pemusatan. Dalam teater, konsentrasi diartikan sebagai pemusatan pikiran terhadap alam latihan atau peran-peran yang akan kita bawakan agar tidak terganggu dengan pikiran-pikiran sehingga kita dapat menjiwai segala sesuatu yang kita kerjakan.

Observasi adalah suatu metode untuk mempelajari atau mengamati seorang tokoh. Hal yang diobservasi antara lain, tingkah laku, cara hidup, kebiasaan, pergaulan, cara bicara, dan sebagainya.

Setelah kita mengenal segala sesuatu tentang tokoh tersebut, kita akan mengetahui wujud dari tokoh itu dan menirukaannya. Dengan demikian kita akan menjadi tokoh yang kita inginkan.

Ilusi adalah bayangan atas sesuatu peristiwa yang akan terjadi maupun yang telah terjadi. Kejadian itu dapat berupa pengalaman, hasil observasi, mimpi, apa yang dilihat, dirasakan, angan-angan, kemungkinan-kemungkinan, ramalan, dan sebagainya.

Imajinasi adalah suatu cara untuk menganggap sesuatu yang tidak ada menjadi seolah-olah ada. Jika ilusi objekny adalah peristiwa, maka objek imajinasinya adalah benda atau sesuatu yang dibendakan.

Tujuannya agar kita tidak hanya selalu menggantungkan diri pada benda-benda yang konkret. Kemampuan untuk berimajinasi benar-benar diuji saat kita sedang memainkan sebuah pantomim.

Emosi dapat diartikan sebagai ungkapan perasaan. Emosi dapat berupa perasaan sedih, marah, benci, bingung, gugup, dan sebagainya.

Dalam teater, seorang pemain harus dapat mengendalikan dan menguasai emosinya. Hal ini penting untuk memberikan warna bagi tokoh yang diperankan dan untuk menunjang karakter tokoh tersebut.

Emosi juga sangat mempengaruhi tubuh yaitu tingkah laku, roman muka (ekspresi), pengucapan dialog, pernapasan, dan niat.

Niat disini timbul setelah emosi itu terjadi misalnya setelah marah maka timbul niat untuk memukul.

Pikiran merupakan alat batin untuk berpikir dan mengingat. Pikiran dapat pula berarti angan-angan, gagasan, dan pertimbangan-pertimbangan.

Pikiran erat kaitannya dengan intelegensi. Bagi seorang aktor, pikiran merupakan alat batin untuk menyampaikan keinginan, gagasan, atau pendapat.

Pikiran juga merupakan kemampuan menangkap, menafsirkan, dan menganalisis.

Beberapa teknik olah pikiran antara lain, teknik olah pikiran dari jiwa, teknik olah pikiran dari mengingat karakter tokoh, dan teknik olah pikiran dari pancaindra.

» Seni Teater Kelas 7 Trisno Santoso Retno Sayekti Wisik Lawu Purbo Uta 2010

» - Apresiasi Karya Seni Teater iii

» Proses Kemunculan Jenis-jenis Karya Seni Teater Daerah

» - Apresiasi Karya Seni Teater Daerah 3

» Pemanasan Lari, Push-up, Sit-up, dan sebagainya

» - Mengekpresikan Diri Melalui Seni Teater 11

» - Mengekpresikan Diri Melalui Seni Teater 13

» Merancang Pertunjukan Teater Daerah Setempat

» Menerapkan Kerja Sama dalam Berteater

» Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini

» Teater Tradisi dari Jawa Barat

» - Mengidentifikasi Jenis Karya Seni Teater Daerah 23

» - Mengidentifikasi Jenis Karya Seni Teater Daerah 25

» Head Alone Gerakan hanya Kepala

» - Mengekspresikan Diri dengan Seni Teater 33

» Kostum Alat Rias Kebutuhan Pemeran

» - Mengekspresikan Diri dengan Seni Teater 37

» Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Berteater

» Menyiapkan Pertunjukan Teater Daerah Setempat di Sekolah

» Wilayah dan Tugas Sutradara

» Teater Tradisional Jenis Teater Nusantara

» - Seni Teater Nusantara 49 Seni Teater Kelas 7 Trisno Santoso Retno Sayekti Wisik Lawu Purbo Uta 2010

» Bengkel Teater Rendra Teater Populer

» Teater Kecil Kelompok Teater Modern Nusantara

» Bengkel Muda Surabaya Kelompok Teater yang Lain

» Tragedi Bentuk Teater Nusantara

» Bentuk Teater yang Lain

» Ide Naskah Mengidentifikasi Teater Berdasarkan Unsur- unsurnya

» Sutradara Mengidentifikasi Teater Berdasarkan Unsur- unsurnya

» - Seni Teater Nusantara 57 Seni Teater Kelas 7 Trisno Santoso Retno Sayekti Wisik Lawu Purbo Uta 2010

» Keunikan Teater Nusantara Keunikan dan Pesan Moral Teater Nusantara

» Alat Ekspresi Pemain Teknik Mengolah Tubuh, Pikiran, dan Suara

» - Ekspresi Karya Seni Teater Nusantara 65

» - Ekspresi Karya Seni Teater Nusantara 67

» Menentukan Sutradara dan Naskah

» Prinsip Kerja Sama dalam Teater

» Teater Tutur Teater Boneka dan Wayang

» Melatih Tubuh Latihan Eksplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir, dan Olah Suara

» - Mengekspresikan Diri Melalui Teater 87

» - Mengekspresikan Diri Melalui Teater 89

» Merancang Pertunjukan Teater Nusantara

» Tim Produksi Prinsip Kerja Sama dalam Berteater

» Mempersiapkan Pertunjukan Teater Nusantara di Sekolah

» Menggelar Pertunjukan Teater Nusantara di Sekolah

» Opera Peking Teater Tradisi di Asia

» Keunikan Pencapaian Keaktoran Keunikan Teater Mancanegara di Asia

» Keunikan Kemunculannya Keunikan Teater Mancanegara di Asia

» Keunikan Kostum Keunikan Teater Mancanegara di Asia

» Menentukan Nada Dasar Pengertian Langkah Kerja Sutradara

» Menentukan Casting Pengertian Langkah Kerja Sutradara

» - Mengekspresikan Karya Seni Teater 109

» - Mengekspresikan Karya Seni Teater 111

» Pimpinan Produksi Wilayah Keproduksian

» Sekretaris Produksi Wilayah Keproduksian

» Keuangan ProduksiBendahara Wilayah Keproduksian

» Divisi Pendanaan Wilayah Keproduksian

» Divisi Publikasi Wilayah Keproduksian

» Divisi Dokumentasi Wilayah Keproduksian

» Divisi Perlengkapan Wilayah Keproduksian

» - Mengekspresikan Karya Seni Teater 115

» Teater Mancanegara di Luar Asia

» Peranan Teater dalam Masyarakat

» Unsur-unsur Pendukung Pertunjukan Teater Modern

» Keunikan Teater Mancanegara Keunikan dan Pesan Moral Teater Mancanegara

» Pesan Moral Teater Mancanegara

» Pilihlah jawaban yang paling tepat Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini

» Menentukan Tema Merancang Pertunjukan Teater Kreatif

» - Berekspresi Melalui Teater 139 Seni Teater Kelas 7 Trisno Santoso Retno Sayekti Wisik Lawu Purbo Uta 2010

» Menyiapkan Pertunjukan Teater Kreatif di Sekolah

» Menggelar Pertunjukan Teater Kreatif

Show more

Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu mengeksplorasi tubuh, pikiran, dan suaranya untuk bermain teater.

Seorang pemain dituntut mampu menggambarkan diri sebagai orang lain sekaligus memerankan tokoh yang dibebankan padanya dengan baik. Oleh karena itu, dalam permainan teater banyak sekali dunia tiruan sebagai sesuatu pernyataan diri yang kemudian cukup digemari. Untuk dapat me-mainkan peran sebagai orang lain diperlukan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara secara maksimal.

1. Melatih Tubuh

Tubuh yang ideal bagi pemain teater adalah tubuh yang elastis, lentur, luwes, dan patuh terhadap perintah apa saja yang diberikan oleh pemiliknya. Kemampuan mengendalikan setiap otot yang ada pada tubuh sangat dituntut dari seorang pemain. Kemampuan ini tidak datang dengan sendirinya, melainkan melalui latihan-latihan keras yang me-makan waktu cukup lama dan terus-menerus.

Setiap anggota badan seperti tangan, jari-jari, lengan, leher, pundak, pinggul, paha, kaki, kepala, dan sebagainya memerlukan latihan khusus supaya menjadi luwes dan lentur. Kelenturan ini sangat membantu pemain ketika harus bermain teater. Melalui keluwesan pula, akting pemain dapat dinikmati dengan baik oleh penonton.

Ada tiga hal bagi pemain teater untuk menggambarkan apa yang telah ditentukan penulis lewat tubuh dan wataknya.

a. Mimik: yaitu pernyatan atau perubahan gerak-gerik muka, mata, mulut, hidung, bibir, dan kening.

b. Plastik: yaitu cara bersikap dengan cara menggerak-gerakkan anggota badan.

2. Melatih Pikiran

Menjadi pemain yang baik perlu memiliki kecerdasan otak. Berikut ini beberapa hal yang harus dikuasai oleh pemain teater.

a. Perlu memiliki kemampuan menangkap dan menafsirkan apa yang tertulis di dalam naskah.

b. Kemampuan menganalisis watak dan memerinci dialog-dialog yang akan diucapkan tokoh yang dimainkan.

Oleh karena itu, pemain dituntut untuk memiliki pikiran dan otak yang encer. Namun tidak semua orang dianugerahi intelegensia yang tinggi. Akan tetapi usaha untuk menutupi intelegensia ini bisa dilakukan, antara lain dengan hal berikut.

a. Banyak mendengarkan pikiran-pikiran baru dan terbuka terhadap pemikiran orang lain.

b. Banyak membaca buku.

c. Banyak bergaul dengan orang-orang pintar dan bertukar pikiran dengan siapa saja mengenai hal-hal yang actual mengenai berbagai permasalahan dan bidang.

d. Berusaha melatih diri untuk tidak segan-segan mengutarakan apa yang dipikirkan. Tentang benar atau tidaknnya apa yang dikemuka-kan tidak menjadi soal, yang penting sudah melatih diri untuk memiliki suatu pendaat. Pikiran sudah diajak aktif untuk berpikir dan bekerja.

e. Mencoba memberikan kritik atau ulasan terhadap pertunjukan-pertunjukan yang pernah dilihat, apakah itu film, sandiwara, drama televisi, pertunjukan musik, naskah teater, dan sebagainya. f. Jangan menjadi penonton yang pasif, karena dari berbagai

pertun-jukan yang sering ditonton, banyak diperoleh bahan pemikiran dan bahan perbandingan.

3. Melatih Vokal

Untuk menjadi seorang pemain drama yang baik, maka dia harus mempunyai dasar vokal yang baik pula. “Baik” di sini diartikan sebagai berikut.

a. Dapat terdengar (dalam jangkauan penonton, sampai penonton, yang paling belakang). b. Jelas (artikulasi/pengucapan yang tepat). c. Tersampaikan misi (pesan) dari dialog yang

diucapkan. d. Tidak monoton. Sumber: w w w .dartmouth.edu Gambar 8.2 Latihan vokal tidak hanya dilakukan oleh pemain amatir namun juga

Untuk mempunyai vokal yang baik, perlu dilakukan latihan latihan vokal. Banyak cara yang dilakukan untuk melatih vokal, antara lain berikut ini.

a. Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menghentakan suara “wah…” dengan energi suara. Lakukan ini berulang kali. b. Tariklah napas, lantas keluarkan sambil menggumam “mmm…

mmm…” (napas keluar lewat hidung).

c. Sama dengan latihan kedua, hanya keluarkan dengan suara mendesis, “ssss…”.

d. Hirup udara banyak banyak, kemudian keluarkan vokal “aaa...” sampai batas napas yang terakhir. Nada suara jangan berubah. e. Sama dengan latihan di atas, hanya nada (tinggi rendah suara)

diubah-ubah naik turun (dalam satu tarikan napas)

f. Keluarkan vokal “a… a…” secara terputus-putus.

g. Keluarkan suara vokal “a i u e o”, “ai ao au ae “, “oa oi oe ou”, “iao iau iae aie aio aiu oui oua uei uia ...” dan seterusnya.

h. Berteriaklah sekuat kuatnya sampai ke tingkat histeris.

i. Bersuara, berbicara, berteriak sambil berialan, jongkok, bergulung gulung, berlari, berputar putar, dan berbagai variasi lainnnya.

4. Latihan Berkelompok

Teater sebagai seni kolektif menuntut pemain untuk bekerja sama dengan orang lain. Setiap anggota teater mempunyai tanggung jawab yang sama besar atas hasil yang ingin dicapai dan terlibat dalam suatu jalinan batin dengan anggota lain. Latihan-latihan berikut dapat dilakukan bersama-sama dengan pemain yang lain.

a. Membentuk lingkaran, selanjutnya lakukan hal-hal berikut.

1) Seorang di tengah lingkaran membentuk gerakan, dan gerakan-gerakan tersebut ditiru oleh yang lain.

2) Berjalan bebas bergerak, pemimpin kelompok memerintah supaya “diam” maka semuanya harus tablo (diam) di tempat dengan posisi pada saat itu juga.

3) Berjalan berkeliling dengan berbagai gaya dan dan membentuk berbagai bentuk.

4) Membentuk kelompok yang seolah-olah saling bermusuhan. b. Kelompok berangan-angan seolah-olah mengalami musibah berikut

ini.

1) Terdampar di padang pasir atau pulau tak berpenghuni. 2) Pesawat terbang jatuh.

3) Kapal karam.

Kamu sudah mempelajari berbagai bentuk latihan dasar seorang pemain teater. Untuk menambah kreativitasmu, kerjakan tugas berikut ini!

1. Buatlah jadwal latihan teater secara intensif bersama dengan teman sekelas. Misalnya latihan seminggu dua kali dan masing-masing pertemuan dua hingga tiga jam.

2. Latihlah tubuh, pikiran, dan vokal sesuai dengan teori yang telah kamu pelajari!

3. Berlatihlah juga secara berkelompok. Seluruh siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk berlatih teater secara sederhana. Selanjutnya kelompok tersebut dipersilakan menyajikan pertunjukan teater yang telah dilatihnya. Kelompokmu dapat membuat naskah sendiri, menggunakan naskah orang lain, menggunakan naskah yang ada di lampiran pada buku ini, atau menggunakan kutipan naskah berikut ini untuk dipentaskan!

Gara-gara Dompet Para Pelaku :

1. Ani (seorang siswi kelas III A)

2. Andi (seorang siswa kelas III A yang suka membuat ulah) 3. Hanna (teman sebangku Ani)

4. Anto (teman akrab Andi) 5. Markus (ketua kelas III A)

Panggung menggambarkan sebuah ruangan kelas setelah jam pelajaran olahraga. Suasana masih sepi, baru beberapa orang siswa yang mulai masuk ke kelas. Siswa yang lain masih berganti pakaian. Tampak Ani, salah seorang siswi di kelas itu sedang menangis dikelilingi beberapa orang temannya.

01. Hanna : (Duduk di samping Ani) Sudahlah, jangan me-nangis! Menangis tidak akan menyelesaikan persoalan.

02. Ani : (Sambil terisak-isak menangis) Uang itu untuk membeli obat adikku yang sedang sakit, Han! Sepulang sekolah ibu menyuruhku singgah di apotek.

03. Anto : Memangnya, di mana kamu simpan uang itu? 04. Ani : Aku simpan di dompetku dan dompet itu

seka-rang hilang.

06. Ani : (Mengingat-ingat kembali) Rasanya, aku simpan di dalam tasku.

07. Anto : Siapa yang tinggal di kelas waktu jam olah raga tadi?

08. Hanna : Oh ya, aku ingat, tadi Agus tidak ikut olahraga. 09. Anto : Apa mungkin dia yang mengambil uang itu? 10. Hanna : Bisa saja, karena hanya dia yang ada di ruangan

saat jam olahraga.

11. Ani : (Menatap penuh kebingungan) Jadi kalian menuduh Agus yang mengambil dompetku?

12. Anto : Aku yakin pasti dia yang mengambilnya. Kita semua tahu kalau selama ini hanya dia yang suka membuat ulah di kelas kita.

13. Hanna : Bagaimana kalau kita laporkan pada wali kelas?

Dari arah pintu masuk seorang siswa, berjalan dengan langkah pincang.

14. Hanna : (Setengah berbisik) Itu dia anaknya!

15. Anto : Hai Agus, kenapa kamu tidak ikut pelajaran olahraga?

16. Agus : Kenapa kamu terlalu mau tahu urusanku! Aku mau olahraga atau tidak, kamu tidak perlu tanya-tanya! (bicara dengan gayanya yang sinis)

17. Hanna : (Dengan nada keras) Pasti kamu yang mengambil dompetnya Gus!

18. Agus : Hei, jangan sembarang menuduh, ya! (marah) 19. Anto : Ya, pasti kamu yang mengambilnya.

20. Agus : Sekali lagi kuingatkan kalian, jangan menuduh tanpa bukti…!

21. Anto : Buktinya, karena hanya kamu yang ada di ruangan ini, saat kami semua olahraga! (suara-nya mengeras)

22. Hanna : Sudahlah mengaku saja sebelum kami laporkan pada Wali Kelas!

23. Anto : Lapor saja pada Wali Kelas, kalau kalian berani!

Suasana semakin memanas.

24. Hanna : Kami tidak takut, kamu memang selalu mem-buat keonaran di kelas.

25. Anto : Sebaiknya kamu kembalikan uang itu, kasihan Ani!

26. Agus : (Mendekat memegang kerah baju Anto) Hei, aku memang nakal tapi aku tidak pernah mencuri. Kamu jaga mulutmu, ya!

27. Ani : Sudahlah! Jangan bertengkar gara-gara aku! Siapa tahu aku yang lupa menyimpan dompet itu. (sambil melerai Andi dan Anto)

Kembali, dari arah pintu masuk seorang siswa. Siswa itu adalah Markus, ketua kelas IIIA.

28. Markus : Ada apa ini, kelihatannya semua tegang? 29. Agus : Anto dan Hanna menuduh aku mengambil

dom-pet dan uangnya Ani.

30. Hanna : Benar kami menuduhnya karena kami punya alasan kuat.

31. Anto : Hanya dia yang tinggal di dalam kelas sewaktu pelajaran olahraga.

32. Agus : Aku tinggal di kelas karena kakiku sakit gara-gara main bola kemarin dan aku sudah minta izin Pak Tito. Jadi, bukan karena aku mau men-curi.

(Berbicara dengan tegas sambil menatap tajam teman-temannya)

33. Markus : (Mendekat ke arah Ani) Apakah memang dompet-mu itu hilang atau engkau lupa menyimpannya di tempat lain?

34. Ani : Entahlah. Aku tak ingat lagi. Yang kupikir aku takut dimarahi ibuku karena uang di dompet itu untuk membeli obat adikku.

35. Markus : Kita tidak boleh menuduh seseorang tanpa alas-an dalas-an bukti yalas-ang kuat! Bagaimalas-ana kalau bukalas-an Agus yang mengambil dompet itu?

36. Hanna : (Beradu pandang dengan Kamsah) Lantas siapa yang mengambilnya!

37. Anto : Ya, siapa? Tidak ada orang lain di ruangan ini selain dia. (Menuding Agus)

38. Markus : Bagaimana kalau dompet itu terlupa atau ter-tinggal di suatu tempat!

(Semua saling berpandangan. Kemudian Markus mengeluarkan

sesuatu dari saku celananya).

39. Markus : Lihatlah ini! (sambil menunjukkan sebuah dompet)

Milik siapa ini? 40. Ani : Itu dompetku!

41. Markus : Ya, ini memang dompet Elly, Pak Tito mene-mukannya di ruang ganti pakaian karena ada namamu di dompet itu, lalu ia menitipkannya padaku.

42. ... : ... Sumber: Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Edisi 4 oleh Kisyani Laksono dkk, BSE 2008.

4. Kelompok lain menjadi penonton dan bertugas memberikan komentar terhadap penyajian kelompok yang sedang mementas-kan teater! Komentar berdasarmementas-kan unsur-unsur teater maupun kemampuan pemain untuk mengolah tubuh, pikiran, dan vokal yang dimiliki. Berikut ini daftar pertanyaan yang dapat kamu jawab berdasarkan pertunjukan yang kamu tonton.

a. Apakah pemain telah menggunakan suara, gerak tubuh, dan kepribadian tokoh sesuai tuntutan?

b. Apakah aktingnya sejak awal selalu terarah, tidak kacau, dan tidak berlebihan?

c. Apakah pemain mampu mengendalikan aktingnya? d. Apakah akting tersebut dapat dilakukannya dengan luwes

dan tidak kaku?

e. Apakah aktingnya meyakinkan sehingga kamu sebaagi penonton percaya akan semua yang ditampilkan?

f. Apakah fisik dan mental pemain cukup siap untuk menjalani keseluruhan pentas?

B. Merancang Pertunjukan Teater Nusantara

Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu merancang per-tunjukan teater Nusantara.

Pada pelajaran sebelumnya kamu telah mempelajari cara merancang pertunjukan teater Nusantara. Selain cara tersebut masih ada cara lain sebelum mementaskan teater. Langkah pertama harus membentuk suatu kepanitian. Kemudian panitia mengadakan rapat atau pertemuan untuk menentukan beberapa hal yang harus dilakukan untuk sebuah pertunjukan teater. Beberapa hal tersebut sebagai berikut.

1. Menentukan tema pertunjukan.

2. Menetapkan cerita yang akan dipentaskan sesuai dengan tema yang disepakati. Naskah-naskah yang terdapat dalam lampiran di akhir buku ini dapat kamu jadikan bahan pertunjukan.

3. Menentukan personil-personil yang terlibat sesuai dengan ketertarikan dan kemampuan masing-masing. Misalnya ditawarkan siapa yang ingin menjadi sutradara, pemain, pimpinan produksi, maupun yang ingin terlibat dalam tim produksi maupun tim pertunjukan.

5. Menetapkan dan mempersiapkan properti seperti busana, rias, suara, pencahayaan, pemanggungan, dan lain-lain.

6. Menyusun rancangan kegiatan tersebut dalam bentuk proposal sekaligus persiapan dan pencarian dana.

7. Berusaha merealisasikan pertunjukan.

Kamu sudah mempelajari materi membuat rancangan pertun-jukan teater Nusantara. Untuk menambah kreativitasmu, kerjakan tugas berikut ini!

1. Buatlah kelompok beranggota 3-4 siswa!

2. Tulislah sebuah rancangan kegiatan pertunjukan teater yang melibatkan seluruh siswa sekelas. Ingatlah, rancangan kegiatan tersebut kemungkinan dapat kalian laksanakan tanpa melalui banyak kesulitan!

3. Laporkan rancangan kegiatan pertunjukan teater yang telah kalian tulis kepada kelompok lain. Lakukan secara bergiliran. 4. Berdasarkan presentasi rancangan kegitan tersebut, pilihlah sebuah

rancangan yang paling baik dan logis untuk dilaksanakan!

5. Selanjutnya diskusikan dan rancanglah sebuah pertunjukan teater Nusantara yang kalian kuasai dengan melibatkan seluruh siswa!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA