Bagaimana menentukan strategi dalam Mengatasi permasalahan perkembangan tradisi lisan di Indonesia

Lihat Foto

SUSI IVVATY

Para seniman tradisi lisan dari Sulawesi Selatan.

KOMPAS.com - Tradisi lisan merupakan salah satu sumber sejarah yang harus dilestarikan.

Karena tradisi lisan terekam masa lampau manusia yang belum mengenal tulisan, adat istiadat, kepercayaan, nilai-nilai, atau pengalaman sehari-hari mereka.

Pengertian tradisi lisan

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Tradisi lisan merupakan tuturan yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat, seperti lisan, dongeng, rapalan, pantun, cerita rakyat, atau ekspresi lisan lainnya.

Tradisi lisan merupakan suara bagi mereka yang tidak mengenal tulisan.

Sebelum manusia mengenal tulisan, tradisi lisan menjadi sumber-sumber pengetahuan di masa lalu.

Baca juga: Menjaga Asa Pelestarian Tradisi Lisan

Masyarakat adalah ahli waris dan sekaligus pelaku dalam upaya pelestarian cagar budaya.

Sebagai pelaku tentunya ada tradisi-tradisi yang sudah turun temurun dijaga sehingga nilai-nilai warisan cagar budaya hidup dalam masyarakat.

Di mana tumbuh dan dipelihara oleh masyarakat melalui tradisi lisan.

Tradisi lisan dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam penelusuran peninggalan masa lalu.

Cara mewariskan

Bagaimana masyarakat mewariskan tradisi lisan kepada generasi penerusnya?

Salam Semangat sahabat pembaca. Kali ini saya akan memposting materi Antropologi kelas XII tentang “Sumber-Sumber Kearifan Sosial dan Tradisi Lisan serta Pembangunan Karakter Bangsa”. semoga postingan ini dapat menambah referensi bagi teman-teman. Nah untuk lebih jelasnya,yuk baca tulisan ini sampai selesai.

  • Pengertian Kearifan Lokal dan Tradisi Lisan

Kearifan lokal (local wisdom) merupakan pengetahuan tradisional (Indigenous knowledg) yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan pada umumnya diwariskan dalam lingkungan keluarga secara lisan , baik dengan tuturan maupun melalui ritual, upacara, dan sarana lain . Keterangan ini jangan diartikan bahwa pemilik pengetahuan tradisional termasuk kearifan lokalnya adalah orang yang matanya buta atau tidak memiliki ketrampilan membaca dan menulis seperti yang umum diduga orang. Sarana yang dianggap penting untuk menyampaikannya memang secara lisan dan materi penyampaian memang juga bersifat warisan tradisional yang sudah disepakati sebagai milik bersama sebuah komunitas. Pemiliknya bukan orang per orang secara pribadi. Ranahnya adalah publik, umum yang menjadi anggota sebuah komunitas bersangkutan yang saling mengakui dan diakui oleh anggota komunitas. mereka memiliki kesamaan dalam berbagai hal, seperti ciri”ciri fisik, sifat, tujuan, cita”cita, dan kepercayaan. Ungkapan lisan lebih punya daya magis yang kuat dan dipercaya sebagai sebuah amanat yang harus dilaksanakan. Pengetahuan tradisional yang di dalamnya terkandung kearifan lokal sebuah komunitas sifatnya unik dan khas karena dihasilkan dari komunitas tersebut sesuai dengan tuntutan alam, situasi, kondisi, dan kepentingan mereka.

Tradisi sastra lisan merupakan salah satu sarana yang dapat mengukuhkan kepercayaan yang ada di dalam masyarakat. Sebaliknya tidak tertutup pula kemungkinan justru karya sastra menciptakan kepercayaan baru di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat yang lebih modern, anggota masyarakat sering tidak menyadari telah berhadapan dengan mitos, padahal mitos itu berpengaruh terhadap perilaku hidupnya. Misalnya saja di dalam masyarakat Indonesia modern, motto program KB Nasional, “Dua anak cukup, laki-laki dan perempuan sama saja” dan “Keluarga kecil keluarga bahagia” sudah dapat dikatakan sebagai mitos yang penerimaannya tidak disadari. Orang mulai malu jika banyak anak. Padahal itu adalah mitos yang diciptakan melalui terpaan informasi secara terus-menerus. Orang takut beranak banyak karena takut tidak mampu membiayainya. Kondisi ini menggeser mitos masa lampau, “Banyak anak banyak rezeki”. Jadi Nilai-nilai tradisi yang terkandung di dalam tradisi lisan kepercayaan rakyat dari ungkapan-ungkapan sebagai bentuk nilai-nilai kearifan lokal mampu berfungsi dalam mengembangkan integritas masyarakat, alat kontrol sosial, memadukan kekuatan bersama yang terpecah untuk solidaritas sosial, identitas kelompok, dan harmonisasi sosial.

  • Strategi Kultural Mengatasi Perilaku Negatif

Adanya perubahan sosial yang diakibatkan oleh adanya globalisasi menyebabkan memudarnya jati diri bangsa. Jati diri atau uman character adalah suatu sifat, watak, rasa, akal, kehendak, semangat, roh kesadaran, dan kekuatan yang terdapat dalam diri manusia sebagai hasil dari proses belajar mengenai nilai-nilai budaya yang luas. Berikut ini merupakan beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi memudarnya jati diri bangsa dengan beberapa strategi kultural mengatasi perilaku negatif dan membentuk kepribadian bangsa sebagai berikut:

1) Religius

2) Humanis

3) Naturalis

4) Terbuka

5) Demokratis

  • Pembangunan Karakter Bangsa

Jati diri bangsa merupakan salah satu bentuk pembangunan karakter bangsa, jati diri memiliki arti suatu sifat, watak, akal, rasa, karsa, kehendak, semangat, kekuatan yang terdapat dalam jiawa manusia sebagai hasil proses belajar tentang nilai-nilai budaya yang luas dan yang muncul dalam perilaku atau tindakan. Jadi diri bangsa khususnya Insonesia mempunyai ciri khas yang tentunya mampu membedakannya dengan jati diri bangsa lain. Namun seiring perubahan sosial jati diri bangsa yang semula khas berangsur-angsur mulai luntur. Jati diri yang Khas yang dimiliki bangsa Indonesia selama bertahun-tahun antara lain religius, humanis, naturalis, terbuka, demokratis, nasionalis, patriotis, juju dan adil, profesional, berjiwa kultur, berjiwa seni, dll. Namun seiring dengan perkembangannya kekhasan tersebut kian luntur. Cara mengatasi memudarnya jati diri bangsa antara lain dengan cara memperkuat ideologi dan nasionalis melalui berbagai kegiatan misalnya upacara bendera, pengembangan kemajuan iptek dengan iman, mencegah meluasnya narkoba, miras dan sebagainya, mencintai produk dalam negri, dan yang terakhir dengan cara menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai serta norma dalam masyarakat dimulai sejak dini melalui pendidikan multikultural.

Guna menambah pemahaman bagi pembaca untuk lebih lanjut silahkan buka link dibawah ini

//kalsel.antaranews.com/berita/43966/kearifan-lokal-rentan-pengaruh-globalisasi

Sebelumnya tulisan ini telah dipublikasikan oleh:

Putri Ayu Setyo Nur Islami

Pengayaan.!

  1. Apa yang kalian ketahui tentang pengertian kearifan lokal dan tradisi lisan? Bagaimana perbedaanya?
  2. Bagaimana Menurut anda,menjaga jati diri yang lebih baik tanpa terpengaruh adanya pengaruh globalisasi dan siapa yang berperan penting untuk mengatasi jati diri bangsa Indonesia agar tetap lestari di jati diri kita?
  3. Analisislah kasus yang berada di link atas sesuai dengan pemahaman Anda mengenai kearifan lokal terhadap pengaruh globalisasi?

Daftar Pustaka:

//www.academia.edu/5912385/KEARIFAN_LOKAL_SEBAGAI_WARISAN_BUDAYA (diunduh pada tanggal 11 November 2017)

Koentjaraningarat. 1987. SEJARAH TEORI ANTROPOLOGI 1. Jakarta: UI Press

Sebelumnya kita sudah membahas mengenai materi antropologi kelas XII pada bab 2, kali ini penulis akan melanjutkan materi pembelajaran tersebut dengan masuk pada bab 3 yakni tentang Strategi Kultural dengan Sumber-Sumber Kearifan Lokal dan Tradisi Lisan. Berikut merupakan penjabaran materi pembelajarannya.

Kearifan Lokal (Local Wisdom) dan Tradisi Lisan

Menurut Suyono Suyatno kearifan lokal merupakan suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup, pandangan hidup yang mengakomodasi kebijakan dan kearifan hidup. Selain itu, Nyoman Kutha Ratna menambahkan bahwa kearifan lokal merupakan kebijaksanaan yang telah dimiliki secara turun temurun dan berfungsi untuk menyelaraskan hubungan sosial. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal ialah segala bentuk kebijaksanaan yang didasari oleh nilai-nilai kebaikan yang dipercaya, diterapkan dan senantiasa dijaga keberlangsungannya secara turun temurun. Beberapa contoh kearifan lokal seperti tepo saliro (Jawa), tri hita karana (Bali), dan sebagainya.

Tradisi lisan merupakan bagian dari kearifan lokal. Secara definitif, tradisi lisan merupakan berbagai kebiasaan dalam masyarakat yang hidup secara lisan. Menurut UNESCO tradisi lisan meliputi sastra lisan, teknologi tradisional, pengetahuan masyarakat, unsur religi dan kepercayaan, kesenian, serta berbagai bentuk peraturan, nilai, norma dan hukum yang berlaku pada masyarakat.

Strategi Kultural Mengatasi Perilaku Negatif

Strategi kultural merupakan suatu strategi yang berkaitan dengan kebudayaan. Menurut C. A. van Peursen dalam strategi kultural ini terdapat berbagai tahapan yaitu :

  1. Tahap Mistis, yaitu sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib di sekitarnya.
  2. Tahap Ontologi, yaitu sikap manusia yang tidak lagi hidup dalam kepungan kekuatan mistis, melainkan secara bebas ingin meneliti segala hal.
  3. Tahap Fungsional, yaitu sikap dan alam pikiran yang tidak begitu terpengaruh oleh kekuatan mistis, tidak menggunakan sikap ontologis melainkan ia ingin mengadakan relasi-relasi baru yang bertautan dengan lingkungannya.

Dalam strategi kultural terdapat berbagai macam bentuk atau jenis. Jenis-jenis strategi kultural ini antara lain :

1. Strategi Kultural di Bidang Sosial

Strategi kultural di bidang sosial berkaitan dengan hubungan sosial di masyarakat. Dalam beberapa tradisi masyarakat Indonesia terdapat budaya membantu sesama saat merayakan suatu hajatan. Misalnya pada masyarakat Jawa mengenal istilah nyumbang. Budaya nyumbangini sangat sarat dengan nilai gotong royong dan solidaritas sosial. Sumbangan dapat berupa materi (uang atau kebutuhan pokok) maupun non materi (tenaga dan pikiran).

2. Strategi Kultural di Bidang Agama

Pada masyarakat Jawa terdapat tradisi nyadran yang dilakukan ketika menjelangbulan puasa. Pada tradisi nyadranini seluruh anggota keluarga berkumpul di makam leluhur dan mendoakan para leluhur mereka. Selain berdoa, mereka juga membersihkan makam leluhur mereka. Tradisi nyadranini secara tidak langsung dapat meningkatkan keakraban dalam keluarga.

3. Strategi Kultural di Bidang Ekonomi

Pada masyarakat Jawa terdapat tradisi sekaten dimana tradisi ini diadakan setiap satu tahun sekali pada Maulid Nabi. Sebelum acara sekaten ini biasanya terdapat pasar malam yang telah berlangsung selama satu bulan penuh. Pasar malam ini bernama pasar malam sekaten. Dalam hal ini, tradisi sekaten dapat dikatakan sebagai salah satu contoh strategi kultural di bidang ekonomi. Selain untuk melestarikan tradisi lokal, pasar malam sekaten telah mampu meningkatkan perekonomian masyarakat (khususnya penjual) karena masyarakat banyak datang dan membeli barang-barang yang dijual pada pasar malam ini.

4. Strategi Kultural di Bidang Kesenian

Negara Indonesia memiliki banyak keanekaragaman budaya khususnya dalam bidang kesenian. Kesenian sendiri dapat dibagi menjadi beberapa bentuk seperti seni rupa, seni musik, seni tari, dan sebagainya. Salah satu bentuk kesenian yang ada di Indonesia yaitu kesenian Randai dari Sumatera Barat. Randai merupakan tarian yang dibawakan oleh sekelompok orang yang berkeliling membentuk lingkaran sambil bernyanyi dan bertepuk tangan. Pertunjukan kesenian Randai ini ternyata dapat menumbuhkan sikap percaya diri pada seseorang. Hal ini dikarenakan ia dilatih untuk dapat tampil di depan umum sehingga ia tidak malu jika tampil di depan publik.

Pembangunan Karakter Bangsa (Nation and Culture Building)

Salah satu bentuk pembangunan karakter bangsa adalah dengan mewujudkan nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari. Perwujudan nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari ini dapat berupa :

  1. Belajar untuk hidup hemat dan sederhana
  2. Menghargai alam
  3. Menghargai sesama
  4. Bekerja keras, dan
  5. Bergotong royong

Selain memberikan materi mengenai strategi kultural dengan sumber-sumber kearifan lokal dan tradisi lisan, penulis juga akan menyajikan artikel berita yang terkait dengan materi di atas. Artikel berita tersebut berupa penumbuhan rasa percaya diri pada anak melalui seni karawitan. Berikut merupakan link berita tersebut.

//m.tempo.co/read/news/2015/06/26/108678475/seni-karawitan-tumbuhkan-rasa-percaya-diri-pada-anak

PENGAYAAN

Setelah diberikan materi serta artikel berita di atas, guna menguji tingkat pemahaman Anda mengenai materi tersebut, penulis akan menyajikan beberapa pertanyaan dan silahkan untuk dijawab.

  1. Berdasarkan konsep tentangstrategi kultural dengan sumber-sumber kearifan lokal dan tradisi lisan, jelaskan menurut pendapat Anda apa yang dimaksud dengan tradisi lisan?
  2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kearifan lokal? Berikan contohnya
  3. Berdasarkan artikel berita di atas, analisislah kasus berita tersebut dengan menggunakan konsep strategi kultural yang telah dipaparkan di atas.

SUMBER

Maran, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Rineka Cipta

Rohmah, Annisa Nur. 2016. Buku Siswa Antropologi Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta : Mediatama

Materi di atas sudah di posting oleh Hasna Farras , untuk lebih memahami dengan jelas silahkan buka link berikut //blog.unnes.ac.id/hasnafarras/2017/11/12/materi-antropologi-kelas-xii-bab-3-strategi-kultural-dengan-sumber-sumber-kearifan-lokal-dan-tradisi-lisan/

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA