freepik
Menggunakan jangka sorong sebagai alat pengukur panjang benda
KOMPAS.com - Terdapat berbagai jenis alat pengukur panjang. Masing-masing macam alat pengukur panjang memiliki fungsi dan kemampuannya sendiri.
Macam-macam alat pengukur panjang
1. MistarMistar disebut juga penggaris. Mistar bisa digunakan untuk mengukur benda dengan kepanjangan sedang. Ketelitian mistar ini adalah 1 milimeter.
2. MeteranMeteran biasa digunakan untuk mengukur panjang pada bangunan. Alat pengukur panjang satu ini lebih panjang dari mistar dan memiliki ketelitian yang lebih kecil. Ketelitian meteran mencapai 0,5 milimeter.
3. Jangka sorongAlat yang dapat digunakan untuk mengukur ketebalan pelat seng adalah jangka sorong. Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, panjang atau dimensi benda yang kecil.
Jangka sorong memiliki dua bagian, yaitu bagian yang tetap sebagai skala ukur dan bagian yang dapat digeser-geser untuk menyesuaikan dengan panjang benda. Ketelitian jangka sorong adalah 0,1 milimeter.
Baca juga: Fisikawan Ini Ciptakan Teknologi Satelit Pengukur Cadangan Air Dunia
4. Mikrometer sekrupAlat yang dapat digunakan untuk mengukur ketebalan kertas adalah mikrometer sekrup. Alat pengukur panjang satu ini digunakan untuk mengukur panjang seperti jangka sorong.
Perbedaannya adalah ketelitiannya. Ketelitian pengukuran menggunakan mikrometer sekrup mencapai 0,01 milimeter.
Mikrometer terdiri dari tiga bagian:
- Selubung utama: berfungsi sebagai tempat skala utama untuk menunjukkan hasil pengukuran. Bagian ini tidak dapat di geser-geser.
- Selubung luar: fungsinya sebagai skala nonius dan dapat diputar dan digerakkan untuk menggerakkan selubung ulir.
- Selubung ulir: fungsinya sebagai bagian yang digerakkan untuk menyesuaikan benda yang diukur.
Baca berikutnya
Soal Nomor 1
Anton melakukan percobaan pengukuran tebal dua pelat baja menggunakan jangka sorong, hasil pengukurannya seperti gambar berikut.
Pembahasan :
Strategi: perhatikan letak angka nol nonius pada skala utamanya ( ini menunjukkan skala utama yang terbaca). Perhatikan juga skala nonius yang berimpit dengan skala utamanya (ini menjadi skala nonius yang terbaca). Pada pelat baja 1 hasil pengukurannya : x = skala utama + nonius = 4,80 cm + 0,05 cm = 4,85 cm Pada pelat baja 2 hasil pengukurannya : x = skala utama + nonius = 4,80 cm + 0,07 cm = 4,87 cm
Jawaban : E
Contoh Soal dan Pembahasan Jangka Sorong
Soal Nomor 2
Toni melakukan percobaan pengukuran diameter dua kawat besi menggunakan mikrometer, hasilnya terlihat pada gambar berikut.
Pembahasan :
Pada logam 1 :
Skala utama = 10,0 mm Skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 32 x 0,01 mm = 0,32 mm. Jadi hasil pengukuran tersebut adalah hasil pada skala utama + hasil pada skala nonius = 10,0 mm + 0,32 mm = 10,32 mmPada logam 2
Skala utama = 9,5 mm Skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 37 x 0,01 mm = 0,37 mm. Jadi hasil pengukuran tersebut adalah hasil pada skala utama + hasil pada skala nonius = 9,5 mm + 0,37 mm = 9,87 mm Selisih panjang diameter kedua kawat adalah : 10,32 mm - 9,87 mm = 0,45 mmJawaban : D
Soal dan Pembahasan Fisika tentang Mikrometer Skrup
Soal Nomor 3 Hendra melakukan pengukuran tebal suatu plat logam menggunakan jangka sorong, hasilnya seperti gambar berikut.
Pembahasan :
Skala utama : 2,5 cm Skala nonius : 0,03 cm Jadi hasil pengukuran : 2,53 cmJawaban : D
Soal Nomor 4
Naila mengukur diameter dua kawat besi menggunakan jangka sorong seperti gambar berikut.
Pembahasan :
Hasil pengukuran pertama adalah : 1,53 cm dan hasil pengukuran kedua : 0,95 cm Jadi selisih diameter kedua kawat adalah : 0,58 cmJawaban : D
Soal Nomor 5
Huda mengukur tebal dua pelat baja menggunakan mikrometer sekrup seperti gambar berikut.
Pembahasan :
Tebal pelat 1 : skala utama + skala nonius = 7,00 + 0,42 = 7,42 mm Tebal pelat 2 : skala utama + skala nonius = 8,5 + 0,37 = 8,87 mmJawaban : C
Baca Juga : OPTIKA GEOMETRI
Soal Nomor 6
Syarif melakukan pengukuran tebal dari empat baja seperti gambar berikut.
Pembahasan :
Pelat baja (1) : skala utama + skala nonius = 1,60 + 0,04 = 1,64 cm Pelat baja (2) : skala utama + skala nonius = 1,60 + 0,03 = 1,63 cm Pelat baja (3) : skala utama + skala nonius = 1,50 + 0,06 = 1,56 cm Pelat baja (4) : skala utama + skala nonius = 1,40 + 0,08 = 1,48 cm - Selisih pelat baja (1) dan baja (2) = 1,64 cm - 1,63 cm = 0,01 cm - Selisih pelat baja (1) dan baja (3) = 1,64 cm - 1,56 cm = 0,08 cm - Selisih pelat baja (1) dan baja (4) = 1,64 cm - 1,48 cm = 0,16 cm - Selisih pelat baja (2) dan baja (3) = 1,63 cm - 1,56 cm = 0,07 cm - Selisih pelat baja (2) dan baja (4) = 1,63 cm - 1,48 cm = 0,15 cmJawaban : C
Soal Nomor 7
Ali mengukur tebal tiga pelat besi menggunakan mikrometer sekrup seperti gambar berikut.
Pembahasan :
Jawaban : A
Baca Juga : Contoh Soal dan Pembahasan Asas Black
Soal Nomor 8
Hasil pengukuran diameter dua kelereng dengan menggunakan jangka sorong seperti pada gambar berikut.
Pembahasan :
- Diameter kelereng pertama = skala utama + skala nonius = 2,60 + 0,03 = 2,63 cm - Diameter kelereng kedua = skala utama + skala nonius = 2,50 + 0,00 = 2,50 cm
Jawaban : C
Soal Nomor 9
Yahya melakukan pengukuran tebal terhadap tiga pelat logam menggunakan jangka sorong seperti gambar berikut.
Pembahasan :
- Tebal pelat A : skala utama + skala nonius = 1,50 + 0,03 = 1,53 cm - Tebal pelat B : skala utama + skala nonius = 1,40 + 0,00 = 1,40 cm - Tebal pelat C : skala utama + skala nonius = 1,30 + 0,09 = 1,39 cmJawaban : A
Tuliskan dalam bentuk logaritma dari: a. 5 3 = 125 maka 5 log 125 = 3 b. 10 2 = 100 maka 10 log 100 = 2 c. 4 3 = 64 maka 4 log 64 = 3 d. 6 1 = 6 maka 6 log 6 = 1 Tuliskan dalam bentuk pangkat: a. log 0,01 = -2 maka 10 -2 = 0,01 b. 0,5log 0,0625 = 4 maka 0,5 4 = 0,0625 c. maka d. 3 log = -2 maka Hitunglah nilai setiap bentuk : a. log 10 4 = 4 b. 5 log 125 = 5 log 5 3 = 3 c. d. 2 log 0,25 = e. 4 log 4 10 = 10 f. 5 log 1 = 5 log 5 0 = 0 Diketahui log 2 = 0,3010; log 3 = 0,4771 dan log 7 = 0,8451 tentukan: a. log 18 = log (2 x 3 2 ) = log 2 + log 3 2 = 0,3010 + 2 log 3 = 0,3010 + 2 x 0,4771 = 0,3010 + 0,9542 = 1,2552 b. log 21 = log (3 x 7 ) = log 3 + log 7 = 0,4771 + 0,8451 = 1,3222 c. log 10,5 = log (0,5 x 3 x 7 ) = log 0,5 + log 3 + log 7 = log 2 -1 + 0,4771 + 0,8451 = -1 x log 2 + 1,3222 = -0,3010 + 1,3222 = 1,0212 d. log = log 7 -1 = -1 x log 7 = -0,8451 contoh soal dan pembahasan logaritma kelas 10 Jika a = 2 log 3 dan
Soal dan pembahasan peluang - Soal No. 1 . Terdapat 5 orang yang akan duduk berderet. Dua di antaranya adalah Rini dan Rina, mereka adalah anak kembar. Apabila mereka tidak ingin duduk bersebelahan, maka peluangnya adalah .... A. 1/5 B. 2/5 C. 3/5 D. 4/5 E. 1 Pembahasan Soal: Terdapat 5 orang yang akan duduk berurutan. Untuk mencari peluang agar 2 orang di antaranya tidak duduk bersebelahan dapat lebih mudah jika menggunakan komplemennya. Komplemennya berarti Rina dan Rini duduk bersebelahan, sehingga Rina dan Rini dianggap satu kesatuan. Sehingga banyaknya cara mereka duduk adalah 4! Sedangkan Rina dan Rini bebas berpindah di sebelah kanan maupun kiri, sehingga banyaknya posisi duduk Rina dan Rini ada 2! Sehingga banyaknya cara 5 orang duduk berurutan dengan Rina dan Rini bersebelahan adalah: n(A)=4!2!=4.3.2.1.2.1=48
1. Atom Netral Atom yang tidak bermuatan listrik. proton = elektron = nomor atom neutron = massa atom - nomor atom Contoh : Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron unsur natrium dan magnesium! Jawab : natrium = \(^{23}_{11}Na \) - proton = 11 - elektron = 11 - neutron = 23 - 11 = 12
Proses untuk menghasilkan produk Fiska disebut juga metode ilmiah yaitu metode yang tersusun dan langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk memecahkan masalah. Langkah-langkah utama dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut. 1. Melakukan Pengamatan atau Observasi Pada tahap ini dilakukan pengamatan untuk menemukan masalah melalui pengamatan kuantitatif atau pengamatan kualitatif. Contoh: Air sebagai zat cair merupakan salah satu sumber permanfaatan energi untuk pembangkit listrik yang karakteristiknya perlu diketahui agar tepat guna . 2. Merumuskan Masalah Perumusan masalah dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang biasanya diawali dengan kata tanya apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Contoh: Bagaimana hubungan antara suhu zat cair dengan lama pemanasan zat tersebut? 3. Mengumpulkan Data atau Informasi Informasi atau data dapat diperoleh dari literatur, buku, atau informasi yang ada di internet yang sesuai dan mendukung teori dalam penelitian. Contoh: Zat cair da