Berikut adalah hal-hal yang disunnahkan saat lailatul qadar kecuali

Ilustrasi. (Medcom.id)

Jakarta: Lailatul qadar adalah malam di bulan Ramadan yang paling dinanti oleh umat Islam. Bukan tanpa sebab, lailatul qadar ini merupakan malam yang penuh kemuliaan, karena lebih mulia dari seribu bulan.

Kemuliaan lailatul qadar lantaran di malam tersebut Al-Quran diturunkan. Allah berfirman dalam surah Al-Qadr ayat 1-5:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

Guna mendapatkan kemuliaan itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan-amalan lainnya. Pasalnya, tidak ada yang mengetahui pasti kapan lailatul qadar.

Misteri kapan lailatul qadar menurut para ulama seperti dilansir dari NU Online merupakan hikmah tersendiri. Kondisi tersebut membuat orang semakin meningkatkan ibadahnya baik kualitas maupun kuantitasnya seraya berharap mendapatkan lailatul qadar

Berikut lima amalan yang dianjurkan saat lailatul qadar.

Memperbanyak membaca doa

Doa Rasulullah saat lailatul qadar: "Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’." Artinya: "Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku." Seperti dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 185, bulan Ramadan merupakan bulan di mana diturunkannya Al-Quran. Allah berfirman: “Bulan Ramadhan, yaitu bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).”

Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Quran.

Selain ibadah salat wajib, salat sunnah juga mesti diperpanjang. Terutama salat malam, hal tersebut sudah dicontohkan Nabi Muhammad.

“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut. (HR. Muslim).

I’tikaf atau berdiam diri di masjid/musala dianjurkan dilakukan. Namun, tidak hanya diam tetapi dibarengi dengan amalan salat sunnah dan membaca Al-Quran. Meningkatkan sedekah amalan lainnya yang bisa dilakukan. Sedekah ini menjadi ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan Ramadan serta sebagai penyempurna ibadah puasa dan ibadah-ibadah individu lainnya.

Mengutip laman Kementerian Agama, tidaklah sempurna keimanan dan kualitas ibadah seseorang kecuali jika adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Sebagaimana firman Allah SWT:

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. As-Sajdah: 16).

Editor : Achmad Firdaus

“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut. (HR. Muslim) 

Penjelasan Hadis

Hadis ini menunjukkan keutamaan semangat beribadah di 10 hari terakhir Ramadan. Hadis ini menceritakan sosok baginda Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling giat dalam meraih ridha` Allah SWT dengan bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu-waktu penuh keutamaan dengan meningkatkan kualitas ketaatan, beribadah, bertaqarrub, beri’tikaf, dan mengajak anggota keluarga untuk beribadah. Kesungguhan beliau beribadah di 10 hari terakhir Ramadan melebihi kesungguhan beribadah di waktu selainnya. 

Kalimat “bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir” menunjukkan anjuran untuk tidak kendor dalam beribadah di akhir Ramadan sebagaimana fakta di masyarakat. Hadis ini menunjukkan keistiqamahan beliau dalam giat beribadah sepanjang Ramadan. Semua hari di bulan Ramadan sangat istimewa dan semua muslim disarankan untuk melakukan ibadah dengan baik. Namun, 10 hari terakhir Ramadan sangat istimewa. Ada banyak keutamaan di sepertiga bulan terakhir itu hingga Rasulullah pun mengencangkan ibadahnya. 

Setidaknya, kesungguhan beliau ini disebabkan beberapa faktor, antara lain: 

Pertama, sepuluh hari terakhir merupakan penutup bulan Ramadan yang penuh berkah. Dan setiap amalan manusia dinilai dari amalan penutupnya. 

Kedua, 10 malam terakhir adalah malam-malam yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW. 

Ketiga, kerinduan akan keindahan lailatul qadar atau malam kemuliaan yang keutamaan beribadahnya melebihi beribadah sepanjang 1000 bulan. 

Keempat, beliau memberikan contoh kepada umatnya agar tidak terlena dalam kesibukan mempersiapkan kebutuhan hari raya sehingga melupakan keutamaan beribadah di 10 hari terakhir. 

Kalimat “melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut” sebagai anjuran dan keteladanan Rasulullah SAW dalam memotivasi umatnya untuk menambah giat beribadah di 10 hari terkahir Ramadan dengan mencontohkan beberapa amalan utama, antara lain: 

1. Memperpanjang Shalat Malam 

Pada 10 malam terakhir, Rasulullah SAW tidak tidur, lambung beliau dan para sahabat amat jauh dari tempat tidur. Beliau menghidupkan malam-malam tersebut untuk beribadah, shalat, zikir, dan lain-lain hingga waktu fajar. Kebiasaan beribadah di 10 malam terakhir ditularkan kepada seluruh anggota keluarga beliau untuk sama-sama menikmati kesyahduan beribadah sepanjang malam. Sebagaimana penuturan Aisyah RA, 

“Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 

2. Memperbanyak Sedekah 

Meningkatkan sedekah menjadi salah satu amalan utama di 10 hari terakhir sebagai ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan Ramadan, serta sebagai penyempurna ibadah puasa dan ibadah-ibadah individu lainnya. Karena tidaklah sempurna keimanan dan kualitas ibadah seseorang kecuali jika adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Sebagaimana firman Allah SWT, 

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. As-Sajdah: 16). 

Bersedekah di 10 hari terakhir tidak hanya diterjemahkan dengan sedekah wajib berupa zakat fitrah dan zakal mal, tetapi juga dianjurkan memperbanyak sedekah sunnah dalam rangka berbagi kebahagiaan dan memberikan bekal makanan di hari raya Idul Fitri bagi dhuafa. Bersedekah dapat berbentuk harta, pangan, pakaian, paket sedekah untuk yatim dan dhuafa, dan lain sebagainya. 

3. I’tikaf 

I’tikaf berarti berdiam di masjid dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Tidaklah seseorang keluar dari masjid, kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai manusia. I’tikaf memiliki kekhususan tempat dan aktivitas yaitu masjid dengan aktivitas ibadah mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir, berdo’a, membaca Al-Quran, shalat sunnah, bershalawat, bertaubat, beristigfar, dan lainnya. I’tikaf dianjurkan setiap waktu, tetapi lebih ditekankan memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan sebagaimana penuturan Abdullah bin Umar RA, 

Rasulullah SAW beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan ramadan. (HR. Muttafaq ‘alaih) 

Di masa pandemi Covid19 ini, kemungkinan sebagian umat Islam tidak dapat beri’tikaf di masjid, akan tetapi seluruh aktivitas i’tikaf dapat dilakukan di rumah. Jika ingin tetap melakukan i’tikaf secara individu di masjid, maka hendaklah dilakukan dengan memenui protokol kesehatan seperti berbadan sehat, membawa sajadah sendiri, memakai masker, berwudhu kembali di masjid, dan tidak bersalaman. 

4. Tilawah Al Qur’an 

Meningkatkan membaca Al-Qur’an menjadi salah satu ibadah utama di 10 hari terakhir Ramadan. Tidak sedikit umat Islam yang larut dalam tilawah Al-Qur’an sepanjang malam baik di masjid maupun di rumah. Tilawah Al-Qur’an adalah ibadah ringan dan memiliki keutamaan yang besar.Tradisi mengejar khataman Al-Qur’an di akhir Ramadhan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi pribadi muslim, khususnya mereka yang setiap hari bergulat dengan aktivitas pekerjaan, sehingga khataman Al-Qur’an sebanya satu kali menjadi target realistis. Apapun bentuk motivasinya, tilawah Al-Qur’an harus lebih digiatkan di 10 hari terakhir Ramadan. 

Itulah beberapa amalan penting di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Marilah kita manfaatkan, karena detik-detik 10 malam terakhir amatlah mahal, janganlah dimurahkan dengan kelalaian. Mari kita giatkan beribadah baik di masjid maupun di rumah, dan sisipkanlah doa dalam munajatmu untuk bangsa Indonesia agar pandemi Covid-19 segera berakhir. Aamiin 

Sekian, semoga bermanfaat. 

H. Subhan Nur, Lc, M.Ag 

(Kepala Seksi Pengembangan Metode dan Materi Dakwah Dit. Penerangan Agama Islam)

Suara.com - Malam Lailatul Qadar 2021 bisa jadi merupakan malam yang paling ditunggu-tunggu saat bulan Ramadhan. Terdapat banyak keutamaan malam Lailatul Qadar, untuk mendapatkannya mari simak doa dan amalan malam Lailatul Qadar berikut ini.

Apa itu Lailatul Qadar?

Lailatul Qadar adalah satu dari sekian banyak misteri ketuhanan yang menyimpan pahala dan keutamaan yang sangat besar.

Disebutkan dalam al-Qur’an, keutamaan Lailatul Qadar lebih besar dan indah dibanding seribu bulan. Ini menunjukkan betapa mahalnya Lailatul Qadar. Karena mahal, maka Allah pun merahasiakan turunnya.

Baca Juga: Konsumsi Kopi Saat Ramadhan Bisa Berpotensi Dehidrasi, Ini Penjelasannya

Nabi Muhammad sendiri hanya memberikan katakunci, kalau Lailatul Qadar mayoritas turun di tanggal-tanggal ganjil sepuluh terakhir Ramadhan.

Simak cara menghitung malam Lailatul Qadar jatuh di hari apa di sini.

Ilustrasi puasa Ramadan. (Shutterstock)

Doa Malam Lailatul Qadar Lengkap

Dikutip dari Nu.or.id seperti yang ditulis Fathoni, Selasa (11/5/2020), Rasulullah SAW menyambut malam mulia tersebut dengan bei'tikaf di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.

Merujuk pada tafsir Prof Dr Muhammad Quraish Shihab dalam buku Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (1999), pada saat-saat tersebut Rasulullah akan bertadarus sembari merenung berdoa.

Baca Juga: Bertemu Malam Lailatul Qadar, Guru Agama di Bone Langsung Hafal Alquran

Adapun salah satu amalan yang kerap beliau lakukan untuk menjemput Lailatul Qadar adalah memperbanyak membaca dan menghayati makna doa sapu jagat.

Berikut bunyi doa sapu jagat beserta artinya.

Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasana wa qina 'adzabannar.

Artinya: Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

Sementara itu, mengenai makna yang terkandung dalam doa sapu jagat tersebut yakni berisi permohonan umat muslim yang disertai usaha.

Orang yang membaca doa sapu jagat tak sekadar memohon kebaikan di dunia dan akhirat, melainkan berusaha pula untuk meraih kebajikan tersebut.

Sementara kebaikan tersebut tidak hanya untuk didapatkan di dunia tapi juga di akhirat kelak sesuai dengan hakikat malam lailatul qadar yang kebaikan dan kemuliannya bersifat tanazzalul atau berkesinambungan.

Sebagai catatan, meski Allah SWT menjanjikan kemuliaan pada Lailatur Qadar, seseorang diminta meningkatkan amal dan ibadah, tak sekadar menunggu malam tersebut.

Sebab, kebaikan harus dilakukan secara terus menerus sebagaimana kemuliaan yang ditunjukkan pada malam Lailatur Qadar dan dampaknya terhadap kehidupan di waktu yang akan datang.

Amalan Malam Lailatul Qadar

INFOGRAFIS: 8 Poin Larangan Mudik Lebaran 2021

Terdapat banyak amalan malam Lailatul Qadar. Berikut di antaranya.

1. Perbanyak Doa Malam Lailatul Qadar

Salah satu amalan yang dikerjakan dalam malam penuh pengampunan dan rahmat ini adalah banyak berdoa. DIriwayatkan dari Aisyah, beliau bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang bacaan doa malam Lailatul Qadar seperti apa yang hendaknya dibaca.

Nabi Muhamad menjawab bacaan doa malam Lailatul Qadar:

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku."

2. Beriktikaf di Masjid

Salah satu hal yang dilakukan Nabi Muhammad di bulan Ramadhan adalah beriktikaf di 10 akhir Ramadhan di masjid. Kemudian Nabi juga mengajak istri-istri beliau untuk juga melakukan iktikaf. Hal ini menunjukkan jika perempuan diperbolehkan turut beriktikaf atau berdiam diri di dalam masjid.

Berdiam diri dengan memperbanyak amalan-amalan seperti berdoa, zikir, salat malam, membaca Alquran dan sebagainya.

3. Mengerjakan Salat pada Malam Lailatul Qadar

Amalan malam Lailatul Qadar berikutnya adalah dengan melaksanakan sholat sunnah di malam hari. Hal ini sesuai hadist Rasulullah SAW yang artinya:

“Barang siapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)

Demikian beberapa amalan malam Lailatul Qadar yang dapat dilakukan untuk meraih limpahan keutamaan bulan Ramadhan.

Cara Mendapatkan Lailatul Qadar

Dikutip dari NU.or.id yang ditulis oleh Hengky Ferdiansyah, Jumat (8/5/2020), Rasulullah memiliki cara tersendiri menyambut malam lailatul qadar. Pada sepuluh malam terakhir rasulullah akan terus meningkatkan ibadahnya.

Hal ini tertuang dalam hadis riwayat Al Bukhari yang artinya sebagai berikut.

"Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah," (HR Al-Bukhari).

Merujuk pada hadis tersebut, dapat disimpulkan sepuluh malam terakhir ramadan merupakan waktu yang terbaik untuk beribadah. Menurut Ibnu Bathal, hadis ini memberitahukan kepada kita bahwa malam lailatul qadar ada pada sepuluh malam terakhir di bulan ramadan.

Oleh karenanya, Rasulullah lebih fokus beribadah pada malam-malam tersebut dan menganjurkan umatnya untuk meningkatkan ibadah pada malam-malam tersebut.

Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menjelaskan ada beberapa amalan yang sangat dianjurkan di malam lailatul qadar.

"Kami riwayatkan dari sanad yang shahih dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain bahwa Aisyah pernah berkata, ‘Wahai Rasulullah, andaikan aku mengetahui lailatul qadar, apa yang bagus aku baca?’ Rasulullah menjawab, ‘Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku).'

Ulama kami berkata, disunahkan memperbanyak baca doa ini, baca Al-Qur’an, zikir, dan doa-doa yang disunahkan pada tempat atau waktu yang mulia….Imam As-Syafi’I berkata, ‘Aku menyukai memperbanyak ibadah tersebut di siang hari sebagaimana di malam hari.’ Dianjurkan juga memperbanyak doa-doa yang penting bagi umat Islam. Ini tanda orang-orang saleh dan hamba Allah yang arif."

Berdasarkan penjelasan Imam An-Nawawi, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan menyambut lailatul qadar.

Meskipun kita tidak mengetahui secara pasti kapan lailatul qadar turun, namun amalan ini bisa terus dilakukan sepanjang ramadan, khususnya di sepuluh malam terakhir.

Salah satunya dengan memperbanyak membaca doa berikut:

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’

Artinya: "Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku."

Selain itu, umat muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an, berzikir dan memanjatkan doa-doa yang bermanfaat untuk umat Islam.

Kontributor: Husna Rahmayunita, Farah Nabilla, Yulia Kartika Dewi

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA