Bagaimana kondisi kulit anak perempuan saat memasuki usia pubertas?

Bagaimana kondisi kulit anak perempuan saat memasuki usia pubertas?
Pubertas adalah proses alamiah di mana tubuh seorang anak mengalami transisi ke tubuh dewasa. Umumnya, pubertas terjadi pada rentang usia 10-16 tahun. Pada masa tersebut, ada beberapa perubahan bentuk tubuh yang dialami seorang anak, termasuk perubahan pada kondisi kulit.  

Apa saja perubahan dan masalah kulit yang bisa dialami seorang anak ketika memasuki pubertas?


 


1. Kulit Berminyak

Dalam IG Live Milennial Parents Academy Parenting Indonesia, dr. Kardiana P. Dewi, Sp.KK, Dokter Spesialis Kulit & Kelamin mengatakan, “Yang terjadi di masa pubertas adalah produksi hormon meningkat, melonjak.” Hal itu dijelaskannya dapat menyebabkan produksi sebum atau minyak yang juga ikut meningkat.   Nah, kulit yang berminyak ini bisa menyebabkan anak merasa tidak nyaman karena wajahnya terlihat berkilau dan terasa lengket.


2. Jerawat

Pernah dengar, kan, kalau jerawat adalah tanda seorang anak mengalami puber? Nah, sebetulnya, keduanya memang ada kaitannya, Ma, Pa. Meningkatnya produksi minyak di kulit wajah anak-anak dapat menyebabkan jerawat lebih rentan muncul. Karena, pori-pori jadi tersumbat.  

Tidak sedikit anak-anak dalam masa pubertas yang akhirnya harus berhadapan dengan masalah jerawat. “Jerawat sangat jadi problem, mulai dari ringan, sedang sampai berat. Dan itu bisa bikin dia sangat insecure,” ujar dr. Dewi.


 


3. Folikulitis
Tak hanya di wajah saja, ada kalanya bintil yang biasanya berbentuk putih kecil juga muncul di sekitar rambut. Umumnya, bintil ini cukup gatal dan menyakitkan. Dokter Dewi menjelaskan bahwa ini juga terjadi lantaran produksi minyak di area kulit kepala. “Keringatan di rambut juga bisa bikin ada jerawat. Orang tahunya ini jerawat. Padahal bukan jerawat, tapi folikulitis,” ujarnya. Folikulitis tersebut juga bisa meradang.
 

4. Eksem Ketombe
Pada anak-anak yang berkulit sensitif, menurut dr. Dewi, bisa muncul eksem ketombe atau yang disebut juga dengan dermatitis seboroik. “Ada yang seperti merah-merah atau kering.” Ini bisa terjadi di sekitar kepala dan juga pada area wajah. “Jadi, tiap dia stres, atau tiap dia cuci muka kebanyakan, bisa muncul,” ujarnya.
 

5. Lebih Mudah Berkeringat

Dokter Dewi juga menjelaskan, karena kelenjar yang aktif, tubuh anak juga akan lebih mudah berkeringat. Kelenjar keringat yang disebut dengan kelenjar apokrin yang terdapat di area lipatan seperti ketiak memproduksi keringat yang dituturkan oleh dr. Dewi mengeluarkan sekret yang baunya khas. “Ini juga bikin anak insecure,” ujarnya.  

Perbedaan Masalah Kulit pada Anak Laki-laki dan Perempuan

Secara umum, kulit menjadi lebih berminyak adalah masalah utama yang dihadapi anak saat pubertas, baik bagi anak laki-laki atau perempuan. Akan tetapi, masalah tersebut bisa lebih berat pada anak laki-laki. Dokter Dewi menjelaskan bahwa  peningkatan hormon androgen dan testosteron pada anak laki-laki lebh tinggi. Hal ini menyebabkan produksi sebum mereka juga lebih banyak dibandingkan dengan anak perempuan.   “Dan, karena biasanya teksturnya lebih tebal dan rambutnya lebih besar-besar, otomatis problem di area-area berminyak dan berambut akan lebih terasa,” ujarnya.  

Dampingi Mereka

Masalah kulit di tengah emosi mereka yang jadi naik turun juga karena lonjakan hormon bisa membuat mereka merasa tidak percaya diri. Tugas orang tua pada masa ini adalah memberikan informasi pada anak bahwa itu semua adalah hal yang normal untuk dihadapi.  

Di samping itu, orang tua juga perlu mengajarkan personal hygiene yang berbeda dengan sebelumnya. Mereka harus membersihkan wajah sebelum tidur, membersihkan area lipatan lebih baik, serta menggunakan sunscreen untuk melindungi kulitnya.

 

Apa saja personal hygiene yang bisa diajarkan setelah anak mengalami pubertas, bisa Mama-Papa pelajari di sini.

 

Baca juga:


4 Strategi Mendisiplinkan Anak Praremaja
Anak Praremaja Pacaran, Orang Tua Lakukan 3 Hal Penting Ini!
Anak Laki-laki Lebih Mungkin Ingin Mencoba Pacaran
Anak Punya Media Sosial, Ajarkan 6 Hal Ini    

LTF


FOTO: SHUTTERSTOCK


 

#usiasekolah #kesehatan #perawatananakpraremaja

Genbest bisa menebak pada usia berapa anak perempuan memulai masa pubertasnya? Apakah 12 tahun, 15 tahun, atau 17 tahun? Salah semua. 

Pubertas pada anak perempuan ternyata sering kali dimulai lebih awal dari yang diperkirakan orang tua, yakni di usia 8-13 tahun. 

Usia 8-13 tahun disebut sebagai puncak pertumbuhan anak (growth spurt) atau dikenal masa pertumbuhan tercepat kedua setelah masa bayi. Saat memasuki masa pubertas, si kecil tidak hanya mengalami perubahan secara fisik saja, namun juga dari sisi emosional. 

Baca Juga: Minum Susu Bikin Anak Lebih Tinggi? Cek Faktanya!

Nah, supaya Genbest dan si remaja putri semakin siap menyambut masa pubertas, berikut beberapa tanda anak perempuan memasuki masa pubertas yang harus Genbest ketahui:

1. Payudara mulai tumbuh

Salah satu tanda yang paling terlihat saat anak perempuan masuk masa puber adalah payudara yang mulai tumbuh. Saat payudara mulai membesar, ada kalanya si kecil akan mengalami nyeri pada bagian dada.

Oh iya, biasanya pertumbuhan payudara kanan dan kiri bisa saja tidak samaya. Namun tidak perlu khawatir, karena hal tersebut masih normal.

2. Mulai tumbuh rambut di area tertentu

Tanda pubertas anak perempuan selanjutnya adalah munculnya rambut atau bulu di area tertentu, seperti pada area kaki, ketiak, dan vagina. Awalnya rambut-rambut tersebut tumbuh sedikit dan lembut, namun seiring bertambahnya usia akan menjadi lebih keriting dan agak kasar. 

3. Muncul jerawat

Saat memasuki masa pubertas, aktivitas hormon testosteron tubuh meningkat. Perubahan hormon ini menyebabkan kelenjar minyak menghasilkan banyak sebum, sehingga memicu jerawat. Pada fase ini Genbest bisa mengajarkan bagaimana menjaga kebersihan kulit wajah, untuk mencegah jerawat muncul.

4. Keluar cairan dari vagina

Munculnya cairan bening atau keputihan merupakan tanda jumlah hormon estrogen dalam tubuh yang mulai meningkat. Kondisi ini hal normal karena keputihan merupakan tanda si kecil akan mulai menstruasi dalam kurun waktu 6-18 bulan ke depan.

5. Mengalami menstruasi

Setiap anak perempuan memiliki awal menstruasi yang berbeda-beda. Ada yang mengeluarkan darah berwarna merah cerah, namun ada juga yang seperti bercak merah kecokelatan.

Baca Juga: Duh, Dampak Anemia pada Remaja Putri Bikin Ngeri 

6. Mengalami perubahan emosional

Selain perubahan fisik, saat memasuki pubertas, anak akan mengalami perubahan emosional, seperti moody, nggak pede, hingga sering murung. Di momen ini Genbest harus bisa menjadi ‘teman’ yang baik untuk anak.

Nah, itulah beberapa tanda anak perempuan memasuki fase pubertas. Jika dirasa tanda pubertas belum muncul hingga usia 13 tahun, disarankan segera mengonsultasikan kepada dokter, ya, Genbest!

Baca Juga: Mencegah Stunting Dimulai dari Masa Remaja, Begini Caranya!