Berikut ini bukan merupakan program kerja kabinet Ali Sastroamidjojo 2 adalah

Lihat Foto

Wikipedia

Ali Sastroamijoyo

KOMPAS.com - Kabinet Ali Sastroamijoyo II sering juga disebut sebagai Kabinet Ali-Roem-Idham. 

Disebutnya sebagai Kabinet Ali-Roem-Idham, karena kabinet ini dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo didampingi dengan Mohammad Roem dan Idham Chalid sebagai wakil. 

Kabinet ini bertugas pada periode 24 Maret 1956 sampai 14 Maret 1957. 

Baca juga: Kondisi Politik pada Masa Demokrasi Liberal 

Penetapan

Terbentuknya Kabinet Ali Sastroamijoyo II atau Ali-Roem-Idham ini berhubungan dengan terselenggaranya pemilu 1955. 

Pemilu 1955 berfungsi untuk memilih anggota DPR dari berbagai partai politik yang berkembang pada masa itu. 

Berdasarkan dari hasilnya, pemilu 1955 dimenangkan oleh empat partai, yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI. 

Karena PNI yang diketuai oleh Ali Sastroamijoyo menjadi partai dengan suara terbanyak, maka beliau kembali dipercayai untuk menjabat sebagai Perdana Menteri dan memimpin kabinet. 

Selama menjabat sejak 24 Maret 1956 sampai 14 Maret 1957, kepemimpinan Ali didampingi juga oleh Mohammad Roem dan Idham Chalid, sehingga kabinet ini juga disebut sebagai Kabinet Ali-Roem-Idham. 

Mohammad Roem adalah seorang diplomat dan menjabat sebagai wakil perdana menteri, menteri luar negeri, dan Mendagri selama kepemimpinan Presiden Soekarno. 

Ia juga menjadi pemimpin dari terbentuknya Perjanjian Roem-Roijen yang ditandatangani pada 7 Mei 1949. 

Sedangkan Idham Chalid adalah seorang politisi di Indonesia yang tergabung dalam Partai NU. 

Dalam pemilu 1955, NU menduduki peringkat ketiga, setelah PNI dan Masyumi. 

Karena memiliki perolehan suara yang cukup besar, pada kabinet ini, Partai NU mendapat jatah lima menteri, termasuk satu kursi wakil perdana menteri. 

Kemudian kursi tersebut diserahkan kepada Idham Chalid. 

Baca juga: Ki Hadjar Dewantara: Kehidupan, Kiprah, dan Semboyannya

Susunan 

  1. Menteri Luar Negeri: Roeslan Abdulgani
  2. Menteri Dalam Negeri: Soenarjo
  3. Menteri Pertahanan (Ad interim): Ali Sastroamidjojo
  4. Menteri Kehakiman: Muljatno
  5. Menteri Penerangan: Soedibjo
  6. Menteri Keuangan: Jusuf Wibisono
  7. Menteri Perekonomian: Barhanuddin
  8. Menteri Muda Perekonomian: F.F. Umbas
  9. Menteri Pertanian: Eny Karim
  10. Menteri Muda Pertanian: Sjech Marhaban
  11. Menteri Perhubungan: Suchar Tedjasukmana
  12. Menteri Muda Perhubungan: A.S. de Rozari
  13. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Pangeran Mohammad Nur
  14. Menteri Agraria: A.A. Suhardi
  15. Menteri Sosial: Fattah Jasin
  16. Menteri Tenaga Kerja: Sabilal Rasjad
  17. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Sarino Mangunpranoto
  18. Menteri Kesehatan: H. Sinaga
  19. Menteri Urusan Umum: Rusli Abdul Wahid
  20. Menteri Negara Urusan Veteran: Dahlan Ibrahim

Baca juga: Kabinet Ali Sastroamijoyo I: Susunan, Program Kerja, dan Pergantian

Program Kerja 

Pembatalan KMB

Menyelesaikan pembatalan seluruh perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) secara unilateral, baik secara formil maupun materil dan mengadakan tindakan-tindakan untuk menampung akibatnya.

Irian Barat 
  1. Meneruskan perjuangan untuk mewujudkan kekuasaan de facto Republik Indonesia atas Irian Barat bersandarkan kekuatan rakyat dan kekuatan-kekuatan anti-kolonialisme di dunia internasional. 
  2. Membentuk provinsi Irian Barat. 
Luar Negeri 
  1. Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif, bersandarkan kepentingan rakyat dan menuju ke perdamaian dunia. 
  2. Meneruskan kerjasama dengan negara-negara Asia-Afrika dan melaksanakan keputusan-keputusan Konferensi Asia Afrika pertama di Bandung. 
Dalam Negeri 

Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan, ekonomi, keuangan, industri, perhubungan, pendidikan, serta pertanian. 

Baca juga: Kabinet Wilopo: Latar Belakang, Susunan, dan Program Kerja

Pergantian 

Setelah satu tahun bertugas, pada tanggal 14 Maret 1957, Kabinet Ali-Roem-Idham ini harus mengembalikan mandat mereka kepada Presiden. 

Salah satu alasan utamanya adalah karena terjadi perpecahan antara Partai PNI dan Masyumi. 

Pada saat itu, kabinet ini juga menerima banyak tuntutan daerah yang kemudian juga didukung oleh Masyumi agar Ali menyerahkan mandatnya kepada Presiden. 

Pada Januari 1957, Masyumi pun menarik menteri-menterinya dari Kabinet Ali Sastroamijoyo yang membuat kabinet ini semakin melemah dan bubar. 

Setelah Kabinet Ali-Roem-Idham bubar, kabinet baru yang terbentuk, yaitu Kabinet Djuanda.

Referensi:

  • Susanto, Ready.(2018). Mari Mengenal Kabinet Indonesia. Bandung: PT Dunia Pustaka Jaya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Lihat Foto

Wikipedia

Ali Sastroamijoyo

KOMPAS.com - Kabinet Ali Sastroamijoyo II adalah kabinet yang dibentuk pada masa jabatan dari 24 Maret 1956 sampai 14 Maret 1957. 

Kabinet ini dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo dan didampingi oleh Mohammad Roem dan Idham Chalid sebagai wakilnya.

Oleh karena itu, Kabinet Ali Sastroamijoyo II juga kerap disebut Kabinet Ali-Roem-Idham.

Baca juga: Kabinet Indonesia Bersatu I dan II

Program Kerja

Kabinet Ali Sastroamijoyo II ini terbentuk dengan adanya hubungan dengan terselenggaranya pemilu 1955.

Pada pemilu 1955, terdapat beberapa partai politik yang berkembang pada waktu itu, yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI. 

Berdasarkan dari hasil pemilunya, PNI lah yang paling banyak mendapatkan suara.

PNI sendiri diketuai oleh Ali Sastroamijoyo, maka dari itu, ia pun dipercayai untuk menjabat sebagai Perdana Menteri dan memimpin kabinet. 

Selama menjabat, Kabinet Ali Sastroamijoyo II ini melancarkan beberapa program kerja, sebagai berikut:

Baca juga: Kabinet Kerja I, II, III, dan IV: Susunan dan Program Kerja

  • Pembatalan KMB
  • Irian Barat
  • Luar Negeri
  • Dalam Negeri 

Jatuhnya Kabinet Ali Sastroamijoyo II

Kabinet Ali Sastroamijoyo II hanya bertugas selama satu tahun, karena kabinet ini harus mengembalikan mandat mereka kepada presiden.

Penyebab jatuhnya Kabinet Ali Sastroamijoyo II adalah karena terjadinya perpecahan antara Partai Masyumi dan PNI.

Selain itu, semasa kabinet ini bertugas juga banyak menerima tuntutan daerah yang kemudian juga didukung oleh Masyumi, agar Ali segera mengembalikan mandatnya.

Pada Januari 1957, Masyumi pun mulai menarik menteri-menteri mereka dari Kabinet Ali Sastroamijoyo, sehingga membuat kabinet ini semakin melemah.

Lama-kelamaan, Kabinet Ali Sastroamijoyo II pun dibubarkan. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Jakarta -

Kabinet Ali Sastroamidjojo II bertugas mulai 24 Maret 1956. Dipimpin oleh Ali Sastroamidjojo sebagai Perdana Menteri sekaligus sebagai Menteri Pertahanan ad interim didampingi Mohammad Roem dan K.H Idham Chalid sebagai Waperdam (Wakil perdana menteri).

Kabinet ini dibentuk lewat Keputusan Presiden Nomor 85 tahun 1956 ini merupakan kabinet koalisi tiga partai yang meraih suara terbanyak dalam Pemilu 1955. Sebanyak 24 orang masuk dalam kabinet pengganti Kabinet Burhanudin Harahap ini.

Tiga partai besar yang mendukung Kabinet Ali Sastroamidjojo II adalah PNI atau Partai Nasional Indonesia sebagai pemenang Pemilu, Masyumi, dan NU. Sebelumnya Ali Sastroamidjojo memimpin kabinet Ali Sastroamidjojo I mulai Juli 1953-Juli 1955.

Susunan Kabinet Ali Sastroamidjojo II

Pemimpin Kabinet

1. Perdana Menteri: Mr. Ali Sastroamidjojo2. Wakil Perdana Menteri I: Mohammad Roem

3. Wakil Perdana Menteri II: Idham Chalid

Anggota Kabinet

1. Menteri Luar Negeri: Roeslan Abdulgani2. Menteri Dalam Negeri: Soenarjo3. Menteri Pertahanan (Ad interim): Ali Sastroamidjojo4. Menteri Kehakiman: Muljatno5. Menteri Penerangan: Soedibjo6. Menteri Keuangan: Jusuf Wibisono7. Menteri Perekonomian: Barhanuddin8. Menteri Muda Perekonomian: F.F. Umbas9. Menteri Pertanian: Eny Karim10. Menteri Muda Pertanian: Sjech Marhaban11. Menteri Perhubungan: Suchjar Tedjasukmana12. Menteri Muda Perhubungan: A.S. de Rozari13. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Pangeran Mohammad Nur14. Menteri Agraria: A.A. Suhardi15. Menteri Sosial: Fattah Jasin16. Menteri Tenaga Kerja: Sabilal Rasjad17. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Sarino Mangunpranoto18. Menteri Kesehatan: H. Sinaga19. Menteri Agama: Mohammad Iljas20. Menteri Negara Urusan Perencanaan: Djuanda21. Menteri Urusan Umum: Rusli Abdul Wahid

22. Menteri Negara Urusan Veteran: Dahlan Ibrahim

Program Kerja Kabinet Ali Sastroamidjojo II

Mengutip buku Mari Mengenal Kabinet Indonesia yang ditulis oleh Ready Susanto, selama satu tahun bekerja, Kabinet Ali Sastroamidjojo II memiliki beberapa program kerja seperti penjabaran di bawah ini.

1. Pembatalan Konferensi Meja Bundar (KMB)

Menyelesaikan pembatalan seluruh perjanjian KMB secara unilateral, baik secara formal maupun material. Selain itu, kabinet ini juga mengadakan tindakan-tindakan untuk menampung segala akibat yang ditimbulkan.

2. Irian Barat

Dalam program kerja Irian Barat ini, kabinet Ali Sastroamidjojo II melakukan:

a. Meneruskan perjuangan mewujudkan kekuasaan de facto Republik Indonesia atas Irian Barat. Perjuangan ini bersandarkan pada kekuatan rakyat dan kekuatan-kekuatan anti-kolonialisme di dunia internasional.

b. Membentuk Provinsi Irian Barat.

3. Luar Negeri

Ada dua hal yang dilakukan dalam program kerja luar negeri, yaitu

a. Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Program ini bersandarkan kepentingan rakyat dan menuju pada perdamaian dunia.
b. Meneruskan kerja sama dengan negara-negara Asia-Afrika dan melaksanakan keputusan Konferensi Asia Afrika yang dilaksanakan di Bandung.

4. Dalam Negeri

Memulihkan keamanan, membangun sektor ekonomi, keuangan, industri, pertanian, peternakan, perikanan, perhubungan, pendidikan dan kebudayaan, perburuhan dan kepegawaian. Program kerja lainnya yang juga dilakukan adalah membentuk daerah-daerah otonom dan meningkatkan pertahanan dalam negeri.

Pergantian Kabinet

Baru bertugas selama satu tahun kabinet ini harus mengembalikan mandat kepada Presiden Sukarno. Salah satu penyebab jatuhnya Kabinet Ali Sastroamidjojo II adalah karena pecahnya koalisi antara PNI dan Masyumi.

Pada saat itu, kabinet ini menerima banyak tuntutan daerah yang didukung oleh Masyumi untuk menyerahkan mandatnya kepada presiden. Setelah terjadi perbedaan pendapat, Masyumi memutuskan untuk menarik semua menterinya dari Kabinet Ali Sastroamidjojo II yang menyebabkan kabinet ini semakin lemah.

Akhirnya Kabinet Ali Sastroamidjojo II dibubarkan melalui Keputusan Presiden Nomor 107 tahun 1957 tertanggal 9 April 1957. Presiden Sukarno lalu mengesahkan Kabinet Djuanda yang dipimpin oleh Ir. H. Djuanda Kartawijaya. KH Idham Chalid tetap memegang jabatan Waperdam II dalam kabinet baru ini.

Simak Video "Faldo: Ada Kursi Menteri Kosong, Peluang Reshuffle Kabinet Terbuka"



(pal/pal)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA