bagaimanakah terjadinya hukum bacaan mad badal itu jelaskan

Bacaan Mad Badal

Setelah mengetahui macam-macam hukum bacaan Mad, maka berikutnya akan diuraikan lebih mendalam tentang Mad Badal. Mad Badal ini cukup unik karena ia memiliki pembagian lanjutan yang dilihat dari segi kondisi atau letaknya.

Artikel ini membahas 4 (empat) macam Mad Badal dalam Ilmu Tajwid yang dikutip dari kitab Hidayat al-Qari ila Tajwid Kalam al-Bari karya Abdul Fatah. Setelah membaca artikel ini, diharapkan para pembaca al-Quran lebih memperhatikan aplikasi dari Mad Badal terutama panjang pendeknya.

Pengertian Mad Badal

Secara bahasa, Badal berarti ganti. Secara istilah Ilmu Tajwid, Mad Badal adalah memanjangkan huruf hamzah yang bertemu salah satu huruf Mad. Panjang hukum bacaan Mad Badal adalah 2 harakat atau sama dengan Mad Thabi’i.

Tambahan kata “Badal” pada mad ini memiliki maksud tertentu. Yaitu menunjukkan bahwa huruf mad yang ada pada Mad Badal ini merupakan ganti dari hamzah sukun. Perubahan Mad Badal ini disesuaikan dengan kaidah sharaf yang ada dalam tata bahasa Arab.

Baca Juga: Jawaz al-Amrain: 5 Kondisi Huruf Ra Khusus dalam Ilmu Tajwid

Pada dasarnya, ada 2 hamzah dimana hamzah pertama itu berharakat dan hamzah kedua itu sukun. Lalu, menurut kaidah sharaf, hamzah kedua yang sukun itu diganti dengan huruf mad yang sejenis dengan harakat hamzah yang pertama. Misalnya hamzah pertama berharakat fathah maka hamzah sukun diganti dengan alif.

Macam-macam Mad Badal

Ditinjau dari segi posisi atau letaknya, Mad Badal dibagi menjadi 4 macam: Mad Badal yang ada baik waqaf maupun washal, yang ada hanya ketika washal, yang ada hanya ketika waqaf, dan yang ada hanya ketika ibtida’ at-tilawah (memulai bacaan).

Pertama, Mad Badal yang ada baik waqaf maupun washal. Dengan kata lain, apabila pembaca al-Quran sedang membaca Mad Badal yang terdapat dalam sebuah kata, lalu ingin waqaf pada kata tersebut ataupun washal (meneruskan bacaan) maka Mad Badalnya tetap ada. Salah satu contohnya dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 285.

ءَامَنَ الرَّسُوْلُ

Kedua, Mad Badal yang muncul hanya dalam kondisi dibaca waqaf. Dengan kata lain, apabila pembaca menemukan indikator-indikator Mad Badal yang terdapat dalam sebuah kata, maka harus berhenti pada kata tersebut agar tercipta hukum bacaan Mad Badal.

Jika tidak waqaf, maka dapat berubah menjadi Mad Jaiz Munfashil karena setelah Mad Badal terdapat huruf hamzah dan dalam kondisi dua kata. Salah satu contoh Mad Badal jenis ini terdapat dalam Q.S. Yusuf [12]: 16

وَجَاءُوْ اَبَاهُمْ

Ketiga, Mad Badal yang muncul hanya ketika dibaca washal. Dengan kata lain, apabila pembaca menemukan indikator-indikator Mad Badal yang terdapat dalam sebuah kata, maka harus meneruskan bacaan kata tersebut agar tercipta hukum bacaan Mad Badal.

Baca Juga: Perbedaan Qiraah, Riwayah, dan Thariq Serta Contohnya dalam Ilmu Tajwid

Jika tidak washal, maka bisa berubah menjadi Mad Aridh Lissukun karena Mad Badal bertemu huruf yang mati sebab waqaf. Salah satu contoh Mad Badal jenis ini terdapat dalam Q.S. Ali Imran [3]: 14.

حُسْنُ الْمَئَابِ

Keempat, Mad Badal yang hanya terjadi dalam keadaan ibtida’ at-tilawah. Mad Badal golongan ini terletak di awal kata dan biasanya ditulis dengan hamzah sukun, sehingga perlu diperhatikan jika pembaca ingin memulai bacaan (ibtida’ at-tilawah) dari kata tersebut.

Salah satu contoh Mad Badal kategori ini terdapat dalam Q.S. Al-Ahqaf [46]: 4. Perhatikan perubahan Mad Badal di bawah ini. Baris pertama tidak ibtida’ at-tilawah pada Mad Badal, sedangkan baris kedua dengan ibtida’ at-tilawah (ayat yang sama) pada Mad Badal.

فِى السَّمَاوَاتِ ائْتُوْنِيْ بِكِتَابٍ

اِيْتُوْنِيْ بِكِتَابٍ

Demikianlah penjelasan tentang macam-macam mad badal dalam ilmu tajwid beserta contoh-contohnya. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.

tirto.id - Salah satu jenis mad dalam ilmu tajwid adalah mad badal. Pengertiannya adalah mad yang terjadi ketika huruf hamzah (ء) bertemu dengan mad thabi'i atau mad asli dalam satu kata. Berikut ini ketentuan dan contoh-contoh mad badal dalam Al-Quran. Konsep mad dalam ilmu tajwid merupakan bahasan mendasar untuk menguasai tilawah Al-Quran. Bagaimanapun juga, bacaan mad nyaris selalu ditemui dalam setiap surah Al-Quran. Salah satu mad itu adalah mad badal yang wajib dilafalkan dengan panjang 2 harakat. Jika dibaca tidak sesuai kaidah tajwid, makna dan arti ayat Al-Quran akan melenceng dan tidak sesuai lagi.
Secara definitif, mad (المد) artinya memanjangkan. Istilahnya adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf-huruf mad. Dengan kata lain, pembaca Al-Quran memanjangkan bunyi huruf atau bacaannya karena di dalam ayat tersebut terdapat salah satu huruf mad. Salah satu konsep mad tersebut adalah mad badal. Lantas, apa itu mad badal dan ketentuannya dalam ilmu tajwid?

Mad Badal dalam Ilmu Tajwid: Ketentuan, Pengertian, dan Hukum Bacaannya


Pembahasan mad badal dalam ilmu tajwid termasuk bahasan mad tingkat lanjut. Sebab, untuk memahami mad badal, pembaca Al-Quran atau qari harus memahami konsep mad thabi'i atau mad asli tersebih dahulu. Hal itu disebabkan mad badal merupakan turunan atau cabang dari mad asli. Pemahaman terhadap mad asli menentukan konsep mad badal dikuasai dengan baik.

Mad asli sendiri adalah kata-kata dalam Al-Quran yang memiliki harakat fathah diikuti dengan alif (ا), atau harakat kasrah diiringi dengan huruf ya sukun (ي), dan harakat dammah yang diikuti dengan huruf waw sukun (و), sebagaimana dikutip dari Dasar-Dasar Ilmu Tajwid (2020) yang ditulis Marzuki dan Sun Choirul Ummah

Cara membaca mad asli atau mad thabi'i adalah dengan panjang 2 harakat. Contoh bacaannya adalah sebagai berikut. كتَا بٌ (Dibaca: kitaabun) يَقُوْلُ (yaquulu) سمِيْعٌ (samii'un).

Setelah memahami mad asli atau mad thabi'i, barulah bisa melanjutkan pembelajaran mad badal.Dalam bahasa Arab, mad badal (بَـدَل) artinya adalah mad pengganti. Pengertian mad badal adalah ketika hamzah (ء) bertemu dengan huruf-huruf mad asli dalam satu kata.

Contoh kata ayat Al-Quran yang memuat mad badal adalah:

آدَمُ (dibaca: aadamu), إِيْـمَانًا (iimaanan), dan أُوْتُوا (uutuu).Hukum bacaan mad badal dalam ilmu tajwid wajib dilafalkan dengan panjang 2 harakat atau 2 ketukan.

Dalam hal ini, Imam Zarkasyi dalam Pelajaran Tajwid (1987) menuliskan bahwa huruf mad yang ada pada kata tersebut pada asalnya adalah hamzah yang berharakat sukun, kemudian diganti menjadi huruf ya (ي) atau alif (ا) atau waw (و).

Perhatikan tabel berikut ini:
No. Huruf Asli Menjadi Mad Badal
1. ءَءمَنُواْ (A'manu) ءَامَنُواْ (Aamanu)
2. ءَأخِرَةُ (A'khiratu) ءَاخِرَةُ (Aakhiratu)
3. آأدَمُ (A'damu) آدَمُ (Adamu)
4. إِإِيلَٰفِ (I'laafi) إِيلَٰفِ (Iilafi)
5. أُأتُوا (U'tuu) أُوْتُوا (Uutuu)


Contoh Mad Badal dalam Al-Quran

Berikut ini contoh-contoh mad badal yang ada dalam Al-Quran beserta surah dan ayatnya.

1. QS. Al-Baqarah Ayat 13

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا۟ كَمَآ ءَامَنَ ٱلنَّاسُ قَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ كَمَآ ءَامَنَ ٱلسُّفَهَآءُ ۗ أَلَآ إِنَّهُمْ هُمُ ٱلسُّفَهَآءُ وَلَٰكِن لَّا يَعْلَمُونَ

Bacaan latinnya: "Wa iżā qīla lahum āminụ kamā āmanan-nāsu qālū a nu`minu kamā āmanas-sufahā`, alā innahum humus-sufahā`u wa lākil lā ya'lamụn"

Artinya: "Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman". Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu," (QS. Al-Baqarah [2]: 13).

2. QS. Al-Baqarah Ayat 33

قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئْهُم بِأَسْمَآئِهِمْ ۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّىٓ أَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ

Bacaan latinnya: "Qāla yā ādamu ambi`hum bi`asmā`ihim, fa lammā amba`ahum bi`asmā`ihim qāla a lam aqul lakum innī a'lamu gaibas-samāwāti wal-arḍi wa a'lamu mā tubdụna wa mā kuntum taktumụn"

Artinya: "Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. Al-Baqarah [2]: 33).

3. QS. Ali Imran Ayat 173

ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدْ جَمَعُوا۟ لَكُمْ فَٱخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَٰنًا وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ

Bacaan latinnya: "Allażīna qāla lahumun-nāsu innan-nāsa qad jama'ụ lakum fakhsyauhum fa zādahum īmānaw wa qālụ ḥasbunallāhu wa ni'mal-wakīl"

Arti: "(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung," (QS. Ali Imran [3]: 173).

4. QS. Ali Imran Ayat 186

۞ لَتُبْلَوُنَّ فِىٓ أَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشْرَكُوٓا۟ أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِن تَصْبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ

Bacaan latinnya: "Latublawunna fī amwālikum wa anfusikum, wa latasma'unna minallażīna ụtul-kitāba ming qablikum wa minallażīna asyrakū ażang kaṡīrā, wa in taṣbirụ wa tattaqụ fa inna żālika min 'azmil-umụr"

Artinya: "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan," (QS. Ali Imran [3]: 186).


5. QS. Ad-Dhuha Ayat 4

وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ

Bacaan latinnya: "Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā"

Artinya: "Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)," (QS. Ad-Dhuha [93]: 4).

6. QS. Al-Jatsiyah Ayat 4

وَفِى خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِن دَآبَّةٍ ءَايَٰتٌ لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Bacaan latinnya: "Wa fī khalqikum wa mā yabuṡṡu min dābbatin āyātul liqaumiy yụqinụn"

Artinya: "Arti: Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini," (QS. Al-Jatsiyah [45]: 4).

7. QS. Jatsiyah Ayat 6

تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِٱلْحَقِّ ۖ فَبِأَىِّ حَدِيثٍۭ بَعْدَ ٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ يُؤْمِنُونَ

Bacaan latinnya: "Tilka āyātullāhi natlụhā 'alaika bil-ḥaqq, fa bi`ayyi ḥadīṡim ba'dallāhi wa āyātihī yu`minụn"

Artinya: "Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya," (QS. Al-Jatsiyah [45]: 6).

8. QS. Al-Quraisy Ayat 1

لِإِيلَٰفِ قُرَيْشٍ

Bacaan latinnya: "Li`īlāfi quraīsy"

Artinya: "Karena kebiasaan orang-orang Quraisy," (QS. Al-Quraisy [29]: 1).

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA