Bagaimana implementasi nilai-nilai Asta Brata dalam kehidupan sehari hari

(Kankemenag, Kab. Tabanan) Acara persembahyangan bersama di Kodim Tabanan yang dilaksanakan pada Hari Kamis, Tanggal 17 Januari 2019, turut dihadiri oleh Kementerian Agama Kabupaten Tabanan yang menugaskan Kasi Ura Hindu, Ida Bagus Rai D. Suhardika, SE, M.Si untuk memberikan Dharma Wacana dalam acara tersebut dengan tema “ Implementasi Penerapan Asta Brata (Kepemimpinan Hindu) Dalam Melaksanakan Tugas Bagi TNI Untuk Menjaga keutuhan NKRI”. Dalam wacananya, Suhardika menjelaskan bahwa Asta Brata adalah ajaran kepemimpinan yang diberikan oleh Sri Rama kepada Gunawan Wibhisana sebelum ia memegang tampuk kepemimpinan Alengka Pura pasca kemenangan Sri Rama melawan keangkaramurkaan Rawana. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Pustaka Suci Manu Smrti IX.303 berikut ini Hendaknya raja berbuat seperti perilaku yang sama dengan dewa-dewa, Indra, Surya, Wayu, Yama, Waruna, Candra, Agni dan Prthiwi. Hal itu kemudian ditegaskan dalam Kakawin Ramayana XXIV.52 sebagai berikut: Sang Hyang Indra, Yama, Surya, Candra dan Bayu, Sang Hyang Kwera, Baruna dan Agni itu semuanya delapan hendaknya semua itu menjadi pribadi sang raja. Oleh karena itulah beliau harus memuja Asta Brata untuk mewujudkan kepemimpinan yang damai dan makmur untuk rakyat. Bila diuraikan ajaran Asta Brata tersebut antara lain, Indra Brata yakni kepemimpinan bagaikan Dewa Indra atau Dewa Hujan; Di mana hujan itu berasal dari air laut yang menguap. Dengan demikian seorang pemimpin berasal dari rakyat harus kembali mengabdi untuk rakyat, Yama Brata yakni Kepemimpinan yang bisa menegakkan keadilan tanpa pandang bulu bagaikan Sang Hyang Yamadipati yang mengadili Sang Suratma, Surya Brata yakni Kepemimpinan yang mampu memberikan penerangan kepada warganya bagaikan Sang Surya yang menyinari dunia, Candra Brata yakni Mengandung maksud pemimpin hendaknya mempunyai tingkah laku yang lemah lembut atau menyejukkan bagaikan Sang Candra yang bersinar di malam hari, Bayu Brata yakni mengandung maksud pemimpin harus mengetahui pikiran atau kehendak (bayu) rakyat dan memberikan angin segar untuk para kawula alit atau wong cilik sebagimana sifat Sang Bayu yang berhembus dari daerah yang bertekanan tinggi ke rendah, Baruna Brata yakni mengandung maksud pemimpin harus dapat menanggulangi kejahatan atau penyakit masyarakat yang timbul sebagaimana Sang Hyang Baruna membersihkan segala bentuk kotoran di laut, Agni Brata yakni mengandung maksud pemimpin harus bisa mengatasi musuh yang datang dan membakarnya sampai habis bagaikan Sang Hyang Agni, dan Kwera atau Prthiwi Brata yakni mengandung maksud seorang pemimpin harus selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya sebagaimana bumi memberikan kesejahteraan bagi umat manusia dan bisa menghemat dana sehemat-hematnya seperti Sang Hyang Kwera dalam menata kesejahteraan di kahyangan. Melalui Dharma Wacana ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada aparat TNI bahwa sebagai Prajurit terdepan dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI sudah seharusnya menjalankan ajaran asta brata sebagai landasan dalam memimpin komando pasukan, menjalankan tugas kenegaraan, maupun bersinergi dengan rakyat, agar terwujud kehidupan yang harmonis, damai dan tentram (Aryatnaya & Sudiana). 

PENERAPAN AJARAN ASTA BRATA

Studi Eksplorasi Konstrak Kepemimpinan Model Jawa: Asta Brata

KEPEMIMPINAN PADA INDUSTRI PARIWISATA DALAM ERA GLOBALISASI

PERILAKU KEPEMIMPINAN MASYARAKAT PEDESAAN DALAM ERA PEMBANGUNAN

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MASYARAKAT MULTIKULTUR

ALTERNATIF MODEL KEPEMIMPINAN PADA ERA GLOBALISASI

Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam di Era Globalisasi

Pendidikan Islam Berbasis Inklusifisme dalam Kehidupan Multikultur

DIMENSI SPIRITUAL DALAM KEPEMIMPINAN

Era globalisasi melahirkan kehidupan yang lebih

Kita sudah berada di dalam era globalisasi

PERENIALISME DI ERA GLOBALISASI

PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

Dampak Globalisasi dalam Kehidupan

1 PENERAPAN AJARAN ASTA BRATA DALAM KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SELEMADEG BARAT KABUPATEN TABANAN Oleh : I Md. Sukarata ABSTRAK Tema dari penelitian ini adalah Kepemimpinan Hindu dengan judul Penerapan Ajaran Asta Brata Dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan. Dalam usaha meningkatkan kinerja guru untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional perlu dilakukan upaya dengan penerapan ajaran Asta Brata sebagai dasar interprestasi dalam disiplin pada diri kemudian direalisasikan pada sikap tindakan dalam kerja. Adapun fokus pada penelitian ini yaitu Penerapan Ajaran Asta Brata Dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar dengan rumusan masalah : 1) Bagaimanakah penerapan ajaran Asta Brata dalam kepemimpinan Kepala Sekolah untuk meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, 2) Kendala apakah yang dihadapi dalam penerapan ajaran Asta Brata dalam hubungannya dengan kepemimpinan Kepala Sekolah untuk meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, dan 3) Dampak apakah yang dapat ditimbulkan dari penerapan ajaran Asta Brata dalam kepemimpinan Kepala Sekolah untuk meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan. Adapun teori yang akan digunakan menganalisis permasalahan tersebut adalah Teori Analisis Konten (Meteode Analisis Isi) dari Vredenbreght, teori Fungsionalisme Strutural dengan Skema Agil yang ditemukan Talcott Parsons, Teori Sosialisasi atau Teori Belajar dari Edwin H. Sutherland. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini ada beberapa : Pertama, dilihat dari penerapan ajaran Asta Brata tercermin dalam kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan ada beberapa yaitu : 1) Penerapan ajaran kearifan dan kewibawaan dalam Indra Brata. 2). Penerapan ajaran keberanian, keadilan dan kebijaksanaan pada Yama Brata. 3). Penerapan ajaran semangat, efektif efisien pada ajaran Surya Brata. 4). Penerapan ajaran menerangi dan empati pada ajaran Candra Brata. 5). Penerapan ajaran rendah hati dan moral yang luhur pada ajaran Vayu Brata. 6). Penerapan ajaran teguh dengan pendirian dan rela mengabdi pada ajaran Kuwera Brata. 7). Penerapan ajaran berinisiatif, berwawasan yang luas, kreatif dan inovatif pada ajaran Varuna Brata. 8). Penerapan ajaran kemuliaan dan tanpa pilih kasih pada ajaran Agni Brata. Kedua, kendala yang dihadapi dalam penerapan ajaran Asta Brata dalam hubungannya dengan kepemimpinan kepala sekolah untuk 1

2 meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan yaitu : 1).Dimensi integrasi nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata, 2). Dimensi konstruksi pengetahuan tentang nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata, 3). Dimensi pengurangan prasangka terhadap nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata, 4). Aplikasi diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik, isi aplikasi nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata perlu didesain agar relevan dengan karakteristik kepala sekolah, menyediakan media dan sumber belajar tentang kepemimpinan Asta Brata. Ketiga, dampak yang dapat ditimbulkan dalam penerapan ajaran Asta Brata dalam hubungannya dengan kepemimpinan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan yaitu : 1). Dampak terhadap penerapan ajaran sikap dan prilaku, 2). Dampak nilai personal dan sosial, 3). Dampak nilai subjektif dan objektif. Beberapa hal tersebut masih relevan sekali dalam kontek pengelolaan disiplin kerja karena penerapan ajaran Asta Brata bersifat universal. Penerapan ajaran Asta Brata ini memang sangat baik untuk diterapkan sebagai upaya dalam meningkatkan disiplin kerja kepala sekolah dan guru. Kata Kunci : Ajaran Asta Brata, Keepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan sumber daya manusia dalam meningkatkan disiplin kerja. Pendidikan juga merupakan investasi dalam pembangunan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan, disiplin kerja dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam meningkatkan disiplin kerja yang ingin maju dalam segala lini. Pemimpin merupakan fungsi kebijaksanaan dan keberanian, sebagai tokoh, bagaikan api menerangi, dan mencintai sesama manusia, tidak membenci siapapun, dermawan bagi rakyatnya (dalam suka dan duka) dan melayani kebutuhan masyarakatnya (umat manusia). Pemimpin dilantik/dinobatkan untuk kejayaan Negara, memperoleh kecemerlangan (sifat Kedewataan), melindungi warga Negaranya, melindungi rakyat, cendekiawan, menjaga kehormatan wanita 2

3 sebagai jaminan keselamatan bangsa. Sifat-sifat seorang pemimpin berani (seperti pahlawan) memperbaiki dan melindungi kepemimpinan mendapat dukungan masyarakat dan bangsanya (Titib, 2003 : 471). Keberhasilan seorang pemimpin pada hakekatnya berkaitan dengan tingkat kepedulian seorang pemimpin terlihat terhadap kedua orientasi, yaitu apa yang telah dicapai oleh organisasi seperti : pencapaian visi dan misi, pendanaan, kemampuan adaptasi dengan program-program inovatif dan sebagainya dan bagaimana pembinaan terhadap organisasi seperti : berkaitan dengan variabel kepuasan bawahan, motivasi dan semangat dalam meningkatkan disiplin kerja para pegawai. Dengan demikian dapat menilai keberhasilan suatu kepemimpinan lebih jauh dapat mengevaluasi keberhasilan seorang pemimpin dalam meningkatkan disiplin kerja kerja di sebuah instansi. Dari isu dan fenomena pada latar belakang tersebut terlihat jelas pentingnya seorang kepala sekolah memiliki nilai-nilai kepemimpinan yang bisa diaplikasikan dalam usaha meningkatkan disiplin kerja guru pada suatu sekolah guna tercapainya visi dan misi sekolah. Kini sudah saatnya pemimpin/kepala sekolah menerapkan ajaran kepemimpinan Asta Brata dalam meningkatkan disiplin kerja para guru. Keuniversalan nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata itu dapat diterapkan karena tidak terikat oleh ruang dan waktu. Nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata bisa masuk dan diterapkan mencakup kedalam kepemimpinan sebuah organisasi instansi apapun. Artinya sebuah disiplin kerja guru di Sekolah Dasar dapat ditingkatkan, semua itu tak lepas dari bagaimana kepala sekolah sebagai pimpinan yang mengelola langsung menguasai dan mampu menerapkan ajaran Asta Brata yang baik dan mampu mengaplikasikan kedalam praktek nyata dalam melaksanakan tugas sebagai seorang kepala sekolah. Nilai-nilai universal yang ada pada kepemimpinan Asta Brata yang tidak terkait oleh ruang dan waktu perlu diterjemahkan dalam bentuk yang lebih kongkrit sehingga penerapan ajaran Asta Brata bisa masuk dan diterapkan dalam meningkatkan disiplin kerja guru. Dengan demikian nilai-nilai luhur yang dapat dalam Asta Brata tetap menjiwai seorang pemimpin. 3

4 Dari latar belakang tersebut, maka hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam, bahwa persoalan penerapan ajaran Asta Brata dalam meningkatkan disiplin kerja guru Sekolah Dasar khususnya di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan itu merupakan persoalan yang sangat penting untuk dilaksanakan karena meningkatnya disiplin kerja guru yang baik maka hasil kerja yang diharapkan akan dapat ditingkatkan. Memahami nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata agar didalam memberi perintah kepada bawahan dapat diterima serta bawahan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan organisasi dalam sebuah instansi dapat tercapai secara efektif dan efisien. METODE Secara metodelogis penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dan jenis penelitian kualitatif deskriptif.penelitian dilakukakn di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan. Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penggalian data secara langsung dari sumbernya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber ke dua. Berkaitan dengan penelitian tentang penerapan ajaran Asta Brata dalam kepemimpinan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan, data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan sumber dokumenter dalam bidang kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar, sedangkan sumber perpustakaan diperoleh dari kepustakaan ajaran Hindu yang memuat Asta Brata dan kepemimpinan Hindu. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori Teori Analisis Konten (Meteode Analisis Isi) dari Vredenbreght, teori Fungsionalisme Strutural dengan Skema Agil yang ditemukan Talcott Parsons, Teori Sosialisasi atau Teori Belajar dari Edwin H. Sutherland. 4

5 HASIL ANALISIS Hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Dari hasil analisis data wawancara penelitian tersebut diatas, dapat ditemukan peningkatan kinerja guru melalui penerapan ajaran Asta Brata, yang nantinya ajaran tersebut diharapkan dapat menjadi norma dan tolak ukur guru dalam meningkatkan kinerja pada dirinya dan pada diri orang lain. Lebih jelas tentang penerapan ajaran Asta Brata yang tercermin dalam peningkatan kinerja guru dari hasil analisis data wawancara penelitian adalah sebagai berikut yaitu : (1) Keberanian, keadilan dan bijaksana merupakan sifat yang harus dimiliki bagi seorang kepala sekolah. Berani, adil dan bijaksana adalah cermin seorang kepala sekolah yang memiliki dedikasi tinggi. Menjadi seorang kepala sekolah harus berani, adil dan bijaksana demi menegakkan kebenaran dalam melaksanakan tugasnya. Keberanian, keadilan dan bijaksana merupakan norma yang perlu dipegang teguh bagi seorang kepala sekolah. Dengan demikian bagi seorang kepala sekolah sudah sepatutnya berlaku berani, adil dan bijaksana demi melaksanakan swadharmanya sebagai abdi Negara. Bagi seorang kepala sekolah yang tidak memiliki keberanian, keadilan dan kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya adalah bagaikan seekor harimau yang sudah kehilangan taringnya, tidak lagi memiliki semangat yang tinggi untuk bekerja dan mempengaruhi bawahannya. Penerapan konsep keberanian, keadilan dan bijaksana dalam kepemimpinan Asta Brata tercermin dalam disiplin kerja guru sebagai norma yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah atau pemimpin, terdapat pada kepemimpinan Yama Brata. Dalam kepemimpinan Yama Brata, seorang kepala sekolah hendaknya meneladani sifat-sifat Dewa Yama, yaitu berani menegakkan keadilan, dan bijak menurut hukum atau peraturan yang berlaku dalam melaksanakan tugas dan kewajiban demi kebenaran. Sifat-sifat yang dimiliki Dewa Yama dapat dijadikan suritauladan bagi guru dan kepala sekolah yang ingin meningkatkan disiplin dan etos kerja untuk mencapai tujuan. (2) Kearifan, dan kewibawaan sebagai norma yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah adalah merupakan swadharma seorang pemimpin dalam 5

6 melaksanakan tugasnya. Seorang kepala sekolah dalam melakukan swadharmanya dengan benar harus mampu berlaku arif dan berwibawa. Seorang kepala sekolah yang arif dan berwibawa akan dihormati dan dikagumi oleh gurunya. Dengan kearifan dan kewibawaan, seorang kepala sekolah akan mendapat simpati dari yang dipimpinnya dan bawahan akan menjadi patuh serta tunduk kepada apa yang diperintahkan oleh pemimpinnya. Penerapan ajaran Asta Brata yang tercermin dalam peningkatan kinerja guru sebagai norma dalam bertindak dan bersikap tidaklah hanya berguna bagi pemimpin atau calon pemimpin, tetapi berguna juga bagi setiap orang guru termasuk pula menjadi anggota yang dipimpin. Dengan mengerti dan menerapkan ajaran kepemimpinan universal dalam Asta Brata, maka seorang kepala sekolah akan mengerti bagaimana seharusnya seorang pemimpin berbuat, demikian pula bagaimana seharusnya seorang anggota patuh pada pemimpinnya. (3) Semangat, Efektif dan Efisien, berbagai usaha untuk meningkatkan kinerja guru patut dilakukan bagi seorang kepala sekolah. Usaha untuk meningkatkan disiplin kerja merupakan cita-cita semua kepala sekolah dan guru. Semangat, efektif dan efesien sikap yang patuh dimiliki oleh kepala sekolah dan guru. Bagi kepala sekolah dan guru yang tidak memiliki sifat-sifat semangat, efektifitas dan efesien maka akan sulit dalam meningkatkan disiplin kerjanya. Dengan memiliki sifat-sifat seperti itu maka seorang kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya akan menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan disiplin kerja. Nilai-nilai semangat, efektif dan efesien dalam penerapan ajaran Asta Brata terdapat pada kepemimpinan Surya Brata. Penerapan ajaran dalam Surya Brata dikatakan hendaknya seorang pemimpin memiliki sifat-sifat sepeti matahari (Surya) yang mampu memberikan semangat dan kekuatan yang efektif,efesien pada kehidupan yang penuh dinamika dan bagai sumber energi dalam bekerja. Penerapan ajaran Surya Brata dalam upaya meningkatkan disiplin kerja guru sangatlah baik untuk diterapkan. (4) Penerangan dan empati adalah suatu sikap yang perlu dimiliki bagi seorang pemimpin atau kepala sekolah. Sifat penerangan yang dimiliki bagi 6

7 seorang kepala sekolah harus mampu memberikan penerangan bagi guru yang dipimpin atau para bawahannya yang berada dalam kegelapan atau kebodohan. Sedangkan sifat empati itu sendiri adalah menggambarkan perasaan seorang atau pemimpin pada orang lain atau orang yang dipimpinnya. Sikap empati lebih memusatkan perhatian pada perasaan diri sendiri untuk orang lain diluar dirinya. Dengan kata lain empati adalah suatu sikap yang lebih memusatkan perasaannya pada kondisi orang lain atau lawan bicaranya. Empati juga berhubungan dengan bagaimana orang lain merasakan diri kita, baik masalah kita maupun lingkungan kita. Empati merupakan kondisi penting untuk mengembangkan komunikasi sosial yang bermakna. Nilai-nilai penerangan dan empati dalam penerapan ajaran Asta Brata tercermin dalam disiplin kerja guru sebagai norma atau aturan terdapat pada kepemimpinan Candra Brata. Kepemimpinan Candra Brata dikatakan seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat seperti bulan yaitu mampu memberikan penerangan dan penuh empati pada rakyatnya atau orang yang dipimpinnya. Penerangan dengan penuh empati diberikan pada orang yang berada dalam kegelapan atau kebodohan dan menampilkan wajah yang penuh kesejukan dan penuh simpati sehingga masyarakat atau orang yang dipimpinnya merasa tentram dan hidup nyaman dan dapat bekerja dengan tenang. (5) Rendah Hati dan Moral Yang Luhur, ibaratkan badan fisik, yang terdiri dari sistem, organ dan bagian-bagian yang berbeda. Apabila semua sistem, organ dan bagian-bagian bekerja dengan selaras, dan bagian-bagian dalam kondisi yang baik, tentu semuanya berjalan dan bekerja dengan baik. Demikian pula suatu instansi atau lembaga yang terdiri dari sistem, guru dan bagian-bagian, apabila semua sistem, guru dan bagian-bagian dalam kondisi disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, maka dapat bekerja dengan selaras dalam mencapai tujuan. Dalam meningkatkan kinerja, kerja guru pada suatu satuan pendidikan seorang kepala sekolah harus memiliki sifat rendah hati dan moral yang luhur untuk ditiru oleh yang dipimpinnya. Dalam Asta Brata sifat rendah hati dan moral yang luhur tercermin dalam kepemimpinan Vayu Brata. Dalam sifat kepemimpinan Vayu Brata terdapat 7

8 norma bahwa seorang kepala sekolah hendaknya ibarat angin, senantiasa memberikan kesejukan dan kesegaran dengan berintegritas tinggi, moral yang luhur, serta obyektif dan mempunyai wawasan yang jauh ke masa depan ditengahtengah para gurunya dan selalu turun kebawah dengan rendah hati untuk mengenal denyut kehidupan dan gerak kerja para guru yang dipimpinnya. (6) Teguh pendirian dan rela berkorban suatu nilai sikap orang yang memiliki ketetapan hati dan iklas hati dengan kehendak sendiri. Teguh pendirian karena benar dan rela mengabdi (tanpa pamrih) artinya orang yang memiliki sikap yang mudah menyerah dalam bekerja dan memiliki kemampuan untuk menghadapi rintangan atau tugas yang berat dalam mewujudkan suatu tujuan. Dengan melaksanakan tugas sebagai abdi Negara seorang kepala sekolah harus mempunyai sikap teguh dan rela mengabdi pasti akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa ada perasaan mengeluh dan terbebani. Nilai-nilai teguh pendirian dan rela mengabdi dalam kepemimpinan Asta Brata tercermin pada disiplin kerja guru dapat digambarkan dalam Kuwera Brata dan Bumi (Danada), bahwa dikatakan seorang kepala sekolah dan guru hendaknya memiliki sifat-sifat utama dari bumi yang teguh, dan rela mengabdi menjadi landasan berpijak dan memberi segala yang dimiliki untuk kesejahtraan umum. Dengan sifat keteguhan dan rela mengabdi sebagai landasan berpijak bagi seorang kepala sekolah dan guru dalam bekerja maka dalam melaksanakan tugas dan kewajiban tidak lagi ada keragu-raguan. Sifat-sifat demikian juga bisa dijadikan contoh bagi kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan disiplin kerjanya. Dalam upaya meningkatkan disiplin kerja kepala sekolah atau pemimpin, penerapan ajaran yang ada pada kepemimpinan bumi (Dananda) dalam Asta Brata tersebut sangatlah baik. (7) Berwawasan Luas, Berinisiatif, Kreatif, dan Inovatif, bagi seorang kepala sekolah dan guru memiliki wawasan luas, berinisiatif,kreatif dan inovatif adalah sangat penting. Dengan memiliki wawasan yang luas, berinisiatif, kreatif dan inovatif maka akan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Begitu juga sebaliknya kepala sekolah yang tidak memiliki wawasan yang luas, berinisiatif, kreatif dan inovatif akan selalu kesulitan dalam melaksanakan tugas dan 8

9 kewajibannya. Dengan berwawasan luas kepala sekolah dan guru akan semakin maju dalam bekerja. Berinisiatif seorang kepala sekolah akan selalu memiliki akal dalam mengatasi kesulitan saat menjalani tugas dan kewajibannya. Begitu juga kepala sekolah yang selalu kreatif dan inovatif tidak akan cepat bosan dalam bekerja. Dengan memiliki sifat-sifat tersebut seorang kepala sekolah akan selalu disiplin dalam bekerja. Nilai-nilai berwawasan luas, berinisiatif, kreatif dan inovatif dalam penerapan ajaran Asta Brata tercermin pada disiplin kerja guru terdapat pada kepemimpinan varuna Brata. Dalam kepemimpinan Varuna Brata terdapat nilainilai sebagai norma bahwa seorang guru atau pemimpin hendaknya bersifat seperti samudra yaitu memiliki wawasan yang luas, berinisiatif, kreatif dan inovatif sehingga mampu mengatasi setiap gejolak dalam tugas dengan baik, penuh kearifan dan bijaksana. Dengan menerapkan sifat-sifat kepemimpinan Varuna Brata seorang kepala sekolah dan guru tidak akan pernah merasa kesulitan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Penerapan ajaran Varuna Brata dalam diri akan dapat meningkatkan disiplin kerja. (8) Kemuliaan, dan Tanpa Pilih Kasih, kepala sekolah dan guru yang memiliki sifat kemuliaan dan tanpa pilih kasih adalah seorang kepala sekolah dan guru yang memiliki keluhuran budhi. Sifat kemuliaan dan tanpa pilih kasih pada manusia adalah cermin dari sifat-sifat dewa. Dengan sifat kemuliaan dan tanpa pilih kasih hendaknya seorang kepala sekolah dan guru selalu bersyukur, mengingat hanya dilahirkan menjadi manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang kurang baik. Untuk itu apapun yang terjadi, seberat apapun tugas dan kewajiban yang dibebankan kalau seorang kepala sekolah dan guru memiliki sifat kemuliaan dan tanpa pilih kasih, maka tugas yang dibebankan padanya pasti akan dapat dilakukan dengan baik. Nilai-nilai kemuliaan dan tanpa pilih kasih dalam kepemimpinan Asta Brata tercermin pada disiplin kerja guru terdapat pada penerapan ajaran Agni Brata dikatakan seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat kemuliaan, tanpa pilih kasih dari apa yaitu mendorong gurunya untuk berpartisipasi dalam pembangunan, tegak dalam prinsif dan menindak/menganguskan yang bersalah 9

10 tanpa pilih kasih. Mampu membedakan perbedaan dengan permusyawaratan dan pandai berdiplomasi, menyerap aspirasi bawahannya. Penerapan ajaran Agni Brata sebagai norma dalam meningkatkan disiplin kerja guru sangatlah tepat untuk diterapkan dalam suatu saatuan pendidikan. Dengan menerapkan kepemimpinan Agni Brata sebagai norma dalam suatu satuan pendidikan akan dapat mendorong para gurunya untuk meningkatkan disiplin kerja. TEMUAN Dari hasil analisis data wawancara ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam menerapkan ajaran Asta Brata sebagai upaya meningkatkan kinerja guru. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah sebagai berikut : (1) Pendekatan Kontributif, pendekatan yang dilakukan dengan cara menseleksi buku-buku teks wajib tentang kepemimpinan Hindu (kepemimpinan Asta Brata) atau anjuran atau aktivitas-aktivitas tertentu bagi para bawahannya (guru). (2) Pendekatan Aditif, mengambil bentuk penambahan muatan-muatan, ajaran-ajaran kepemimpinan Asta Brata kedalam setiap tindakan yang dilakukan kepala sekolah dan guru dari satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kinerja tanpa mengubah struktur dasar yang sudah ada, seperti tema-tema toleransi, koeksistensi, pro-eksistensi, kerjasama, saling menghargai, saling memahami antar kepala sekolah yang satu dengan kepala sekolah yang lain, etnis, suku, budaya yang berbeda yang ada dalam satu kepemimpinannya. (3) Pendekatan transpormatif yang berupaya mengubah struktur organisasi kerja dan mendorong kepala sekolah untuk melihat dan meninjau kembali konsep-konsep kerja isu-isu lama, kemudian memperbaharui pemahaman dari berbagai perspektif dan sudut pandang para kepala sekolah yang disesuaikan dengan nilai kepemimpinan Asta Brata. (4) Pendekatan aksi sosial, yaitu pengkombinasian pendekatan transformatif dengan aktivitas-aktivitas yang berupaya untuk melakukan perubahan kearah disiplin kerja. Seperti yang berhubungan dengan isu-isu disiplin kerja kepala sekolah perlu ditingkatkan dengan dimulai dari unsur pimpinan, dimana seorang kepala sekolah menuntun para gurunya untuk mampu berperan aktif memecahkan masalah sesuai 10

11 dengan kapasitasnya. Keempat pendekatan ini disebutnya pendekatan dekonstruktif, yang dipahami sebagai kritik konstruktif, interogasi, pembongkaran sekaligus rekontruksi rekontruksi pengetahuan oleh para kepala sekolah. SIMPULAN Dilihat dari penerapan ajaran Asta Brata tercermin dalam kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan terdapat beberapa nilai diantaranya yaitu; 1) penerapan ajaran kearifan, dan kewibawaan sebagai norma yang terdapat dalam kepemimpinan Indra Brata, 2) peenerapan ajaran keberanian, keadilan dan bijaksana sebagai norma terdapat dalam kepemimpinan terdapat pada kepemimpinan Yama Brata, 3) penerpan ajaran semangat, efektif dan efesien dalam kepemimpinan Asta Brata terdapat pada kepemimpinan Surya Brata, 4) penerpan ajaran penerangan dan empati sebagai norma terdapat pada kepemimpinan Candra Brata, 5) penerpan ajaran rendah hati dan moral yang luhur tercermin dalam kepemimpinan Vayu Brata, 6) penerapan ajaran teguh pendirian dan rela mengabdi terdapat pada kepemimpinan Kuwera Brata dan Bumi (Danada), 7) penerapan ajaran berwawasan luas, berinisiatif, kreatif dan inovatif sehingga mampu mengatasi setiap gejolak dalam tugas dengan baik, penuh kearifan dan bijaksana, terdapat dalam kepemimpinan Varuna Brata, 8) penerapan ajaran kemuliaan dan tanpa pilih kasih terdapat pada kepemimpinan Agni Brata. Kendala yang dihadapi dalam penerapan ajaran Asta Brata dalam hubungannya dengan kepemimpinan Kepala Sekolah untuk meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan yaitu; dimensi integrasi nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata, dimensi konstruksi pengetahuan tentang nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata, dimensi pengurangan prasangka terhadap nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata, aplikasi diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik, isi aplikasi nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata perlu didesain agar relevan dengan kreakteristik teman 11

12 kepala sekolah yang lain, menyediakan media dan sumber belajar tentang kepemimpinan Asta Brata Dampak yang dapat ditimbulkan dalam penerapan ajaran Asta Brata dalam hubungannya dengan kepemimpinan Kepala Sekolah untuk meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan yaitu; 1). Dampak terhadap penerapan ajaran sikap dan prilaku, 2).Dampak nilai personal dan sosial, 3). Dampak nilai subjektif dan objektif. Beberapa hal tersebut masih relevan sekali dalam kontek pengelolaan Disiplin kerja karena penerapan ajaran Asta Brata bersifat universal.penerapan ajaran Asta Brata ini memang sangat baik untuk diterapkan sebagai upaya dalam meningkatkan disiplin kerja kepala sekolah dan guru. SARAN Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang telah disajikan dari Bab- Bab sebelumnya, saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut : (1) Mengingat ajaran Asta Brata mengandung banyak petuah dalam hal kepemimpinan, maka setiap pemimpin, termasuk kepala sekolah hendaknya mempelajari dan memahami ajaran Asta Brata. (2) Kepala Sekolah diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata sebagai motivator diri dan guru dalam meningkatkan disiplin kerja pada suatu satuan pendidikan. Sehingga dengan demikian kinerja guru dapat ditingkatkan untuk mencapai tujuan visi dan misi yang telah diprogramkan. (3) Kepada para guru yang disiplin kerjanya masih kurang agar bisa lebih ditingkatkan lagi, dengan menerapkan ajaran Asta Brata sebagai dasar pijakan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. UCAPAN TERIMA KASIH Selesaianya penelitian dan penulisan ini sesungguhnya berkat bantuan dari beberapa pihak, baik moral maupun material, untuk itu penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, antara lain (1) Prof. Dr. 12

13 I Made Titib,Ph.D, Rektor Insitut Hindu Darma Negeri Denpasar sekaligus sebagai Pembimbing I atas segala fasilitas dan kemudahan yang diberikan selama ini serta telah banyak mmemberikan bimbingan dalam penulisan ini. (2) Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija,M.Si, Direktur Program Pasca Sarjana Insitut Hindu Darma Negeri Denpasar atas dorongan dan support serta kesempatan yang telah diberikan kepada penulis. (3) Dr. I Gede Suwindia,S.Ag.MA, Asisten Direktur I Bidang Akademik sekaligus sebagai Pembimbing II yang telah memberikan pelayanan akademik dan arahan kepada penulis yang juga dengan sabar dan telah banyak memberikan bimbingan dalam penulisan ini. (4) Drs. I Nyoman Temon Astawa,M.Pd, Ketua Program Studi Dharma Acarya Program Pasca Sarjana Insitut Hindu Darma Negeri Denpasar atas dorongan, bimbingan, dan kemudahan yang diberikan selama ini. (5) Para dosen penguji Tesis Program Studi Dharma Acarya Program Pasca Sarjana Insitut Hindu Darma Negeri Denpasar dengan kerendahan hati memberikan masukan demi perbaikan karya tulis ini. (6) Para dosen beserta staf Program Studi Dharma Acarya Program Pasca Sarjana Insitut Hindu Darma Negeri Denpasar yang banyak memberikan peengetahuan, menuntun dan membantu penulis selama perkuliahan. (7) Rekan-rekan karyasiswa Program Studi Dharma Acarya Program Pasca Sarjana Insitut Hindu Darma Negeri Denpasar yang telah banyak memberikan masukan materi ini. (8) Para informan dan semua pihak yang memberikan informasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. (9) Keluarga yang telah memberikan dorongan atau dukungan moral guna dapat menyelesaikan pendidikan Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. (10) Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. DAFTAR PUSTAKA Ariasna, Ketut, Gde Kepemimpinan Hindu. Surabaya : Paramita. As'ad, Moh Kepemimpinan Efektif Dalam Perusahaan: Suatu Pendekatan Psikologik. Yogyakarta: Liberty. Budiono, Kamus Besar Bahasa Indonesia Baku. Surabaya : Alumni. 13

14 Bungin, Burhan Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Kencana. Djumransyah,H.M Filsafat Pendidikan. Malang : Bayumedia Publishing. Echols, John M dan Hassan Shadily Kamus Inggris-Indonesia (An English Indonesia Dictionary). Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Fathoni, Abdulrahmat Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Rineka Cipta. Handoko Manajemen Personal dan Sumberdaya Manusia. Yogjakarta : BPFE, Anggota IKAPI. Jiwa Hubungan Tipe Kepemimpinan dan Motif Berprestasi Kepala Sekolah dengan Guru SLTP Negeri se Kabupaten Tabanan. Tesis Program Pascasarjana (S2) Universitas Muhamdyah Hamka. Jakarta. Kartono Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT RajagrafindoPersada. Kutha Ratna, I Nyoman Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme : Perspektif Wacana Naratif. Yogjakarta : Pustaka Pelajar. Kutha Ratna, I Nyoman TeoriMetodelogi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogjakarta : Pustaka Pelajar. Mulyana, Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Dedy Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya. Narwoko, J. Dwi Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta : Prenada Media. Pudja, Gede Manawa Dharma Sastra Veda Smerti, Compendium Hukum Hindu. Proyek Pengadaan Kitab Suci Hidu Departemen Agama RI. Ridwan Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabetha. Siagian, Sondang P Manajemen Strategik. Jakarta : Bumi Aksara. Siagian, Sondang P Filsafat Administrasi. Jakarta : Bumi Aksara. 14

15 Sudibya I Gede Hindu Menjawab Dinamika Zaman. Denpasar : PT Bali Post. Suhardana, K.M Niti Sastra, Ilmu Kepemimimpinan stau Manajemen Berdasarkan Agama Hindu. Surabaya : Paramita. Syafiie. Inu Kencana Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung : PT Defik Aditama. Titib, I Made, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya : Paramita. Titib dan Supariani, Pendidikan Budi Pekerti dan Keutamaan Manusia. Surabaya : Paramita. Titib, I Made, Ithiasa Ramayana da Mahabharata (Viracarita) Kajian Kritis Sumber Ajaran Agama Hindu. Surabaya : Paramita. Thoha Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Tresna Revitalisasi Nilia-nilai Kepemimpinan Asta Brata Dalam Mewujudkan Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 1 Semarapura. Tesis yang belum dipublikasikan. IHDN Denpasar. Triguna, I B, Yudha Sosiologi Hindu. Jakarta. Dirjen Bimas Hindu dan Budha. Wadsworth, Walter, J Kepemimpinan Memimpin Karyawan Dengan Sukses. Yogjakarta : Tugu Publiser. Widia, I Gusti Made Ramayana. Denpasar : Bali Post. Wiratmadja, Adia Kepemimpinan Hindu. Yayasan Darma Naradha. Wahab, Abdul Azis Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, Telaah terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta. Koentjaraningrat Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT Gramedia Utama Sedamayanti Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Dilema Press 15

16 Sianipar, J.P.G. dan A M Entang Teknik-teknik Analisis Manajemen. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara- Republik Indonesia. Suhardana, Drs. K. M Panca Sradha Lima Keyakinan Umat Hindu. Denpasar : Paramita Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Warjana, I Nyoman Dharmagita TP. Depag Yudha Triguna, Ida Bagus, dkk Kerja dan Swadharma : Studi Teks Adisastra Hindu. Fakultas Ilmu Agama : Widya Dharma. 16

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA