Bagaimana cara penanganan yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran di laboratorium

Proses kimia secara khusus riskan terimbas bahaya ledakan, kebakaran dan tekanan berlebih (over pressurization). Laboratorium kimia memiliki prosedur di tempat untuk membantu mencegah dan memproteksi laboratorium dari kebakaran. Meskipun demikian, kecelakaan tak terduga tetap dapat terjadi. Adanya sumber-sumber pemantik (ignition sources) seperti pembakar gas (gas burners), plat panas (hot plates) dan material piroforik, termasuk pula di dalamnya senyawa kimia yang memiliki sifat berubah-ubah (inherent volatility); seluruh hal tersebut memicu risiko signifikan timbulnya kebakaran.

Ruang penyimpanan (storage) dan tangki atap (roof-tanks) mendatangkan ancaman berisiko tinggi terhadap pabrik penyimpanan kimia dan petrokimia (chemical and petrochemical storage plants). Serupa hal tersebut, sungkup asap laboratorium (fume hoods) dan kotak sarung tangan (glove boxes) membantu mengendalikan risiko terhirupnya asap. Meskipun demikian, hal-hal tersebut tak banyak memberi proteksi kebakaran. Percikan api (spark) atau kenaikan suhu akibat ketidakstabilan sistem dapat memicu terjadinya bencana. Sekali tersulut, api atau ledakan dapat menyebar lewat pemipaan dan sistem lainnya, hingga terjadi rantai api atau ledakan di seluruh area fasilitas.

Mendeteksi api dari sumbernya merupakan hal yang sangat penting untuk mengurangi risiko cedera personel laboratorium maupun kerusakan pada aset dan operasi utama. FirePro memberikan pendeteksian dan pencegahan kebakaran yang dapat dipesan lebih dahulu (bespoke), untuk sejumlah besar aplikasi pemrosesan dan laboratorium. Kami mampu melindungi peralatan kunci (key equipment) dengan mendeteksi dan mencegah kebakaran sejak dini. FirePro mencegah penyebaran api dan menyediakan sistem pencegah kebakaran berbasis air (water-based) di tiap petak tanah dan lapis bangunan hingga mampu mencegah kerusakan kolateral.

Kebakaran yang terjadi di gedung atau tempat kerja merupakan resiko yang harus diminimalkan. Sebab efeknya bakal menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan. Sekalipun gedung atau tempat kerja juga telah dilindungi asuransi, namun tetap saja langkah pencegahan harus dilakukan. Sebab dengan begitu proses kerja yang ada dalam perusahaan bisa terus berlangsung, tanpa perlu ada hambatan karena mengalami insiden ini.

Nah untuk mencegah terjadinya kebakaran di pabrik, gedung atau tempat kerja, perusahaan perlu menerapkan manajemen keselamatan kebakaran yang tepat. Berikut manajemen pencegahan kebakaran yang bisa dilakukan.

1. Identifikasi Bahaya Kebakaran

Ya, inilah langkah yang perlu pertama kali dilakukan. Dengan melakukan identifikasi terhadap potensi penyebab kebakaran yang mungkin timbul. Seperti dengan mengidentifikasi sumber api yang mungkin berasal dari bahan yang mudah terbakar.

Selain itu dengan melihat kondisi tempat yang dijadikan sumber panas di tempat kerja. Misalnya pada colokan listrik dan soket. Jika kondisinya berubah warna atau hangus, berarti hal itu perlu diwaspadai. Demikian juga jika terdapat tanda bekas terbakar pada meja atau kursi karena misalnya terkena rokok, maka hal itu pun perlu diidentifikasi sebagai salah satu tempat yang diwaspadai.

Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah untuk terbakar. Termasuk juga untuk peralatan maupun perlengkapan di tempat kerja. Perhatikan juga bagaimana bahan bangunan dan struktur bangunan. Semua barang yang bisa berkontribusi terhadap penyebaran api ini juga harus diidentifikasi.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana mengidentifikasi sumber oksigen yang bisa memudahkan terjadinya kebakaran. Misalnya saja, Anda bisa identifikasi bagaimana aliran udara alam melalui pintu, dan jendela. Dengan melakukan identifikasi ini, Anda bisa mendapat gambaran yang komprehensif bagaimana potensi kebakaran di tempat kerja itu mungkin terjadi.

2. Identifikasi Orang yang Berisiko Terkena Kebakaran

Bukan hanya identifikasi tempat kerja, bahan, dan peralatan, perusahaan juga perlu melakukan identifikasi terhadap orang-orang yang mungkin beresiko terkena dampak jika kebakaran terjadi. Yang perlu diidentifikasi adalah siapa saja yang mungkin terkena kebakaran, berapa jumlahnya. Hal ini bukan hanya pada karyawan, tapi juga pada konsumen, tamu, maupun rekanan.

Selain itu perlu diidentifikasi juga secara jelas orang-orang yang mungkin akan mengalami kesulitan untuk  dievakuasi ketika kebakaran terjadi. mereka ini bisa konsumen yang sudah lanjut usia, konsumen yang memiliki kekurangan fisik, anak-anak, dan juga petugas cleaning service, petugas keamanan, petugas pemeliharaan yang mungkin berada di ruang yang terisolasi.

3. Lakukan Evaluasi dan Pengurangan Resiko

Pada tahap ini, proses asesmen atau penilaian potensi kebakaran kerja sudah dilakukan. Nah, langkah selanjutnya adalah dengan mengevaluasi bagaimana kemungkinan titik awal api muncul. Kemungkinan ini bisa dilakukan dengan melihat semua potensi bahaya munculnya api seperti sudah diidentifikasi sebelumnya.

Bila perlu, pada tahap ini dilakukan uji coba dengan menyalakan api pada tempat yang diduga bisa mudah terbakar. Dengan begitu, Anda bisa langsung mendapatkan gambaran bagaimana ketika kondisi itu terjadi. Sehingga Anda bisa perhitungkan seberapa cepat api itu akan menyebar ke bagian yang lain.

Nah, setelah Anda melakukan uji coba ini, Anda jadi tahu apa yang harus dilakukan agar jangan sampai bahaya kebakaran itu muncul. Anda bisa mengambil langkah-langkah untuk mengurangi resiko terjadinya kebakaran. Yang bisa dilakukan seperti:

  • Mengurangi potensi sumber api
  • mengurangi atau menghilangkan bahan yang mudah terbakar
  • melakukan pengaturan aliran udara agar tidak mempercepat penyebaran api
  • dan juga termasuk perlu dipikirkan kemana orang-orang perlu berlari jika sampai kebakaran terjadi.

Prinsipnya adalah tingkat tindakan keselamatan kebakaran yang diambil di tempat kerja harus sebanding dengan risiko kebakaran yang mungkin timbul. Artinya, semakin tinggi risiko kebakaran, maka semakin tinggi standar langkah-langkah keselamatan kebakaran yang diperlukan.

4. Dokumentasikan, Rencanakan, Informasikan, Instruksikan dan Lakukan Pelatihan

Pada tahap keempat manajemen keselamatan kebakaran di tempat kerja meliputi proses tersebut. Jadi berbagai temuan dalam identifikasi maupun tindakan yang diambil harus didokumentasikan dan disimpan dengan baik. Dengan begitu, proses yang dijalankan untuk mencegah kebakaran di tempat kerja dapat terdata dengan baik. Memang untuk melakukan semua ini, perlu ada karyawan yang melakukannya. Staf inilah yang bertugas untuk mengawal semua proses pencegahan kebakaran di tempat kerja.

5. Lakukan Penilaian Resiko secara Teratur

Benar, penilaian risiko keselamatan kebakaran harus dilakukan secara teratur. Dengan begitu, kondisi keselamatan kebakaran ini dapat terkontrol dengan baik. Jika misalnya terjadi perubahan yang membuat resiko terjadinya kebakaran meningkat, hal itu juga dengan mudah dapat diketahui.

Nah, inilah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan manajemen pencegahan kebakaran di tempat kerja. Jika proses ini dilakukan dengan benar, konsisten, dan berkelanjutan, tempat kerja yang aman seperti yang diharapkan bisa tercapai.

You're Reading a Free Preview
Pages 4 to 6 are not shown in this preview.

Aktivitas yang dilakukan di laboratorium kimia biasanya menggunakan bahan kimia, peralatan gelas, dan instrumentasi khusus yang dapat memungkinkan terjadinya kecelakaan yang dapat membahayakan keselamatan praktikan.

Pembakar spritus merupakan alat kimia yang dapat menyebabkan kebakaran jika tidak berhati-hati menggunakannya. Oleh karena itu, spritus tidak boleh tumpah di atas meja dan selang penyambung aliran gas pada bunsen harus terikat kuat dan tidak boleh lepas. Apabila terjadi kebakaran akibat penggunaan pembakaran spritus, hal yang perlu dilakukan adalah:

  • Gunakan alat pemadam api ringan (APAR) untuk memadamkan api (api kecil).
  • Matikan sumber arus listrik atau gardu utama agar tidak mengganggu upaya pemadaman.
  • Lokalisasi api supaya tidak merembet ke arah bahan mudah terbakar lainnya.
  • Jika api membesar, segera hubungi unit pertolongan bahaya kebakaran terdekat.
  • Bersikaplah tenang dan jangan mengambil tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Jadi, langkah-langkah yang harus dilakukan jika dalam laboratorium terjadi kebakaran saat menggunakan pembakar spiritus adalah dengan sikap tenang, melakukan penanganan khusus kecelakaan kebakaran dan menguhubungi unit pertolongan kebakaran terdekat jika api membesar. 

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA